- Beranda
- Stories from the Heart
Saya Gigolo ? *21++
...
TS
Putraoriginal
Saya Gigolo ? *21++
prologue
Pengenalan (part 1)
Pengelanan (part 2)
Tamu Pertama
Tamu Kedua (cuan besar)
Tamu kedua (lanjutan)
Arisan
Arisan 2 (fun and tragedy)
Arisan 3 (No Teen.. up 35 yo)
Part Mudik (Jakarta Nightlife bagian 1
Side Story
QnA
Kina vs Mia, part selingan[/QUOTE]
Perkenalkan nama saya putra. Tentu ini nama samaran saya. Sedikit tentang saya ; Asli saya orang jawa tengah tp sudah lama stay di ibu kota. Ya kurang lebih 15 tahonan lah berada di ibu kota. Saya mau berbagi sedikit cerita tentang masa lalu saya yg pernah saya jalanin dari tahon 2014-2018. Entah ini perjalanan tobat saya atau jauh dari kata tobat, saya tidak tau. Yang saya tau pada tahun 2014 bulan oktober, i mess up..
Part pengenalan
Semua itu berawal ketika saya masih kuliah tahun 2014. semester akhir (hampir koit). Oh ya btw saya kuliah di jawa. Saat itu saya memilih kuliah di jawa reason saya karena kangen saja sama suasana jawa. Semasa kuliah saya sedikit mempunyai teman. Saya lebih suka menyendiri. Selesai kuliah ya balik ke kosan. Tidak ada menariknya cerita jaman saya kuliah. Kecuali satu, satu orang ini yg membuat cerita atau andil dalam berubahnya hidup saya yg membosankan. Dia bernama kina. Secara fisik dia menarik. Bisa dikata kina ini salah satu primadona fakultas di tempat kami. Awal kenal saya sama doi karena kita pernah mengerjakan tugas berdua. Dari situlah semuanya berlanjut.
“Kamu suka dugem gak?? Klo iya, ntar malem nyusul ya ke ini tempat”
Ajakan kina yg masih saya ingat karena pertama kalinya dalam hidup saya memasuki tempat hiburan malam.
Saya menerima ajakan kina dugem sebenarnya bukan karena kepengen dugem. Tp saya datang karena saat itu saya tertarik pada kina. Saya pengen mengenalnya lebih dekat. Itu tujuan saya awalnya.
Tadinya saya pikir kina cuman sama dua-tiga temannya. Ternyata mereka segerombolan. Seingat saya ada 10 orang. Dan perbandingannya lebih banyak ceweknya dari pada cowok. Perkenalan kami supaya lebih akrab dengan cara menuangkan minuman ke gelas. Mau tidak mau saya juga harus ikutan minum. Selain kina, ada beberapa temennya yg menarik. Salah satunya yg bernama mia. Kebetulan malam itu saya lebih dekat kepada mia.
Saya dan mia larut dalam pelukan. Pikiran kami berdua melayang..terus melayang..menuntun menuju kenikmatan. Tangan ini menjamah hampir tiap lekukan tubuhnya. Tak ada balasan darinya bukan karena dia melarang, tapi dia juga menikmatinya. Saya sudah lupa kina dan kita berdua sudah lupa kalau ini ditempat umum. Nafsu sudah membawa kita berdua ketempat yg lebih tinggi.
Skip....
Terlalu bertele tele ya kalimatnya ? Ya saya juga merasakan terlalu bertele tele dalam menyampaikan. Intinya saya dan mia melakukannya. Kita berdua melakukannya di mobil mia. Saya bingung cara menyampaikan atau bercerita keintiman yg terjadi malam itu. Ini merupakan pertamanya bagi saya. Kalau boleh jujur, saya menikmatinya. Tiap detik tiap peluh yg keluar, saya menikmatinya.
Ketika saya meminta lagi, dia menggoda..
“Enak ya..?? Mau minta lagi?”
Seperti anak kecil yg ingin meminta permen atau ice cream dengan manja. Mia meminta saya memanja seperti yg di inginkannya. Sungguh harga diri ini seakan membisu. sehingga mau melakukan apa pun demi mewujudkan nafsu.
Permainan kedua dilakukan di rumah mia. Kebetulan rumah doi sepi. Permainan kedua tidak seganas babak pertama. Kali ini juga lebih leluasa karena tempatnya diatas ranjang. Tiap gerakan saya mendapat tuntunan darinya. Jd tiap kenikmatan yg dia dapat malam itu merupakan hasil tuntunan yg diajarkan ke saya. Semuanya tumpah di dalam. Dan “dia” masih belum lelah. Dia masih ingin bergelut di dalam kenikmatan. Mia tersenyum seakan tak percaya. Tanpa harus saya pastikan lagi, mia bisa merasakannya.
Oh ya hampir lupa. Mia ini statusnya masih lajang saat itu. Ciri fisik orangnya : pendek, kulit putih, rambut coklat, badan tidak terlalu kurus juga tdk gemuk. Mia ini anak manja orang tuanya. Maklum doi anak satu2nya. Jd apa pun yg dia inginkan akan terwujud dengan cepat. Dia punya segalanya. Saat bersama mia, saya lupa segalanya soal kina. “Who need kina?? If i have mia” sejenak ungkapan itu saya rasakan kebenarannya. Tp ternyata saya salah. Sebelum subuh berkumandang, saya disuruh pulang olehnya. Kebutuhan dia sudah terpenuhi maka saya disuruh pergi. Saat itu saya belum kepikiran begini. Masih dengan polosnya berpikir “oh mungkin sebentar lagi pagi orang tuanya bangun. Jadi sebelum ketahuan, saya disuruh pergi dulu”. Tp ternyata orang tuanya tinggal di rumah sebelahnya lagi. Ini saya tau setelah sebulanan mengenal mia.
“Kok saya dikasih uang ya??”
Itu yg ada dipikiran saya saat mia memberi uang ongkos pulang. Jumlah yg dikasih 500rb lagi. Bagi saya itu sangat banyak hanya utk sekedar ongkos naik taksi ambil motor saya di parkiran tempat dugem. Kalau saja pada waktu itu saya tau uang 500rb nya itu adalah upah saya memuaskan dia, mungkin saya akan ketawa di depan mia. Harga diri saya di hargain segitu hahahaha.
Sekitar jam 4an pagi saya sudah sampai kosan. Sempat memberi kabar ke mia via chat kl saya sudah sampai kosan tp tidak ada tanggapan. Mungkin doi uda tidur. Itu dipikiran saya waktu itu. Sungguh pikiran yg salah.
“Baru pulang mas??”
“Asu!!”
Pertanyaan sopan saya balas dengan makian. Bukan karena tak ada alasan saya menjawab begitu. Saya kaget ! Bahkan hampir jatuh dari motor saat hendak memasukan motor ke parkiran kosan. Gimana tidak kaget ? Ada seorang wanita yg masih mengenakan mukena berdiri di depan pintu kamarnya menyapa saya. Dan itu terjadi jam 4an lagi. Saya kira kan demit.
