TS
ibliss666
Cerita dan Inspirasi Bisnis ini Perlu di Baca agar Agan Sista Makin Kaya
JIKA ADA PIHAK YANG TIDAK BERKENAN BISA PM SAYA YA




Jadi Bos itu Penting
Belajar untuk jadi Bos itu Perlu
Mulailah Dari Sini
Membaca Bersama Saya


Quote:
INDEX
Pengalaman bisnis Popok Kain
Think Big
Bisnis Melalui Instagram
Bisnis Hewan Qurban
Jas Hujan Muslimah
Kue
Mie Akhirat
Dasar Digital Marketing
Upgrade Bisnis dengan Coaching
Brand Identity
Branding Fast Changing Product
Pentingnya Tim
Strategi Bisnis Turun Temurun
Penyegaran Bisnis
Meningkatkan Daya Saing UKM
Sinergi Bisnis Online & Offline
Menentukan Bisnis dari DNA kita sendiri
Menjual Tanpa Bicara
Branding Wisata Indonesia
Zalfa Kosmetik
Menemukan Pelanggn, BUKAN pembeli
Billboard Jaman Sekarang
FOODTRUCK
Membangun Bisnis tanpa HUTANG
Marketing Plan
cairo food
5 syarat sukses bisnis online
Business Foundation
Pembukuan
Leads
Panen saat Lebaran
Perlakuan Terhadap Konsumen
Good to Read
Ghost Kitchen
Perjuangan NomiNomi dessert
Bisnis KESEHATAN
Warung Kopi
Baso Karawang
10 Modal Mental Entrepreneur
Rempah Indonesia
Bisnis Saat Corona
Flywheel BARU dalam Bisnis
Pengalaman jual CIRENG
Tentang Investasi
Quote:

Pada tahun 2015 mb novi (kalian g knal) datang berkunjung ke rumah saya dan melihat setumpuk popok kain yang merupakan sisa stok penjualan saya.
Saat itu saya adalah reseller kecil dari beberapa brand lokal dan brand china. Situasi pasar online di dunia popok sangat terasa dalam red ocean, dimana masing masing pemain saling membenturkan harga satu sama lain sekalipun itu brand lokal yang sebenarnya memiliki standart kualitas produk yang jauh lebih baik daripada brand china.
Nah momentum terjadi saat mb novi mengajak saya menjadi rekan bisnis dalam memasarkan popok dari hasil jahitan ibu mertuanya.
Saat melihat sample popok yang akan dipasarkan, seketika benak saya langsung menembak target menengah kebawah, dikarenakan kualitas bahan baku yang dipersepsikan pasar saat itu masih lebih rendah dibanding bahan baku dari beberapa brand pada umumnya.
Setelah beberapa waktu saya berproses menggali semua data, menentukan kompetitor dan lain lain. Kami mulai memasarkan produk ini (kami memberi nama Free) dengan sistem PO; sistem pemasaran pun ATM murni dari produsen lainnya.
Dan yang terjadi adalah dalam waktu 6 bulan sesudah launcing, produksi Free akhirnya harus off sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Masalahnya hanya satu satu nya tenaga produksi (yang tak lain ibu mertuanya) terkena serangan stroke.
Kami sama sekali tidak mempunyai Plan B karena miskin jaringan penjahit khususnya model halusan
Setelah 8 bulan berjalan akhirnya Free bisa bangkit kembali dengan berbekal evaluasi dari pengalaman sebelumnya, kami merombak semua manajemen yang kami lakukan, baik dr segi pemasaran dan produksinya.
Langkah pertama adalah menjaring data penjahit di sekitar tempat tinggal kami (radius sampai desa tetangga); hasil ternyata WOW, pengalaman kami mendapatkan 10 calon penjahit namun yang bisa dijadikan tim hanya 1-2 orang saja (kami memberikan contoh jahitan dan bahan dalam rupa potongan untuk dikerjakan sendiri dulu).
Di sisi lain saya yang bertanggung jawab dalam mendatangkan buyer, membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk merekrut tim marketing.

