- Beranda
- Stories from the Heart
Black Part Of Woman
...
TS
anism
Black Part Of Woman
Spoiler for Peringatan:
Spoiler for Anissa : Aku Bukan pramuria:
Spoiler for Ibu?!:
Spoiler for I Must Found a Father for You:
Wanita itu unik. Karena itu perlakuan terhadap mereka pun berbeda-beda dan spesial.
mereka selalu punya cerita menarik yang pantas disimak
Anism & (edit by) Fanzangela
Diubah oleh anism 30-05-2019 11:43
devarisma04 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
48.2K
379
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#363
Permintaan
Hatiku berdentum sangat kencang. Iya. Karena apa yang dipikirkannya benar. Aku membohonginya.
Terkadang ayah Sherin masih datang dan menjenguknya. Tapi yang ia tahu pria yang menjadi agak kemayu itu adalah Paman Reza, bukan ayahnya.
“Atau bagaimana kalau mama menikah lagi saja.”, ujar putriku sambil memilin rambutnya. Ia kini duduk santai di sofa.
Aku merasa hari ini aku tidak berhenti terkejut dibuatnya. “Kenapa kamu sangat terobsesi dengan hal ini, Nak?”, tanyaku.
Ia menatapku dengan agak kesal. Sejurus kemudian dia melipat tangannya dan menghela napas. Iya. Itu adalah kebiasaan yang aku tanamkan padanya. Kami harus segera menyelesaikan pembicaraan yang mengganjal pada hari itu juga. Meskipun kita harus menghabiskan waktu semalaman. Jadi emosi berlebihan tentu tidak akan menjadi solusi untuk mencapai tujuan kami. Maka kami harus belajar mengendalikannya. Termasuk putriku yang masih belia ini.
“Setidaknya jawab salah satu pertanyaanku, ma.”, dia mulai menuntut.
Hmm.. Aku mencoba berdehem, membersihkan tenggorokanku.
“Aku akan mencarikan ayah untukmu.”, jawabku sekenanya. Ia melongo. Mulutnya menganga sebesar telur unta.
“Bukannya tadi kamu menyuruh mama menikah lagi?”, ujarku. Ia mulai tertawa.
“Tidak begitu ma. Memangnya mama pikir mencari pasangan hidup itu seperti kemarin mama cariin Sherin sepatu? Mama harus belajar mengenal pria lagi. Bertemu dengan orang yang benar-benar mencintai mama. Oke? Sherin sekarang mau keluar dulu. Rita sudah menunggu di luar. Bye ma..”, teriak putriku sambil berlalu.
Aku hanya bisa tertegun. Tanpa kusadari putriku ternyata sudah dewasa. Aku salah mengiranya meminta dan merengek soal memiliki ayah baru hanya karena hasutan teman-temannya. Ternyata dia memikirkan semuanya demi kebahagiaanku yang pada ujungnya juga menjadi haknya. Hak untuk memiliki keluarga yang sempurna. Memiliki sosok ayah dalam hidupnya.
Hatiku berdentum sangat kencang. Iya. Karena apa yang dipikirkannya benar. Aku membohonginya.
Terkadang ayah Sherin masih datang dan menjenguknya. Tapi yang ia tahu pria yang menjadi agak kemayu itu adalah Paman Reza, bukan ayahnya.
“Atau bagaimana kalau mama menikah lagi saja.”, ujar putriku sambil memilin rambutnya. Ia kini duduk santai di sofa.
Aku merasa hari ini aku tidak berhenti terkejut dibuatnya. “Kenapa kamu sangat terobsesi dengan hal ini, Nak?”, tanyaku.
Ia menatapku dengan agak kesal. Sejurus kemudian dia melipat tangannya dan menghela napas. Iya. Itu adalah kebiasaan yang aku tanamkan padanya. Kami harus segera menyelesaikan pembicaraan yang mengganjal pada hari itu juga. Meskipun kita harus menghabiskan waktu semalaman. Jadi emosi berlebihan tentu tidak akan menjadi solusi untuk mencapai tujuan kami. Maka kami harus belajar mengendalikannya. Termasuk putriku yang masih belia ini.
“Setidaknya jawab salah satu pertanyaanku, ma.”, dia mulai menuntut.
Hmm.. Aku mencoba berdehem, membersihkan tenggorokanku.
“Aku akan mencarikan ayah untukmu.”, jawabku sekenanya. Ia melongo. Mulutnya menganga sebesar telur unta.
“Bukannya tadi kamu menyuruh mama menikah lagi?”, ujarku. Ia mulai tertawa.
“Tidak begitu ma. Memangnya mama pikir mencari pasangan hidup itu seperti kemarin mama cariin Sherin sepatu? Mama harus belajar mengenal pria lagi. Bertemu dengan orang yang benar-benar mencintai mama. Oke? Sherin sekarang mau keluar dulu. Rita sudah menunggu di luar. Bye ma..”, teriak putriku sambil berlalu.
Aku hanya bisa tertegun. Tanpa kusadari putriku ternyata sudah dewasa. Aku salah mengiranya meminta dan merengek soal memiliki ayah baru hanya karena hasutan teman-temannya. Ternyata dia memikirkan semuanya demi kebahagiaanku yang pada ujungnya juga menjadi haknya. Hak untuk memiliki keluarga yang sempurna. Memiliki sosok ayah dalam hidupnya.
Diubah oleh anism 28-05-2019 11:13
0