Dia bernama puja. Wanita yg menyapa saya dengan lembut yg masih mengenakan mukena berwarna putih. Dari dua puluh lima kamar yg ada, Puja ini salah satu idaman di tempat kosan saya. Kebetulan kosan yg saya tempatin ini cowok-cewek dan lumayan bebas juga ini kosan. Kebanyakan yg ngekos disini karyawan/karyawati. Salah satunya puja. Puja ini teller bank plat merah. Di kosan ini ada yg pasutri juga. Kebetulan sebelah kamar saya ini pasutri. Kalau hari sakral (malam jumat) ributnya bukan main. Kadang hampir sampai tengah malam baru ributnya selesai. Kadang saya sendiri tertawa geli denger suaranya.
Oke kembali lagi ke cerita.. Dia pun memaklumi kata2 kotor yg terlontar dari mulut saya dengan tertawa geli melihat tingkah saya yg ketakutan hampir jatuh.
“Eh mbak.. maaf.. saya pikir hehe”
Puja hanya membalas dengan senyumnya kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya. Rasanya saya ingin menyusul ke dalam kamarnya tp ah sudah lah.. walaupun barusan mengalami pengalaman surga dunia tp saya tidak mau senekat itu.
Bangun sekitar jam 10 pagi saya sempat buka hp baca chat masuk dari kina “cieee yg semalem habis ena ena sampai lupa sama aku ditinggal tanpa pamit haha!”
Bersambung....
Pengenalan (part 1)
Pengelanan (part 2)
Tamu Pertama
Tamu Kedua (cuan besar)
Tamu kedua (lanjutan)
Arisan
Arisan 2 (fun and tragedy)
Arisan 3 (No Teen.. up 35 yo)
Part Mudik (Jakarta Nightlife bagian 1
Side Story
QnA
Kina vs Mia, part selingan[/QUOTE]
Perkenalkan nama saya putra. Tentu ini nama samaran saya. Sedikit tentang saya ; Asli saya orang jawa tengah tp sudah lama stay di ibu kota. Ya kurang lebih 15 tahonan lah berada di ibu kota. Saya mau berbagi sedikit cerita tentang masa lalu saya yg pernah saya jalanin dari tahon 2014-2018. Entah ini perjalanan tobat saya atau jauh dari kata tobat, saya tidak tau. Yang saya tau pada tahun 2014 bulan oktober, i mess up..
Part pengenalan
Semua itu berawal ketika saya masih kuliah tahun 2014. semester akhir (hampir koit). Oh ya btw saya kuliah di jawa. Saat itu saya memilih kuliah di jawa reason saya karena kangen saja sama suasana jawa. Semasa kuliah saya sedikit mempunyai teman. Saya lebih suka menyendiri. Selesai kuliah ya balik ke kosan. Tidak ada menariknya cerita jaman saya kuliah. Kecuali satu, satu orang ini yg membuat cerita atau andil dalam berubahnya hidup saya yg membosankan. Dia bernama kina. Secara fisik dia menarik. Bisa dikata kina ini salah satu primadona fakultas di tempat kami. Awal kenal saya sama doi karena kita pernah mengerjakan tugas berdua. Dari situlah semuanya berlanjut.
“Kamu suka dugem gak?? Klo iya, ntar malem nyusul ya ke ini tempat”
Ajakan kina yg masih saya ingat karena pertama kalinya dalam hidup saya memasuki tempat hiburan malam.
Saya menerima ajakan kina dugem sebenarnya bukan karena kepengen dugem. Tp saya datang karena saat itu saya tertarik pada kina. Saya pengen mengenalnya lebih dekat. Itu tujuan saya awalnya.
Tadinya saya pikir kina cuman sama dua-tiga temannya. Ternyata mereka segerombolan. Seingat saya ada 10 orang. Dan perbandingannya lebih banyak ceweknya dari pada cowok. Perkenalan kami supaya lebih akrab dengan cara menuangkan minuman ke gelas. Mau tidak mau saya juga harus ikutan minum. Selain kina, ada beberapa temennya yg menarik. Salah satunya yg bernama mia. Kebetulan malam itu saya lebih dekat kepada mia.
Saya dan mia larut dalam pelukan. Pikiran kami berdua melayang..terus melayang..menuntun menuju kenikmatan. Tangan ini menjamah hampir tiap lekukan tubuhnya. Tak ada balasan darinya bukan karena dia melarang, tapi dia juga menikmatinya. Saya sudah lupa kina dan kita berdua sudah lupa kalau ini ditempat umum. Nafsu sudah membawa kita berdua ketempat yg lebih tinggi.
Skip....
Terlalu bertele tele ya kalimatnya ? Ya saya juga merasakan terlalu bertele tele dalam menyampaikan. Intinya saya dan mia melakukannya. Kita berdua melakukannya di mobil mia. Saya bingung cara menyampaikan atau bercerita keintiman yg terjadi malam itu. Ini merupakan pertamanya bagi saya. Kalau boleh jujur, saya menikmatinya. Tiap detik tiap peluh yg keluar, saya menikmatinya.
Ketika saya meminta lagi, dia menggoda..
“Enak ya..?? Mau minta lagi?”
Seperti anak kecil yg ingin meminta permen atau ice cream dengan manja. Mia meminta saya memanja seperti yg di inginkannya. Sungguh harga diri ini seakan membisu. sehingga mau melakukan apa pun demi mewujudkan nafsu.
Permainan kedua dilakukan di rumah mia. Kebetulan rumah doi sepi. Permainan kedua tidak seganas babak pertama. Kali ini juga lebih leluasa karena tempatnya diatas ranjang. Tiap gerakan saya mendapat tuntunan darinya. Jd tiap kenikmatan yg dia dapat malam itu merupakan hasil tuntunan yg diajarkan ke saya. Semuanya tumpah di dalam. Dan “dia” masih belum lelah. Dia masih ingin bergelut di dalam kenikmatan. Mia tersenyum seakan tak percaya. Tanpa harus saya pastikan lagi, mia bisa merasakannya.
Oh ya hampir lupa. Mia ini statusnya masih lajang saat itu. Ciri fisik orangnya : pendek, kulit putih, rambut coklat, badan tidak terlalu kurus juga tdk gemuk. Mia ini anak manja orang tuanya. Maklum doi anak satu2nya. Jd apa pun yg dia inginkan akan terwujud dengan cepat. Dia punya segalanya. Saat bersama mia, saya lupa segalanya soal kina. “Who need kina?? If i have mia” sejenak ungkapan itu saya rasakan kebenarannya. Tp ternyata saya salah. Sebelum subuh berkumandang, saya disuruh pulang olehnya. Kebutuhan dia sudah terpenuhi maka saya disuruh pergi. Saat itu saya belum kepikiran begini. Masih dengan polosnya berpikir “oh mungkin sebentar lagi pagi orang tuanya bangun. Jadi sebelum ketahuan, saya disuruh pergi dulu”. Tp ternyata orang tuanya tinggal di rumah sebelahnya lagi. Ini saya tau setelah sebulanan mengenal mia.