Singkatnya dalam kurun waktu 6 bulan (setelah momentum Free dibangkitkan), permintaan dari tim marketing cukup naik significant, namun disinilah akhirnya terkuak masalah masalah operation bisnis yang akhirnya membuat banjir bandang komplainan dari marketing.
Masalah masalah yang kami identifikasikan:
Quote:
1. Miskin jaringan di bidang penjahit hampir membuat kami frustasi.. Di wilayah trdekat kami memang banyak penjahit tp pengalaman menjahit popok kain sama sekali tidak ada.. Bisa dikatakan perjuangan kami dimulai dari nol..
2. Tidak ada standart bahan baku dan kompetensi tim produksi yang tidak seragam sehingga berpengaruh pada hasil jahitan yang bervariasi antar 1 penjahit dengan penjahit lainnya, terbukti dari komplain yang memberikan bukti foto ukuran popok yang tidak seragam.
3. Tidak ada kepercayaan dari supplyer. Kami mengawali biaya produksi mulai dari modal yang sangat minim, sehingga kami hanya mampu membeli bahan baku lewat distributor kain.
Disisi lain masing masing distributor memiliki suplay dari beberapa pabrik yang berbeda sehingga tidak ada standart bahan baku yang jelas.
4. Sistem produksi masih belum menemukan kesesuaian. Sehingga masih sering terjadi proses tumpang tindih akibat proses trial eror setiap saat bisa berganti.
2. Tidak ada standart bahan baku dan kompetensi tim produksi yang tidak seragam sehingga berpengaruh pada hasil jahitan yang bervariasi antar 1 penjahit dengan penjahit lainnya, terbukti dari komplain yang memberikan bukti foto ukuran popok yang tidak seragam.
3. Tidak ada kepercayaan dari supplyer. Kami mengawali biaya produksi mulai dari modal yang sangat minim, sehingga kami hanya mampu membeli bahan baku lewat distributor kain.
Disisi lain masing masing distributor memiliki suplay dari beberapa pabrik yang berbeda sehingga tidak ada standart bahan baku yang jelas.
4. Sistem produksi masih belum menemukan kesesuaian. Sehingga masih sering terjadi proses tumpang tindih akibat proses trial eror setiap saat bisa berganti.
Hasil dari kesalahan kesalahan diatas kami bayar mahal dengan cacian komplain tidak profesional dan ancaman pelaporan penipuan, karena kami mengirimkan popok ke buyer setelah h+3 minggu.
Antrian orderan marketing yang semakin mengular namun produksi tidak bisa mengejar dengan cepat.
Hal tersebut di atas sangat mungkin terjadi dalam dunia bisnis.
Belum bisa menghasilkan kolaborasi yang tepat antara tim marketing dengan tim produksi sehingga keduanya tidak sinkron.
Marketing yg sudah menguasai ilmu pemasaran bisa dengan mudah mendatangkan customer sehingga muncul "banjir order"
Sedangkan tim produksi yg belum matang dan belum siap menghadapi "banjir order" kesulitan dalam memenuhinya, terlebih lagi kendala teknis seperti pemadaman lampu yg kerap membuat tim produksi tidak bekerja, lanjut ketersediaan SDM dalam tim produksi pun belum menguasai teknik jahit "halusan" seperti popok (daerah wilayah kami memang bnyak penjahit tetapi umumnya berpengalaman di kemeja, kaos, jaket, celana jins adalah keunggulannya) sehingga kami harus menemani dalam proses membuka mindsetnya bahwa menjahit popok itu bisa mudah asalkan niat belajar dan praktek tekniknya.

Berbekal pengalaman yang sangat tidak mengenakan ini. Akhirnya kami melakukan evaluasi dan merombak untuk sekian kalinya.
Langkah langkah perbaikan :
Quote:
1. Adanya norm (standart) untuk semua aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh semua anggota tim (baik produksi, staff operasional, maupun marketing), seperti meliputi norm bahan baku, norm hasil potong, norm hasil jahitan, norm adminitrasi (keuangan, gudang, ekspedisi, penjualan, dsb), dll.
