- Beranda
- Stories from the Heart
(Horor) Rumah Pink Kenditz
...
TS
vizum78
(Horor) Rumah Pink Kenditz

Spoiler for :
Pintu itu perlahan terbuka dengan sendirinya,
Kenditz mulai merasakan hawa panas di tempat dia berdiri,
hal yang tidak mungkin terjadi karena setiap ruangan di rumah ini di penuhi hawa dingin AC,
perlahan dari pintu yang terbuka tersebut,
muncul sosok nenek tua yang tersenyum ke arahnya dan mulai berjalan perlahan ke arah Kenditz,
di iringi denting suara jam yang menunjukan jam 12 malam,
"Ibuuuuu....!"jerit Kenditz ketakutan tapi jeritannya tersebut hanya mengisi di dalam relung dadanya karena seluruh tubuhnya tak mampu tuk di gerakan,
"Cu...kog belum tidur...hihihihi!!"sapa sang nenek misterius tersebut ketika tiba tepat di hadapan Kenditz.
Kenditz mulai merasakan hawa panas di tempat dia berdiri,
hal yang tidak mungkin terjadi karena setiap ruangan di rumah ini di penuhi hawa dingin AC,
perlahan dari pintu yang terbuka tersebut,
muncul sosok nenek tua yang tersenyum ke arahnya dan mulai berjalan perlahan ke arah Kenditz,
di iringi denting suara jam yang menunjukan jam 12 malam,
"Ibuuuuu....!"jerit Kenditz ketakutan tapi jeritannya tersebut hanya mengisi di dalam relung dadanya karena seluruh tubuhnya tak mampu tuk di gerakan,
"Cu...kog belum tidur...hihihihi!!"sapa sang nenek misterius tersebut ketika tiba tepat di hadapan Kenditz.
Quote:
Malam itu hujan turun cukup deras,sesekali kilat menyambar sekaligus memberi efek ketakutan bagi orang-orang yg mencoba keluar dari rumahnya,namun tidak bagi sang penghuni sebuah mobil yang sedang terparkir di depan sebuah rumah berwarna merah muda yang terletak di pinggir kota.
"Sebentar lagi tengah malam Bos,sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan Nyai Putri,apakah kita bisa jalan sekarang bos?"
Sang supir yg bertubuh tambun tersebut bertanya kepada Majikannya yg duduk di kursi belakang,kegelisahan jelas terlihat di diri supir tersebut.
"Apakah kau takut sekarang abas?"
tanya sang Majikan yang terlihat masih muda dan tampak gagah,Dia menatap serius ke arah rumah tersebut seakan-akan menunggu sesuatu yang akan terjadi dengan rumah tersebut.
"maapkan saya Bos!"
ujar Abas yang terlihat pucat ketakutan dan berkeringatan padahal ac didalam mobil tersebut hidup.
Tak lama kemudian terdengarlah denting suara jam yang menunjukan tepat tengah malam dari rumah merah muda tersebut lalu di sambut dengan jeritan menyayat hati yang berasal dari rumah tersebut,
"jalan sekarang Abas !"
perintah sang majikan kepada supirnya tersebut,tampak sebuah senyuman misterius di wajah pria tersebut,di iring jeritan yang makin terdengar mengerikan,mobil tersebut berjalan pelan menuju jalan raya.
Siang harinya warga di kejutkan dengan meninggalnya seluruh penghuni rumah merah muda tersebut,Tidak berapa lama kemudian polisi dan mobil ambulance pun tiba di rumah tersebut,warga tampak ramai berkerumunan di sekitar rumah tersebut,ada ketakutan di wajah mereka melihat tragedi tragis di rumah tersebut.
"Satu keluarga tewas karena serangan jantung"
Headline media lokal memberitakan peristiwa tragis dan misterius tersebut.
Tidak ada yang tau peristiwa apa yg menimpa penghuni rumah tersebut hingga membuat mereka meninggal dalam kurun waktu semalam saja,Polisi pun kebingungan dengan peristiwa aneh tersebut.
"Sebentar lagi tengah malam Bos,sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan Nyai Putri,apakah kita bisa jalan sekarang bos?"
Sang supir yg bertubuh tambun tersebut bertanya kepada Majikannya yg duduk di kursi belakang,kegelisahan jelas terlihat di diri supir tersebut.