“Kok saya dikasih uang ya??”
Itu yg ada dipikiran saya saat mia memberi uang ongkos pulang. Jumlah yg dikasih 500rb lagi. Bagi saya itu sangat banyak hanya utk sekedar ongkos naik taksi ambil motor saya di parkiran tempat dugem. Kalau saja pada waktu itu saya tau uang 500rb nya itu adalah upah saya memuaskan dia, mungkin saya akan ketawa di depan mia. Harga diri saya di hargain segitu hahahaha.
Sekitar jam 4an pagi saya sudah sampai kosan. Sempat memberi kabar ke mia via chat kl saya sudah sampai kosan tp tidak ada tanggapan. Mungkin doi uda tidur. Itu dipikiran saya waktu itu. Sungguh pikiran yg salah.
“Baru pulang mas??”
“Asu!!”
Pertanyaan sopan saya balas dengan makian. Bukan karena tak ada alasan saya menjawab begitu. Saya kaget ! Bahkan hampir jatuh dari motor saat hendak memasukan motor ke parkiran kosan. Gimana tidak kaget ? Ada seorang wanita yg masih mengenakan mukena berdiri di depan pintu kamarnya menyapa saya. Dan itu terjadi jam 4an lagi. Saya kira kan demit.
Dia bernama puja. Wanita yg menyapa saya dengan lembut yg masih mengenakan mukena berwarna putih. Dari dua puluh lima kamar yg ada, Puja ini salah satu idaman di tempat kosan saya. Kebetulan kosan yg saya tempatin ini cowok-cewek dan lumayan bebas juga ini kosan. Kebanyakan yg ngekos disini karyawan/karyawati. Salah satunya puja. Puja ini teller bank plat merah. Di kosan ini ada yg pasutri juga. Kebetulan sebelah kamar saya ini pasutri. Kalau hari sakral (malam jumat) ributnya bukan main. Kadang hampir sampai tengah malam baru ributnya selesai. Kadang saya sendiri tertawa geli denger suaranya.
Oke kembali lagi ke cerita.. Dia pun memaklumi kata2 kotor yg terlontar dari mulut saya dengan tertawa geli melihat tingkah saya yg ketakutan hampir jatuh.
“Eh mbak.. maaf.. saya pikir hehe”
Puja hanya membalas dengan senyumnya kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya. Rasanya saya ingin menyusul ke dalam kamarnya tp ah sudah lah.. walaupun barusan mengalami pengalaman surga dunia tp saya tidak mau senekat itu.
Bangun sekitar jam 10 pagi saya sempat buka hp baca chat masuk dari kina “cieee yg semalem habis ena ena sampai lupa sama aku ditinggal tanpa pamit haha!”
Bersambung....
Diubah oleh Putraoriginal 14-06-2019 15:20
efti108 dan 98 lainnya memberi reputasi
97
310.9K
992
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Putraoriginal
#316
Part arisan (No teen...up 35 YO)
Sampai di kosan saya liat pintu kamar puja terbuka. Saya tau doi sudah menunggu dari tadi. Sengaja saya lama sampai kosan. Sampai niat beli makan segala biar begitu saya sampai kosan, dia udah ngantuk. Jadi ngomelnya kan nggak perlu lama-lama hehe.
Mendengar nasehat puja seperti mendengar cerita dongeng. Terlalu betele tele.
Mulut saya sibuk mengunyah ayam cap restoran cepat saji. Saya membeli dua paket, satu buat saya, satunya lagi buat puja. Tp puja sama sekali tak menyentuhnya. Membukanya saja tidak. Puja sibuk menasehati saya. Lagian apa yg dikatakan oleh puja, sama sekali tidak begitu saya dengarkan. Intinya yg saya dengar hanya lah rasa kecewanya terhadap saya. Tanggapan saya saat itu ? Terserah lo mau kecewa atau ngapain. Toh elo juga bukan siapa2 gw waktu itu. Dari sikap yg saya tunjukan, saya rasa puja sadar betul klo percuma menasehati saya. Puja melihat sosok putra yg keras kepala dan tidak mempunyai rasa bersalah. Semenjak itu doi tidak pernah menegur sapa cukup lama.
“memang gw akuin semenjak kenal dunia malam dan terlibat di dalamnya, gw banyak berubah. Perubahan pada sikap, sifat, merasa diri paling benar, dll. Gw sendiri menyadari perubahan itu”
- Arisan pertama
Sedikit gambaran tentang tante yg satu ini.
Nama yang keluar dari pemenang minggu pertama ini yg narik bernama tante yuni. Dari cara berdandan, berpakaian, berkomunikasi, umur beliau sekitar 37th klo saya tebak. Fisiknya (dari leher ke hujung kaki) klo saya nilai di angka 7,7. Face di angka 7,5. Kulitnya putih, masih kencang (perawatan), rambutnya cepak (warna coklat), pakai kacamata, tinggi badan tebakan saya nggak sampai 160, berat badan 55kg agak berisi. Beliau ini salah satu orang yang paling dekat dengan mbak winny. Tante yuni ini juga pengusaha. Suaminya juga pengusaha dan juga mengabdi pada plat merah. Kesibukan suaminya telah membuat tante yuni mencari pelampiasan di luar sana.
Hari sabtu, sore hari, seminggu sebelum bulan ramadhan tahun 2014. Saya sudah tiba di lokasi menunggu tante yuni tiba. Hotel bintang 5 yg berada di pusat kota menjadi pilihannya. Sebenarnya saya agak riskan mengiyakan di hotel ini karena salah satu teman kosan bekerja disini. Entah dengan cara apa saya berkilah jika teman kosan saya mengetahuinya.
Sekitar jam 5 sorean pandangan ini terpusat pada satu wanita berpenampilan executive memasuki lobi hotel berjalan ke arah receptionist hotel hendak melakukan check in. Tampilannya cukup memukau hingga menjadi perhatian beberapa orang yang berada di lobi hotel. Termasuk saya sendiri. Saya sendiri yang melihatnya saat itu berkata “andai saja saya tidak mengenalnya, saya akan berpikir dia masih muda (seumuran)”. Dia lah tante yuni. Tante yuni menoleh kanan kiri mencari keberadaan saya. Begitu mengetahui saya duduk dimana, tante yuni mengirim pesan chat via wa ke saya supaya menunggu di depan lift. Segera saya berjalan menuju depan pintu lift.
“Lift begitu terbuka langsung masuk!”
Saya menganggukan kepala begitu mendengar perintahnya. Saya juga tidak sempat menoleh kearahnya hanya untuk sekedar memuji kecantikannya. Tp harum parfumnya begitu menggoda. Apa lagi tubuhnya ? Ingin rasanya segera menjilatnya. Itu lah yg dipikiran saya.
