Kaskus

Story

kawmdwarfaAvatar border
TS
kawmdwarfa
Sang Pemburu (Fiksi)
Halo buat semua agan-aganwati di dunia perkaskusan ini. Salam kenal dari saya selaku newbie yang juga ingin ikut meramaikan tulisan-tulisan di forum SFTH. Berhubung masih belajar dan ini juga thread pertama, mohon maaf kalau ada kesalahan di sana-sini. Monggo kalau ada agan-aganwati yang ingin ngasih saran dan juga kritik.

Ini ceritanya murni fiksi, hasil dari ngelamun pas di kamar tidur sama di WC emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin. Kalau soal update saya nggak bisa kasih jadwal. Semoga aja amanah buat nerusin ceritanya sampe selesai.
Segitu dulu aja ya, Gan. Maaf kalau terlalu formal bahasanya.

Selamat menikmati.

[SPOILER=Index]
PART 1
PART 2 : Warehouse Tragedy
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7 : Ikmal 'The Master'
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11 : Hendro and the Asses
PART 12
PART 13
PART 14 : Kuterima Suratmu
PART 15
PART 16
PART 17 : Pensi Part I I Pensi Part II
PART 18
PART 19 : Perpisahan
PART 20
PART 21 : A man with Gun
PART 22
PART 23 : Bon Bin
PART 24 : Malam yang Nggak Terlupakan Part I I Part II
PART 25
Part 26 : The Dog
PART 27
PART 28 : Wiwid, Mita dan Yesi
PART 29
PART 30 : Rob 'The Jackal' Part I Part II
PART 31
PART 32 : The Sparrow
PART 33
PART 34 : REUNION
PART 35
PART 36 : THE BARKING DOG
PART 37
PART 38
Diubah oleh kawmdwarfa 03-06-2022 09:00
tet762Avatar border
sunshii32Avatar border
anton2019827Avatar border
anton2019827 dan 20 lainnya memberi reputasi
19
33.7K
115
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
kawmdwarfaAvatar border
TS
kawmdwarfa
#78
PART 35


Ada yang tidak biasa dari salah satu dari wajah-wajah itu saat ia duduk di bar menghabiskan gelas demi gelas. Bukan. Bukan pengaruh minuman. Apa yang ia saksikan bukanlah ilusi.

Perempuan ini heran mengapa ada orang yang tiba-tiba bertingkah sok akrab dan memegang tangannya. Melihat itu, si om pasangan dansanya berang. Si om mendorongnya, tapi tak cukup untuk membuatnya pergi. Lalu si om pun melayangkan tinjunya, sebelum tersungkur limbung karena gelas minuman lebih dulu pecah di kepalanya. Suasana riuh. Musik seketika berhenti.

Rob muncul dari atas setelah sedari tadi berpesta obat-obatan. Melihat apa yang disebabkan anggotanya, ia memanggil seseorang yang mengurusi para penghibur di tempat itu.

“Kamu lihat? Dia mau perempuan itu.”

“Maaf, Mas Rob. Mungkin saya bisa carikan yang lain. Tidak akan mengecewakan, saya janji,” ucap orang itu terbata-bata. Ia tahu siapa Rob, tapi ia juga tak ingin mencoreng reputasinya. Terlebih si om pelanggannya tidak bisa dikatakan pelanggan biasa. Benar-benar situasi yang sulit.

Ia tetap membawa perempuan itu. Tidak ada yang mampu menghalanginya karena Rob. Mereka lalu keluar dari tempat itu, klub malam yang diambil alih karena persoalan hutang. Dengan mobil mereka melintasi jalan kota dini hari. Perempuan ini tidak mengeluh siapa yang harus ia layani. Lagipula orang ini baginya cukup tampan. Jauh melebihi si om pelanggannya tadi.

"Aku baru lihat kamu. Orang baru?"

"Ya."

"Aku May. Kamu, sayang?"

"Yohan."

"Dari tadi diam mulu, sayang. Ada masalah?"

Yohan tidak merasa perlu menanggapinya.

"Masalah keluarga?"

Yohan masih diam.

"Masalah sama pacar, ya?"

Yohan tetap diam.

"Ih, ditanyain diem mulu. Pasti lagi ada masalah, kan? Mau aku buat enak sekarang?"

Yohan tidak juga menjawab. Perempuan itu lantas menganggapnya sebagai bentuk izin dan bersiap untuk membenamkan kepalanya ke bawah.

"Jangan."

***


Mereka sampai di sebuah hotel. Saat sudah berada dalam kamar, lagi-lagi Yohan menghentikan May.

“Kenapa lagi?"

"Mandi"

Khawatir, May membaui badannya sendiri. Tidak asem, kok, pikirnya.

May keluar mengenakan jubah mandi yang tipis. Badannya basah dan jubah mandi itu membentuk jelas setiap lekuk tubuhnya. Ia lalu bercermin untuk memastikan sesuatu pada tubuhnya. Dalam cermin itu, pandangan mereka bertemu sesaat. May berbalik, lalu menari erotis untuk memanaskan suasana. May mendekat dan duduk di atas Yohan. Dengan rakus ia melumat leher sampai telinga.

“Jangan.”

“Kenapa lagi?” May berkata heran. Tidak pernah ada pelanggan menolak, bahkan mereka memuja kemampuan May memainkan mulutnya. Benar-benar sebuah anugerah.

“Pakai lagi pakaian kamu.”

“Kamu maunya apa, sih?!!

May mulai cemberut. Rasanya tidak ada yang mempermasalahkan apakah melakukannya dengan atau tanpa pakaian. Tapi apa boleh buat. May mengenakan satu per satu pakaiannya di depan Yohan. Ia pun tidak melihat Yohan menikmati pertunjukan itu. Yohan menunduk.

May sudah selesai dan berlutut di depan Yohan. Saat tangannya hendak membuka ikat pinggang, Yohan kembali melarangnya.

"Kamu gimana, sih?! Niat nge#e enggak?!!"

May kesal birahinya diulur-ulur. Jarang-jarang ia merasakan birahi pada pelanggannya. Seringkali hanya sekedar membuka kakinya, dan pura-pura merintih.

Yohan memandangi May. Ditambah dengan yang sekarang, entah sudah berapa kali ia dipaksa berpikir keras. Wajah May benar-benar mirip dengan Yesi. Matanya. Hidungnya.

May dibawa ke ranjang. Tapi hanya untuk tidur dan mendekap May dari belakang. May semula kesal. Tapi pada akhirnya ia mulai merasa paham akan sesuatu. Terserah laki-laki ini mau melakukan apa, toh ia dapat sekaligus beristirahat. Apalagi Yohan juga sambil memutarkan lagu yang membuatnya segera merasakan kantuk.

“Why do birds suddenly appear..”
“everytime you are near.”
“Just like me, they long to be..”
“close to you.”

“Why do stars fall down from the sky..”
“everytime you are by.”
“Just like me, they long to be..”
“close to you.”

***
Diubah oleh kawmdwarfa 03-05-2020 22:43
ariefdias
ariefdias memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.