Kaskus

Story

cwhiskeytangoAvatar border
TS
cwhiskeytango
Gadis Bercadar Itu
Gadis Bercadar Itu

SEKUAT mana kita setia...
SEHEBAT mana kita merancang...
SELAMA mana kita menunggu...
SEKERAS mana kita bersabar...
SEJUJUR mana kita menerima kekasih kita...
SELAMA mana kita bertahan bersamanya...


Jika ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA tidak menulis jodoh kita bersama orang yang kita sukai, Kita tetap tidak akan Bersama dengannya walau engkau bersusah payah mendapatkannya. Maka cintailah orang sewajarnya .... kerana orang yang kita cintai belum pasti jodoh kita nanti, kadang yang engkau nilai baik untuk mu belum tentu baik untuk ALLAH.

Saat hati berkata "INGIN", namun ALLAH berkata "TUNGGU".
Saat AIR MATA harus menitis, namun ALLAH berkata "TERSENYUMLAH"
Saat segalanya terasa "MEMBOSANKAN", namun ALLAH berkata "TERUSLAH MELANGKAH".
~Kita merancang Allah juga merancang tetapi perancangan Allah lebih baik.~


Jodoh itu kan Rahasia Allah. Sweet kan? Allah itu maha LUAR BIASA. Dia mau memberi kejutan untuk kita. Dan kita pula akan senantiasa menanti, siapakah jodoh kita. Tapi, sebelum tiba masanya, selagi itulah Dia akan rahasiakan daripada kita. Allah buat seperti itu bukan sia-sia, tidak ada sia-sia dalam perancanganNya. Dia ingin kita persiapkan diri secukupnya sebelum jodoh itu sampai. Selagi ada masa yang disediakan Allah untuk kita ini, mari kita tambahkan ilmu di dada secukupnya untuk menjadi hambaNya yang bertaqwa. 

Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang, Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang lebih besar dari segalanya & Dia telah menciptakan seorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak. Ketika kau merasa bahawa kau mencintai seseorang, namun kau tahu cintamu tak terbalas Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu & Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu




I N D E X

Spoiler for EPISODE 1:
Diubah oleh cwhiskeytango 09-10-2019 18:57
wanitatangguh93Avatar border
bukhoriganAvatar border
husnamutiaAvatar border
husnamutia dan 22 lainnya memberi reputasi
19
26.6K
155
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
cwhiskeytangoAvatar border
TS
cwhiskeytango
#23
Part 8 - Ersha Permata Putri
Embun pagi menempel di jendela kamarku. Aku melihat jam kecilku. Waktu menunjukkan jam setengah lima pagi. Aku dengar adzanpun sudah berkumandang. Segera aku ambil air wudhu untuk melaksanakan shalat subuh. Hari ini, aku melaksanakan aktivitasku seperti biasa. Dikampus, aku mengikuti kegiatan yang disebut ROHIS (Rohani Islam) dan kami selalu menjadikan masjid sebagai tempat kegiatan kami berlangsung. Dimasjid juga, aku selalu melihat sosok pria yang duduk di sekitaran luar masjid sambil membawa sebuah tempat makan. Aku tak mengetahui namanya, sampai suatu hari kami kembali dipertemukan dengan cara yang tak diduga. Ia adalah teman sekelas sepupuku, Andin. Danar namanya.

Sore ini, aku mengajar anak-anak di madrasah seperti sebelumnya. Tapi kali ini aku ditemani Andin. Baru kemarin Danar dan Andin mampir kesini. Tapi Danar lebih banyak diam. Mungkin ia perlu adaptasi dengan lingkungan baru. Aku kagum dengannya. Dikondisi dia yang sedang sulit dia masih bersemangat untuk kuliah, bahkan membantu ibunya. Jikalau melihat jaman sekarang, mungkin orang seperti dia sudah jarang ditemui. Masih aku ingat bagaimana ia menanyakan namaku. Ya, aku hanya kagum padanya. Dan aku yakin suatu hari nanti ia akan menjadi orang yang berhasil.
“Ngelamun terus, mikirin siapa hayooo” ucap Andin mengagetkanku
“Astagfirullah Din, ngagetin aja” ucapku
“Mikirin Danar yah hehehe” katanya
“Ih apaan sih, engga Din”
“Hemmm mukanya merah tuh” Andin menggodaku
“Ish, udah ah, yuk masuk” ajakku pada Andin untuk ke kelas

Aku mulai mengajar bersama Andin. Terkadang Andin ikut membantuku mengajar jika ia sedang tidak ada kegiatan lain. Ketika aku sedang mengajar bersama Andin, aku dipanggil oleh salah satu pengurus madrasah ini.
"Waalaikumussalam, ada apa teh?" tanyaku
"Boleh ikut sebentar?" tanyanya
"Emm boleh. Em anak-anak, kakak kedepan dulu ya" ucapku
"Iya kaak" jawab serentak

Aku keluar mengikuti kak Hana.
"Ada apa kak?" tanyaku
"Emm lusa nanti kita kan mau ada acara kajian di dekat masjid alun-alun, Ersha jadi pemateri yah" ucap kak Hana
"Loh, kok ana kak?" tanyaku heran
"Emm gimana yah, sebenarnya kita udah ada pemateri, tapi beliau tiba-tiba ga bisa datang karena ada keperluan keluarga. Nah kebetulan kan Ersha yang emm gimana yah, emm bisa kita percaya hehe" kata kak Hana
"Terus ana harus sampaikan apa?" tanyaku
"Pranikah" jawab kak Hana
"Ya Allah kak, Ersha aja belum nikah" ucapku bingung
"Ya gapapa hihi. Tapi udah disiapin kok bahan-bahannya. Ersha tinggal menyampaikan" katanya
"Pesertanya akhwat semua kan? Tanyaku
"Iya tenang aja hehe" jawab kak Hana
"Emm baiklah, ana akan coba yang terbaik" ucapku sambil menghela nafas
"Alhamdulillah, syukron ya. Yasudah ana mau ke ruangan dulu. Assalamualaikum" katanya
"Waalaikumussalam" jawabku