"Apakah kau takut sekarang abas?"
tanya sang Majikan yang terlihat masih muda dan tampak gagah,Dia menatap serius ke arah rumah tersebut seakan-akan menunggu sesuatu yang akan terjadi dengan rumah tersebut.
"maapkan saya Bos!"
ujar Abas yang terlihat pucat ketakutan dan berkeringatan padahal ac didalam mobil tersebut hidup.
Tak lama kemudian terdengarlah denting suara jam yang menunjukan tepat tengah malam dari rumah merah muda tersebut lalu di sambut dengan jeritan menyayat hati yang berasal dari rumah tersebut,
"jalan sekarang Abas !"
perintah sang majikan kepada supirnya tersebut,tampak sebuah senyuman misterius di wajah pria tersebut,di iring jeritan yang makin terdengar mengerikan,mobil tersebut berjalan pelan menuju jalan raya.
Siang harinya warga di kejutkan dengan meninggalnya seluruh penghuni rumah merah muda tersebut,Tidak berapa lama kemudian polisi dan mobil ambulance pun tiba di rumah tersebut,warga tampak ramai berkerumunan di sekitar rumah tersebut,ada ketakutan di wajah mereka melihat tragedi tragis di rumah tersebut.
"Satu keluarga tewas karena serangan jantung"
Headline media lokal memberitakan peristiwa tragis dan misterius tersebut.
Tidak ada yang tau peristiwa apa yg menimpa penghuni rumah tersebut hingga membuat mereka meninggal dalam kurun waktu semalam saja,Polisi pun kebingungan dengan peristiwa aneh tersebut.
karena baru tahap coba2 menulis di sfth jadi ane mohon maap apabila ada kekurangannya

Cerita ini hanya karangan ane semata dan berdasarkan gabungan imajinasi ane,peristiwa nyata dan cerita2 para orang-orang tua dulu tuk nakutian anak2 biar kagak nakal dan suka keluyuran kemana-mana,Ane rangkum trus di bumbui dikit dan ane jadikan tulisan ini.

Ane akan coba selesaikan nih trit walaupun mungkin agak lama yaa gan
Maklum ane juga sibuk di Rl

Quote:
First family

1.First Family
2.Teror in First family.part one
3.Teror in First family .part two
4.First family,Final chapter
second family

1.Second Family
2.Cahaya lilin tuk second Family
3.Pertempuran awal di second family
Side Story
4.Second Family Final Chapter
kenditz family

1.Kenditz Family
2.teror dimulai di rumah kenditz
Another story

1.story from the past,part one
2.Perang Terbuka
3.Kisah Timul
4.A & A
Kisah Premaisuri kegelapan

1.Satu diantara dua
2.Terlahir Kembali
3.Awal dari perjalanan sang kematian
4.Sei Banyu vs Nyai Putri
terima kasih bagi agan/sista yang telah mampir di trit ane

Mohon kritik dan sarannya tuk ane menjadi lebih baik dan semangat dalam menulis

Diubah oleh vizum78 30-01-2021 22:40
redrices dan 19 lainnya memberi reputasi
20
12.3K
Kutip
312
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vizum78
#77
Spoiler for Second Family Final Chapter:

Pria berusia hampir enam puluh tahun tersebut tampak pucat pasi di atas tempat tidurnya.
Sudah hampir seminggu Mang Kadir jatuh sakit karena kelelahan berkerja.
Untungnya ada Hartini yang berprofesi sebagai Dokter.
"Abah dalam sebulan ini istirahat dulu.Nggak usah antar jemput Dion dan membersihkan pekarangan.Aku sudah pesan ojek langganan tuk Dion dan akan menggaji orang tuk membersihkan pekarangan rumah kita!"kata Hartini seusai memeriksa kondisi Mang Kadir.
Mang Kadir hanya mengangguk dan tersenyum mendengar perintah majikannya.
Hartini pun berlalu dari kamar tersebut dan kemudian berangkat kerja.
Bibi Ijah terlihat sibuk di dapur mempersiapkan makan siang sekaligus bubur tuk Mang Kadir.
Setelah semuanya siap di hidangkan.
Tiba-tiba terdengar suara bel pintu dan Bibi Ijah pun bergegas ke depan.
