Gue membuka mata dan melihat sekitar, dibelakang bos, ada . . .
"hai bro sandi" kata macan putih itu melihat ke arah gue, kangen rasanya!!!
"mbahhh put,,,!!!" kata gue teriak kegirangan, sperti anak bocah yang dikasih mainan baru.
"hai bro sandi, apa kabar" kata mbah put, masih putih bersinar, tak berubah, macan gendutkuh..
"saya baik mbah, mbah gimana nih kabarnya," kata gue
"saya selalu baik" kata mbah put
gue bahagia melihat mbah put, lalu kemana mbah tam? Hemmm sepertinya benar kaya pak sodik, mbah tam sudah tidak ada lagi saat ini..
kami lalu mengobrol santai disana sampai sekitar jam 10 malam, niat gue dan ivan saat itu adalah menginap dirumah bos namun tak lama HP ivan berbunyi
"trinng triinnggg"
"van nih HP lu bunyi, dari istrikuh tercinta", lebay beud dah van" kata gue ketawa kecil
"ya begitulah orang yang sedang jatuh cinta san, sini teleponnya" kata ivan, gue kemudian memberikan HP itu ke ivan, ivan keluar rumah.
"perasaan gue ga enak" kata gue dalem hati.
tak lama, "sandii sann, hayu balik, ini yang telepon tadi nyokapnya cewe gue, katanya cewe gue lagi kesurupan san, hayuuu cepet" kata ivan yang paniknya ga ketulungan
"yaelah sabar, santai," kata gue
"gimana mau sabar hi, hayu cepet" kata ivan yang langsung mengambil jaket nya digantungan baju, gue lihat bos gue sedang menonton TV, posisi kami diruangan tengan.
"van, lu yakin mau keluar? ini kan kita di antah berantah yang jauh dari kota, gue ga pernah keluar dari sini malem malem lewatin hutan itu" kata gue nunjuk hutan dalam kegelapan, rumah bos gue memang jauh dari pemukiman warga, tapi tidak ada dedemit atau jin yang berani kesini. Ilmu guru gue ini memang udah tinggi.
"coba deh lu kedepan liat ada apa aja, hayulah san, kata nyokapnya cewe gue, cewe gue kaya orang gila, banting banting barang sama mau bunuh diri, hayu sebelum terlambat" kata ivan khwatir
"lu dah bilangin ke bokapnya ga? atau ada ustadz disana, kita kan jauh" kata gue
"udah san tadi, cuma sama kan nunggu, gue mau tau kondisi cewe gue, tolong san" kata ivan
sejenak gue berpikir, gue udah dibuka matanya lagi dan nanti dihutan itu banyak yang gue lihat . hadeuh dah ga bisa mikir jernih gue, karena ikutan panik sama ivan. Gue lalu berjalan ke arah bos yang sedang menonton TV.
"bos saya sama ivan pulang dulu ya, soalnya ada kendala sedikit dirumahnya" kata gue
"udah besok aja, dah malem loh" kata bos gue
"ga apa apa bos, dah saya bisa ko" kata gue,
"saya bantu bro san" kata mbah put
"yaudah hati hati, gue cuma kasih tau jangan lewat yang biasa soalnya ada genderuwo tua dijembatan. kalau udah lewatin hutan ke kiri, jangan kenan ya" kata bos
"yah bos jauh itu mah" kata gue
"ya terserah lu, gue mah dah kasih tau" kata bos
"yaudah bos gimana ntar ya, saya balik dulu" kata gue
ivan yang sedari tadi sudah dimotor langsung klaksonin gue "tinnnn tiinn"
"woi sabar napa, salam dulu sono" kata gue
"ouh iya lupa gue" kata ivan yang langsung turun dan lari kedalem
gue pake jaket, keluar rumah bos, melihat sekitar "ah ga da apa apa san, udah jangan takut san" kata gue dalem hati.
"dadaaahh bos" kata gue, melambaikan tangan
“hati hati ya kalian” kata bos
“siap bos” kata gue
Lalu ivan langsung tancap gas ga main aturan..
"woiii pelan pelan napa" kata gue ke ivan sewot
"gue ga bisa pelan pelan" kata ivan
diperjalan keluar rumah bos, gue melihat ada beberapa kunti yang duduk dipinggir pohon, pocong yang ada dijalan (ditabrak motor) karena si ivan gatau ada pocong disana, coba aja tau mungkin udah jadi pocong ivan lagi
sampailah dipertigaan jalan, kiri dan kanan..
"van kiri ya" kata gue
"vannn kiri woiii" kata gue agak teriak karena ivan tidak mendengarkan gue, dia langsung belok kanan
"kelamaan lewat sana, serem lagi disana banyak kuburan" kata ivan
"iya sih, tapi kata bos . . ." kta gue
"udah lah, ga apa apa disini kan ada rumah penduduk" kata ivan
"yaudah dah serah" kata gue
Just info, jalan kiri adalah hutan + kuburan keramat + kelapa sawit, disana tidak ada pemukiman warga, sementara jalan kanan ada pemukiman warga (tapi sedikit) + hutan serta jembatan tua gitu. Lagi pula bila lewat kiri kami harus lewati jalan yang cukup memutar dan jelek. Ya mungkin alasan itu yang membuat ivan lewat kanan dan akhirnya gue bertemu jin tua itu… ya sudah takdirnya kali…
sampailah kita berdua disebuah jembatan tua, dibawahnya adalah sungai kecil dan airnya tidak deras karena saat itu musim kemarau, hanya rembulan yang menerangi jalan kita saat itu serta lampu motor ivan yang sudah agak redup. tak lama, mesin motor mati. . .
