Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

PencariTuhanXYZAvatar border
TS
PencariTuhanXYZ
Ask Pendapat dan Saran
Salam kedamaian bagi kita semua.
Mohon dibaca dengan detail tiap kata, agar bisa memahami permasalahan saya.

Saya seorang pendosa. Tidak perlu saya detailkan dosa-dosa saya, yang pasti mulai dari dosa kecil sampai besar, berdosa untuk diri sendiri maupun bersama orang lain. Dosa atas dasar hubungan antar manusia, maupun hubungan dengan tuhan. Dosa-dosa yang saya lakukan tentu saja subjektif bila dipandang oleh pihak yang tidak memercayai tuhan/agama, atau para liberalis. Mungkin.

Saya seorang munafik. Saya selalu berusaha untuk tidak memperlihatkan dosa-dosa yang pernah/sedang saya lakukan. Meskipun semakin ke sini, saya semakin berani untuk menceritakan perihal dosa saya kepada orang lain, untuk beberapa orang saja. Secara naluri, itu terjadi dengan begitu saja, bahwa saya tidak ingin orang lain melihat saya sebagai pendosa. Di sisi yang sama, saya mendapatkan pembenaran bahwa tuhan telah menjaga (tidak membongkar) aib kita, lantas mengapa kita memperlihatkan aib kita kepada orang lain?

Saya seorang pencari tuhan. Tidak ingat persisnya mulai tahun berapa. Yang jelas saya sekarang mempertanyakan banyak hal, termasuk agama, dan tuhan. Saya melihat agama yang saya anut, dan agama-agama lain, merupakan sebuah cara hidup yang dibentuk oleh manusia, tentu saja menurut logika berpikir saya. Saya merasa agama yang saya anut, dan agama-agama lain, memiliki sisi berbahaya (tidak semua sisi) menurut sisi humanis saya.

Saya masih senantiasa berdoa. Pada intinya, saya masih memercayai beberapa hal, meski tidak sepenuhnya. Baik kepercayaan itu terjadi begitu saja, atau karena ketakutan dalam diri saya. Saya masih selalu mendoakan orang tua dan keluarga saya agar dijauhkan dari api neraka, dari siksa kubur. Saya berharap bahwa tuhan akan tetap mendengar doa dengan melihat ketulusan hati seseorang, melihat hasil akhir dengan tetap mempertimbangkan prosesnya. Who knows?
Pun saya tetap takut dengan cerita tentang api neraka. Jika boleh memilih, lebih baik saya tidak masuk surga, daripada saya masuk neraka, biarkan jiwa saya lenyap tak merasakan apapun setelah kematian menjemput. Tapi sayangnya, hal seperti itu tidak dimungkinkan dalam ajaran agama. Oleh karenanya, saya masih tetap berdoa, untuk keselamatan orang tua, keluarga, dan saya sendiri. Saya juga senantiasa berdoa agar diberi hidayah "Ya tuhan, berilah hamba hidayah jika engkau benar-benar ada, kepada siapa lagi hamba meminta jika engkau memang tuhan semesta alam?". Tentu, saya masih akan terus mencari, sampai mendapat kebenaran, atau mungkin sampai hati ini lelah.

Pertanyaannya :

1. Saya ingin hidup dengan seorang wanita beriman, muslimah. Dilihat dari tutur, laku dan penampilannya, tentu dia seorang yang taat. Bagaimana pendapat kalian? Tentu saja saya akan tetap berusaha mendekatinya, menunggu proses alami yang dicampur tangani oleh tuhan (untuk memisahkan yang baik dengan yang buruk). Atau mungkin malah semuanya berjalan lancar, bahwa ternyata hasilnya tidak mengkhianati usaha. Masalah pendapat, saya hanya ingin mendengarnya saja.

2. Tentu saya pun juga tetap berdoa "Ya tuhan, jika aku baik untuknya, maka lancarkanlah. Jika tidak, maka jauhkanlah kami". Seandainya saya ternyata berjodoh dengannya, apakah suatu saat nanti saya harus menceritakan perihal keimanan saya yang rapuh ini padanya?

Terima Kasih
0
719
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.3KAnggota
Tampilkan semua post
PencariTuhanXYZAvatar border
TS
PencariTuhanXYZ
#14
Quote:


Terima kasih gan.
Iya benar islam.

Saya tidak begitu paham dengan konsep taaruf. Yang pasti, saya tidak bisa seperti orang kebanyakan, jatuh hati pada pandangan pertama. Buat saya itu bullshit, hanya nafsu semata. Saya harus benar-benar mengenal lawan jenis, sampai pada titik bahwa saya yakin cocok dengan dia. Setidaknya kecocokan yang saya yakini, bisa mengurangi kemungkinan-kemungkinan friksi di masa depan.

Untuk masalah iman memang melelahkan. Nanti saya coba perbaiki lagi. Apakah masalah keimanan rapuh ini termasuk aib?
Diubah oleh PencariTuhanXYZ 28-05-2019 13:10
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.