Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

drupadi5Avatar border
TS
drupadi5
Cerita Yang Belum Berakhir
Kisah kita berbeda kawan, suka duka kita tidak pernah sama, meski kita hidup berpuluh-puluh tahun jalan hidup kita pun tidak pernah melengkung ke arah yang sama, memainkan suatu cerita dengan peran yang berbeda-beda, yang nanti, entah kapan, hanya akan berujung pada suatu akhir dimana waktu bukan lagi milik kita....

tapi bagaimana jika akhir itu pun tidak berarti sebuah penyelesain dari cerita kita?



*****

02.30 am

Subuh ini, sepulang kerja, seperti biasa suami dan anakku udah pada pulas tertidur. Kulepaskan dulu helm, jaket, dan semua atribut pengaman dan pelindung, sebelum sedikit membasuh diri.

Menenangkan diri sejenak sebelum bertemu kasur, kubuka hape BB jadulku, ada satu notif kalau ada yg mengirim pesan lewat FB messenger. Langsung kubuka,

dah pake BB ya, boleh minta PIN mu?


Sebuah pesan singkat, tp cukup membuat jantungku berdesir aneh. Setelah berpikir sejenak, kubalas pesan itu...

Bole, ini PIN ku %^&$#@


Bukan tanpa alasan kuberikan contactku, hanya karena rasa penasaran yang telah terpendam bertahun-tahun dan... sebuah penyelesaian

*****

prologue
part 1 jadi mahasiswa
part 2 baksos
part 3 mas kayon
part 4 karena matras
part 4.2 obrolan pertama
part 5 karena pertanyaan dan jawaban konyol
part 6 kesurupan???
part 7 sopir dan assisten sopir
part 8 around me
part 9 mabuk
part 10 pasar loak
part 11 pelukis malam
part 12 baksos in action
part 13 yunita
2014
part 14 would you be
part 15 would you be (2)
part 16 would you be mine?
part 17 hilang
part 18 second chance...1
part 19 second chance...2
part 20 second chance...3
part 21 SMS
part 22 blind love
part 23 blind love 2
part 24 blind love 3
part 24 blind love 4 (17+)
part 25 blind love 5
part 26 blind love 6
part 27 siksaan 1
part 28 Mr. Lee
part 29 siksaan 2
part 30 following the flow (cinta tanpa logika)
part 31 following the flow (cinta tanpa logika 2)
part 32 heart breaker
part 33 kehilangan
part 34 solo fighter
part 35 kejutan
part 36 perbedaan itu (ngga) indah
2008
part 37 the next steps
part 38 dewa bisma
part 39 anak rantau
part 40 penantian
part 41 akhir dari penantian
2009
all i want
part 42 and story goes on...
part 43 nelangsa
part 44 a gift
part 45 trouble maker
part 46 trouble maker 2
part 47 tentang dewa
part 48 tentang dewa 2
part 49 is it real?
part 50 is it real? 2
part 51 rasa itu
part 52 jealouse
part 53 Jakerdah
part 54 drama queens
part 55 i feel you
part 56 ikatan
part 57 September 2006
part 58 july 2009
part 59 ujian pertama
part 60 ujian kedua
part 61 ujian yg sebenarnya
Part 62 Dewa Rasya
part 63 kembali
part 64 Namy
part 65 batas benci dan cinta
part 66 trouble maker
part 67 trouble maker 2
part 68 trouble maker 3
Diubah oleh drupadi5 23-11-2019 16:42
mmuji1575
a.w.a.w.a.w
Grazie.Pradana
Grazie.Pradana dan 9 lainnya memberi reputasi
10
36.8K
323
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Tampilkan semua post
drupadi5Avatar border
TS
drupadi5
#311
Part 67 Trouble Maker 2
“hah....” kuhempaskan badanku di kursi di pantry, segelas juice jeruk di tuangkan Sara, teman satu shifku malam ini.
“hei...” suara Mas Denny, supervisorku, dia berdiri di ambang pintu.
“Kenapa Mas? Makan dulu gih,” tawar Sara.
“jangan makan sekarang, ntar aja,” sahutnya dengan tatapan penuh arti ke Sara. Ya, 2 sejoli ini lagi pdkt. Mas Denny yg terkenal player ini lagi deketin si Sara yg sama2 anak baru sepertiku. Sara sama sekali tidak tahu predikat yg disandang Mas Denny, dan aku sendiri sungkan memberitahukan ke Sara, bukan tanpa alasan, karena aku juga belum pernah melihatnya sendiri, hanya dengar dari temen2, dan Sara termasuk gadis yg keras kepala dan berpendirian teguh, kalau dia hanya mendengar rumor dia ngga akan percaya, harus ada bukti, selain itu akupun ngga mau ikut campur urusan mereka.
“emang kenapa, mas?” tanyaku
“mau di traktir sama org xxx ke Bo**e,”jelas Mas Denny.
“beneran?kenapa ngga bilang dr awal sih mas, trus aku gimana ni caranya?” tiba2 Sara seperti agak panik
“emang kenapa Sar?” aku bertanya ngga ngerti
“aku kan ngga bisa ke Bo**e kayak gini Dy!” Sara meletakkan kedua tangannya di kepala. Oya, Sara ini berhijab. Tapi, aku belum mengerti.
“Emang kenapa?” tanyaku
“astaga Dy, kamu tau ngga Bo**e apaan?” kali ini Mas Denny yg bertanya
“Ngga,” jawabku yg langsung di sambut suara ngakaknya sambil mukul2 tembok di belakangnya. Sara juga ikut2an ketawa.
“masa kamu ngga tau Dy, Bo**e itu kan yg di jalan N****, kamu sering lewat sana kan ya?” kata Sara
“Iya sih, emang sering lewat sana, tp itu apaan? Bukannyan resto ya? Trus ngapain kmu bingung gitu klo cuma mau ke sana doang.”
“Dyan, Bo**e itu night club, sayang, “ jelas Sara akhirnya disela2 tawanya.
“o....” mulutku membentuk huruf O tanpa bersuara.
“kmu punya topi, Mas? Aku pake topi aja kali ya..” ujar Sara ke Mas Denny.
“Ngga ada topi coba ntar tanya anak kargo aja siapa tau mereka ada...eh atau...ambil digudang aja siapa tau ada,” usul Mas Denny.
“iya deh ntar aku cariin...makan dulu, ya, laper nih,” sahut Sara agak2 manja gitu nada suaranya, membuat aku malu sendiri liatin mereka berdua.
“emang ngapain harus pakai topi, Sar?” tanyaku setelah Mas Denny pergi
“iya lah Dy, aku kan pake hijab....ngga etis klo ke night club pake hijab.”
“oh gitu..” aku hanya ber ah oh aja karena aku ngga ngerti.
Malam itu semua laporan dikerjakan dengan secepat kilat.