"anjirrr ko mati sih" kata ivan panik
gue melihat sekitar, "van . ." kata gue
"san lu napa sih, bantu gue njir ini mana gelap, mana senter hp lu" kata ivan
"van,,," gue mundur beberapa langkah,
“kenapa sih san kenapa?” kata ivan sambil melihat gue, arah mata gue saat itu ke atas tepat di depan motor ivan
"gue bilang apa kan jangan lewat sini b*go!!!" kata gue sambil mundur, gue melihat didepan situ ada jin genderuwo sangat besar, mungkin sebesar rumah. matanya merah, melotot kearah gue. gue tidak pernah melihat jin sebesar ini sebelumnya.
gue kemudian panggil mbah put
"mbahhh dimana mbah" kata gue tanpa berkedip melihat sesosok jin besar itu, karena tidak kunjung datang, gue lalu melihat kebelakang. Mbah put ternyata dibelakang gue
"mbahh ko disitu ga serang?" kata gue
"hayo hajar bro san, saya dukung dari belakang" kata mbah put
"laaahh mbah, kebalik, mbah yang hajar mbah" kata gue
"oh iya saya lupa bro san, kebiasaan karena bro san sebelumnya tidak melihat saya" kata mbah put kedepan gue lalu..
"tapi jin ini sudah cukup tua, saya tidak bisa melawannya bro san" kata mbah put kembali ke belakang gue
gue melihat kearah motor, diatas motor ada 3-4 anak jin/tuyul berada di jok motor, sambil tertawa seperti mainan baru.
"van, dorong motornya bisa ga" kata gue berbicara pelan, kemudian saat didorong,,
'loh ko ga bisa san, duh gimana ini, kenapa sih?" kata ivan melihat sekitar
“gue merinding san” kata ivan sambil melihat bulu kuduknya bangun
“lu b*go sih, gue dah bilang jangan lewat sini” kata gue
“ya mau gimana lagi hadeuhhh” kata ivan
“coba terus nyalahin ah” kata gue, lalu ivan masih berusaha mengecek motornya itu
disaat panik itu, kami berdua seperti sudah pasrah, yang 1 sibuk sama motornya ga nyalah, yang 1 sibuk sama genderuwo besar. yang gue takut itu ludahnya, karena bisa berbau kebadan susah hilang walau sudah mandi. gue akhirnya beranikan berbicara dengan jin tomang itu, maksudnya jin genderuwo itu.
"wahai jin, apa yang kau mau? kami hanya numpang lewat saja" kata gue
"hahahahHAHAHAHAHAHAHA" dari kecil sampai besar ketawanya, dah kaya jin beneran
"ga lucu dah" kata gue
"tolong kami mau pergi, buru buru nih" kata gue
"tidak semudah itu, saya lapar, saya mau darah" kata jin itu
"namamu siapa?" kata gue
"panggil saja aku, mbah purwo" kata jin itu
tak lama kemudian, jin itu berubah bentuknya menjadi seorang kakek kakek yang agak gendut, kulitnya sawo matang, rambut putih dan hanya memakai sarung.
"mbah saya mohon, nanti aja ya darahnya, nanti saya bawain ayam deh" kata gue
"tidak, saya lapar sekarang bukan nanti" kata jin itu
"gini aja, mbah ikut ya sama kita, nanti saya beliin ayam potong gimana" kata gue
mbah purwo seperti berpikir
"baik lah" kata mbah purwo
"pergilah anak anaku" kata mbah purwo ke tuyul tuyul itu, tak lama motor menyalah dengan sendirinya
"nahhh hebat kan gue, ga sia sia gue belajar bengkel dari temen gue san, nih dah nyalah" kata ivan
"iya gimana lu aja dah" kata gue
"dah hayu cepetan" kata ivan
"tar tunggu" kata gue
"majuan dikit lu" kata gue lagi yang saat itu naik motor. Gue lihat kebelakang mbah purwo ikut naik di jok kecil dibelakang gue
"lah ini kan kita cuma berdua, ngapain kudu maju dempetan gini kaya cabe cabean yang duduk bertiga dah" kata ivan
"udah sih ikutin gue aja, ini ada yang ngikut dibelakang kita, cari ayam potong sekarang" kata gue
dan akhirnya, mbah purwo ikut dan duduk dipaling belakang motor,
"san, kita disangka homo nanti ih kalau lu deket dkeet gini" kata ivan disepanjang jalan
"mundur dikit sih" kata ivan
"nanti mbah itu jatuh gimana, bego lu jadi orang" kata gue
"ouh iya aja dah gue mah kaga lihat ini" kata ivan.
Jadilah kita dijalan bertiga, ivan sandi purwo…..
Terima kasih bagi yang sudah membaca, jangan lupa follow IG gue ya : supermansistem