"Ting tong.....ting tong"
"Assalamuaikum..."
"Waalaikum salam.Siapa yaaa?"
"Saya Yusman dan Barun ingin menjenguk Bang Kadir !"
Bibi Ijah pun membukakan pintu lalu mempersilahkan mereka langsung ke kamar Mang Kadir yang lagi sakit.
"Assalamualaikum Bang Kadir"kata Yusman setibanya di kamar.
"Waalaikum salam"jawab Mang Kadir yang mencoba bangun dari tempat tidurnya.
Melihat itu Yusman dan Barun buru-buru mendekat dan membantunya tuk duduk di atas tempat tidurnya.
"Sepertinya Bang Kadir harus banyak-banyak istirahat kayanya!"kata Barun prihatin melihat kondisi Mang Kadir.
"Namanya sudah kemakan umur Run.Yaaa begini dah kondisinya"ujar Mang Kadir tersenyum walau dengan wajah cukup pucat.
"Lekas sembuh yaa Bang Kadir.Jangan di paksakan tuk jaga malam setiap hari.Pak Rahmad juga sudah menambah beberapa orang tuk menjaga kawasan kita ini!"kata Yusman.
"Ini ada buah-buahan tuk cemilan Bang Kadir "ujar Barun lalu menaruh bingkisan tersebut di sebuah meja dekat pembaringan Mang Kadir.
"Aduh.Terima kasih atas buah-buahannya".
Tak lama berselang.Bibi Ijah masuk membawakan minuman tuk mereka kemudian langsung kembali lagi ke dapur tuk menyelesaikan pekerjaannya.
Mereka pun tampak asyik mengobrol hingga tengah hari.
Lalu Yusman dan Barun pun pamitan tuk pulang.
"Semoga lekas sembuh Bang Kadir"ucap mereka sebelum keluar dari kamar Bang Kadir
Keesokan malamnya.Hujan turun sangat deras sekali dan suara guntur bersahutan memecah kesunyian malam di kawasan tersebut.
Para penjaga malam tampak berkumpul didalam di pos penjagaan.
Tak mampu tuk berkeliling karena hujan malam ini sangat lebat sekali.
Sementara itu di rumah Hartini tampak sunyi sekali.
Di karenakan para penghuninya sudah terlelap dalam tidurnya.
Namun di pekarangan rumah tersebut tampak terlihat sekelebat sosok terbang mengitari rumah dan mencoba masuk ke dalam rumah tersebut.
Sosok tersebut kini berdiri di sebuah jendela.
Perlahan mendekat dan mengetuk kaca jendela tersebut.
"Dion.....Bangunlah.Mari kita bermain!"
"Dion.....Bangunlah.Mari kita bermain!"
Dion pun terbangun dari tidurnya.
Sembari mengucek-ucek matanya.
Dia pun melihat di sekeliling kamarnya.
"Dion.....Bangunlah.Mari kita bermain!"
Suara itu kembali memanggil namanya.
Dia pun mulai ketakutan dan segera bangkit keluar kamar menuju kamar Mang Kadir.
"Nek....bangun!"teriak Dion sambil mengetuk keras pintu kamar tersebut.
Pintu kamar pun langsung terbuka dan Bibi Ijah langsung menghampirinya.
"Ada apa cucuku?"
"Ada suara manggil-manggil Dion di luar jendela kamar Dion"cerita Dion ketakutan.
Mang Kadir dengan napas tersengal-sengal langsung berlari menuju kamar Dion.
Tampak kini di hadapannya seorang Gadis berpayung kuning sedang tertawa menatap Mang Kadir.
Sementara itu Darma mulai berjalan mendekati jendela yang terbuka tersebut.
Walau masih sakit.Akan tetapi melihat Darma dalam bahaya.
Mang Kadir pun berlari tuk mengambil Darma yang hampir mendekati jendela tersebut.
Setelah menangkap tubuh Darma.
Mang Kadir pun menarik tubuhnya ke belakang.
"Bagaimana mereka bisa masuk ke rumah ini,harusnya ada yang di lemahkan dan di rasuki baru mereka bisa masuk!"rutuk Mang Kadir dalam hati.
Belum selesai dengan gerutuannya.
Dari belakang tubuh Darma keluar rambut panjang dan langsung menyergap tubuh Mang Kadir.
