- Beranda
- Stories from the Heart
NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]
...
TS
robbyrhy
NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]
Holla~ Bagi Kalian yang mau tahu kelanjutan dari Cerita Gerbang Iblis, saya akan memberikan Spin-off setelahnya. Jadi untuk Judulnya kali ini beda namun, dari segi cerita sama.
Buat kalian yang suka bilang...
Kak ini kok mirip film munafik ya?
Jawaban : Mungkin dari segi hal yang di bahas itu sama, ya Gerbang Iblis kan membahas tentang seseorang yang di rasuki jin terus di ruqyah, nah film munafik juga sama, tapi dari segi alur cerita sangatlah berbeda jadi anda tidak bisa bilang kalau ini sama. Jelaskan?.
Oke dari pada berlama-lama, langsung aja di baca Prolognya agak panjang sih untuk sekedar prolog hehehe,,,, 😁
Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa langsung cek Di Sini
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/04/17/10518562_201904171033040876.png)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari an-naar (neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
5 Bulan setelah kematian Zaki Abdul Ikhsan.
“Bang, apa abang yakin mau mengikuti jejak Zaki?” Tanya Aminah sambil memberikan secangkir teh manis kepadanya.
Adam menyeruput teh manis hangat tersebut, kemudian menjawab pertanyaan istrinya.
“Abang yakin aminah, kalau bukan abang siapa lagi?”
“Tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu, masih sangat jelas teringat di kepala Aminah bang,” Serunya lagi.
Adam pun terdiam, ia tahu bahwa Aminah tak menginginkan kejadian Beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Ia takut jin yang akan di hadapi oleh Adam kali ini lebih jahat dari sebelumnya.
“Kita punya Allah Aminah, semua yang telah di takdirkan telah tertulis di lauh mahfudz, Jadi apa yang perlu kita takutkan.” Jawab Adam meyakinkan sang istri.
Wajah Aminah terlihat begitu gelisah. Ia tahu sang suami akan mengerjakan Tugas besar lagi kali ini.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara gedoran pintu yang sangat kencang.
“Brak! Brak! Bark!”
“Assalamualaikum..... Ustad Adam,,,, pak ustad!” Begitulah kedengarannya. Sumber suara tersebut semakin kencang memanggil namanya.
Mereka pun segera bergegas, untuk membukakan pintu Rumahnya.
“Ya allah, Zainal….. Ada apa ini, malam-malam begini gerasak-gerusuk gitu kaya di kejar binatang aja kamu ini” Pekik Adam kemudian menyuruh zainal masuk ke rumahnya.
“Duduk-duduk…” Serunya lagi.
Zainal pun kemudian duduk, mengehela nafas panjang dan sedikit menenangkan pikirannya.
“Oke… oke tenang… tenang coba jelaskan ada apa?” Tanya Adam kepada Zainal.
Wajah Zainal yang masih terlihat panik, berusaha untuk tenang.
“Ja-ja-di… gini pak ustad, usai sholat isya saya dan istri saya sedang makan malam. Nah pada saat sedang makan, tiba-tiba istri saya muntah-muntah. Saya Kira dia hanya muntah biasa namun, lama kelamaan Istri saya memuntahakan darah, paku , jarum dan juga lintah dari mulutnya pak ustad. saya takut terjadi sesuatu padanya. Apa mungkin dia di guna-guna?. Tolong bantu saya…” Jelasnya.
Saat mendengar cerita Zainal, Adam pun berpikir. Apa mungkin ada sesuatu lagi yang terjadi padanya, sama seperti Keluarga zaki dulu. Saat Adam sedang berpikir tiba-tiba Aminah langsung berbicara.
“Bang? mungkinkah ini sama kejadiannya seperti keluarga zaki dulu?”
Entah kenapa Aminah bisa sepemikiran dengan Adam.
“Aku akan menemui istri mu sekarang!” Ujar Adam tiba-tiba.
Aminah yang melihat suaminya akan berurusan lagi dengan musuh Allah, moncoba sedikit menahannya.
“Bang, aminah gak mau abang kenapa-kenapa… kali ini aminah melarang abang untuk pergi.” Pekik aminah dengan cukup keras.
Melihat sang istri tidak merestui kepergiannya untuk menolong seseorang, Adam berusaha menenangkannya.
“Abang bersama Allah, jadi aminah tidak perlu risau. Semua akan baik-baik saja.” Jawabnya.
Aminah masih dengan muka yang cemas. Antara menginzinkan atau tidak. Ia tidak berbicara usai Adam memberinya jawaban.
“Apakah aminah bisa ijinkan abang? Semua akan lancar dengan restu istri. Abang tidak akan pergi jika aminah tidak mengijinkan.”
“Aminah, aku mohon kepadamu, biarlah adam membantu Istriku aminah. Kalian sesama wanita, pasti kamu paham apa yang aku rasakan kan? bagaimana kalau kamu ada di posisi istriku?!” Zainal memohon.
Aminah pun hanya mengangguk, Namun tidak bicara.
“Abang akan segera kembali,, percayalah” Ujar Adam sambil mengelus pelan kepala aminah yang tertutupi oleh hijab yang di kenakannya.