Sampai di dalam kamar saya meminta ijin tante yuni untuk mempersiapkan diri di kamar mandi. Ritual yang saya lakukan adalah mandi. Membersihkan diri dari ujung rambut hingga hujung kaki. Saya tau pasti tante yuni menyusul ke dalam. Maka dari itu pintu kamar mandi tidak saya kunci.
“Mana sih yg katanya masih muda!”
Itu yg dikatakan olehnya sebelum memeluk saya dari belakang. Sasarannya ? Tentu putra jr dibuat mainan.
Permainan di mulai dari meja wastafel di kamar mandi. Kebetulan cukup luas. Tante yuni saya posisikan duduk pada meja. Saya buka kedua kakinya melebar hingga kedua mata ini bisa melihat pemandangan hutan yg tidak terlalu lebat. Tante yuni merawatnya sangat baik. Lidah mulai berperan di pembuka permainan. Aktivitas yg saya lakukan ini cukup lama. Cukup membuat tante yuni memohon mohon putra jr segera menggantikan peran permainan. Sesekali mata ini melirik ke atas melihat wajahnya. Saya melihat dia sudah cukup tersiksa. Berhenti ? Oh jelas tidak ! Malah bikin saya makin menjadi membuatnya sampai klimaks. Baru setelah itu putra jr mengambil alih permainan diatas ranjang. Ini tidak perlu saya ceritakan secara detail. Membosankan...
Sebenarnya saya tidak terlalu menikmati permainan saat bersama tante yuni. Pikiran saya sedang kemana-mana. Kepikiran kina yang belum memberi kabar seharian dan kepikiran keluarga menanyakan kapan pulang ke jakarta. Saya sempat nggak enak sama tante yuni karena putra jr kurang totalitas. Maksud saya tegangnya kurang maksimal (sorry saya tidak tau harus menjelaskannya gimana). Untungnya tante yuni sore itu merasa puas. Dua kali saya melayaninya. Malam itu juga tante yuni pamit pulang. Room hotel saya pakai sampai check out di hari berikutnya.
“Makasih ya tant..”
Ucap saya dalam hati begitu mengetahui isi dalam amplop coklat jumlah yg diberikan sangat lah lebih dari yg saya harapkan.
Mungkin agan2 sekalian yg baca cerita ane ini mikirnya “baik dibayar pula, enak!” Awalnya saya juga begitu. Tapi lama2 selain jenuh juga rasa khawatir itu tiap hari selalu ada. Khawatir klo keluarga sampai tau gimana, khawatir klo kena penyakit, khawatir sanksi sosial andai saja lingkungan yg mengenal saya pada tau apa yg saya lakukan, belum lagi klo pasangan klien/tamu tau bahwa pasangannya begituan sama saya ? Bisa dihajar saya (dan ini pernah terjadi pada diri saya). Semakin saya jauh semakin pula saya mendapatkan banyak masalah. Saya sendiri sampai heran, ada saja permasalahan yg datang. Semua itu menjadikan tidur saya kurang nyenyak. Kina juga merasakan demikian. Bedanya cuman dia orang lama, saya orang baru. Tp kina menyikapi semua itu dengan caranya sendiri yg tidak mungkin saya tiru.
Setelah sama tante yuni ini saya dapat job dari mbak winny. Kebetulan pada hari itu rekan bisnis mbak winny berkunjung ke daerah istimewa. Ini bukan rekan bisnis yg agan bayangnkan. Rekan bisnis wanita yg flamboyan ? Bukan seperti itu. Lebih tepatnya ini bukan wanita. Ya betul....bukan wanita, tapi ini seorang pria. Atau mungkin bisa you panggil om2.
Masih ingat kan saya pernah cerita sedikit melayani laki2 ? Ini lah orangnya. Tidak perlu saya sebut namanya atau bahkan nama samarannya. Klo inget itu ampun dah.
Oke lanjut cerita...
Kenapa saya mau ? Saya mau karena mbak winny memohon ke saya “menemani” itu om2 supaya bisnis mbak winny makin besar. Selain fee yang saya dapat dari tamu (om2), Mbak winny juga menjanjikan memberikan saya fee. Oke, kali ini saya mengiyakan kemauan mbak winny untuk kepentingannya. Semua dengan catatan saya tidak mau klo harus sampai berhubungan badan. Saya masih normal!! Itu yg saya tekankan ke mbak winny membuat dia tertawa seolah-olah saya akan berubah pikiran nantinya.
Coba deh agan bayangin, ada dua laki-laki yg satu masih muda dan satunya lagi berusia sekitar 38-40th jalan di mall, mereka berdua jalan berdekatan, kadang si om ini merangkul pundak saya, makan bareng berdua, nonton bioskop berdua. Selama bersama ini tamu saya bersandiwara menikmati jalan berdua. Udah bener2 kayak pasangan maho dah. Saya juga nggak mikir klo andai saja ketemu temen kampus atau temen kosan entah saat di mall atau di dalam bioskop atau di hotel, saya nggak mikir sampai situ. Untungnya semua aman2 saja, Sepengetahuan saya....
Cuman nemenin gitu doang jobnya sama itu om2 ? Harapan saya begitu. Kenyataannya saya menemani di hotel hingga pagi hari. Ini tamu juga berusaha ngerayu-rayu saya supaya mau berhubungan. Berkali kali saya tolak tetep saja merayu. Bahkan ada sedikit upaya pemaksaan darinya. Saya mempertegas tidak mau dan saya akan pulang sekarang juga jika masih memaksa. Si om ini akhirnya mengerti klo saya hanya mau sewajarnya saja. Masih ada batasannya. Malam itu juga si om nego minta ditemin tidur dalam kondisi telanjang tp masih mengenakan pakaian dalam. Saya hanya mau melepas baju tidak melepas celana. Tp ini orang bener2 melepas semuanya kecuali pakaian dalamnya. Permintaan terakhir darinya terpaksa saya iyakan demi perdebatan tidak makin panjangan. Yaitu memeluknya dari belakang diatas ranjang hingga tertidur pules.
Dalam dekapan saya, dia merasa nyaman. Sesekali mengerakan pinggulnya menggesek gesekan pantatnya ke putra jr yg tertutup rapat. Sampai putra jr bangun ? Betapa bodohnya dia klo sampai bangun. Pastinya saya sangat kecewa jika hal itu terjadi. Paling ngeselin dalam kondisi tersebut saya tampar itu pantatnya yg nakal malah membuat si om ini manja keenakan. Si om ini minta lagi. Salah tindakan saya. Permintaannya nggak saya ladenin ini si om malah menggoda saya dengan cara menampar nampar pantatnya sendiri. Saya diam pura2 udah tidur tp tetap waspada jika si om ini berani macem-macem. Sampai akhirnya saya benar-benar ketiduran.
