KABUT (Horror Story)

Beranda

...

Stories from the Heart
KABUT (Horror Story)

endokrin

12-04-2017 22:28

KABUT (Horror Story)

Tanpa basa-basi lagi bagi agan dan sista yang sudah pernah membaca dongeng-dongeng saya sebelumnya kali ini saya ingin mempersembahkan sebuah dongeng baru

Cerita saya sebelumnya bisa dibaca dibawah ini, tinggal diklik saja

Quote:

SANTET

GANTUNG DIRI

WARNING!!

Quote:

Saya mohon dengan sangat untuk tidak mengcopy paste cerita ini. semoga agan dan sista yang budiman bersikap bijaksana, dan mengerti bahwa betapa susahnya membuat cerita. Terima kasih

Quote:

Wattpad

Diubah oleh endokrin 19-05-2019 05:10

disturbing14 dan 30 lainnya memberi reputasi

619.3K

Kutip

2.2K

Balasan

Komentar yang asik ya

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

32.7KThread•51.8KAnggota

Tampilkan semua post

endokrin

19-05-2019 05:04

#2087

Quote:

EPILOG

Tumis kangkung dan tempe goreng memang perpaduan yang sempurna. Tidak akan pernah bosan walaupun harus memakannya setiap hari. Tapi aku harus menahan diri untuk makan masakan ibuku itu sebelum libur akhir tahun tiba beberapa hari lagi. Terpaksa sekarang harus menikmati mie instan dulu, mengingat ini akhir bulan.

Melihat mie instan aku jadi teringat kedua temanku. apa kabar Baim sekarang, aku tidak pernah lagi berjumpa dengannya setelah kejadian pendakian itu. Katanya dia pulang ke kampung dan tidak melanjutkan kuliahnya, aku tidak terlalu khawatir dengan kehidupannya mengingat dia adalah anak dari juragan tanah, mungkin dia sudah menyerah dengan mimpinya dan melanjutkan hidupnya dengan normal seperti orang kebanyakan.

Imron, teman dekatku, terakhir kali kami bertemu tiga bulan lalu sebelum dia berpindah tugas keluar kota. Semengerikan apapun kejadian yang pernah kita alami dulu, setidaknya banyak merubah kehidupan kami setelahnya. Aku tidak meragukan kemampuan Imron dalam bidang apapun, tapi aku rasa berkat wajahnya sering masuk televisi dan Koran saat peristiwa dulu, sekarang dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, ya setidaknya dalam hal gajih.

Bau semerabak mie instan mengalihkanku dari lamunan tentang Baim dan Imron. Sambil menikmati semangkuk mie rebus kari ayam, mataku tertuju pada artikel Koran yang dibingkai pigura kaca yang sengaja aku pasang diatas televisi.

Foto seorang wanita yang tersenyum sedang menerima hadiah dari seorang lelaki berkumis dan berkepala plontos mengenakan kacamata. Sebuah penghargaan atas jasanya karena telah berhasil mencari bantuan sehingga ketiga temannya bisa selamat dari kematian akibat hipotermia.

Wanita dalam artikel itu yang membuatku masih bisa menikmati mie instan sampai saat ini. Aku sangat bersyukur karena setidaknya mungkin dia sekarang sedang bahagia. Terakhir kali kami bertemu dia sedang disibukan dengan tugas-tugasnya sebagai mahasiswi, ya akhirnya dia bisa merasakan apa yang dulu pernah aku rasakan. Dan semoga mimpinya untuk bisa menyekolahkan adik-adiknya juga bisa terwujud.

Satu hal yang selalu membuatku penasaran, Hesti belum menceritakan bagaimana kejadian saat dia mencari bantuan. Apa yang terjadi pada aku, Baim dan Imron saat dia menemukan kami didalam tenda ?
Lalu apakah semua kejadian yang aku alami hanya sebuah halusinasi ? jika iya, lalu apa yang menyebabkan tanganku terluka dulu. Apakah sebenarnya aku masuk kedunia arwah ? karena rombongan yang beranggotakan delapan orang yang berangkat sebelum kami ditemukan tewas dalam tendanya. Entahlah sampai saat ini aku masih belum bisa mencernanya, mungkin jawaban dari Warno bisa menjadi pilihan untuk menutupi kebingunganku. Dia bercerita tentang seorang pendaki yang terkena hipotermia, dia mulai bertingkah aneh dan meracau tak jelas, kemudian membuka seluruh pakaiannya dengan alasan tubuhnya kepanasan. sampai keesokan harinya dia ditemukan tewas dalam keadaan telanjang.

TAMAT

Terima kasih sudah mengikuti cerita saya sampai sejauh ini emoticon-Shakehand2

untuk cerita terbaru saya silahkan klik SARANGKALA

twiratmoko dan 29 lainnya memberi reputasi

Kutip

Balas

Tutup