Setelah itu Aminah pun masuk ke kamarnya, sedangkan Adam pergi bersama Zainal untuk menemui istrinya.
Sesampainya di Halaman rumah Zainal. tiba-tiba seluruh lampu yang ada di rumahnya padam. Suasana menjadi begitu gelap dan menyeramkan.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Adam yang belum berani melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih dalam, karena rumahnya yang terlihat sangat gelap.
“Tapi tidak mati listrik? hanya rumah mu saja nal?” Ujarnya lagi.
Zainal-pun kebingungan. Mencoba berpikir sejenak lalu melangkah sedikit demi sedikit untuk mengecek apa yang terjadi.
“Saat aku meninggalkan rumah, listrik dan lampu masih menyala pak ustad.” Jawab Zainal.
Sambil terus memperhatikan kondisi di luar rumah yang begitu gelap, Adam mulai mencoba masuk ke dalamnya.
“Sepertinya, Jin yang ada di dalam tubuh istrimu yang membuat semua ini.”
Zainal pun sudah melangkah lebih dulu, dan sampai di depan pintu rumahnya. Saat itu tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut. Terlihat tangan zainal yang sedikit bergemetar tat kala menyentuh gagang pintu rumahnya.Namun, saat ia ingin memutar gagang pintu tersebut, tiba-tiba Adam menahannya.
“Tunggu” Teriak Adam.
“Jangan di buka.” Ujarnya lagi.
Zainal-pun menoleh ke belakang, melihat Adam dan kembali bertanya.
“Kenapa?”
Adam hanya menggelengkan kepalanya.
“Jin itu, ada di balik pintu.”
“Maksudmu?” Zainal kembali bertanya.
Adam pun tidak menggubris pertanyaan yang terakhir, kemudian ia pun langsung membacakan surah Al-An’aam ayat 130 sambil mengulurkan tangannya kedepan dengan tasbih yang masih melilit di jari jemarinya tersebut.
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Setelah surah itu di bacakan, tiba-tiba keluarlah Adinda, istri Zainal dari balik pintu rumahnya. Ia menjebolkan Pintu rumah tersebut dengan badannya, tenaganya terlihat sangat begitu kuat, kemudian ia berlari sangat cepat layaknya kuda sehingga menabrak Zainal dan membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya. Adam yang berjarak kurang lebih beberapa meter dari pintu tersebut, langsung di hadapkan dengan Wajah Adinda yang sangat buruk. Kelopak matanya yang menghitam, Mulutnya yang penuh darah, dan wajahnya yang terlihat sangat keriput. Itulah gambaran kondisi Adinda kala itu. Jin tersebut sudah menguasai tubuhnya. Maka ia bisa melakukan apa pun kepadanya, tak terkecuali juga dengan membunuhnya.
Wajah Adinda dan Adam saling bertatapan. Adam kemudian kembali membacakan surah tersebut, dan Tidak lama kemudian tiba-tiba, dinda memuntahkan Darah serta seekor ular ke wajah Adam. Mendapatkan sebuah serangan, membuat Adam harus mundur dan membersihkan semua darah yang tertempel di wajahnya itu.
“Astagfirullahaladzim” Adam beristigfar.
Tak lama setelah ular itu keluar dari mulutnya, tiba-tiba Adinda langsung terjatuh lemah tak berdaya dan membuatnya tergeletak di halaman rumahnya.
Sepertinya Jin itu keluar dan menjelma menjadi seekor ular. Pikir Adam.
Inilah Awal mula dari masalah baru yang harus segera di selesaikan~
صُمۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah : 18)
Note : Untuk Episode 1 dan seterusnya belum saya pastikan kapan akan di update, mudah-mudahan bisa cepat sesuai kesibukan saya. Terima Kasih sudah membaca Prolognya. 😉
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/03/01/10518562_201903011029540985.gif)
Buat kalian yang suka bilang...
Kak ini kok mirip film munafik ya?
Jawaban : Mungkin dari segi hal yang di bahas itu sama, ya Gerbang Iblis kan membahas tentang seseorang yang di rasuki jin terus di ruqyah, nah film munafik juga sama, tapi dari segi alur cerita sangatlah berbeda jadi anda tidak bisa bilang kalau ini sama. Jelaskan?.
Oke dari pada berlama-lama, langsung aja di baca Prolognya agak panjang sih untuk sekedar prolog hehehe,,,, 😁
Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa langsung cek Di Sini
Quote:
Happy Reading!
~~~~~👻👻👻👻👻👻👻~~~~~
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/04/17/10518562_201904171033040876.png)
Quote:
Prolog
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari an-naar (neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
5 Bulan setelah kematian Zaki Abdul Ikhsan.
“Bang, apa abang yakin mau mengikuti jejak Zaki?” Tanya Aminah sambil memberikan secangkir teh manis kepadanya.
Adam menyeruput teh manis hangat tersebut, kemudian menjawab pertanyaan istrinya.
“Abang yakin aminah, kalau bukan abang siapa lagi?”
“Tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu, masih sangat jelas teringat di kepala Aminah bang,” Serunya lagi.