Pagi harinya begitu mata ini terbuka yg saya liat muka ini orang persis berada dihadapan saya. Dia sudah bangun terlebih dahulu. Lebih ngenesnya lagi saya mendapatkan kecupan yg dia berikan di kening saya. Mau saya lawan juga percuma. Nanti malah semakin jadi. Saya cuman berharap ini segera berakhir.
“Put, udah gw transfer”
Chat wa dari mbak winny yg saya baca pagi itu. Saya tidak pakai mbanking atau ibanking saat itu jadi saya tidak tau berapa nominalnya yg diberikan ke saya. Begitu saya cek di atm, saya jadi senyum2 sendiri liat isi saldo rekening. Mbak winny mengirimkan jumlah angka yg terbaik. Belum lagi yang saya dapatkan dari si om tadi. Apa lagi uang dari tante yuni juga masih ada. Saya merasa tidak perlu mencari job lagi sampai setelah lebaran. Saya merasa ini sudah cukup buat mudik ke jakarta dalam waktu dekat. Lagian job dari nama pemenang arisan yg keluar juga berhenti selama bulan ramadhan. Tp arisannya tetap jalan. Jadi nanti setelah lebaran saya tinggal eksekusinya saja. Selama bulan ramadhan mbak winny juga melarang saya menghubunginya. Jadi mungkin ini fee plus THR saya hahaha.
Sebelum balik ke jakarta saya sempatkan belanja oleh2 buat kedua orang tua saya dan adik saya satu2nya. Tentunya memakai uang dari hasil seperti ini. Baru kali ini saya berbelanja sebanyak ini. Untuk menepis rasa kecurigaan orang tua saya nantinya, saya sudah siapkan alasannya. Klo ditanya uang dari mana ini semua ? Maka akan saya jawab klo selama ini saya kuliah sambil kerja. Toh juga udah semester akhir.
“Putra, saya dengar kamu mau pulang ya ?”
Chat wa yg masuk ke hp saya. Nomornya asing dan tidak ada fotonya. Tp tetep saya jawab. Barangkali saja teman kosan atau teman kampus klo ada hal yg penting. Ternyata kedua dugaan saya salah. Chat yang masuk ini dari tante herma (nama samaran). Ini tante yg menang arisan di minggu berikutnya tapi sama saya nya ditunda sampai setelah lebaran. Sedikit tentang tante herma ; menurut saya ini orang paling sederhana tampilannya, tidak neko2 seperti yang lain, kebaikannya setingkat sama mbak winny, dan tante herma ini paling dewasa dalam sikap/sifat diantara lainnya, klo hal yg intim ? Jangan di ceritakan sekarang hehe.
Kebaikan tante herma langsung saya rasakan saat itu juga. Tante herma menanyakan saya pulang ke jakarta mau kapan dan mau naik apa. Saya jawab pulangnya nanti puasa hari ke lima udah pulang ke jakarta. Klo untuk mau naik apa saya belum kepikiran. Mungkin nanti naik kereta. Saya pikir tante herma nanya begitu sekedar basa basi atau mau memajukan jadwalnya sama saya. Ternyata bukan itu. Tidak lama kemudian saya menerima itinerary tiket yg dikirim oleh tante herma. Penerbangan pergi atas nama putra, jog-cgk, maskapai garuda. Kebaikan tante herma membuat saya jadi sungkan sendiri. Rasanya gimana gitu jika apa2 serba dibelikan atau difasilitasi.
“Beb aku pulang tanggal ini ya. Ni tiketnya udah beli!”
Itinerary tiket saya kirimkan ke kina. Saya harus memberitahunya kapan saya pulang. Klo nggak saya beritahu atau saya beritahu dadakan ini anak bisa diluar dugaan tindakannya.
“Bisnis class ???”
Jawaban dari kina ini menyadarkan saya klo tiket yg dibelikan tante herma ini ternyata bisnis class. Mimpi apa saya dibelikan tiket pulang bisnis class. Saya tau ini bukan cuma2. Tapi setidaknya saya telah diberikan kenyamanan di awal oleh tante herma.
Setahunya kina tiket ini saya beli sendiri. Sengaja saya memang tidak cerita kepadanya. Saya nggak mau kina kepo terlalu jauh tentang siapa tamu/klien saya. Kina taunya cuman mbak winny seorang. Selama belum pulang ke jakarta saya lebih banyak menghabiskan waktu sama kina. Kebetulan kina juga berhenti job disaat bulan puasa.
Masih ingat tata ? Nah kebetulan kina ini juga kenal tata. Dulu pernah sekelas mata kuliah. Saya menceritakan pengalaman bersama tata. Kina tidak menyangka apa yg di dengar olehnya seolah saya ini bercerita bukan pada pasangannya. Tanpa saya sadari saking semangatnya bercerita, kedua mata kina mulai berair. Saya nggak mengira klo kina sedalam ini perasaannya.
“Kamu baj*ngan!”
Itu yang dikatakan kina sebelum meninggalkan saya sendirian di kamar hotel. Dalam kondisi seperti ini saya tidak menahan kina untuk tetap disini. Saya membiarkannya pergi. Saya tau dia butuh waktu buat menyendiri.
Entah apa yang ada dipikiran saya sampai bisa menceritakan soal tata ke kina. Dan lebih konyolnya lagi, tata ini ternyata masih ada hubungan saudara sama kina. Saya baru tau setelah selesai (putus) sama kina. Pantesan saja kina sampai segitunya saat saya bercerita tentang tata.
Kepulangan saya ke jakarta juga tidak diantar kina sampai bandara. Saya sempetkan pamit sama bapak kosan dan teman kosan melalui tlp. Saya berpesan ke bapak pemilik kos supaya tidak menjual barang yang ada di kamar saya selama pulang hehehe. Intinya saya akan kembali lagi.
Pengalaman saya pertama kali naik pesawat duduk di bisnis class ini cukup lucu. Maklum saya naik pesawat pertama kali di economy class saja udah seneng gan hehe. Itu juga karena diajak kina dulu waktu ke bali. Begitu masuk di bandara saya menuju counter check in. Saya ikut antrian di ekonomi class. Saya tau ada line khusus untuk bisnis class tp disitu sepi tidak ada penumpang yg check in. Bukan karena takut apa gitu ya tp saya tidak pede saja jika harus antri disitu. Begitu giliran saya yg check in, petugas counter check in ini memberikan saya arahan untuk di line bisnis class, ramahnya nggak bisa saya gambarkan. Barang2 saya sampai dibawakan semuanya haha. Dibantu petugas satunya lagi. Setelah check in saya diarahkan ke lounge. Saya pikir masuk lounge ini bayar ! Saya sempet nanya ke petugas lounge, berapa harganya masuk untuk satu orang ? Petugas loungenya menjelaskan ini free bagi bisnis class sama kartu anggota gold dan platinum. Saya sempat nanya sekali lagi tuh ke itu petugas lounge, ini makanan free semua ?? Hahaha ngakak klo inget awal dulu pertama kali naik bisnis class.