Jujur aja, seumur2 baru kali ini aku ke night club. Meskipun lahir dan besar di Bali yg night club nya bertebaran di area kuta, ngga sekalipun aku pernah mengunjungi tempat dugem macam itu.

Dan malam itu, di sanalah aku di sebuah night club yg cukup terkenal di Bali. Aku sama sekali ngga ngerti apanya yg menyenangkan dari tempat ini.

Beberapa teman kerjaku yg mengerti kalau ini adalah kali pertamanya aku berkunjung ke tempat dugem, segera mepet2 ke aku. Sarannya satu, klo ditawari minum boleh aja tapi jangan banyak2, atau langsung tolak. Aku mengiyakan. Sebagai gantinya mereka memesankan banyak sekali makanan dan soft drink.

“kmu makan ini aja, ngga usah ikut yg aneh2,” saran Handa, salah satu seniorku yg bisa kupercaya.

Awalnya managerku nawari aku minum, aku ambil dan mencicipinya dengan ujung lidahku. Rasanya pahit. Apanya yg enak minuman kayak gini, sungutku dalam hati.
Makin malam suasana makin panas. Managerku sepertinya sudah setengah mabuk. Begitu juga beberapa atasan dari perusahaan yg mengundang kami ke sana, tampak mereka terlalu banyak tertawa ngga jelas. Di tambah lagi di panggung musik semakin menghentak dan ditambah lagi dengan aksi sexi dancer yg bener2 seksi abis. Yg seharusnya pake bikini ke pantai, ini mereka malah naik panggung pake bikini plus joged2 lagi.

“Sar, balik yuk,” ajakku ke Sara yg tampak sangat menikmati suasana malam itu. Mumpung dia lepas dari Mas Denny, buru2 aku mepet dia ngajakin balik karena aku nebeng mobilnya dia dari kantor dan tasku pun masih ada di mobilnya.