Adam pun terdiam, ia tahu bahwa Aminah tak menginginkan kejadian Beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Ia takut jin yang akan di hadapi oleh Adam kali ini lebih jahat dari sebelumnya.
“Kita punya Allah Aminah, semua yang telah di takdirkan telah tertulis di lauh mahfudz, Jadi apa yang perlu kita takutkan.” Jawab Adam meyakinkan sang istri.
Wajah Aminah terlihat begitu gelisah. Ia tahu sang suami akan mengerjakan Tugas besar lagi kali ini.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara gedoran pintu yang sangat kencang.
“Brak! Brak! Bark!”
“Assalamualaikum..... Ustad Adam,,,, pak ustad!” Begitulah kedengarannya. Sumber suara tersebut semakin kencang memanggil namanya.
Mereka pun segera bergegas, untuk membukakan pintu Rumahnya.
“Ya allah, Zainal….. Ada apa ini, malam-malam begini gerasak-gerusuk gitu kaya di kejar binatang aja kamu ini” Pekik Adam kemudian menyuruh zainal masuk ke rumahnya.
“Duduk-duduk…” Serunya lagi.
Zainal pun kemudian duduk, mengehela nafas panjang dan sedikit menenangkan pikirannya.
“Oke… oke tenang… tenang coba jelaskan ada apa?” Tanya Adam kepada Zainal.
Wajah Zainal yang masih terlihat panik, berusaha untuk tenang.
“Ja-ja-di… gini pak ustad, usai sholat isya saya dan istri saya sedang makan malam. Nah pada saat sedang makan, tiba-tiba istri saya muntah-muntah. Saya Kira dia hanya muntah biasa namun, lama kelamaan Istri saya memuntahakan darah, paku , jarum dan juga lintah dari mulutnya pak ustad. saya takut terjadi sesuatu padanya. Apa mungkin dia di guna-guna?. Tolong bantu saya…” Jelasnya.
Saat mendengar cerita Zainal, Adam pun berpikir. Apa mungkin ada sesuatu lagi yang terjadi padanya, sama seperti Keluarga zaki dulu. Saat Adam sedang berpikir tiba-tiba Aminah langsung berbicara.
“Bang? mungkinkah ini sama kejadiannya seperti keluarga zaki dulu?”
Entah kenapa Aminah bisa sepemikiran dengan Adam.
“Aku akan menemui istri mu sekarang!” Ujar Adam tiba-tiba.
Aminah yang melihat suaminya akan berurusan lagi dengan musuh Allah, moncoba sedikit menahannya.
“Bang, aminah gak mau abang kenapa-kenapa… kali ini aminah melarang abang untuk pergi.” Pekik aminah dengan cukup keras.
Melihat sang istri tidak merestui kepergiannya untuk menolong seseorang, Adam berusaha menenangkannya.
“Abang bersama Allah, jadi aminah tidak perlu risau. Semua akan baik-baik saja.” Jawabnya.
Aminah masih dengan muka yang cemas. Antara menginzinkan atau tidak. Ia tidak berbicara usai Adam memberinya jawaban.
“Apakah aminah bisa ijinkan abang? Semua akan lancar dengan restu istri. Abang tidak akan pergi jika aminah tidak mengijinkan.”
“Aminah, aku mohon kepadamu, biarlah adam membantu Istriku aminah. Kalian sesama wanita, pasti kamu paham apa yang aku rasakan kan? bagaimana kalau kamu ada di posisi istriku?!” Zainal memohon.
Aminah pun hanya mengangguk, Namun tidak bicara.
“Abang akan segera kembali,, percayalah” Ujar Adam sambil mengelus pelan kepala aminah yang tertutupi oleh hijab yang di kenakannya.
Setelah itu Aminah pun masuk ke kamarnya, sedangkan Adam pergi bersama Zainal untuk menemui istrinya.
Sesampainya di Halaman rumah Zainal. tiba-tiba seluruh lampu yang ada di rumahnya padam. Suasana menjadi begitu gelap dan menyeramkan.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Adam yang belum berani melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih dalam, karena rumahnya yang terlihat sangat gelap.
“Tapi tidak mati listrik? hanya rumah mu saja nal?” Ujarnya lagi.
Zainal-pun kebingungan. Mencoba berpikir sejenak lalu melangkah sedikit demi sedikit untuk mengecek apa yang terjadi.
“Saat aku meninggalkan rumah, listrik dan lampu masih menyala pak ustad.” Jawab Zainal.
Sambil terus memperhatikan kondisi di luar rumah yang begitu gelap, Adam mulai mencoba masuk ke dalamnya.
“Sepertinya, Jin yang ada di dalam tubuh istrimu yang membuat semua ini.”
Zainal pun sudah melangkah lebih dulu, dan sampai di depan pintu rumahnya. Saat itu tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut. Terlihat tangan zainal yang sedikit bergemetar tat kala menyentuh gagang pintu rumahnya.Namun, saat ia ingin memutar gagang pintu tersebut, tiba-tiba Adam menahannya.
“Tunggu” Teriak Adam.
“Jangan di buka.” Ujarnya lagi.
Zainal-pun menoleh ke belakang, melihat Adam dan kembali bertanya.
“Kenapa?”
Adam hanya menggelengkan kepalanya.