Pengalaman yang saya tulis diatas ini mungkin tidak penting. Tapi bagi saya itu pertama kalinya saya menikmati fasilitas pelayanan yg benar2 dilayani. Maklum gan, saya bukan dari keluarga berada, jadi semua yg saya lakukan hingga sekarang ini benar2 bukan meminta orang tua. Saya tau jalannya yg salah. Maka dari itu saya mencoba mulai memperbaikinya. Berbeda dengan istri saya ini. Doi terlahir dari keluarga berada. Dari bisnis istri saya sendiri saja cukup untuk menghidupi rumah tangga. Belum lagi bisnis ayah dan ibu nya yg beberapa dikelola oleh istri langsung. Klo saya pengen ongkang-ongkang doang mah bisa. Tp apa laki2 seperti itu ? Enggak kan.. Maka dari itu saya sebagai kepala rumah tangga wajib menafkahi istri ya tetap harus bekerja. Tentunya pekerjaan yg halal. Walaupun penghasilan saya tidak seberapa dibandingkan istri saya.
Btw tapi sampai sekarang istri saya tidak pernah mau naik sedan eropa seri E46 tahun 2004 warna silver yg saya miliki hasil dari jerih payah dulu ahahahaa. Sampai sekarang nggak mau naik itu mobil. Klo nggak sengaja menyentuh saja doi sampai mandi besar. Saya ngakak sendiri klo udah bahas itu mobil sama istri 😂😂😂
Oke sekian update saya malam ini. Mohon maaf terlambat update nya karena mudik. Mohon maaf lahir dan batin ya semua....
Sampai di kosan saya liat pintu kamar puja terbuka. Saya tau doi sudah menunggu dari tadi. Sengaja saya lama sampai kosan. Sampai niat beli makan segala biar begitu saya sampai kosan, dia udah ngantuk. Jadi ngomelnya kan nggak perlu lama-lama hehe.
Mendengar nasehat puja seperti mendengar cerita dongeng. Terlalu betele tele.
Mulut saya sibuk mengunyah ayam cap restoran cepat saji. Saya membeli dua paket, satu buat saya, satunya lagi buat puja. Tp puja sama sekali tak menyentuhnya. Membukanya saja tidak. Puja sibuk menasehati saya. Lagian apa yg dikatakan oleh puja, sama sekali tidak begitu saya dengarkan. Intinya yg saya dengar hanya lah rasa kecewanya terhadap saya. Tanggapan saya saat itu ? Terserah lo mau kecewa atau ngapain. Toh elo juga bukan siapa2 gw waktu itu. Dari sikap yg saya tunjukan, saya rasa puja sadar betul klo percuma menasehati saya. Puja melihat sosok putra yg keras kepala dan tidak mempunyai rasa bersalah. Semenjak itu doi tidak pernah menegur sapa cukup lama.
“memang gw akuin semenjak kenal dunia malam dan terlibat di dalamnya, gw banyak berubah. Perubahan pada sikap, sifat, merasa diri paling benar, dll. Gw sendiri menyadari perubahan itu”
- Arisan pertama
Sedikit gambaran tentang tante yg satu ini.
Nama yang keluar dari pemenang minggu pertama ini yg narik bernama tante yuni. Dari cara berdandan, berpakaian, berkomunikasi, umur beliau sekitar 37th klo saya tebak. Fisiknya (dari leher ke hujung kaki) klo saya nilai di angka 7,7. Face di angka 7,5. Kulitnya putih, masih kencang (perawatan), rambutnya cepak (warna coklat), pakai kacamata, tinggi badan tebakan saya nggak sampai 160, berat badan 55kg agak berisi. Beliau ini salah satu orang yang paling dekat dengan mbak winny. Tante yuni ini juga pengusaha. Suaminya juga pengusaha dan juga mengabdi pada plat merah. Kesibukan suaminya telah membuat tante yuni mencari pelampiasan di luar sana.
Hari sabtu, sore hari, seminggu sebelum bulan ramadhan tahun 2014. Saya sudah tiba di lokasi menunggu tante yuni tiba. Hotel bintang 5 yg berada di pusat kota menjadi pilihannya. Sebenarnya saya agak riskan mengiyakan di hotel ini karena salah satu teman kosan bekerja disini. Entah dengan cara apa saya berkilah jika teman kosan saya mengetahuinya.
Sekitar jam 5 sorean pandangan ini terpusat pada satu wanita berpenampilan executive memasuki lobi hotel berjalan ke arah receptionist hotel hendak melakukan check in. Tampilannya cukup memukau hingga menjadi perhatian beberapa orang yang berada di lobi hotel. Termasuk saya sendiri. Saya sendiri yang melihatnya saat itu berkata “andai saja saya tidak mengenalnya, saya akan berpikir dia masih muda (seumuran)”. Dia lah tante yuni. Tante yuni menoleh kanan kiri mencari keberadaan saya. Begitu mengetahui saya duduk dimana, tante yuni mengirim pesan chat via wa ke saya supaya menunggu di depan lift. Segera saya berjalan menuju depan pintu lift.
“Lift begitu terbuka langsung masuk!”
Saya menganggukan kepala begitu mendengar perintahnya. Saya juga tidak sempat menoleh kearahnya hanya untuk sekedar memuji kecantikannya. Tp harum parfumnya begitu menggoda. Apa lagi tubuhnya ? Ingin rasanya segera menjilatnya. Itu lah yg dipikiran saya.
Sampai di dalam kamar saya meminta ijin tante yuni untuk mempersiapkan diri di kamar mandi. Ritual yang saya lakukan adalah mandi. Membersihkan diri dari ujung rambut hingga hujung kaki. Saya tau pasti tante yuni menyusul ke dalam. Maka dari itu pintu kamar mandi tidak saya kunci.
“Mana sih yg katanya masih muda!”
Itu yg dikatakan olehnya sebelum memeluk saya dari belakang. Sasarannya ? Tentu putra jr dibuat mainan.
Permainan di mulai dari meja wastafel di kamar mandi. Kebetulan cukup luas. Tante yuni saya posisikan duduk pada meja. Saya buka kedua kakinya melebar hingga kedua mata ini bisa melihat pemandangan hutan yg tidak terlalu lebat. Tante yuni merawatnya sangat baik. Lidah mulai berperan di pembuka permainan. Aktivitas yg saya lakukan ini cukup lama. Cukup membuat tante yuni memohon mohon putra jr segera menggantikan peran permainan. Sesekali mata ini melirik ke atas melihat wajahnya. Saya melihat dia sudah cukup tersiksa. Berhenti ? Oh jelas tidak ! Malah bikin saya makin menjadi membuatnya sampai klimaks. Baru setelah itu putra jr mengambil alih permainan diatas ranjang. Ini tidak perlu saya ceritakan secara detail. Membosankan...