2. Dibuatnya sistem yang lebih mudah dikerjakan maupun mudah dievaluasi. Berdasarkan dari alur kerja dari semua anggota tim yang berkesinambungan.
3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kegiatannya meliputi workshop untuk tim produksi, praktikum sesuai norm di masing masing aktivitas semua bagian, dll.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi semua anggota tim tanpa terkecuali.
2. Dibuatnya sistem yang lebih mudah dikerjakan maupun mudah dievaluasi. Berdasarkan dari alur kerja dari semua anggota tim yang berkesinambungan.
3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kegiatannya meliputi workshop untuk tim produksi, praktikum sesuai norm di masing masing aktivitas semua bagian, dll.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi semua anggota tim tanpa terkecuali.
Kami berdua selaku top manajemen, belajar untuk "merangkai" dari kompetensi masing masing tim.
Mengkolaborasikan dengan menanamkan nilai kerjasama tim dalam perumpamaan satu tubuh satu badan.
Bahwa bila ada satu bagian ada kendala/masalah maka bagian lagi juga akan tersendat sehingga berpengaruh pada keseluruhan aktivitas bagi brand Free
Hasilnya perlahan perlahan banyak perbaikan, diantaranya :
Quote:
1. Kapasitas produksi bisa naik mencapai target (setiap bulan selalu ada target naik 10-20%)
2. Hasil produksi sesuai standart yang sudah dibuat, komplain sudah hampir jarang terjadi.
3. Marketing semakin semangat memasarkan produk karena adanya perubahan hasil produksi yang memiliki standart jauh lebih baik daripada sebelumnya.
4. Masing masing anggota tim bisa bekerja dengan memaknai konsep tim work, terbukti kesalahan teknis yang sifatnya keteledoran bisa diminimalisir (karena angota satu sama lain saling mengkoreksi/mengevaluasi hasil kerja rekan di tahapan sebelumnya).
5. Masing masing anggota tim juga muncul rasa untuk selalu siap belajar apapun, karena mereka sadar bahwa alur kinerja memang berkesinambungan, sehingga apabila ada satu bagian yang mengalami masalah dalam pekerjaannya maka bagian yg lain dengan segera ikut menghandle pekerjaan tersebut sehingga alur kerja dalam tim tetap terjaga dengan baik
2. Hasil produksi sesuai standart yang sudah dibuat, komplain sudah hampir jarang terjadi.
3. Marketing semakin semangat memasarkan produk karena adanya perubahan hasil produksi yang memiliki standart jauh lebih baik daripada sebelumnya.
4. Masing masing anggota tim bisa bekerja dengan memaknai konsep tim work, terbukti kesalahan teknis yang sifatnya keteledoran bisa diminimalisir (karena angota satu sama lain saling mengkoreksi/mengevaluasi hasil kerja rekan di tahapan sebelumnya).
5. Masing masing anggota tim juga muncul rasa untuk selalu siap belajar apapun, karena mereka sadar bahwa alur kinerja memang berkesinambungan, sehingga apabila ada satu bagian yang mengalami masalah dalam pekerjaannya maka bagian yg lain dengan segera ikut menghandle pekerjaan tersebut sehingga alur kerja dalam tim tetap terjaga dengan baik
Quote:
Inspirasi Kedua
“THINK BIG TO BECOME BIG”
But, HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[visi gede anda seberapa GEDE?]
But, HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[visi gede anda seberapa GEDE?]
1. Ada orang yg membesarkan bisnis kuliner nya setelah bisnis pertama yg dia rintis dari awalnya kecil.., menjadi lebih besar, namun karena tempatnya yang sdh nggak mencukupi, maka mulailah buka cabang, karena sukses, maka buka cabang dan buka cabang lagi...
2. Ada orang yg buka usaha kuliner, cukup rame, namun nggak pernah membayangkan bisnis nya bisa buka cabang, dan dikembangkan menjadi berlipat-lipat. Malah orang lain yg bisa ngelihat alias punya “think big” yang menawarkan untuk membesarkan bisnis kuliner yg dimiliki itu. Dan benar aja, setelah ada “orang luar” yg “punya visi” & keberanian, bisnis kuliner nya membesar...