“Ntar Dy, nanggung, ntar lagi bubar kok,” katanya. Aku melirik jam tanganku udah jam 2 lewat. Aku hanya mendengus pasrah.

Sara balik duduk ke sofa bareng Mas Denny. Oya, Sara melepas hijabnya dan menggulung rambutnya di balik topi. Seandainya saat itu aku tahu seperti apa seharusnya seorang wanita berhijab, ngga akan aku biarin dia datang ke tempat itu.
Sejurus kemudian, beberapa orang mulai beranjak ke lantai joged, dan menikmati music yg terasa sakit di telingaku. Aku masih duduk anteng di sofa di temani Handa.

Tiba2 managerku dan satu orang atasan dari perusahaan XXX datang menghampiriku dan Handa. Managerku memegang sebotol minuman di tangannya.

“Hai Dy....welcome to jungle yah...hahahha,” sapa managerku rada2 ngawur dengan badannya yg mulai sempoyangan. Sedangkan disampingnya si Bapak Bos perusahaan XXX juga ngga kalah kacaunya selalu aja tersenyum,hanya saja senyumnya aku lihat seperti senyum2 mesum gitu.

“hehe... iya Bu...,” sahutku, oya, managerku ini seorang wanita.
“ayo, minum....cheeeerrrsss...” teriaknya ngga mau kalah dengan dentuman suara musik.
Dia melahap minuman yg baru aja dituangnya dalam sekali teguk.

“ayo dong, minum... sekali ini aja gpp kok Dy hahahha....” dia mabuk tapi dia masih inget klo aku ngga bisa minum. Tapi kali ini dia memaksa. Diambilnya beberapa gelas kosong di meja di depan kami dan diisinya penuh semua gelas2 itu.
“Han....ayo minum, cemen lo, cowok masa kalah sama aku!” kali ini Handa yg disasar.

“ayo..ayo...jangan sungkan, having fun Pak Handa!” kali ini si bos ikutan mengompori.

“hahaha iya pak, satu gelas aja ya,” sahut Handa sambil mengambil satu gelas dan kemudian setengah isinya berpindah ke perutnya. Sedangkan aku hanya bengong ngeliatin mereka.

“Ayo Dy...minum dooong!” kali ini suara managerku sedikit merajuk, dia ngeliatin aku sedemikian rupa seperti memaksaku untuk mengikuti apa yg dilakukan Handa. Kutoleh Handa. Dengan matanya dia mengisyratkanku untuk minum.
“Dikit aja,” bisiknya pas ditelingaku ketika aku mengambil gelasku.
Aku mengangkat gelasku dan pura2 minum, ngga ada setetes pun yg masuk kemulutku. Setelah itu kuletakkan lagi di atas meja.
“masih penuh...lagi lagi lagi lagi...hahhaha ayo habisin..!!!” teriak si ibu dengan riang.
Oh shit. Sial, makiku dalam hati. Aku ambil lg dan pura2 minum, si ibu tampak lengah karena diajak bicara dengan si bos, buru2 aku tuang isi gelasku ke gelas lain yg kosong di atas meja. Begitu dia melihatku lagi, aku acungkan gelasku yg kosong dan dia menyambutnya dengan tertawa, ah dari tadi dia juga ketawa mulu. Si bos mengajak si ibu ke depan panggung buat ikutan joged2.

“Dia mabuknya emang kayak gitu, ketawa2 aja terus, tapi dia ngga sampai teler2 bgt, kuat bgt dia minum. Pernah dulu lebih parah dr sekarang mabuknya tapi dia masih bisa nyetir, waktu itu aku ikutin dr belakang takutnya kenapa2 tuh nyonya,” ujar Handa.
Aku hanya diam mendengarkan, entah kenapa pikiranku malah ingat Mas Kayon. Aku juga pernah melihatnya teler abis mabuk. Ah, laki2 itu lagi.

“kamu minum tadi?” tanya Handa
Aku menggeleng, “ngga. Cuma pura2 aja, rasanya pahit kayak gitu, kok doyan ya?”
“hehehe namanya juga udah addicted Dy, gaya hidup orang kan beda2,” sahut Handa.

Dr kejauhan aku lihat Sara tampak ngomong dengan si bos perusahaan XXX tampak wajahnya gusar.
Sedangkan kulihat managerku lagi ada dipelukan Pak XY yg sudah jadi rahasia umum klo si bapak adalah PIL nya si Ibu

“Dy, ayo balik!” tiba2 Sara sudah di depanku, dan di belakangnya berjalan dengan tergesa si Mas Denny.

“Sar, ntar dulu dong, kayaknya dia mabuk makanya kayak gitu ngomongnya,” kata Mas Denny.
“bodo amat, ngga suka aku digituin, emang aku apaan. Balik aja. Ayo Dy!”
Aku yg ngga ngerti ada apa sebenarnya, kayak kambing congek aja ngikutin katanya Sara, siap2 cabut, lagian juga aku udah ngga betah bgt di sini.

Handa memberi isyarat dengan matanya, seperti bertanya ada apa, aku hanya mengangkat bahuku tanda tidak tahu.

“Sar, tunggu2, aku ikut,” seru Mas Denny ketika Sara berjalan cepat ke pintu keluar, dan aku mengekor di belakang mereka.
Setelah itupun aku jadi obat nyamuk di mobil. Ah, sepertinya aku ini invisible buat mereka.

****

Aku sampai di rumah sekitar jam 4 pagi lebih malah. Setelah bersih2, aku masuk ke kamar. Dewa terbangun ketika aku naik ke tempat tidur.

“sini...” katanya mengulurkan tangannya. Aku mendekat dan dia memelukku sambil kami baringan

“em.. kamu mau rokok,” katanya kemudian. Aku kaget. Aku ngga bisa bilang klo aku baru aja dari night club. Dewa sama sekali ngga suka tempat2 seperti itu. Aku ngga sadar klo tadi aku dikelilingi orang2 yg merokok, tapi tidak tercium terlalu keras, apa karena ruangannya yg super besar ya?
“eh..iya itu td, temen2 pada ngerokok di dalam kantor, mungkin jd nempel di badan,” sahutku asal. Mudah2an dia percaya.

“lain kali jangan mau mereka ngerokok di dalam, ngga bagus buat kamu,” sahutnya kemudian memelukku lebih erat.

Maafin aku udah ngga jujur sama kamu, aku ngga mau kamu marah, Wa. Aku hanya ingin tau seperti apa night club itu.
Maaf ya.

Baru aja aku setengah terlelap, sebuah nada bbm masuk langsung mengenyahkan kantukku.
Perlahan aku pindahkan tangan Dewa yg memelukku.

“Dy...” gumam Dewa terbangun. Duh...

“ntar, mau ke toilet,” kataku. Segera aku bangun dan menyambar HP ku.

Aku duduk di ruang tengah, mengecek siapa yg mengirimiku bbm subuh2 begini.

MK : udah tidur Dy?

Ah, mas kayon lagi.

Aku : baru mau
MK : hah..kok bisa? Bukanya kamu pulang jam 1 ya?

Dia ingat jadwalku pulang kantor. Mas, perhatianmu telat sekali.

Aku : iya td dugem dulu
MK : ???
Aku : apa?
MK : sejak kapan kamu suka dugem?
Aku : siapa bilang aku suka dugem?
MK : lah td bilang ke tempat dugem kan?
Aku : kan aku cuma bilang ke tempat dugem, ngga bilang suka dugem
MK : kamu minum?
Aku : sedikit
MK : kenapa sih Dy?
Aku : kenapa apa?
MK : ngga bagus minum Dy, aku udah ngga minum Dy, minuman bersoda aja udah hampir 2 tahunan ngga aku sentuh

Baguslah Mas, batinku

Aku : ya baguslah klo gitu, kenapa ngga dari dulu2 aja.
MK : sekarang kenapa kamu yg justru minum2
Aku : siapa yg minum2? Aku kan bilang minum sedikit, seujung lidah doang
MK : hehehe aku kira minum banyak
Aku : ngga lah, masa aku ngejilat ludahku sendiri.
MK : iya, aku lupa siapa kamu, Dy
Aku : emang aku siapa?
MK : cewek jutek 
Aku : halah.... iya deh emang jutek
MK : jutek tapi perhatian bgt
Aku : udah deh...sholat sana!
MK : hehhehe ya udah aku sholat dulu
Aku : ok

Sekali lagi aku baca semua percakapan itu. Ah...ya Tuhan.

Kupilih menu setingan di bbm ku dan ku klik delete conversation.
Diubah oleh drupadi5 23-05-2019 12:54
Alea2212
Jomes747
jiyanq
jiyanq dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.