Sebenarnya saya tidak terlalu menikmati permainan saat bersama tante yuni. Pikiran saya sedang kemana-mana. Kepikiran kina yang belum memberi kabar seharian dan kepikiran keluarga menanyakan kapan pulang ke jakarta. Saya sempat nggak enak sama tante yuni karena putra jr kurang totalitas. Maksud saya tegangnya kurang maksimal (sorry saya tidak tau harus menjelaskannya gimana). Untungnya tante yuni sore itu merasa puas. Dua kali saya melayaninya. Malam itu juga tante yuni pamit pulang. Room hotel saya pakai sampai check out di hari berikutnya.
“Makasih ya tant..”
Ucap saya dalam hati begitu mengetahui isi dalam amplop coklat jumlah yg diberikan sangat lah lebih dari yg saya harapkan.
Mungkin agan2 sekalian yg baca cerita ane ini mikirnya “baik dibayar pula, enak!” Awalnya saya juga begitu. Tapi lama2 selain jenuh juga rasa khawatir itu tiap hari selalu ada. Khawatir klo keluarga sampai tau gimana, khawatir klo kena penyakit, khawatir sanksi sosial andai saja lingkungan yg mengenal saya pada tau apa yg saya lakukan, belum lagi klo pasangan klien/tamu tau bahwa pasangannya begituan sama saya ? Bisa dihajar saya (dan ini pernah terjadi pada diri saya). Semakin saya jauh semakin pula saya mendapatkan banyak masalah. Saya sendiri sampai heran, ada saja permasalahan yg datang. Semua itu menjadikan tidur saya kurang nyenyak. Kina juga merasakan demikian. Bedanya cuman dia orang lama, saya orang baru. Tp kina menyikapi semua itu dengan caranya sendiri yg tidak mungkin saya tiru.
Setelah sama tante yuni ini saya dapat job dari mbak winny. Kebetulan pada hari itu rekan bisnis mbak winny berkunjung ke daerah istimewa. Ini bukan rekan bisnis yg agan bayangnkan. Rekan bisnis wanita yg flamboyan ? Bukan seperti itu. Lebih tepatnya ini bukan wanita. Ya betul....bukan wanita, tapi ini seorang pria. Atau mungkin bisa you panggil om2.
Masih ingat kan saya pernah cerita sedikit melayani laki2 ? Ini lah orangnya. Tidak perlu saya sebut namanya atau bahkan nama samarannya. Klo inget itu ampun dah.
Oke lanjut cerita...
Kenapa saya mau ? Saya mau karena mbak winny memohon ke saya “menemani” itu om2 supaya bisnis mbak winny makin besar. Selain fee yang saya dapat dari tamu (om2), Mbak winny juga menjanjikan memberikan saya fee. Oke, kali ini saya mengiyakan kemauan mbak winny untuk kepentingannya. Semua dengan catatan saya tidak mau klo harus sampai berhubungan badan. Saya masih normal!! Itu yg saya tekankan ke mbak winny membuat dia tertawa seolah-olah saya akan berubah pikiran nantinya.
Coba deh agan bayangin, ada dua laki-laki yg satu masih muda dan satunya lagi berusia sekitar 38-40th jalan di mall, mereka berdua jalan berdekatan, kadang si om ini merangkul pundak saya, makan bareng berdua, nonton bioskop berdua. Selama bersama ini tamu saya bersandiwara menikmati jalan berdua. Udah bener2 kayak pasangan maho dah. Saya juga nggak mikir klo andai saja ketemu temen kampus atau temen kosan entah saat di mall atau di dalam bioskop atau di hotel, saya nggak mikir sampai situ. Untungnya semua aman2 saja, Sepengetahuan saya....
Cuman nemenin gitu doang jobnya sama itu om2 ? Harapan saya begitu. Kenyataannya saya menemani di hotel hingga pagi hari. Ini tamu juga berusaha ngerayu-rayu saya supaya mau berhubungan. Berkali kali saya tolak tetep saja merayu. Bahkan ada sedikit upaya pemaksaan darinya. Saya mempertegas tidak mau dan saya akan pulang sekarang juga jika masih memaksa. Si om ini akhirnya mengerti klo saya hanya mau sewajarnya saja. Masih ada batasannya. Malam itu juga si om nego minta ditemin tidur dalam kondisi telanjang tp masih mengenakan pakaian dalam. Saya hanya mau melepas baju tidak melepas celana. Tp ini orang bener2 melepas semuanya kecuali pakaian dalamnya. Permintaan terakhir darinya terpaksa saya iyakan demi perdebatan tidak makin panjangan. Yaitu memeluknya dari belakang diatas ranjang hingga tertidur pules.
Dalam dekapan saya, dia merasa nyaman. Sesekali mengerakan pinggulnya menggesek gesekan pantatnya ke putra jr yg tertutup rapat. Sampai putra jr bangun ? Betapa bodohnya dia klo sampai bangun. Pastinya saya sangat kecewa jika hal itu terjadi. Paling ngeselin dalam kondisi tersebut saya tampar itu pantatnya yg nakal malah membuat si om ini manja keenakan. Si om ini minta lagi. Salah tindakan saya. Permintaannya nggak saya ladenin ini si om malah menggoda saya dengan cara menampar nampar pantatnya sendiri. Saya diam pura2 udah tidur tp tetap waspada jika si om ini berani macem-macem. Sampai akhirnya saya benar-benar ketiduran.
Pagi harinya begitu mata ini terbuka yg saya liat muka ini orang persis berada dihadapan saya. Dia sudah bangun terlebih dahulu. Lebih ngenesnya lagi saya mendapatkan kecupan yg dia berikan di kening saya. Mau saya lawan juga percuma. Nanti malah semakin jadi. Saya cuman berharap ini segera berakhir.
“Put, udah gw transfer”
Chat wa dari mbak winny yg saya baca pagi itu. Saya tidak pakai mbanking atau ibanking saat itu jadi saya tidak tau berapa nominalnya yg diberikan ke saya. Begitu saya cek di atm, saya jadi senyum2 sendiri liat isi saldo rekening. Mbak winny mengirimkan jumlah angka yg terbaik. Belum lagi yang saya dapatkan dari si om tadi. Apa lagi uang dari tante yuni juga masih ada. Saya merasa tidak perlu mencari job lagi sampai setelah lebaran. Saya merasa ini sudah cukup buat mudik ke jakarta dalam waktu dekat. Lagian job dari nama pemenang arisan yg keluar juga berhenti selama bulan ramadhan. Tp arisannya tetap jalan. Jadi nanti setelah lebaran saya tinggal eksekusinya saja. Selama bulan ramadhan mbak winny juga melarang saya menghubunginya. Jadi mungkin ini fee plus THR saya hahaha.
Sebelum balik ke jakarta saya sempatkan belanja oleh2 buat kedua orang tua saya dan adik saya satu2nya. Tentunya memakai uang dari hasil seperti ini. Baru kali ini saya berbelanja sebanyak ini. Untuk menepis rasa kecurigaan orang tua saya nantinya, saya sudah siapkan alasannya. Klo ditanya uang dari mana ini semua ? Maka akan saya jawab klo selama ini saya kuliah sambil kerja. Toh juga udah semester akhir.