3. Ada orang yang awalnya blom punya bisnis kuliner, tapi sudah “punya think big”, dari awal. Dan sudah merancang untuk membuat bisnis kuliner yg sudah di design untuk bisa dikembangkan menjadi besar dengan jumlah cabang yg berlipat-lipat. Malah sekarang bisa berkembang secara “self running” / auto pilot.
2. Ada orang yg buka usaha kuliner, cukup rame, namun nggak pernah membayangkan bisnis nya bisa buka cabang, dan dikembangkan menjadi berlipat-lipat. Malah orang lain yg bisa ngelihat alias punya “think big” yang menawarkan untuk membesarkan bisnis kuliner yg dimiliki itu. Dan benar aja, setelah ada “orang luar” yg “punya visi” & keberanian, bisnis kuliner nya membesar...
3. Ada orang yang awalnya blom punya bisnis kuliner, tapi sudah “punya think big”, dari awal. Dan sudah merancang untuk membuat bisnis kuliner yg sudah di design untuk bisa dikembangkan menjadi besar dengan jumlah cabang yg berlipat-lipat. Malah sekarang bisa berkembang secara “self running” / auto pilot.
Quote:
Termasuk yang mana anda diantara ketiga skenario diatas..?
Apa bedanya owner/founders dari skenario 1 vs 2 vs 3?
Mana yang punya kemungkinan “TERBESAR” untuk jatuh atau bangkrut lebih cepat setelah bisnis kuliner nya membesar?
Berapa lama biasanya suatu bisnis kuliner itu mampu bertahan? Dan gimana cara nya supaya tetap bertahan & berkembang terus?
HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[mau sebesar apa bisnis kuliner anda?]
[amankah posisi bisnis anda 5-10thn kedepan?]
Apa bedanya owner/founders dari skenario 1 vs 2 vs 3?
Mana yang punya kemungkinan “TERBESAR” untuk jatuh atau bangkrut lebih cepat setelah bisnis kuliner nya membesar?
Berapa lama biasanya suatu bisnis kuliner itu mampu bertahan? Dan gimana cara nya supaya tetap bertahan & berkembang terus?
HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[mau sebesar apa bisnis kuliner anda?]
[amankah posisi bisnis anda 5-10thn kedepan?]
Sumber:
koko hadiono - praktisi kuliner global & lokal > 22thn
Spoiler for anu:
pak Bi adalah seorang kontributor yang sering mengadakan seminar...
JIKA ADA PIHAK YANG TIDAK BERKENAN BISA PM SAYA YA

Diubah oleh muselimah 08-05-2022 06:38
ekspedisisby dan 26 lainnya memberi reputasi
27
47.1K
Kutip
212
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
UKM
14.8KThread•3.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ibliss666
#151
Makanan Kekinian - perlakuan terhadap konsumen
Quote:
Saya pindah ke Jogja tahun 2010 dan sebelum itu diJakarta saya seorang Pengajar Desain diBinus Center dan juga tenaga Pengajar di Digital Studio, adakah yg inget 2 Tempat sekolah di Jakarta sekitar 2010?
Untuk Pendahuluan
Seblak itu : Makanan Asli dari jawa barat yang berbahan dasar kerupuk basah.
ASGAR itu : Singkatan dari Asli Garut,
Awal saya membuat Seblak Asgar itu th 2014 saya buka dari warung kecil bernama Dapur Asgar, sambil bekerja diSebuah perusahaan Kontraktor. Tapi hati saya lebih nyaman berada diwarung yang kecil dan sepi ini.
Ditahun pertama saya Berjualan, TANPA ILMU, TANPA GURU, dan TANPA KOMUNITAS seperti ini
semua berjalan amat lambat dan terus menurun
Sampai Minus dan diperkirakan, tidak dapat memperpanjang Sewa Warung
Akhirnya Strategi saya untuk meneruskan usaha saya saya mengikuti Bazzar2 disekolah dan Mall
Karena Bazzar tempatnya terbatas saya harus memilih salah satu Produk utk daya tariknya
Karena saya berasal dari DUnia Creative maka saya ciptakan Minuman yang Creative untuk menarik Perhatian Konsumen
Lalu saya ciptakan minuman ini

sampai akhirnya saya di SOMASI oleh Wingsfood, Memikirkan Bisnis tanpa memikirkan Akibat
Saya diSomasi karena Desain dan Nama sangat Mirip
Karena saya tidak punya ilmu dan power utk melakukan sesuatu, maka saya menutup dan menarik semua produk yang beredar
walaupun ada 1 reseller POLWAN yang bandel gak mau ditarik produknya karena Begitu CINTA dengan produk itu
nah sampai disitu saya mulai berfikir dan kembali ke warung sebelumnya, dan lalu beralih ke SEBLAK ASGAR. karena menu waktu itu yang paling laku selain MAMA EMON adalah Seblak
saya pada saat itu mulai mengganti nama Dapur ASGAR menjadi SEBLAK ASGAR
kenapa ? karena yg saya rasakan curtommer kalau mendengar kata Dapur itu langsung Bias... yg ada dibenak mereka adalah Warung Nasi dan banyak lauk
lalu saya merasa Seblak ini harus dijadikan anak tunggal, agar dapet perhatian dan pertumbuhan yang sempurna, layaknya Anak Tunggal Perempuan yang diasuh kedua orangtuanya, penuh rasa Sayang hingga bertumbuh dewasa

Pertumbuhan Logo Seblak ASGAR
dengan berubahnya logo saya pun merubah Visi kami yang berujung jadi Tagline, diawal kami Pake Kerupuk Naik kelas, terus berubah menjadi Dapur Kecil Rasa Besar sampai sekarang JUARANYA SEBLAK INDONESIA
Karena dengan perhatian yang intens akhirnya saya dapat memperpanjang Sewa dan saya dapet kesempatan untuk berjualan di Outlet Mall pertama saya diLippo Plaza Jogja
Tahap awal mempunyai outlet itu adalah belajar memiliki Karyawan, dan itu tidak mudah untuk saya
sampai akhirnya saya Harus belajar lagi untuk menangani Management dan Keuangan
sampai akhirnya saya terus bertumbuh dari 1 outlet menjadi 9 outlet
Bagaimana bisa saya memberikan Value lebih utk Custommer Seblak Asgar
Sya jg mempelajari beberapa karakter Konsumen,
Contohnya :
Sifat Wanita, ternyata No. 1 Wanita itu sangat suka sekali dipuji, Ke.2 Suka Mengingat masa lalu.., Contohnya : dia sampai menikah sangat ingat apa saja kegemarannya dikamar semasa gadis, dia ingat siapa saja yg pernah menjahatinya waktu sekolah, dia ingat dengan tempat tidurnya dll. itu mengakibatkan wanita suka mengulang2
Makanan yg sudah dia makan 3 tahun yg lalu dia pun masih ingat
Dr itu kita harus selalu memberikan kesan lembut terhadap custommer wanita, karena kalau sekali diingat jelek dia akan ngomong ke 1000orang kl makanan kita itu tidak enak
Itu termasuk sifat wanita ke.3 yaitu pendendam.😁✌🏼maaf
Contoh pendendam wanita itu sangat suka sekali menyimpan mesagge atau pesan dr kita yg sifatnya menyakiti mereka. Kalo laki gak pernah menyimpan2 masa lalu yg buruk, lebih cepat move on
Salah satu memperlakukan custommer dengan lembut yaitu merepost kembali postingan custommer yang telah mengupload produk2 kita.
Memberikan Voucher, ghift, atau minta ijin kalau fotonya akan kita Upload dihari special kami.
Nah itulah beberapa cara saya memperlakukan Custommer sampai Custommer itu klepek2 dan Amat Kangen utk datang kembali keOutlet kita...


Q:
itu jadinya Seblaknya naik kelas ya? gak hanya seperti seblak2 umumnya. ini masuk ke added value nya kah?
A:
Halo mbak Lia, Added Value dr kami memang benar pertama membuat pembeda, dikami adalah Menu itemnya ada banyak 32 macam menu item, kedua Outlet Kami semua ber AC kecuali 1 karena yg punya kontrakan belum rela saya merubah bangunannya
Visi kami saat ini masih ditahap pemula yaitu membuat seblak menjadi makanan Tradisional yang bisa sejajar dengan makanan Tradisional yg lain seperti Gado2, Ketoprak, Soto dll.
Q:
Mas, saat ini sdh ada outlet yg menyediakan seblak kekinian, jd bukan lg sekedar makan seblak langsung. seperti punya UpNormal Nasi Seblak Momi Original. Bagaimana Seblak Asgar menghadapi persaingan dg outlet dan menu seblak yg seperti ini mas?
A:
Bismillah., ini pertanyaannya cukup bagus, seperti Visi kami, bahwa kami akan membuat Seblak itu sejajar dengan makanan tradisional lainnya, apakah sudah sejajar?, sangat belum.
Kenapa? karena pemain Seblak masih sedikit.
Bagaimana Bisa sejajar dengan makanan tradisional lainnya? pemain Seblak saya rasa harus banyak dulu
Apakah takut ? jelas tidak, Karena kalau pemain seblak banyak maka Seblak akan mudah mensejajarkan diri dengan Bakso, Gado2, Nasi Uduk dll. maka Seblak akan menjadi santapan yang nyaman dimakan setiap hari dan kapan saja
Untuk Pendahuluan
Seblak itu : Makanan Asli dari jawa barat yang berbahan dasar kerupuk basah.
ASGAR itu : Singkatan dari Asli Garut,
Awal saya membuat Seblak Asgar itu th 2014 saya buka dari warung kecil bernama Dapur Asgar, sambil bekerja diSebuah perusahaan Kontraktor. Tapi hati saya lebih nyaman berada diwarung yang kecil dan sepi ini.
Ditahun pertama saya Berjualan, TANPA ILMU, TANPA GURU, dan TANPA KOMUNITAS seperti ini
semua berjalan amat lambat dan terus menurun
Sampai Minus dan diperkirakan, tidak dapat memperpanjang Sewa Warung
Akhirnya Strategi saya untuk meneruskan usaha saya saya mengikuti Bazzar2 disekolah dan Mall
Karena Bazzar tempatnya terbatas saya harus memilih salah satu Produk utk daya tariknya
Karena saya berasal dari DUnia Creative maka saya ciptakan Minuman yang Creative untuk menarik Perhatian Konsumen
Lalu saya ciptakan minuman ini

sampai akhirnya saya di SOMASI oleh Wingsfood, Memikirkan Bisnis tanpa memikirkan Akibat
Saya diSomasi karena Desain dan Nama sangat Mirip
Karena saya tidak punya ilmu dan power utk melakukan sesuatu, maka saya menutup dan menarik semua produk yang beredar
walaupun ada 1 reseller POLWAN yang bandel gak mau ditarik produknya karena Begitu CINTA dengan produk itu
nah sampai disitu saya mulai berfikir dan kembali ke warung sebelumnya, dan lalu beralih ke SEBLAK ASGAR. karena menu waktu itu yang paling laku selain MAMA EMON adalah Seblak
saya pada saat itu mulai mengganti nama Dapur ASGAR menjadi SEBLAK ASGAR
kenapa ? karena yg saya rasakan curtommer kalau mendengar kata Dapur itu langsung Bias... yg ada dibenak mereka adalah Warung Nasi dan banyak lauk
lalu saya merasa Seblak ini harus dijadikan anak tunggal, agar dapet perhatian dan pertumbuhan yang sempurna, layaknya Anak Tunggal Perempuan yang diasuh kedua orangtuanya, penuh rasa Sayang hingga bertumbuh dewasa

Pertumbuhan Logo Seblak ASGAR