“Jin itu, ada di balik pintu.”
“Maksudmu?” Zainal kembali bertanya.
Adam pun tidak menggubris pertanyaan yang terakhir, kemudian ia pun langsung membacakan surah Al-An’aam ayat 130 sambil mengulurkan tangannya kedepan dengan tasbih yang masih melilit di jari jemarinya tersebut.
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Setelah surah itu di bacakan, tiba-tiba keluarlah Adinda, istri Zainal dari balik pintu rumahnya. Ia menjebolkan Pintu rumah tersebut dengan badannya, tenaganya terlihat sangat begitu kuat, kemudian ia berlari sangat cepat layaknya kuda sehingga menabrak Zainal dan membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya. Adam yang berjarak kurang lebih beberapa meter dari pintu tersebut, langsung di hadapkan dengan Wajah Adinda yang sangat buruk. Kelopak matanya yang menghitam, Mulutnya yang penuh darah, dan wajahnya yang terlihat sangat keriput. Itulah gambaran kondisi Adinda kala itu. Jin tersebut sudah menguasai tubuhnya. Maka ia bisa melakukan apa pun kepadanya, tak terkecuali juga dengan membunuhnya.
Wajah Adinda dan Adam saling bertatapan. Adam kemudian kembali membacakan surah tersebut, dan Tidak lama kemudian tiba-tiba, dinda memuntahkan Darah serta seekor ular ke wajah Adam. Mendapatkan sebuah serangan, membuat Adam harus mundur dan membersihkan semua darah yang tertempel di wajahnya itu.
“Astagfirullahaladzim” Adam beristigfar.
Tak lama setelah ular itu keluar dari mulutnya, tiba-tiba Adinda langsung terjatuh lemah tak berdaya dan membuatnya tergeletak di halaman rumahnya.
Sepertinya Jin itu keluar dan menjelma menjadi seekor ular. Pikir Adam.
Inilah Awal mula dari masalah baru yang harus segera di selesaikan~
صُمۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah : 18)
-To be Continued-
Note : Untuk Episode 1 dan seterusnya belum saya pastikan kapan akan di update, mudah-mudahan bisa cepat sesuai kesibukan saya. Terima Kasih sudah membaca Prolognya. 😉
Quote:
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
THANKS FOR READING!
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/03/01/10518562_201903011029540985.gif)
Diubah oleh robbyrhy 13-06-2019 15:24
bruno95 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
24.6K
71
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
robbyrhy
#51
Episode 18 - AKHIR
"Bunuh Mereka semua!" kata Syifa.
Sontak mahkluk yang ada di dalam tubuh jubah hitam berkalung itu langsung menggeliat, merontak dan mengerang keras. Suasana semakin mencekam, Adam dan Aminah berusaha untuk kuat. Mereka tak henti-hentinya menyebut nama Allah.
"Whaaaa!"
Syifa tersenyum jahat. "Kamu harus mati!" kemudian ia maju satu langkah. "Dan kamu! (sambil menunjuk Zainal yang sedang menjaga Adinda) kamu yang lebih dulu mati!" tambahnya keras.
Sontak Adam dan Aminah langsung bergeser beberapa langkah, menghalangi sosok jubah hitam itu yang kapan saja bisa langsung menyerang Zainal dan Adinda.
"Kita halangi dia," kata Adam sambil mengulurkan seutas tasbih yang selalu di bawa.
Tak terkecuali dengan Aminah, ia tetap di samping Adam. Menunggu intruksi suaminya itu. "Apa kita perlu membaca doa yang ada di buku ini?" tanya Aminah kemudian ia mengambil sebuah buku kecil pemberian suaminya dahulu, Kala Adam membantu sahabatnya, Zaki.
"Kamu bawa buku itu?"
"Aku selalu membawanya dan menyimpannya di saku,"
"Baiklah, kalau mereka menyerang jalan satu-satunya menghindar. Kamu tetap di belakangku," Adam kemudian membuat strategi.
Terlihat tubuh sosok jubah hitam berkalung tiba-tiba mengeluarkan sebuah asap tipis.
"Iblis! Iblis! Iblis! Beri aku kekuatan!" teriak Syifa kemudian mendongkakan wajahnya ke atas. Sedetik kemudian mulutnya menganga.
Sepertinya sebuah sosok jin telah memasuki tubuhnya, sekarang jin tersebut ada di dalam tubuh Syifa dan sosok jubah hitam berkalung itu.
Aminah dan Adam langsung mundur beberapa langkah, melihat Syifa yang tiba-tiba berjalan bongkok. Matanya menyalah, dengan mulut yang terus menerus mengeluarkan air liur seperti sudah siap menyantap sesuatu.
"Lahaulawalakuatailabilah" Adam berteriak.
Namun tidak ada reaksi apapun antara keduanya, "Makanan ku," kata Syifa suaranya berubah besar dan serak. Lidahnya menjulur kemudian tersenyum seram.
"Adam, Jin apa yang ada di tubuh mereka?" tanya Amimah.
"Hanya Allah yang tahu, kita harus bersiap Aminah." Adam kemudian menjulurkan tasbihnya kuat-kuat.