Tak mau terlilit rambut tersebut,Mang Kadir pun berguling menjauh.
Namun rambut itu seperti ular yang tidak ingin melepas mangsanya.
Terus mengejar Mang Kadir yang bergulingan menjauh.
Namun kejadian tidak sangka pun terjadi.
Ketika rambut itu sedang melilit tubuh Mang Kadir.
Asap keluar dari rambut tersebut dan perlahan mulai terbakar.
Terdengar pekikan kesakitan dari mulut Darma dan tak lama kemudian sesosok tubuh kecil terlempar dari tubuhnya sembari mengerang kesakitan.
Melihat itu Gadis berpayung kuning melayang sambil mengayunkan payungnya tuk memukul Mang Kadir.
Mang Kadir yang sudah kerasukan itu memapas ayunan payung itu dengan tangannya.
Terdengar bunyi keras saat tangan Mang Kadir beradu dengan pukulan payung kuning lalu dengan menjerit, Gadis payung kuning itu terhempas ke belakang dan menghantam dinding kemudian menghilang entah kemana.
Tubuh Mang Kadir bergetar hebat saat berdiri di karenakan kondisi fisiknya yang belum memungkinkan tuk menggunakan ilmu warisannya.
"Buu....telpon Yusman pakai hape abah.katakan mereka sekarang sudah masuk rumah kita!"teriak Mang Kadir tersengal-sengal
Gerungan menyeramkan kini terdengar di rumah itu.
Sosok tinggi,berbulu hitam lebat dan bermata merah mulai mendekati Mang Kadir yang mulai kehilangan kesadarannya karena masih kondisi sakit.
Dengan kedua tangannya yang besar makhluk itu mencekik lehernya.
Mang Kadir mencoba memukul tubuh Mahkluk tersebut namun karena sudah kehabisan tenaga.
Pukulan tersebut tidak berarti apa-apa dan tidak pula di ikuti dengan ilmu kesaktian.
Tiba-tiba saja Bibi Ijah datang memukul makhluk tersebut dengan sapu.
Pertolongan yang sebenarnya sia-sia namun hanya itu yang Dia bisa.
Di iringi bunyi tulang yang remuk.
Mang Kadir menghembuskan napas terakhirnya.
Bibi Ijah menjerit menangis melihat suaminya tewas.
Dan perlahan rambut itu bergerak melilit tubuhnya.
Bibi Ijah nampak meronta-ronta mencoba melepaskan belitan rambut yang melilitnya.
Tubuhnya bergerak kesana kemari menabrak apapun yang di lewatinya namun akhirnya terhempas ke lantai dan tidak bergerak lagi.
Setelah membunuh Bibi Ijah kini rambut tersebut bergerak menuju ke tempat Dion bersembunyi.
Tiba-tiba saja sebuah sinar biru menghadang dan menghantam gerakan rambut tersebut hingga terdengar jeritan melolong kesakitan.
Api mulai menyala di rambut tersebut dan membakar benda di sekelilingnya.
Dengan gerungan keras mahkluk hitam itu menyerang seseorang yang kini hadir di rumah itu.
Orang tersebut berteriak keras penuh dengan amarah menyambut serangan tersebut dengan pukulan tenaga dalamnya.
Benturan keras pun terjadi.
Makhluk hitam itu terlempar ke belakang.
Orang itu pun termundur beberapa langkah.
Namun dengan sigap Dia kini sudah berdiri tegak kembali.
Dengan bentakan keras,dia pun menghunuskan trisulanya dan melompat ke arah makhluk itu dengan cepatnya.
"Mampus kau makhluk sesat!"
Trisulanya menancap ke tubuh makhluk hitam yang tidak sempat lagi menghindar.
Jeritan kesakitan terdengar dari mulutnya.
Tangannya mencoba mencakar orang yang menusuknya akan tetapi orang tersebut terus menancapkan trisulanya semakin dalam.
Akhirnya makhluk itu melolong keras kemudian diam tuk selamanya.
Sementara itu orang-orang yang berdatangan ke rumah itu mulai memadamkan api dan menolong Dion beserta Darma keluar dari rumah tersebut.
Yusman dengan langkah gontai dan mata nanar menghampiri mayat Mang Kadir.
Wajah penyesalan dan kesedihan yang mendalam terlihat dari wajahnya.
