Seorang pekerja Vermillion House menemukan sebuah Flute kuno di sebuah reruntuhan di kedalaman hutan. Reruntuhan yang dipercaya adalah peradaban dari suku pertama yang menempati tempat itu sebelum sesuatu membuat suku itu hilang atau punah. Flute itu pun dibawa ke Vermellion House dan diteliti. Penemu Flute yang memiliki nama Alfonso Gedig mengatakan kalau itu adalah Flute pengendali pikiran. Setiap nada memiliki kendali pada setiap mahkluk. Nada tinggi digunakan untuk mempercepat lajunya pertumbuhan sebuah tanaman, nada rendah digunakan untuk kendali seekor binatang dan nada sedang digunakan untuk menghukum manusia, memanipulasi pikiran manusia dan sebagai alat untuk introgasi. Namun Alfonso tidak hanya menemukan flute dia juga menemukan secarik kertas dengan gambaran tangga nada yang aneh yabg dipercaya hanya bisa diterjemahkan oleh suku asli. Lagu itu mungkin merupakan sebuah lagu yang digunakan untuk mengontrol pikiran seekor monster dan monster itu juga yang bertanggung jawab atas hilangnya suku asli reruntuhan itu.

Beberapa bulan setelah penemuan flute itu seorang perempuan bernama Qrina Losaga mengaku bahwa dirinya merupakan keturunan terakhir yang berhasil selamat dari serangan Greatios. Seekor naga agung yang sudah lama tidur di tanah suku Meredian. Mind Flute diberikan kepada suku kami untuk mengendalikan Greatios akan tetapi tidak ada satu pun yang bisa melantunkan lagu The End of Chaos. Lagu itu mudah dinyanyikan tapi sulit  dilantunkan dalam mind flute karena rumitnya not yang tidak dimengerti oleh penduduk asli meredian.

Lagu The End of Chaos berbunyi seperi ini ....






Lagu itu seperti mengarti perjuangan tanpa akhir meski semua harapan sudah menghilang. Lagi pula menyerah atau tidak pada akhirnya semua akan mati, meski yang abadi sekali pun. Namun bukan itu yang diingkan Qrina, ia mengatakan Greatios kembali tidur setelah berhasil menghancurkan suku Meredian ia bisa saja bangun beberapa ratus tahun lagi. Qrina meminta siapa pun yang bisa memainkan nada itu dengan Mind Flute agar dipersiapkan untuk menghadapi serangan dari Naga Agung itu.

Dalam kepanikan Qrina Demaga mengatakan kalau Naga itu tidak akan bangun lagi karena Naga itu sudah mati beberapa tahun yang lalu. Begitu ungkapan dari Demaga yang membuat semua yang mendengarnya agak sedikit bingung dan ada juga yang tidak mempercayainya.

Perkataan Demaga diperkuat dengan pernyataan Alfonso yang mengatakan ia melihat kerangka naga di hulu sungai ketika sedang mengambil air.