Syifa dan sosok jubah hitam berkalung itu mulai berjalan ke arahnya.
"Makananku!" desah suara Syifa terus menggema. Menambah kesan seram di dalam jurang dangkal itu.
"Empat orang manusia, tumbal penyambahan atas diriku. Terima kasih Karno!"
Mendengar perkataan Syifa itu Adam dan Aminah langsung tertegun. "Karno? siapa dia?" Adam semakin bingung. Sementara Aminah berusaha mengingat.
"Aku sudah tidak sabar!"
"Matilah kalian!"
"Waahahahah"
Kemudian Syifa menyapu pandanganya di sekitar, lalu mengambil sebuah batu besar yang kasar dan besar.
"Aku mau kalian mati!" ia pun berlari sangat cepat. "Aku mau kalian mati!" teriaknya keras.
"Bugh!" Batu itu di hantam keras dan tepat mengenai bahu Aminah.
"Brak!"
"Ahk!" Aminah tersungkur ke tanah. Bahunya robek dan meninggalkan sisa kulit yang sudah terlepas. Terlihat daging dalamnya yang berwarna putih dengan darah yang menyucur deras.
'Aminah," Adam mendelik kaget, secepat kilat mahkluk itu melukai istrinya.
Sontak Adam reflek lalu menendang Syifa hingga terjungkal dan membopong Aminah lebih jauh kebelakang.
Aminah meringis menahan luka di bahunya yang terlihat semakin parah. Sementara Adam langsung menyobek baju miliknya dengan kasar. Sehelai kain dari baju tersebut kemudian di lilitkan ke bahu istrinya. Agar pendarahannya tak semakin parah.
Sementara itu Syifa kembali tersenyum, wajahnya semakin berubah. Sudah tidak menampakan sisi kemanusiaan. Warna kulitnya pun seperti orang yang baru saja terbakar.
Syifa Mengerang, sementara itu sosok jubah hitam berkalung secara tiba-tiba berteriak. Membuat suasana semakin lebih mencekam. Beberapa pohon tumbang karena teriakannya. Entah apa yang sedang ia lakukan sepertinya, sosok jubah hitam berkalung itu berusaha berinteraksi dengan sosok jin yang menguasai tubuhnya itu.
Mata Adam semakin melebar melihat semua hal yang di lihatnya. "Ya Allah tidak ada daya dan upaya meliankan pertolongan engkau." batin Adam berdoa.
Aminah terus meringis, sementara Zainal sibuk memeluk sang istri yang masih tak kunjung sadarkan diri.
"Aku akan mencoba menghadapinya sendiri, Atas ijin Allah. Aku pasti mendapatkan bantuannya" kata Adam kemudian berdiri.
Aminah mendekat ke arah Zainal dan Adinda. Saat itu Zainal tiba-tiba ikut berdiri. "Aku ikut membantu mu Dam," ucapnya membuat Adam terkejut.
"Ini terlalu berbahaya Nal," balas Adam.
Saat Zainal ingin membalas perkataan Adam secara tiba-tiba Syifa langsung mengerang lagi. Ia menganga cukup lebar membuat semua pasang mata melotot di buatnya.
Adam kemudian mundur beberapa langkah, sementara Zainal terlihat tertegun memandang Syifa.
"Kalian Harus mati sekarang!" teriak Syifa sambil melotot kemudian melesat kencang ke arah Adam, Zainal , Aminah, dan Adinda.
Sontak Adam terkejap beberapa kali pasalnya gerakan Syifa tak bisa ia deteksi. Zainal terlihat kebingungan mengawasai keberadaan sekitar sama halnya dengan Adam.
"Kalian cari apa?" secara tiba-tiba sosok jubah hitam berkalung kembali membuka suaranya. Entah sepertinya mahkluk yang berada di dalam tubuhnya tadi sudah pindah. Tapi pindah kemana? apa ke Syifa? kenapa menjadi berbalik?
Bukankah tadi Syifa yang mengendalikan sosok jubah hitam tersebut?
Saat Adam lengah.
"Bugh!!"
Syifa dengan cepat langsung menendang tepat mengenai dada pria tersebut. Entah ia datang dari mana, sontak Adam langsung tersungkur ke tanah beberapa meter. Ia merising sakit, sementara Zainal masih bergerak kaku karena Syifa yang tiba-tiba kembali menghilang. Zainal terlihat linglung,
"Adam!" teriak Zainal dan Aminah bersamaan.
Aminah kemudian reflek menghampiri Adam dan meninggalkan Adinda yang masih tergeletak pingsan. Sama halnya dengan Aminah, Zainal turut serta membantu Adam.
"Kamu gak apa-apa Adam?" tanya Zainal cemas. Wajahnya berusaha membangunkan tubuh ustad tersebut. Aminah turut membantu.
Adam menggeleng, sepertinya dia masih sanggup untuk berdiri.
"Aku tidak apa-apa.." balas Adam sambil memegang dadanya.
"Aku akan membantu mu," Aminah memeluk suaminya. Zainal kemudian menoleh ke arah Aminah.
"Aminah!" teriak Zainal terkejut. Pasalnya secara tiba-tiba Syifa kini berada di samping tubuh istrinya itu.
"Kamu mendekat, Aminah akan mati!" kata Syifa dengan mata menyala.
Adam, Aminah dan Zainal hanya bisa terdiam melihat hal tersebut.
"Apa yang harus kita lakukan Dam?" tanya Zainal pelan.
"Ki-kita harus tenang, jin yang ada di dalam tubuh Syifa sudah mengendalikan semua fungsi pikiran serta tubuhnya. jalan satu-satunya adalah berdoa." jawab Adam sambil menahan rasa sakit akibat pukulan Syifa.
Zainal sedikit demi sedikit mulai mencoba melangkah.
"Jangan mendekat! Atau dia akan langsung mati!" ancam Syifa lagi.
Sontak Zainal menahan langkahnya.
Sementara itu sosok jubah hitam berkalung terlihat ikut berjalan ke arah Syifa dan Adinda.
"Bagaimana jadinya melihat sosok yang di cintainya mati di depan mata?" teriak sosok jubah hitam berkalung.
Mendengar ucapan sosok tersebut membuat Adam, Aminah, dan Zainal terheran. "Apa maksudnya?" batin Zainal.
"Aku pernah merasakan itu sebelumnya, maka kali ini aku akan bunuh orang-orang tersayang dari kalian semua. Termasuk kamu ustad Adam! Aku juga akan bunuh istri mu!" teriak sosok tersebut sambil menunjuk.
Sontak Adam langsung memeluk tubuh Aminah erat. "Jangan takut ada Allah," kata Adam berbisik di telinga istrinya.
"Wahai manusia berhati iblis, hidup dan mati itu di tangan Allah. Kau pikir kau siapa bisa melakukan itu semua?" tantang Zainal.
"Dasar manusia bodoh! Aku bisa membunuh dia dengan sekali tusuk! Dan kamu tahu, sekarang Syifa ada dalam kendali iblis ku!" jawab sosok jubah hitam berkalung.
Zainal menahan amarahnya kuat-kuat , ia menghembus napas kasar melihat kedua orang yang sedang berada di sisi tubuh istrinya itu.
"Aku peringati kepada kalian jangan sakiti istriku!" teriak Zainal.
"Tenangkan dirimu Nal," lirih Adam membuat Zainal menoleh.
"Aku tidak bisa tenang Dam, bantu aku!" balas Zainal.
"Aku pasti membantu kamu, tapi aku mohon redam amarahmu. Karena iblis sangat dekat dengan orang-orang yang tubuhnya sedang di rasuki rasa amarah. Aku takut dia akan masuk ke dalam tubuh mu." jelas Adam.
Zainal mengepal tangannya kuat-kuat mencoba meredam amarahnya yang kian memuncak. Sementara Adam terlihat sedang berbisik kepada Aminah.
Sedetik kemudian Adam menyuruh Aminah menjauh lalu mensejajarkan tubuhnya dengan Zainal.
"Aku akan bantu kamu Nal, kamu harus tenang. Kita hadapi mereka sekarang, yakinkan bahwa Allah pasti menolong kita. Lahaula Wala Quwata Illa Billahil Aliyil Adzim," kata Adam sambil mentap Zainal setelah itu kembali menoleh ke arah sosok berjubah hitam berkalung dan juga Syifa yang sudah siap membunuh Adinda. Terlihat tangan Syifa menggengam sebuah pisau tumpul yang entah ia dapat dari mana. Sepertinya sosok jubah hitam itu yang memberikan kepadanya. Karena mengetahui Syifa memiliki dendam kusumat kepada Zainal.
Maaf Baru bisa update, aku sibuk sekali. Kayaknya aku udah vakum dari cerita ini sekitar sebulan ya?! Maaf banget ya teman-teman yang sudah nungguin. Semoga part kali ini bisa membuat rasa penasaran kalian sedikit hilang. Thank for support!
Sontak mahkluk yang ada di dalam tubuh jubah hitam berkalung itu langsung menggeliat, merontak dan mengerang keras. Suasana semakin mencekam, Adam dan Aminah berusaha untuk kuat. Mereka tak henti-hentinya menyebut nama Allah.
"Whaaaa!"
Syifa tersenyum jahat. "Kamu harus mati!" kemudian ia maju satu langkah. "Dan kamu! (sambil menunjuk Zainal yang sedang menjaga Adinda) kamu yang lebih dulu mati!" tambahnya keras.
Sontak Adam dan Aminah langsung bergeser beberapa langkah, menghalangi sosok jubah hitam itu yang kapan saja bisa langsung menyerang Zainal dan Adinda.
"Kita halangi dia," kata Adam sambil mengulurkan seutas tasbih yang selalu di bawa.
Tak terkecuali dengan Aminah, ia tetap di samping Adam. Menunggu intruksi suaminya itu. "Apa kita perlu membaca doa yang ada di buku ini?" tanya Aminah kemudian ia mengambil sebuah buku kecil pemberian suaminya dahulu, Kala Adam membantu sahabatnya, Zaki.
"Kamu bawa buku itu?"
"Aku selalu membawanya dan menyimpannya di saku,"
"Baiklah, kalau mereka menyerang jalan satu-satunya menghindar. Kamu tetap di belakangku," Adam kemudian membuat strategi.
Terlihat tubuh sosok jubah hitam berkalung tiba-tiba mengeluarkan sebuah asap tipis.
"Iblis! Iblis! Iblis! Beri aku kekuatan!" teriak Syifa kemudian mendongkakan wajahnya ke atas. Sedetik kemudian mulutnya menganga.
Sepertinya sebuah sosok jin telah memasuki tubuhnya, sekarang jin tersebut ada di dalam tubuh Syifa dan sosok jubah hitam berkalung itu.
Aminah dan Adam langsung mundur beberapa langkah, melihat Syifa yang tiba-tiba berjalan bongkok. Matanya menyalah, dengan mulut yang terus menerus mengeluarkan air liur seperti sudah siap menyantap sesuatu.
"Lahaulawalakuatailabilah" Adam berteriak.
Namun tidak ada reaksi apapun antara keduanya, "Makanan ku," kata Syifa suaranya berubah besar dan serak. Lidahnya menjulur kemudian tersenyum seram.
"Adam, Jin apa yang ada di tubuh mereka?" tanya Amimah.
"Hanya Allah yang tahu, kita harus bersiap Aminah." Adam kemudian menjulurkan tasbihnya kuat-kuat.
Syifa dan sosok jubah hitam berkalung itu mulai berjalan ke arahnya.
"Makananku!" desah suara Syifa terus menggema. Menambah kesan seram di dalam jurang dangkal itu.
"Empat orang manusia, tumbal penyambahan atas diriku. Terima kasih Karno!"
Mendengar perkataan Syifa itu Adam dan Aminah langsung tertegun. "Karno? siapa dia?" Adam semakin bingung. Sementara Aminah berusaha mengingat.
"Aku sudah tidak sabar!"
"Matilah kalian!"
"Waahahahah"
Kemudian Syifa menyapu pandanganya di sekitar, lalu mengambil sebuah batu besar yang kasar dan besar.
"Aku mau kalian mati!" ia pun berlari sangat cepat. "Aku mau kalian mati!" teriaknya keras.
"Bugh!" Batu itu di hantam keras dan tepat mengenai bahu Aminah.
"Brak!"
"Ahk!" Aminah tersungkur ke tanah. Bahunya robek dan meninggalkan sisa kulit yang sudah terlepas. Terlihat daging dalamnya yang berwarna putih dengan darah yang menyucur deras.
'Aminah," Adam mendelik kaget, secepat kilat mahkluk itu melukai istrinya.
Sontak Adam reflek lalu menendang Syifa hingga terjungkal dan membopong Aminah lebih jauh kebelakang.
Aminah meringis menahan luka di bahunya yang terlihat semakin parah. Sementara Adam langsung menyobek baju miliknya dengan kasar. Sehelai kain dari baju tersebut kemudian di lilitkan ke bahu istrinya. Agar pendarahannya tak semakin parah.
Sementara itu Syifa kembali tersenyum, wajahnya semakin berubah. Sudah tidak menampakan sisi kemanusiaan. Warna kulitnya pun seperti orang yang baru saja terbakar.
Syifa Mengerang, sementara itu sosok jubah hitam berkalung secara tiba-tiba berteriak. Membuat suasana semakin lebih mencekam. Beberapa pohon tumbang karena teriakannya. Entah apa yang sedang ia lakukan sepertinya, sosok jubah hitam berkalung itu berusaha berinteraksi dengan sosok jin yang menguasai tubuhnya itu.
Mata Adam semakin melebar melihat semua hal yang di lihatnya. "Ya Allah tidak ada daya dan upaya meliankan pertolongan engkau." batin Adam berdoa.
Aminah terus meringis, sementara Zainal sibuk memeluk sang istri yang masih tak kunjung sadarkan diri.
"Aku akan mencoba menghadapinya sendiri, Atas ijin Allah. Aku pasti mendapatkan bantuannya" kata Adam kemudian berdiri.
Aminah mendekat ke arah Zainal dan Adinda. Saat itu Zainal tiba-tiba ikut berdiri. "Aku ikut membantu mu Dam," ucapnya membuat Adam terkejut.
"Ini terlalu berbahaya Nal," balas Adam.
Saat Zainal ingin membalas perkataan Adam secara tiba-tiba Syifa langsung mengerang lagi. Ia menganga cukup lebar membuat semua pasang mata melotot di buatnya.
Adam kemudian mundur beberapa langkah, sementara Zainal terlihat tertegun memandang Syifa.
"Kalian Harus mati sekarang!" teriak Syifa sambil melotot kemudian melesat kencang ke arah Adam, Zainal , Aminah, dan Adinda.
Sontak Adam terkejap beberapa kali pasalnya gerakan Syifa tak bisa ia deteksi. Zainal terlihat kebingungan mengawasai keberadaan sekitar sama halnya dengan Adam.
"Kalian cari apa?" secara tiba-tiba sosok jubah hitam berkalung kembali membuka suaranya. Entah sepertinya mahkluk yang berada di dalam tubuhnya tadi sudah pindah. Tapi pindah kemana? apa ke Syifa? kenapa menjadi berbalik?