"Maapkan saya Bang Kadir yang terlambat membantumu"tangis Yusman pun pecah sambil memeluk tubuh Mang Kadir.
Pak Rahmad,Barun dan warga yang datang hanya bisa terdiam melihat tangisan keras dari Yusman.
Hujan diluar sana semakin deras.
Sederas tangisan Yusman saat itu
Tak lama kemudian Polisi tiba disana kemudian di ikuti kedatangan Hartini.
Melihat kedua anaknya selamat.
Hartini pun merasa lega namun ketika tau akan kematian Mang Kadir dan Bibi Ijah.
Hartini pun menangis menjerit meratapi kematian kedua pembantunya yang sudah dia anggap orang tuanya sendiri kemudian Dia pun terjatuh pingsan.
Pemakaman Mang Kadir dan Bibi Ijah telah usai.
Hartini memutuskan tuk pindah dan menjualnya.
Rumah merah muda itu sudah tak ada lagi.
Hartini telah menghancurkan rumah tersebut.
"Bang Kadir,aku akan mengejar dalang di balik kematianmu hingga napas terakhirku Bang!"sumpah Yusman di hadapan kuburan Mang Kadir.
Matahari mulai tenggelam dan Yusman pun beranjak pergi dari pemakaman.
Tampak Aditya menyambut kedatangan Yusman yang baru saja keluar dari pemakaman.
"Bang Yusman.Mari kita buru dan tangkap orang-orang di balik tragedi ini.Polisi mulai mengendus jaringan mereka dan ada beberapa orang yang sudah kita tangkap"
Yusman tersenyum tipis dan mengangguk menatap ke arah Aditya.
Sudah hampir seminggu Mang Kadir jatuh sakit karena kelelahan berkerja.
Untungnya ada Hartini yang berprofesi sebagai Dokter.
"Abah dalam sebulan ini istirahat dulu.Nggak usah antar jemput Dion dan membersihkan pekarangan.Aku sudah pesan ojek langganan tuk Dion dan akan menggaji orang tuk membersihkan pekarangan rumah kita!"kata Hartini seusai memeriksa kondisi Mang Kadir.
Mang Kadir hanya mengangguk dan tersenyum mendengar perintah majikannya.
Hartini pun berlalu dari kamar tersebut dan kemudian berangkat kerja.
Bibi Ijah terlihat sibuk di dapur mempersiapkan makan siang sekaligus bubur tuk Mang Kadir.
Setelah semuanya siap di hidangkan.
Tiba-tiba terdengar suara bel pintu dan Bibi Ijah pun bergegas ke depan.
"Ting tong.....ting tong"
"Assalamuaikum..."
"Waalaikum salam.Siapa yaaa?"
"Saya Yusman dan Barun ingin menjenguk Bang Kadir !"
Bibi Ijah pun membukakan pintu lalu mempersilahkan mereka langsung ke kamar Mang Kadir yang lagi sakit.
"Assalamualaikum Bang Kadir"kata Yusman setibanya di kamar.
"Waalaikum salam"jawab Mang Kadir yang mencoba bangun dari tempat tidurnya.
Melihat itu Yusman dan Barun buru-buru mendekat dan membantunya tuk duduk di atas tempat tidurnya.
"Sepertinya Bang Kadir harus banyak-banyak istirahat kayanya!"kata Barun prihatin melihat kondisi Mang Kadir.
"Namanya sudah kemakan umur Run.Yaaa begini dah kondisinya"ujar Mang Kadir tersenyum walau dengan wajah cukup pucat.
"Lekas sembuh yaa Bang Kadir.Jangan di paksakan tuk jaga malam setiap hari.Pak Rahmad juga sudah menambah beberapa orang tuk menjaga kawasan kita ini!"kata Yusman.
"Ini ada buah-buahan tuk cemilan Bang Kadir "ujar Barun lalu menaruh bingkisan tersebut di sebuah meja dekat pembaringan Mang Kadir.
"Aduh.Terima kasih atas buah-buahannya".
Tak lama berselang.Bibi Ijah masuk membawakan minuman tuk mereka kemudian langsung kembali lagi ke dapur tuk menyelesaikan pekerjaannya.
Mereka pun tampak asyik mengobrol hingga tengah hari.
Lalu Yusman dan Barun pun pamitan tuk pulang.
"Semoga lekas sembuh Bang Kadir"ucap mereka sebelum keluar dari kamar Bang Kadir
Keesokan malamnya.Hujan turun sangat deras sekali dan suara guntur bersahutan memecah kesunyian malam di kawasan tersebut.
Para penjaga malam tampak berkumpul didalam di pos penjagaan.
Tak mampu tuk berkeliling karena hujan malam ini sangat lebat sekali.
Sementara itu di rumah Hartini tampak sunyi sekali.
Di karenakan para penghuninya sudah terlelap dalam tidurnya.
Namun di pekarangan rumah tersebut tampak terlihat sekelebat sosok terbang mengitari rumah dan mencoba masuk ke dalam rumah tersebut.
Sosok tersebut kini berdiri di sebuah jendela.
Perlahan mendekat dan mengetuk kaca jendela tersebut.
"Dion.....Bangunlah.Mari kita bermain!"
"Dion.....Bangunlah.Mari kita bermain!"
Dion pun terbangun dari tidurnya.
Sembari mengucek-ucek matanya.
Dia pun melihat di sekeliling kamarnya.
"Dion.....Bangunlah.Mari kita bermain!"
Suara itu kembali memanggil namanya.
Dia pun mulai ketakutan dan segera bangkit keluar kamar menuju kamar Mang Kadir.
"Nek....bangun!"teriak Dion sambil mengetuk keras pintu kamar tersebut.
Pintu kamar pun langsung terbuka dan Bibi Ijah langsung menghampirinya.
"Ada apa cucuku?"
"Ada suara manggil-manggil Dion di luar jendela kamar Dion"cerita Dion ketakutan.
Mang Kadir dengan napas tersengal-sengal langsung berlari menuju kamar Dion.
Tampak kini di hadapannya seorang Gadis berpayung kuning sedang tertawa menatap Mang Kadir.
Sementara itu Darma mulai berjalan mendekati jendela yang terbuka tersebut.
Walau masih sakit.Akan tetapi melihat Darma dalam bahaya.
Mang Kadir pun berlari tuk mengambil Darma yang hampir mendekati jendela tersebut.
Setelah menangkap tubuh Darma.
Mang Kadir pun menarik tubuhnya ke belakang.
"Bagaimana mereka bisa masuk ke rumah ini,harusnya ada yang di lemahkan dan di rasuki baru mereka bisa masuk!"rutuk Mang Kadir dalam hati.
Belum selesai dengan gerutuannya.
Dari belakang tubuh Darma keluar rambut panjang dan langsung menyergap tubuh Mang Kadir.
Tak mau terlilit rambut tersebut,Mang Kadir pun berguling menjauh.
Namun rambut itu seperti ular yang tidak ingin melepas mangsanya.
Terus mengejar Mang Kadir yang bergulingan menjauh.
Namun kejadian tidak sangka pun terjadi.
Ketika rambut itu sedang melilit tubuh Mang Kadir.
Asap keluar dari rambut tersebut dan perlahan mulai terbakar.
Terdengar pekikan kesakitan dari mulut Darma dan tak lama kemudian sesosok tubuh kecil terlempar dari tubuhnya sembari mengerang kesakitan.
Melihat itu Gadis berpayung kuning melayang sambil mengayunkan payungnya tuk memukul Mang Kadir.
Mang Kadir yang sudah kerasukan itu memapas ayunan payung itu dengan tangannya.
Terdengar bunyi keras saat tangan Mang Kadir beradu dengan pukulan payung kuning lalu dengan menjerit, Gadis payung kuning itu terhempas ke belakang dan menghantam dinding kemudian menghilang entah kemana.
Tubuh Mang Kadir bergetar hebat saat berdiri di karenakan kondisi fisiknya yang belum memungkinkan tuk menggunakan ilmu warisannya.
"Buu....telpon Yusman pakai hape abah.katakan mereka sekarang sudah masuk rumah kita!"teriak Mang Kadir tersengal-sengal
Gerungan menyeramkan kini terdengar di rumah itu.
Sosok tinggi,berbulu hitam lebat dan bermata merah mulai mendekati Mang Kadir yang mulai kehilangan kesadarannya karena masih kondisi sakit.
Dengan kedua tangannya yang besar makhluk itu mencekik lehernya.