Bagaimana ini? Aku harus membahas sesuatu yang belum aku kuasai. Apakah aku bisa? Entahlah yang jelas aku harus bisa memberikan yang terbaik. Mendengar kata nikah, emm aku belum terfikirkan kesana. Tapi jodoh sudah Allah atur. Ah kenapa jadi memikirkan itu? Lebih baik aku kembali mengajar dikelas. Pada malam dihari yang sama, aku dan Andin sedang berjalan pulang. Kami tak menggunakan motor karena sedang di servis di bengkel. Saat itu Andin mengajakku untuk makan malam disebuah kafe. Aku mengikuti saja ajakannya. Tiba-tiba hujan mulai turun dengan derasnya. Aku menatap keluar jendela karena tempat duduk yang aku tempati tepat disamping jendela kafe ini.
"Kita disini dulu ya" kata Andin
"Iya Din, lagian ga ada tugas juga kok" ucapku
"Ko ngelamun liatin jendela gitu?" tanya Andin
"Eh engga kok. Cuma lagi kepikiran...."
"Kepikiran apa hayoo. Danar yaaaa hehehe" ejek Andin

Aku sedikit terkejut seraya mengucap istigfar ketika petir bergemuruh dilangit yang gelap itu. Entah kenapa perasaanku tiba-tiba menjadi tak enak. Ya Allah, ada apa ini? Aku terus menatap keluar jendela, melihat air yang berjatuhan dari langit. Rasanya seperti akan ada sesuatu yang buruk terjadi didepan. Tetapi aku tidak tahu apa itu. Apakah ini benar-benar perasaan yang muncul dari diriku sendiri? Atau Allah sedang mencoba memberiku petunjuk? Aku tidak tahu. Aku terus mengucap istigfar dalam hati. Berharap ini bukan apa-apa. Kudengar telefon berdering yang ternyata milik Andin.
“Halo, assalamualaikum” ucap Andin dapat kudengar
“....”
“Eh, iya ada apa?” tanya Andin
“....”
“Jangan main-main. Lo ga serius kan?” tanya Andin mulai terlihat panik
“....”

Aku lihat Andin menatap kearahku dengan tatapan yang mengatakan ketidakpercayaan. Ia menutup mulutnya, dan tiba-tiba akulihat airmata menetes di pipinya.
“Andin, kamu kenapa? Kok nangis?” tanyaku sambil mengusap airmatanya.
“Danar, Ca”
“Danar kenapa?” tanyaku
“Danar . . . “ ucapnya terbata-bata

Aku semakin bingung dan tak enak perasaan ketika Andin terus saja meneteskan airmata. Aku mengenggam tangan Andin, dan ia menatapku dengan tatapan yang dalam. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang selain mencoba menenangkan Andin.
“Ibunya Danar meninggal” ucap Andin
“Inalillahi wainalillahi rajiun” ucapku
“Kita kerumahnya sekarang ya” kata Andin
“Tapi masih hujan Din” ucapku
“Gapapa, aku panggil taksi sekarang” katanya

Sekitar lima belas menit, supir mengabari bahwa ia sudah ada didepan kafe. Kami menembus hujan dimalam itu, menuju tempat yang kami tuju. Setibanya kami disana, kulihat ada beberapa orang sedang duduk diteras rumah Danar. Aku juga melihat sebuah bendera kuning yang terpasang didepan rumahnya.
“Assalamualaikum” ucapku dan Andin
“Waalikumussalam” jawab orang yang ada didalam
“Danar” panggil Andin

Danar hanya melirik kemudian kembali duduk sambil menghadap jasad ibunya. Aku duduk tepat dibelakang Danar, dan Andin duduk disamping Danar. Ia mencoba menenangkan Danar.
"Lo yang sabar ya" ucap Andin
"Gue sendirian Din" kata Danar
"Lo ga sendiri. Kita masih disini. Masih ada gue, Eca, dan yang penting masih ada Allah" ucap Andin
"Lo tau dari siapa?" tanya Danar
"Aku yang hubungi" ucap seorang gadis dibelakangku
"Lia?" ucap Danar

Aku tak mengenali wanita ini. Tetapi dari yang aku lihat, Danar sepertinya dekat dengan gadis ini. Dan sepertinya Lia juga kenal dengan Andin. Danar tiba-tiba melihat kearahku. Aku langsung menatap kebawah. Aku mengerti sekarang. Yang aku tahu, Danar sekarang yatim piatu. Tetapi aku sangat yakin kalau Danar akan mampu melewati ini semua dengan tabah.

Dua hari kemudian, aku berangkat kekampus bersama Andin menggunakan mobil. Andin mengajakku untuk bertemu Danar dan mengajaknya pergi bersama. Sampai kami tiba disana, aku dan Andin turun lalu mengetuk pintu rumahnya. Tetapi bukan Danar yang aku dapati. Hanya kesunyian yang aku dapat. Tidak ada jawaban dari dalam.
"Mungkin udah berangkat Din" ucapku
"Mungkin. Yaudah kita berangkat aja ya" ajaknya


disya1628
nuryadiari
ni12345
ni12345 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.