Bukankah tadi Syifa yang mengendalikan sosok jubah hitam tersebut?
Saat Adam lengah.
"Bugh!!"
Syifa dengan cepat langsung menendang tepat mengenai dada pria tersebut. Entah ia datang dari mana, sontak Adam langsung tersungkur ke tanah beberapa meter. Ia merising sakit, sementara Zainal masih bergerak kaku karena Syifa yang tiba-tiba kembali menghilang. Zainal terlihat linglung,
"Adam!" teriak Zainal dan Aminah bersamaan.
Aminah kemudian reflek menghampiri Adam dan meninggalkan Adinda yang masih tergeletak pingsan. Sama halnya dengan Aminah, Zainal turut serta membantu Adam.
"Kamu gak apa-apa Adam?" tanya Zainal cemas. Wajahnya berusaha membangunkan tubuh ustad tersebut. Aminah turut membantu.
Adam menggeleng, sepertinya dia masih sanggup untuk berdiri.
"Aku tidak apa-apa.." balas Adam sambil memegang dadanya.
"Aku akan membantu mu," Aminah memeluk suaminya. Zainal kemudian menoleh ke arah Aminah.
"Aminah!" teriak Zainal terkejut. Pasalnya secara tiba-tiba Syifa kini berada di samping tubuh istrinya itu.
"Kamu mendekat, Aminah akan mati!" kata Syifa dengan mata menyala.
Adam, Aminah dan Zainal hanya bisa terdiam melihat hal tersebut.
"Apa yang harus kita lakukan Dam?" tanya Zainal pelan.
"Ki-kita harus tenang, jin yang ada di dalam tubuh Syifa sudah mengendalikan semua fungsi pikiran serta tubuhnya. jalan satu-satunya adalah berdoa." jawab Adam sambil menahan rasa sakit akibat pukulan Syifa.
Zainal sedikit demi sedikit mulai mencoba melangkah.
"Jangan mendekat! Atau dia akan langsung mati!" ancam Syifa lagi.
Sontak Zainal menahan langkahnya.
Sementara itu sosok jubah hitam berkalung terlihat ikut berjalan ke arah Syifa dan Adinda.
"Bagaimana jadinya melihat sosok yang di cintainya mati di depan mata?" teriak sosok jubah hitam berkalung.
Mendengar ucapan sosok tersebut membuat Adam, Aminah, dan Zainal terheran. "Apa maksudnya?" batin Zainal.
"Aku pernah merasakan itu sebelumnya, maka kali ini aku akan bunuh orang-orang tersayang dari kalian semua. Termasuk kamu ustad Adam! Aku juga akan bunuh istri mu!" teriak sosok tersebut sambil menunjuk.
Sontak Adam langsung memeluk tubuh Aminah erat. "Jangan takut ada Allah," kata Adam berbisik di telinga istrinya.
"Wahai manusia berhati iblis, hidup dan mati itu di tangan Allah. Kau pikir kau siapa bisa melakukan itu semua?" tantang Zainal.
"Dasar manusia bodoh! Aku bisa membunuh dia dengan sekali tusuk! Dan kamu tahu, sekarang Syifa ada dalam kendali iblis ku!" jawab sosok jubah hitam berkalung.
Zainal menahan amarahnya kuat-kuat , ia menghembus napas kasar melihat kedua orang yang sedang berada di sisi tubuh istrinya itu.
"Aku peringati kepada kalian jangan sakiti istriku!" teriak Zainal.
"Tenangkan dirimu Nal," lirih Adam membuat Zainal menoleh.
"Aku tidak bisa tenang Dam, bantu aku!" balas Zainal.
"Aku pasti membantu kamu, tapi aku mohon redam amarahmu. Karena iblis sangat dekat dengan orang-orang yang tubuhnya sedang di rasuki rasa amarah. Aku takut dia akan masuk ke dalam tubuh mu." jelas Adam.
Zainal mengepal tangannya kuat-kuat mencoba meredam amarahnya yang kian memuncak. Sementara Adam terlihat sedang berbisik kepada Aminah.
Sedetik kemudian Adam menyuruh Aminah menjauh lalu mensejajarkan tubuhnya dengan Zainal.
"Aku akan bantu kamu Nal, kamu harus tenang. Kita hadapi mereka sekarang, yakinkan bahwa Allah pasti menolong kita. Lahaula Wala Quwata Illa Billahil Aliyil Adzim," kata Adam sambil mentap Zainal setelah itu kembali menoleh ke arah sosok berjubah hitam berkalung dan juga Syifa yang sudah siap membunuh Adinda. Terlihat tangan Syifa menggengam sebuah pisau tumpul yang entah ia dapat dari mana. Sepertinya sosok jubah hitam itu yang memberikan kepadanya. Karena mengetahui Syifa memiliki dendam kusumat kepada Zainal.
Tbc.
Maaf Baru bisa update, aku sibuk sekali. Kayaknya aku udah vakum dari cerita ini sekitar sebulan ya?! Maaf banget ya teman-teman yang sudah nungguin. Semoga part kali ini bisa membuat rasa penasaran kalian sedikit hilang. Thank for support!
Diubah oleh robbyrhy 13-06-2019 15:24
onotpas5094 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup