Kaskus

Story

aldiansyahdzsAvatar border
TS
aldiansyahdzs
Kisah Tak Sempurna
Quote:

Kisah Tak Sempurna


Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.


Selamat pagi warga Kaskus di Seluruh Muka Bumi.

Terimakasih kepada Agan / Aganwati yang sudah mampir di Thread ini. Terimakasih pula untuk sesepuh dan moderator SFTH. Thread ini adalah thread pertama kali saya main kaskus . Saya berharap Thread pertama kali saya di Kaskus bisa membuat Agan / Aganwati terhibur dengan coretan sederhana saya ini.

Thread ini bercerita tentang kisah putih abu - abu seorang laki laki yang saya beri nama Erlangga. Dari pada penasaran, lebih baik langsung baca aja gan! Selamat galau eh selamat membacaaa.

NB; Kritik dan Saran sangat saya butuhkan agar saya dapat menulis lebih baik lagi.

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Keep in touch with me.
twitter: aldiansyahdzs
instagram : aldisabihat
Diubah oleh aldiansyahdzs 17-06-2019 18:30
yusuffajar123Avatar border
junti27Avatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 31 lainnya memberi reputasi
32
132.2K
879
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
aldiansyahdzsAvatar border
TS
aldiansyahdzs
#815
Suara Dean - Part 4
Wajah Karina berbinar-binar oleh ajakan Mas Arie. Senyum tersimpul dari bibirnya. Terlihat dari raut wajahnya menandakan sedang bahagia. Karina memintaku untuk menemaninya hingga Mas Arie menyelesaikan tutor kelasnya. Aku tidak keberatan, toh dia juga sering melakukan hal-hal yang baik untuk ku.
Di layar ponselnya, Karina sedang menonton trailer film yang akan mereka tonton. Katanya, ia tak mau jika nanti tidak tahu apa film yang akan dia tonton. Setidaknya jika Mas Arie membahas tentang film tersebut dia bisa paham.

“Kar”
“Ya, mbak?”
Ingin rasanya mengingatkan jika jangan terlalu senang. Apalagi Mas Arie sering dekat dengan banyak perempuan.
“Eh nggak jadi, Kar” ku urungkan aku tidak ingin merusak kebahagiaan sahabatku,

Mas Arie keluar dari kelas diikuti oleh siswa lainnya. Mas Arie menghampiri Karina untuk pergi ke bioskop. Karina dan Aku beranjak dari tempat duduk, keluar dari tempat les.
“Kar hati-hati ya” –
“Mas Arie awas loh dibawa pulang malem anak orang”
Karina tersenyum dan melambaikan tangannya kepadaku diatas motor. Ia menceklekan kaitan helm lalu melesat dengan Mas Arie.
“Mbak kapan jalan sama pacarnya?”
“Hush kamu, pacarku di Bandung, sana-sana pulang”
Iya benar, kapan aku terakhir kali jalan bersama Angga. Kapan ya?

Di trotoar jalan bis kota sudah menunggu. Aku dan beberapa siswa naik ke bis kota. Bis kota sore ini sama lenggangnya dengan pagi tadi. Di dalam bus kota kepalaku mencari ingatan kapan terakhir kali kencan dengan Angga. Tidak butuh waktu lama untuk menemukan ingatan itu. Senang sekali, motoran dengan motor jadulnya. Mengitari kota Bandung, lalu makan bareng di warteg langganannya dia. Angga, aku rindu. Meski Angga tidak mengajak aku untuk pergi ke tempat wisata atau makan enak di restoran, aku tetap saja senang. Di depanku, ia tidak pernah menjelma menjadi manusia lain. Dirinya tetap sama. Begitupun aku, yang dapat menemukan diriku sendiri bersamanya.

Bangunan-bangunan tinggi ala perkotaan berubah menjadi kompleks perumahan tatkala matahari selesai mengejakan tugasnya hari ini. Aku lelah, tapi menikmati setiap apa yang aku kerjakan. Menjadi seorang guru les tidak terbayang di kepalaku saat aku tinggal di Yogya. Yang awalnya aku tidak berani kini justru yang aku nikmati saat ini. Perutku mulai keroncongan, siang tadi aku hanya makan roti dari minimarket untuk mengganjel perutku. Aku tidak bisa makan makanan berat jika sedang ada aktivitas. Dari sebrang jalan ku lihat mas-mas penjual nasi goreng sedang asyiknya memasak. Aduh perutku semakin keroncongan. Aku menyebrang menyambangi tukang nasi goreng tersebut. Ku pesan satu porsi nasi goreng di bungkus untuk dimakan di tempat kos ku.

“Pake pedes ora Mbak?”
“Ora Mas”

10 menit nasi goreng pesananku sudah beres. Aku membayar pesananku lalu meneruskan perjalananku menuju kos. Sinar jingga membias abstrak pada lembar biru, petang tiba. Menandakan akhir dari hari ini. Ku rebahkan diri diatas kasur. Melepas lelah yang ku emban hari ini. Semoga berkah, ujarku pada diri sendiri. Aku beranjak dari kasur membuka nasi goreng yang tadi sudah ku pesan.

‘Udah pulang ngajar?’, notikasi pesan masuk muncul di lockscreen.
‘Udah, lagi makan ini. Sama nasi goreng depan kos’
‘Jadi kapan pulang ke Bandung?’
‘Belum tahu, aku ingin pulang juga kok’–
‘Ketemu kamu, ketemu keluargaku’
Bukan kamu sendiri Angga yang memikul rindu. Akupun disini sama ingin bertemu. Aku tak pandai berucap rindu. Takut jika dihadapanmu aku terlihat lemah. Meski sebenarnya iya.
‘Iya udah nggak apa-apa yang penting kamu disana sehat ya’

Bulan berlalu, aku memang belum bisa pulang ke Bandung. Jika ada libur kuliah, tempat les tidak libur. Jika tempat les libur, kuliah yang tidak libur. Adapun jika keduanya libur hanya satu sampai tiga hari. Libur seolah tidak berpihak pada ku. Rindu sudah sesak di rongga dadaku. Semakin ku tahan semakin aku tidak mampu menahannya.

Aku tahu Angga selalu akan mengerti kondisi seperti apapun. Pernah suatu ketika aku sibuk dengan segala urusan kuliahku hingga tidak mengabarinya selama tiga hari. Aku sudah panik pada saat itu saat menghubunginya. Takut dia marah. Tapi tidak, dia malah menanyai apakah urusanku sudah selesai. Hingga telpon ditutup tidak nada tinggi yang ku dengar. Tapi aku dibalik pertanyaan ‘Kapan pulang?’ ada rindu yang ada dibalik tanya.

Angga aku ingin pulang.
Diubah oleh aldiansyahdzs 09-06-2019 07:49
Alea2212
jimmi2008
delet3
delet3 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.