“Putra, saya dengar kamu mau pulang ya ?”
Chat wa yg masuk ke hp saya. Nomornya asing dan tidak ada fotonya. Tp tetep saya jawab. Barangkali saja teman kosan atau teman kampus klo ada hal yg penting. Ternyata kedua dugaan saya salah. Chat yang masuk ini dari tante herma (nama samaran). Ini tante yg menang arisan di minggu berikutnya tapi sama saya nya ditunda sampai setelah lebaran. Sedikit tentang tante herma ; menurut saya ini orang paling sederhana tampilannya, tidak neko2 seperti yang lain, kebaikannya setingkat sama mbak winny, dan tante herma ini paling dewasa dalam sikap/sifat diantara lainnya, klo hal yg intim ? Jangan di ceritakan sekarang hehe.
Kebaikan tante herma langsung saya rasakan saat itu juga. Tante herma menanyakan saya pulang ke jakarta mau kapan dan mau naik apa. Saya jawab pulangnya nanti puasa hari ke lima udah pulang ke jakarta. Klo untuk mau naik apa saya belum kepikiran. Mungkin nanti naik kereta. Saya pikir tante herma nanya begitu sekedar basa basi atau mau memajukan jadwalnya sama saya. Ternyata bukan itu. Tidak lama kemudian saya menerima itinerary tiket yg dikirim oleh tante herma. Penerbangan pergi atas nama putra, jog-cgk, maskapai garuda. Kebaikan tante herma membuat saya jadi sungkan sendiri. Rasanya gimana gitu jika apa2 serba dibelikan atau difasilitasi.
“Beb aku pulang tanggal ini ya. Ni tiketnya udah beli!”
Itinerary tiket saya kirimkan ke kina. Saya harus memberitahunya kapan saya pulang. Klo nggak saya beritahu atau saya beritahu dadakan ini anak bisa diluar dugaan tindakannya.
“Bisnis class ???”
Jawaban dari kina ini menyadarkan saya klo tiket yg dibelikan tante herma ini ternyata bisnis class. Mimpi apa saya dibelikan tiket pulang bisnis class. Saya tau ini bukan cuma2. Tapi setidaknya saya telah diberikan kenyamanan di awal oleh tante herma.
Setahunya kina tiket ini saya beli sendiri. Sengaja saya memang tidak cerita kepadanya. Saya nggak mau kina kepo terlalu jauh tentang siapa tamu/klien saya. Kina taunya cuman mbak winny seorang. Selama belum pulang ke jakarta saya lebih banyak menghabiskan waktu sama kina. Kebetulan kina juga berhenti job disaat bulan puasa.
Masih ingat tata ? Nah kebetulan kina ini juga kenal tata. Dulu pernah sekelas mata kuliah. Saya menceritakan pengalaman bersama tata. Kina tidak menyangka apa yg di dengar olehnya seolah saya ini bercerita bukan pada pasangannya. Tanpa saya sadari saking semangatnya bercerita, kedua mata kina mulai berair. Saya nggak mengira klo kina sedalam ini perasaannya.
“Kamu baj*ngan!”
Itu yang dikatakan kina sebelum meninggalkan saya sendirian di kamar hotel. Dalam kondisi seperti ini saya tidak menahan kina untuk tetap disini. Saya membiarkannya pergi. Saya tau dia butuh waktu buat menyendiri.
Entah apa yang ada dipikiran saya sampai bisa menceritakan soal tata ke kina. Dan lebih konyolnya lagi, tata ini ternyata masih ada hubungan saudara sama kina. Saya baru tau setelah selesai (putus) sama kina. Pantesan saja kina sampai segitunya saat saya bercerita tentang tata.
Kepulangan saya ke jakarta juga tidak diantar kina sampai bandara. Saya sempetkan pamit sama bapak kosan dan teman kosan melalui tlp. Saya berpesan ke bapak pemilik kos supaya tidak menjual barang yang ada di kamar saya selama pulang hehehe. Intinya saya akan kembali lagi.
Pengalaman saya pertama kali naik pesawat duduk di bisnis class ini cukup lucu. Maklum saya naik pesawat pertama kali di economy class saja udah seneng gan hehe. Itu juga karena diajak kina dulu waktu ke bali. Begitu masuk di bandara saya menuju counter check in. Saya ikut antrian di ekonomi class. Saya tau ada line khusus untuk bisnis class tp disitu sepi tidak ada penumpang yg check in. Bukan karena takut apa gitu ya tp saya tidak pede saja jika harus antri disitu. Begitu giliran saya yg check in, petugas counter check in ini memberikan saya arahan untuk di line bisnis class, ramahnya nggak bisa saya gambarkan. Barang2 saya sampai dibawakan semuanya haha. Dibantu petugas satunya lagi. Setelah check in saya diarahkan ke lounge. Saya pikir masuk lounge ini bayar ! Saya sempet nanya ke petugas lounge, berapa harganya masuk untuk satu orang ? Petugas loungenya menjelaskan ini free bagi bisnis class sama kartu anggota gold dan platinum. Saya sempat nanya sekali lagi tuh ke itu petugas lounge, ini makanan free semua ?? Hahaha ngakak klo inget awal dulu pertama kali naik bisnis class.
Pengalaman yang saya tulis diatas ini mungkin tidak penting. Tapi bagi saya itu pertama kalinya saya menikmati fasilitas pelayanan yg benar2 dilayani. Maklum gan, saya bukan dari keluarga berada, jadi semua yg saya lakukan hingga sekarang ini benar2 bukan meminta orang tua. Saya tau jalannya yg salah. Maka dari itu saya mencoba mulai memperbaikinya. Berbeda dengan istri saya ini. Doi terlahir dari keluarga berada. Dari bisnis istri saya sendiri saja cukup untuk menghidupi rumah tangga. Belum lagi bisnis ayah dan ibu nya yg beberapa dikelola oleh istri langsung. Klo saya pengen ongkang-ongkang doang mah bisa. Tp apa laki2 seperti itu ? Enggak kan.. Maka dari itu saya sebagai kepala rumah tangga wajib menafkahi istri ya tetap harus bekerja. Tentunya pekerjaan yg halal. Walaupun penghasilan saya tidak seberapa dibandingkan istri saya.
Btw tapi sampai sekarang istri saya tidak pernah mau naik sedan eropa seri E46 tahun 2004 warna silver yg saya miliki hasil dari jerih payah dulu ahahahaa. Sampai sekarang nggak mau naik itu mobil. Klo nggak sengaja menyentuh saja doi sampai mandi besar. Saya ngakak sendiri klo udah bahas itu mobil sama istri 😂😂😂
Oke sekian update saya malam ini. Mohon maaf terlambat update nya karena mudik. Mohon maaf lahir dan batin ya semua....
Diubah oleh Putraoriginal 12-06-2019 11:08
mmuji1575 dan 29 lainnya memberi reputasi
26