dengan berubahnya logo saya pun merubah Visi kami yang berujung jadi Tagline, diawal kami Pake Kerupuk Naik kelas, terus berubah menjadi Dapur Kecil Rasa Besar sampai sekarang JUARANYA SEBLAK INDONESIA
Karena dengan perhatian yang intens akhirnya saya dapat memperpanjang Sewa dan saya dapet kesempatan untuk berjualan di Outlet Mall pertama saya diLippo Plaza Jogja
Tahap awal mempunyai outlet itu adalah belajar memiliki Karyawan, dan itu tidak mudah untuk saya
sampai akhirnya saya Harus belajar lagi untuk menangani Management dan Keuangan
sampai akhirnya saya terus bertumbuh dari 1 outlet menjadi 9 outlet
Bagaimana bisa saya memberikan Value lebih utk Custommer Seblak Asgar
Sya jg mempelajari beberapa karakter Konsumen,
Contohnya :
Sifat Wanita, ternyata No. 1 Wanita itu sangat suka sekali dipuji, Ke.2 Suka Mengingat masa lalu.., Contohnya : dia sampai menikah sangat ingat apa saja kegemarannya dikamar semasa gadis, dia ingat siapa saja yg pernah menjahatinya waktu sekolah, dia ingat dengan tempat tidurnya dll. itu mengakibatkan wanita suka mengulang2
Makanan yg sudah dia makan 3 tahun yg lalu dia pun masih ingat
Dr itu kita harus selalu memberikan kesan lembut terhadap custommer wanita, karena kalau sekali diingat jelek dia akan ngomong ke 1000orang kl makanan kita itu tidak enak
Itu termasuk sifat wanita ke.3 yaitu pendendam.😁✌🏼maaf
Contoh pendendam wanita itu sangat suka sekali menyimpan mesagge atau pesan dr kita yg sifatnya menyakiti mereka. Kalo laki gak pernah menyimpan2 masa lalu yg buruk, lebih cepat move on
Salah satu memperlakukan custommer dengan lembut yaitu merepost kembali postingan custommer yang telah mengupload produk2 kita.
Memberikan Voucher, ghift, atau minta ijin kalau fotonya akan kita Upload dihari special kami.
Nah itulah beberapa cara saya memperlakukan Custommer sampai Custommer itu klepek2 dan Amat Kangen utk datang kembali keOutlet kita...


Q:
itu jadinya Seblaknya naik kelas ya? gak hanya seperti seblak2 umumnya. ini masuk ke added value nya kah?
A:
Halo mbak Lia, Added Value dr kami memang benar pertama membuat pembeda, dikami adalah Menu itemnya ada banyak 32 macam menu item, kedua Outlet Kami semua ber AC kecuali 1 karena yg punya kontrakan belum rela saya merubah bangunannya
Visi kami saat ini masih ditahap pemula yaitu membuat seblak menjadi makanan Tradisional yang bisa sejajar dengan makanan Tradisional yg lain seperti Gado2, Ketoprak, Soto dll.
Q:
Mas, saat ini sdh ada outlet yg menyediakan seblak kekinian, jd bukan lg sekedar makan seblak langsung. seperti punya UpNormal Nasi Seblak Momi Original. Bagaimana Seblak Asgar menghadapi persaingan dg outlet dan menu seblak yg seperti ini mas?
A:
Bismillah., ini pertanyaannya cukup bagus, seperti Visi kami, bahwa kami akan membuat Seblak itu sejajar dengan makanan tradisional lainnya, apakah sudah sejajar?, sangat belum.
Kenapa? karena pemain Seblak masih sedikit.
Bagaimana Bisa sejajar dengan makanan tradisional lainnya? pemain Seblak saya rasa harus banyak dulu
Apakah takut ? jelas tidak, Karena kalau pemain seblak banyak maka Seblak akan mudah mensejajarkan diri dengan Bakso, Gado2, Nasi Uduk dll. maka Seblak akan menjadi santapan yang nyaman dimakan setiap hari dan kapan saja
Diubah oleh ibliss666 16-05-2019 05:17
0
Kutip
Balas