Mang Kadir mencoba memukul tubuh Mahkluk tersebut namun karena sudah kehabisan tenaga.
Pukulan tersebut tidak berarti apa-apa dan tidak pula di ikuti dengan ilmu kesaktian.
Tiba-tiba saja Bibi Ijah datang memukul makhluk tersebut dengan sapu.
Pertolongan yang sebenarnya sia-sia namun hanya itu yang Dia bisa.
Di iringi bunyi tulang yang remuk.
Mang Kadir menghembuskan napas terakhirnya.
Bibi Ijah menjerit menangis melihat suaminya tewas.
Dan perlahan rambut itu bergerak melilit tubuhnya.
Bibi Ijah nampak meronta-ronta mencoba melepaskan belitan rambut yang melilitnya.
Tubuhnya bergerak kesana kemari menabrak apapun yang di lewatinya namun akhirnya terhempas ke lantai dan tidak bergerak lagi.
Setelah membunuh Bibi Ijah kini rambut tersebut bergerak menuju ke tempat Dion bersembunyi.
Tiba-tiba saja sebuah sinar biru menghadang dan menghantam gerakan rambut tersebut hingga terdengar jeritan melolong kesakitan.
Api mulai menyala di rambut tersebut dan membakar benda di sekelilingnya.
Dengan gerungan keras mahkluk hitam itu menyerang seseorang yang kini hadir di rumah itu.
Orang tersebut berteriak keras penuh dengan amarah menyambut serangan tersebut dengan pukulan tenaga dalamnya.
Benturan keras pun terjadi.
Makhluk hitam itu terlempar ke belakang.
Orang itu pun termundur beberapa langkah.
Namun dengan sigap Dia kini sudah berdiri tegak kembali.
Dengan bentakan keras,dia pun menghunuskan trisulanya dan melompat ke arah makhluk itu dengan cepatnya.
"Mampus kau makhluk sesat!"
Trisulanya menancap ke tubuh makhluk hitam yang tidak sempat lagi menghindar.
Jeritan kesakitan terdengar dari mulutnya.
Tangannya mencoba mencakar orang yang menusuknya akan tetapi orang tersebut terus menancapkan trisulanya semakin dalam.
Akhirnya makhluk itu melolong keras kemudian diam tuk selamanya.
Sementara itu orang-orang yang berdatangan ke rumah itu mulai memadamkan api dan menolong Dion beserta Darma keluar dari rumah tersebut.
Yusman dengan langkah gontai dan mata nanar menghampiri mayat Mang Kadir.
Wajah penyesalan dan kesedihan yang mendalam terlihat dari wajahnya.
"Maapkan saya Bang Kadir yang terlambat membantumu"tangis Yusman pun pecah sambil memeluk tubuh Mang Kadir.
Pak Rahmad,Barun dan warga yang datang hanya bisa terdiam melihat tangisan keras dari Yusman.
Hujan diluar sana semakin deras.
Sederas tangisan Yusman saat itu
Tak lama kemudian Polisi tiba disana kemudian di ikuti kedatangan Hartini.
Melihat kedua anaknya selamat.
Hartini pun merasa lega namun ketika tau akan kematian Mang Kadir dan Bibi Ijah.
Hartini pun menangis menjerit meratapi kematian kedua pembantunya yang sudah dia anggap orang tuanya sendiri kemudian Dia pun terjatuh pingsan.
Pemakaman Mang Kadir dan Bibi Ijah telah usai.
Hartini memutuskan tuk pindah dan menjualnya.
Rumah merah muda itu sudah tak ada lagi.
Hartini telah menghancurkan rumah tersebut.
"Bang Kadir,aku akan mengejar dalang di balik kematianmu hingga napas terakhirku Bang!"sumpah Yusman di hadapan kuburan Mang Kadir.
Matahari mulai tenggelam dan Yusman pun beranjak pergi dari pemakaman.
Tampak Aditya menyambut kedatangan Yusman yang baru saja keluar dari pemakaman.
"Bang Yusman.Mari kita buru dan tangkap orang-orang di balik tragedi ini.Polisi mulai mengendus jaringan mereka dan ada beberapa orang yang sudah kita tangkap"
Yusman tersenyum tipis dan mengangguk menatap ke arah Aditya.
Diubah oleh vizum78 24-11-2020 22:44
redrices dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas