- Beranda
- Stories from the Heart
NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]
...
TS
robbyrhy
NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]
Holla~ Bagi Kalian yang mau tahu kelanjutan dari Cerita Gerbang Iblis, saya akan memberikan Spin-off setelahnya. Jadi untuk Judulnya kali ini beda namun, dari segi cerita sama.
Buat kalian yang suka bilang...
Kak ini kok mirip film munafik ya?
Jawaban : Mungkin dari segi hal yang di bahas itu sama, ya Gerbang Iblis kan membahas tentang seseorang yang di rasuki jin terus di ruqyah, nah film munafik juga sama, tapi dari segi alur cerita sangatlah berbeda jadi anda tidak bisa bilang kalau ini sama. Jelaskan?.
Oke dari pada berlama-lama, langsung aja di baca Prolognya agak panjang sih untuk sekedar prolog hehehe,,,, 😁
Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa langsung cek Di Sini
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/04/17/10518562_201904171033040876.png)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari an-naar (neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
5 Bulan setelah kematian Zaki Abdul Ikhsan.
“Bang, apa abang yakin mau mengikuti jejak Zaki?” Tanya Aminah sambil memberikan secangkir teh manis kepadanya.
Adam menyeruput teh manis hangat tersebut, kemudian menjawab pertanyaan istrinya.
“Abang yakin aminah, kalau bukan abang siapa lagi?”
“Tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu, masih sangat jelas teringat di kepala Aminah bang,” Serunya lagi.
Adam pun terdiam, ia tahu bahwa Aminah tak menginginkan kejadian Beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Ia takut jin yang akan di hadapi oleh Adam kali ini lebih jahat dari sebelumnya.
“Kita punya Allah Aminah, semua yang telah di takdirkan telah tertulis di lauh mahfudz, Jadi apa yang perlu kita takutkan.” Jawab Adam meyakinkan sang istri.
Wajah Aminah terlihat begitu gelisah. Ia tahu sang suami akan mengerjakan Tugas besar lagi kali ini.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara gedoran pintu yang sangat kencang.
“Brak! Brak! Bark!”
“Assalamualaikum..... Ustad Adam,,,, pak ustad!” Begitulah kedengarannya. Sumber suara tersebut semakin kencang memanggil namanya.
Mereka pun segera bergegas, untuk membukakan pintu Rumahnya.
“Ya allah, Zainal….. Ada apa ini, malam-malam begini gerasak-gerusuk gitu kaya di kejar binatang aja kamu ini” Pekik Adam kemudian menyuruh zainal masuk ke rumahnya.
“Duduk-duduk…” Serunya lagi.
Zainal pun kemudian duduk, mengehela nafas panjang dan sedikit menenangkan pikirannya.
“Oke… oke tenang… tenang coba jelaskan ada apa?” Tanya Adam kepada Zainal.
Wajah Zainal yang masih terlihat panik, berusaha untuk tenang.
“Ja-ja-di… gini pak ustad, usai sholat isya saya dan istri saya sedang makan malam. Nah pada saat sedang makan, tiba-tiba istri saya muntah-muntah. Saya Kira dia hanya muntah biasa namun, lama kelamaan Istri saya memuntahakan darah, paku , jarum dan juga lintah dari mulutnya pak ustad. saya takut terjadi sesuatu padanya. Apa mungkin dia di guna-guna?. Tolong bantu saya…” Jelasnya.
Saat mendengar cerita Zainal, Adam pun berpikir. Apa mungkin ada sesuatu lagi yang terjadi padanya, sama seperti Keluarga zaki dulu. Saat Adam sedang berpikir tiba-tiba Aminah langsung berbicara.
“Bang? mungkinkah ini sama kejadiannya seperti keluarga zaki dulu?”
Entah kenapa Aminah bisa sepemikiran dengan Adam.
“Aku akan menemui istri mu sekarang!” Ujar Adam tiba-tiba.
Aminah yang melihat suaminya akan berurusan lagi dengan musuh Allah, moncoba sedikit menahannya.
“Bang, aminah gak mau abang kenapa-kenapa… kali ini aminah melarang abang untuk pergi.” Pekik aminah dengan cukup keras.
Melihat sang istri tidak merestui kepergiannya untuk menolong seseorang, Adam berusaha menenangkannya.
“Abang bersama Allah, jadi aminah tidak perlu risau. Semua akan baik-baik saja.” Jawabnya.
Aminah masih dengan muka yang cemas. Antara menginzinkan atau tidak. Ia tidak berbicara usai Adam memberinya jawaban.
“Apakah aminah bisa ijinkan abang? Semua akan lancar dengan restu istri. Abang tidak akan pergi jika aminah tidak mengijinkan.”
“Aminah, aku mohon kepadamu, biarlah adam membantu Istriku aminah. Kalian sesama wanita, pasti kamu paham apa yang aku rasakan kan? bagaimana kalau kamu ada di posisi istriku?!” Zainal memohon.
Aminah pun hanya mengangguk, Namun tidak bicara.
“Abang akan segera kembali,, percayalah” Ujar Adam sambil mengelus pelan kepala aminah yang tertutupi oleh hijab yang di kenakannya.
Setelah itu Aminah pun masuk ke kamarnya, sedangkan Adam pergi bersama Zainal untuk menemui istrinya.
Sesampainya di Halaman rumah Zainal. tiba-tiba seluruh lampu yang ada di rumahnya padam. Suasana menjadi begitu gelap dan menyeramkan.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Adam yang belum berani melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih dalam, karena rumahnya yang terlihat sangat gelap.
“Tapi tidak mati listrik? hanya rumah mu saja nal?” Ujarnya lagi.
Zainal-pun kebingungan. Mencoba berpikir sejenak lalu melangkah sedikit demi sedikit untuk mengecek apa yang terjadi.
“Saat aku meninggalkan rumah, listrik dan lampu masih menyala pak ustad.” Jawab Zainal.
Sambil terus memperhatikan kondisi di luar rumah yang begitu gelap, Adam mulai mencoba masuk ke dalamnya.
“Sepertinya, Jin yang ada di dalam tubuh istrimu yang membuat semua ini.”
Zainal pun sudah melangkah lebih dulu, dan sampai di depan pintu rumahnya. Saat itu tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut. Terlihat tangan zainal yang sedikit bergemetar tat kala menyentuh gagang pintu rumahnya.Namun, saat ia ingin memutar gagang pintu tersebut, tiba-tiba Adam menahannya.
“Tunggu” Teriak Adam.
“Jangan di buka.” Ujarnya lagi.
Zainal-pun menoleh ke belakang, melihat Adam dan kembali bertanya.
“Kenapa?”
Adam hanya menggelengkan kepalanya.
“Jin itu, ada di balik pintu.”
“Maksudmu?” Zainal kembali bertanya.
Adam pun tidak menggubris pertanyaan yang terakhir, kemudian ia pun langsung membacakan surah Al-An’aam ayat 130 sambil mengulurkan tangannya kedepan dengan tasbih yang masih melilit di jari jemarinya tersebut.
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Setelah surah itu di bacakan, tiba-tiba keluarlah Adinda, istri Zainal dari balik pintu rumahnya. Ia menjebolkan Pintu rumah tersebut dengan badannya, tenaganya terlihat sangat begitu kuat, kemudian ia berlari sangat cepat layaknya kuda sehingga menabrak Zainal dan membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya. Adam yang berjarak kurang lebih beberapa meter dari pintu tersebut, langsung di hadapkan dengan Wajah Adinda yang sangat buruk. Kelopak matanya yang menghitam, Mulutnya yang penuh darah, dan wajahnya yang terlihat sangat keriput. Itulah gambaran kondisi Adinda kala itu. Jin tersebut sudah menguasai tubuhnya. Maka ia bisa melakukan apa pun kepadanya, tak terkecuali juga dengan membunuhnya.
Wajah Adinda dan Adam saling bertatapan. Adam kemudian kembali membacakan surah tersebut, dan Tidak lama kemudian tiba-tiba, dinda memuntahkan Darah serta seekor ular ke wajah Adam. Mendapatkan sebuah serangan, membuat Adam harus mundur dan membersihkan semua darah yang tertempel di wajahnya itu.
“Astagfirullahaladzim” Adam beristigfar.
Tak lama setelah ular itu keluar dari mulutnya, tiba-tiba Adinda langsung terjatuh lemah tak berdaya dan membuatnya tergeletak di halaman rumahnya.
Sepertinya Jin itu keluar dan menjelma menjadi seekor ular. Pikir Adam.
Inilah Awal mula dari masalah baru yang harus segera di selesaikan~
صُمۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah : 18)
Note : Untuk Episode 1 dan seterusnya belum saya pastikan kapan akan di update, mudah-mudahan bisa cepat sesuai kesibukan saya. Terima Kasih sudah membaca Prolognya. 😉
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/03/01/10518562_201903011029540985.gif)
Buat kalian yang suka bilang...
Kak ini kok mirip film munafik ya?
Jawaban : Mungkin dari segi hal yang di bahas itu sama, ya Gerbang Iblis kan membahas tentang seseorang yang di rasuki jin terus di ruqyah, nah film munafik juga sama, tapi dari segi alur cerita sangatlah berbeda jadi anda tidak bisa bilang kalau ini sama. Jelaskan?.
Oke dari pada berlama-lama, langsung aja di baca Prolognya agak panjang sih untuk sekedar prolog hehehe,,,, 😁
Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa langsung cek Di Sini
Quote:
Happy Reading!
~~~~~👻👻👻👻👻👻👻~~~~~
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/04/17/10518562_201904171033040876.png)
Quote:
Prolog
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari an-naar (neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
5 Bulan setelah kematian Zaki Abdul Ikhsan.
“Bang, apa abang yakin mau mengikuti jejak Zaki?” Tanya Aminah sambil memberikan secangkir teh manis kepadanya.
Adam menyeruput teh manis hangat tersebut, kemudian menjawab pertanyaan istrinya.
“Abang yakin aminah, kalau bukan abang siapa lagi?”
“Tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu, masih sangat jelas teringat di kepala Aminah bang,” Serunya lagi.
Adam pun terdiam, ia tahu bahwa Aminah tak menginginkan kejadian Beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Ia takut jin yang akan di hadapi oleh Adam kali ini lebih jahat dari sebelumnya.
“Kita punya Allah Aminah, semua yang telah di takdirkan telah tertulis di lauh mahfudz, Jadi apa yang perlu kita takutkan.” Jawab Adam meyakinkan sang istri.
Wajah Aminah terlihat begitu gelisah. Ia tahu sang suami akan mengerjakan Tugas besar lagi kali ini.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara gedoran pintu yang sangat kencang.
“Brak! Brak! Bark!”
“Assalamualaikum..... Ustad Adam,,,, pak ustad!” Begitulah kedengarannya. Sumber suara tersebut semakin kencang memanggil namanya.
Mereka pun segera bergegas, untuk membukakan pintu Rumahnya.
“Ya allah, Zainal….. Ada apa ini, malam-malam begini gerasak-gerusuk gitu kaya di kejar binatang aja kamu ini” Pekik Adam kemudian menyuruh zainal masuk ke rumahnya.
“Duduk-duduk…” Serunya lagi.
Zainal pun kemudian duduk, mengehela nafas panjang dan sedikit menenangkan pikirannya.
“Oke… oke tenang… tenang coba jelaskan ada apa?” Tanya Adam kepada Zainal.
Wajah Zainal yang masih terlihat panik, berusaha untuk tenang.
“Ja-ja-di… gini pak ustad, usai sholat isya saya dan istri saya sedang makan malam. Nah pada saat sedang makan, tiba-tiba istri saya muntah-muntah. Saya Kira dia hanya muntah biasa namun, lama kelamaan Istri saya memuntahakan darah, paku , jarum dan juga lintah dari mulutnya pak ustad. saya takut terjadi sesuatu padanya. Apa mungkin dia di guna-guna?. Tolong bantu saya…” Jelasnya.
Saat mendengar cerita Zainal, Adam pun berpikir. Apa mungkin ada sesuatu lagi yang terjadi padanya, sama seperti Keluarga zaki dulu. Saat Adam sedang berpikir tiba-tiba Aminah langsung berbicara.
“Bang? mungkinkah ini sama kejadiannya seperti keluarga zaki dulu?”
Entah kenapa Aminah bisa sepemikiran dengan Adam.
“Aku akan menemui istri mu sekarang!” Ujar Adam tiba-tiba.
Aminah yang melihat suaminya akan berurusan lagi dengan musuh Allah, moncoba sedikit menahannya.
“Bang, aminah gak mau abang kenapa-kenapa… kali ini aminah melarang abang untuk pergi.” Pekik aminah dengan cukup keras.
Melihat sang istri tidak merestui kepergiannya untuk menolong seseorang, Adam berusaha menenangkannya.
“Abang bersama Allah, jadi aminah tidak perlu risau. Semua akan baik-baik saja.” Jawabnya.
Aminah masih dengan muka yang cemas. Antara menginzinkan atau tidak. Ia tidak berbicara usai Adam memberinya jawaban.
“Apakah aminah bisa ijinkan abang? Semua akan lancar dengan restu istri. Abang tidak akan pergi jika aminah tidak mengijinkan.”
“Aminah, aku mohon kepadamu, biarlah adam membantu Istriku aminah. Kalian sesama wanita, pasti kamu paham apa yang aku rasakan kan? bagaimana kalau kamu ada di posisi istriku?!” Zainal memohon.
Aminah pun hanya mengangguk, Namun tidak bicara.
“Abang akan segera kembali,, percayalah” Ujar Adam sambil mengelus pelan kepala aminah yang tertutupi oleh hijab yang di kenakannya.
Setelah itu Aminah pun masuk ke kamarnya, sedangkan Adam pergi bersama Zainal untuk menemui istrinya.
Sesampainya di Halaman rumah Zainal. tiba-tiba seluruh lampu yang ada di rumahnya padam. Suasana menjadi begitu gelap dan menyeramkan.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Adam yang belum berani melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih dalam, karena rumahnya yang terlihat sangat gelap.
“Tapi tidak mati listrik? hanya rumah mu saja nal?” Ujarnya lagi.
Zainal-pun kebingungan. Mencoba berpikir sejenak lalu melangkah sedikit demi sedikit untuk mengecek apa yang terjadi.
“Saat aku meninggalkan rumah, listrik dan lampu masih menyala pak ustad.” Jawab Zainal.
Sambil terus memperhatikan kondisi di luar rumah yang begitu gelap, Adam mulai mencoba masuk ke dalamnya.
“Sepertinya, Jin yang ada di dalam tubuh istrimu yang membuat semua ini.”
Zainal pun sudah melangkah lebih dulu, dan sampai di depan pintu rumahnya. Saat itu tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut. Terlihat tangan zainal yang sedikit bergemetar tat kala menyentuh gagang pintu rumahnya.Namun, saat ia ingin memutar gagang pintu tersebut, tiba-tiba Adam menahannya.
“Tunggu” Teriak Adam.
“Jangan di buka.” Ujarnya lagi.
Zainal-pun menoleh ke belakang, melihat Adam dan kembali bertanya.
“Kenapa?”
Adam hanya menggelengkan kepalanya.
“Jin itu, ada di balik pintu.”
“Maksudmu?” Zainal kembali bertanya.
Adam pun tidak menggubris pertanyaan yang terakhir, kemudian ia pun langsung membacakan surah Al-An’aam ayat 130 sambil mengulurkan tangannya kedepan dengan tasbih yang masih melilit di jari jemarinya tersebut.
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Setelah surah itu di bacakan, tiba-tiba keluarlah Adinda, istri Zainal dari balik pintu rumahnya. Ia menjebolkan Pintu rumah tersebut dengan badannya, tenaganya terlihat sangat begitu kuat, kemudian ia berlari sangat cepat layaknya kuda sehingga menabrak Zainal dan membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya. Adam yang berjarak kurang lebih beberapa meter dari pintu tersebut, langsung di hadapkan dengan Wajah Adinda yang sangat buruk. Kelopak matanya yang menghitam, Mulutnya yang penuh darah, dan wajahnya yang terlihat sangat keriput. Itulah gambaran kondisi Adinda kala itu. Jin tersebut sudah menguasai tubuhnya. Maka ia bisa melakukan apa pun kepadanya, tak terkecuali juga dengan membunuhnya.
Wajah Adinda dan Adam saling bertatapan. Adam kemudian kembali membacakan surah tersebut, dan Tidak lama kemudian tiba-tiba, dinda memuntahkan Darah serta seekor ular ke wajah Adam. Mendapatkan sebuah serangan, membuat Adam harus mundur dan membersihkan semua darah yang tertempel di wajahnya itu.
“Astagfirullahaladzim” Adam beristigfar.
Tak lama setelah ular itu keluar dari mulutnya, tiba-tiba Adinda langsung terjatuh lemah tak berdaya dan membuatnya tergeletak di halaman rumahnya.
Sepertinya Jin itu keluar dan menjelma menjadi seekor ular. Pikir Adam.
Inilah Awal mula dari masalah baru yang harus segera di selesaikan~
صُمۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah : 18)
-To be Continued-
Note : Untuk Episode 1 dan seterusnya belum saya pastikan kapan akan di update, mudah-mudahan bisa cepat sesuai kesibukan saya. Terima Kasih sudah membaca Prolognya. 😉
Quote:
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
THANKS FOR READING!
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/03/01/10518562_201903011029540985.gif)
Diubah oleh robbyrhy 13-06-2019 15:24
bruno95 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
24.6K
71
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
robbyrhy
#42
Episode 15 - Pertolongan Allah Itu Dekat
"Allahuakbar!" gema takbir semakin keras memadati telinga orang-orang yang berada di bawah jurang dangkal tersebut.
Membuat sekelompok Jubah hitam merasa jengkel dengan suara teriakan takbir itu. Salah satu dari mereka pun memandang ke atas jurang, menerka-nerka sumber suara tersebut.
Tak sedikit dari mereka juga ada yang bergeram seram. Suaranya mirip harimau yang mengincar mangsanya.
"Coba kalian semua cek ke atas!" Seru sosok jubah hitam berkalung. Jari telunjuknya pun mengarah ke atas jurang. Memerintahkan semua antek-anteknya untuk segera mengecek suara tersebut.
Mendengar perintah tersebut sekitar sepuluh orang dari sosok berjubah hitam tersebut pun segera bergegas menuju ke atas jurang. Mereka pun berpencar dari sisi kanan, kiri dan tengah. Meninggalkan sosok jubah hitam berkalung dan sosok jubah hitam perempuan. Yang masih mengawasi Adam , Zainal , Aminah dan Adinda.
Suasana terasa sepi seketika, menghadirikan keheningan disertai dengan suara hembusan angin dan juga kombaran api yang menyala. Kilat-kilat petir masih menyambar keras. Memberikan kesan menyeramkan karena suara gemuruhnya, meski hujan hanya menetes beberapa saat namun kiranya awan kembali menahan air hujannya agar tak kembali turun.
Adinda masih meringis sakit, dengan posisi Badan tengkurap di tanah. Wajahnya penuh goresan dan darah.
Sementara Zainal hanya bisa memandangi wajah sang istri dari kejauhan. Merasa ingin menolongnya, namun apa daya, tidak ada kekuatan baginya.
"Sepertinya Tuhan sedang tidak berpihak kepada mu Adinda..." ucap Jubah hitam perempuan, kakinya tepat berdiri di hadapan wajah Adinda yang ada di bawahnya.
Sosok Jubah Hitam perempuan itu pun menunduk ke bawah, memandangi wanita yang ada di bawahnya dengan tajam, "Sekarang kamatian mu akan ku percepat!" suaranya cukup keras membuat Adinda sedikit mengerang takut.
Melihat sang istri akan di habisi, Membuat mata Zainal membulat dengan kepala yang terus menggeleng. Berusaha menahan agar Sosok Jubah hitam perempuan itu tidak menyakiti istrinya.
"Lihatlah Zainal, istri mu yang malang ini.. Akan menjemput ajalnya." ucap Sosok jubah hitam perempuan itu mengancam. Matanya melirik tajam ke arah Zainal, setelah itu ia membungkuk dan langsung menjambak rambut Adinda dengan kencang.
"Ahkk!" Adinda berteriak kesakitan.
Terlihat beberapa helai rambunya rontok akibat jambakan sosok jubah hitam perempuan itu yang begitu keras.
Sosok Jubah hitam perempuan itu sungguh keji. Ia menyiksa Adinda begitu sadis.
Terlihat sosok jubah hitam berkalung tiba-tiba berjalan ke arah gubuk, kemudian ia masuk ke dalam gubuk tersebut. Entah apa yang akan di lakukan olehnya.
Melihat situasi di sekitarnya benar-benar sepi membuat Adam langsung memulai rencananya.
Ia berusaha menggoyang-goyangkan kursinya ke arah belakang sedikit demi sedikit. Kursi tersebut pun berjalan mundur, rencana Adam kali ini adalah mendekatkan dirinya ke arah Pohon yang di luarnya terdapat paku yang tertancap.
Saat sosok jubah hitam perempuan itu hendak menoleh ke arah Zainal, Adam dan Aminah. Adam pun segera terdiam, menahan rencananya sebentar sampai mata dari sosok jubah hitam perempuan itu terfokus kembali kepada Adinda.
Melihat hal yang di lakukan oleh Adam membuat Zainal menghela nafas berat. Ia menatap Adam penuh harapan karena tahu apa rencana yang akan Adam lakukan. Keringat dingin terus menyucur dari dahi Adam, karena rasa tegang dan panik yang bercampur aduk. Sedikit saja tindakan yang dia lakukan sampai ketahuan, entahlah apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.
Aminah menoleh ke arah sang suami, matanya pun sama seperti Zainal. Menatap Suaminya penuh harapan, tak henti untuk terus berdoa semoga rencana yang sedang Adam lakukan berjalan lancar.
"Drrak!" suara kaki kursi Adam menggores beberapa batu di bawah sehingga menghasilkan suara yang begitu terdengar jelas.
sehingga membuat Mata dari sosok jubah hitam perempuan itu pun dengan cepat langsung mengintai mereka bertiga. Melihat apa yang sedang mereka lakukan.
Matanya begitu menyeramkan, dengan tangan yang terus menjambak Adinda tanpa ampun. Wajah Adinda terlihat seperti menahan sakit yang begitu hebat. Dengan tetesan darah dari goresan luka di wajahnya.
Air mata bercampur darah menambah perih luka di sekujur wajahnya. Ia terus meringis dengan nafas yang berat. Seolah sudah tak mampu lagi untuk menarik dan membuang nafasnya dengan baik.
Ia tersesak hebat, Aminah menatap Adinda begitu haru, ia ikut menangis. Matanya tak yakin bisa memandang wanita itu dalam-dalam. Melihat kondisinya yang membuat Aminah merinding dan takut sendiri.
Melihat tidak terjadi apa-apa antara Zainal, Aminah dan Adam. Membuat sosok jubah hitam perempuan itu kembali memutar lehernya dengan menggeliat. Ia kembali menatap Adinda lalu menghempas jambakannya dengan kasar. Membuat wanita yang di jambaknya itu kembali tersungkur ketanah. Dengan wajah yang membentur keras tanah kasar di bawahnya. Menambah luka di wajah Adinda semakin parah. Serta darah yang keluar semakin banyak.
Setelah melakukan itu, sosok Jubah hitam perempuan itu pun langsung melangkah maju. Dia tidak menyiksa Adinda lagi. Melainkan pergi memasuki gubuk kecil di sebelahnya. Mengikuti sosok jubah hitam berkalung yang sudah masuk sedari tadi.
Melihat sosok jubah hitam perempuan itu masuk membuat Adam tanpa pikir panjang langsung melanjutkan rencananya. Dengan cepat ia segera memundurkan kursi yang mengikat dirinya lebih dekat lagi dengan pohon besar yang di luarnya ada paku itu.
sampai di dekat pohon itu Adam langsung menggesek-gesekan Tali yang mengingat tangannya. Ia tak peduli mau sesusah apa. Ia menggesek tali itu dengan kasar. Sampai membuat beberapa bagian kulit lengannya ikut tergores akibat paku yang cukup tajam namun sudah agak berkarat itu.
Adam berupaya menahan sakit, Namun sedikit demi sedikit akhirnya tali yang mengikat pergelangan tangannya mulai terkikis. Dan beberapa menit ia terus melakukan upaya tersebut sehingga tali itu pun akhirnya putus.

Adam menghela nafas lega, berusaha tidak panik dan ia tinggal melepaskan lilitan tali di tubuhnya. Dengan cepat Adam melakukan itu ia pun langsung terbebas dari ikatan tersebut.
Tidak ingin banyak mengeluarkan suara Adam memberikan isyarat ke pada Aminah , Zainal ,dan Adinda. Untuk tidak mengeluarkan suaranya masing-masing.
Ussst!
Dengan langkah yang penuh dengan ke hati-hatian Adam berjalan ke arah Zainal, Aminah dan Adinda secara bergantian. Melepaskan ikatan tali yang melilit tubuh mereka satu persatu.
Memang cukup lama untuk melepaskan itu semua, Namun Adam berusaha untuk tidak mengeluarkan decak suara sedikit pun. Begitu pula dengan yang lainnya. Saat semuanya telah terbebas dari ikatn tersebut dengan sesegera mungkin Zainal langsung membopong tubuh Adinda, sang istri yang sudah sangat lemah. Mereka saling menuntun satu sama lain. Begitu pula Adam yang menuntun Aminah dengan lembut.
Saat mereka ingin berjalan ke sisi jurang untuk segera pergi dari tempat itu, tiba-tiba sesosok jubah hitam perempuan itu kembali keluar dari dalam gubuk reot itu.

Matanya pun langsung melotot tajam ke arah Adam , Aminah , Adinda dan juga Zainal. Yang di lihatnya ingin segera melarikan diri. Tidak tinggal diam sosok jubah hitam perempuan tersebut kemudian berteriak sangat kencang.
Kedua siai bagian matanya menampakan urat-urat berwarna biru yang menyeramkan. Seperti bukan manusi sosok tersebut langsung segera berlari ke arah mereka semua.
Sontak Melihat tersebut membuat Adam, Aminah , Zainal dan Adinda langsung tertegun tegang. Jantung mereka semua seakan berhenti seketika, tidak mau tertangkap dengan gampang Adam segera mencari cara lagi. Dengan sigap ia langsung melempar bekas kursi yang ada di sisinya ke arah sosok jubah hitam perempuan yang mulai berlari ke arahnya.
Begitu pun dengan Aminah dan Zainal Mereka berusaha mengikuti apa yang Adam lakukan.
Dengan sekuat tenaga ke tiga kursi kayu tersebut pun langsung mengenai tubuh serta wajah bagian depan dari sosok jubah hitam perempuan itu. Sehingga menyebabkan ia langsung tersungkur jatuh ke tanah.
Tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, Akhirnya Adam , Aminah , Zainal dan Adinda langsung segera berlari meninggalkan tempat tersebut. Masih dengan perasaan campur aduk mereka semua berusaha tenang. Sementara Adinda sudah terlihat tak mampu lagi untuk berlari.
"Ahkk... Aku gak ku-kuat.." kata Adinda lirih.
Zainal langsung menangis kembali , ia memeluk istrinya penuh kasih sayang, "Kamu harus kuat sayang, kamu harus kuat. Sebentar lagi kita akan keluar dari sini." Zainal memberikan semangatnya. Membuat Adinda menarik nafasnya dalam-dalam.
"Zainal, aku rasa kamu harus menggendongnya, luka Adinda cukup parah. Kita harus segera keluar dari sini. Aku yakin mereka pasti mengejar kita." ucap Adam raut wajahnya semakin tegang. Tak henti-hentinya ia melihat ke arah belakang.
Aminah pun mendekat ke arah Adinda ia segera mengelus rambut istri Zainal itu dengan lembut.
"Kamu harus kuat Adinda, Allah bersama kita." Air mata Aminah kembali menyucur, ia memandang wanita tersebut penuh haru. Tak tega dengan kondisinya yang begity oarah. Itu oasti sangat menyakitkan.
"Adinda!"

tiba-tiba Terdengar suara teriakan keras dari arah belakang, Memanggil nama Adinda dengan sangat menggema. Suuaranya begitu besar dan semakin mendekat. Suara penuh kebencian dan dendam. Sehingga Membuat Mata Adam , Aminah ,dan Zainal kembali melebar di buatnya. Perasaan panik kembali merasuki tubuh masih-masing.

"Kita harus cepat!" Adam pun langsung menggenggam erat pergelangan tangan sang istri. Sementara Zainal mengikuti saran Adam untuk menggendong Adinda.
Mereka pun kembali berlari berusaha menjauh dari sosok berjubah hitam berhati iblis itu.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
BERSAMBUNG...
Membuat sekelompok Jubah hitam merasa jengkel dengan suara teriakan takbir itu. Salah satu dari mereka pun memandang ke atas jurang, menerka-nerka sumber suara tersebut.
Tak sedikit dari mereka juga ada yang bergeram seram. Suaranya mirip harimau yang mengincar mangsanya.
"Coba kalian semua cek ke atas!" Seru sosok jubah hitam berkalung. Jari telunjuknya pun mengarah ke atas jurang. Memerintahkan semua antek-anteknya untuk segera mengecek suara tersebut.
Mendengar perintah tersebut sekitar sepuluh orang dari sosok berjubah hitam tersebut pun segera bergegas menuju ke atas jurang. Mereka pun berpencar dari sisi kanan, kiri dan tengah. Meninggalkan sosok jubah hitam berkalung dan sosok jubah hitam perempuan. Yang masih mengawasi Adam , Zainal , Aminah dan Adinda.
Suasana terasa sepi seketika, menghadirikan keheningan disertai dengan suara hembusan angin dan juga kombaran api yang menyala. Kilat-kilat petir masih menyambar keras. Memberikan kesan menyeramkan karena suara gemuruhnya, meski hujan hanya menetes beberapa saat namun kiranya awan kembali menahan air hujannya agar tak kembali turun.
Adinda masih meringis sakit, dengan posisi Badan tengkurap di tanah. Wajahnya penuh goresan dan darah.
Sementara Zainal hanya bisa memandangi wajah sang istri dari kejauhan. Merasa ingin menolongnya, namun apa daya, tidak ada kekuatan baginya.
"Sepertinya Tuhan sedang tidak berpihak kepada mu Adinda..." ucap Jubah hitam perempuan, kakinya tepat berdiri di hadapan wajah Adinda yang ada di bawahnya.
Sosok Jubah Hitam perempuan itu pun menunduk ke bawah, memandangi wanita yang ada di bawahnya dengan tajam, "Sekarang kamatian mu akan ku percepat!" suaranya cukup keras membuat Adinda sedikit mengerang takut.
Melihat sang istri akan di habisi, Membuat mata Zainal membulat dengan kepala yang terus menggeleng. Berusaha menahan agar Sosok Jubah hitam perempuan itu tidak menyakiti istrinya.
"Lihatlah Zainal, istri mu yang malang ini.. Akan menjemput ajalnya." ucap Sosok jubah hitam perempuan itu mengancam. Matanya melirik tajam ke arah Zainal, setelah itu ia membungkuk dan langsung menjambak rambut Adinda dengan kencang.
"Ahkk!" Adinda berteriak kesakitan.
Terlihat beberapa helai rambunya rontok akibat jambakan sosok jubah hitam perempuan itu yang begitu keras.
Sosok Jubah hitam perempuan itu sungguh keji. Ia menyiksa Adinda begitu sadis.
Terlihat sosok jubah hitam berkalung tiba-tiba berjalan ke arah gubuk, kemudian ia masuk ke dalam gubuk tersebut. Entah apa yang akan di lakukan olehnya.
Melihat situasi di sekitarnya benar-benar sepi membuat Adam langsung memulai rencananya.
Ia berusaha menggoyang-goyangkan kursinya ke arah belakang sedikit demi sedikit. Kursi tersebut pun berjalan mundur, rencana Adam kali ini adalah mendekatkan dirinya ke arah Pohon yang di luarnya terdapat paku yang tertancap.
Saat sosok jubah hitam perempuan itu hendak menoleh ke arah Zainal, Adam dan Aminah. Adam pun segera terdiam, menahan rencananya sebentar sampai mata dari sosok jubah hitam perempuan itu terfokus kembali kepada Adinda.
Melihat hal yang di lakukan oleh Adam membuat Zainal menghela nafas berat. Ia menatap Adam penuh harapan karena tahu apa rencana yang akan Adam lakukan. Keringat dingin terus menyucur dari dahi Adam, karena rasa tegang dan panik yang bercampur aduk. Sedikit saja tindakan yang dia lakukan sampai ketahuan, entahlah apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.
Aminah menoleh ke arah sang suami, matanya pun sama seperti Zainal. Menatap Suaminya penuh harapan, tak henti untuk terus berdoa semoga rencana yang sedang Adam lakukan berjalan lancar.
"Drrak!" suara kaki kursi Adam menggores beberapa batu di bawah sehingga menghasilkan suara yang begitu terdengar jelas.
sehingga membuat Mata dari sosok jubah hitam perempuan itu pun dengan cepat langsung mengintai mereka bertiga. Melihat apa yang sedang mereka lakukan.
Matanya begitu menyeramkan, dengan tangan yang terus menjambak Adinda tanpa ampun. Wajah Adinda terlihat seperti menahan sakit yang begitu hebat. Dengan tetesan darah dari goresan luka di wajahnya.
Air mata bercampur darah menambah perih luka di sekujur wajahnya. Ia terus meringis dengan nafas yang berat. Seolah sudah tak mampu lagi untuk menarik dan membuang nafasnya dengan baik.
Ia tersesak hebat, Aminah menatap Adinda begitu haru, ia ikut menangis. Matanya tak yakin bisa memandang wanita itu dalam-dalam. Melihat kondisinya yang membuat Aminah merinding dan takut sendiri.
Melihat tidak terjadi apa-apa antara Zainal, Aminah dan Adam. Membuat sosok jubah hitam perempuan itu kembali memutar lehernya dengan menggeliat. Ia kembali menatap Adinda lalu menghempas jambakannya dengan kasar. Membuat wanita yang di jambaknya itu kembali tersungkur ketanah. Dengan wajah yang membentur keras tanah kasar di bawahnya. Menambah luka di wajah Adinda semakin parah. Serta darah yang keluar semakin banyak.
Setelah melakukan itu, sosok Jubah hitam perempuan itu pun langsung melangkah maju. Dia tidak menyiksa Adinda lagi. Melainkan pergi memasuki gubuk kecil di sebelahnya. Mengikuti sosok jubah hitam berkalung yang sudah masuk sedari tadi.
Melihat sosok jubah hitam perempuan itu masuk membuat Adam tanpa pikir panjang langsung melanjutkan rencananya. Dengan cepat ia segera memundurkan kursi yang mengikat dirinya lebih dekat lagi dengan pohon besar yang di luarnya ada paku itu.
sampai di dekat pohon itu Adam langsung menggesek-gesekan Tali yang mengingat tangannya. Ia tak peduli mau sesusah apa. Ia menggesek tali itu dengan kasar. Sampai membuat beberapa bagian kulit lengannya ikut tergores akibat paku yang cukup tajam namun sudah agak berkarat itu.
Adam berupaya menahan sakit, Namun sedikit demi sedikit akhirnya tali yang mengikat pergelangan tangannya mulai terkikis. Dan beberapa menit ia terus melakukan upaya tersebut sehingga tali itu pun akhirnya putus.

Adam menghela nafas lega, berusaha tidak panik dan ia tinggal melepaskan lilitan tali di tubuhnya. Dengan cepat Adam melakukan itu ia pun langsung terbebas dari ikatan tersebut.
Tidak ingin banyak mengeluarkan suara Adam memberikan isyarat ke pada Aminah , Zainal ,dan Adinda. Untuk tidak mengeluarkan suaranya masing-masing.
Ussst!
Dengan langkah yang penuh dengan ke hati-hatian Adam berjalan ke arah Zainal, Aminah dan Adinda secara bergantian. Melepaskan ikatan tali yang melilit tubuh mereka satu persatu.
Memang cukup lama untuk melepaskan itu semua, Namun Adam berusaha untuk tidak mengeluarkan decak suara sedikit pun. Begitu pula dengan yang lainnya. Saat semuanya telah terbebas dari ikatn tersebut dengan sesegera mungkin Zainal langsung membopong tubuh Adinda, sang istri yang sudah sangat lemah. Mereka saling menuntun satu sama lain. Begitu pula Adam yang menuntun Aminah dengan lembut.
Saat mereka ingin berjalan ke sisi jurang untuk segera pergi dari tempat itu, tiba-tiba sesosok jubah hitam perempuan itu kembali keluar dari dalam gubuk reot itu.

Matanya pun langsung melotot tajam ke arah Adam , Aminah , Adinda dan juga Zainal. Yang di lihatnya ingin segera melarikan diri. Tidak tinggal diam sosok jubah hitam perempuan tersebut kemudian berteriak sangat kencang.
Kedua siai bagian matanya menampakan urat-urat berwarna biru yang menyeramkan. Seperti bukan manusi sosok tersebut langsung segera berlari ke arah mereka semua.
Sontak Melihat tersebut membuat Adam, Aminah , Zainal dan Adinda langsung tertegun tegang. Jantung mereka semua seakan berhenti seketika, tidak mau tertangkap dengan gampang Adam segera mencari cara lagi. Dengan sigap ia langsung melempar bekas kursi yang ada di sisinya ke arah sosok jubah hitam perempuan yang mulai berlari ke arahnya.
Begitu pun dengan Aminah dan Zainal Mereka berusaha mengikuti apa yang Adam lakukan.
Dengan sekuat tenaga ke tiga kursi kayu tersebut pun langsung mengenai tubuh serta wajah bagian depan dari sosok jubah hitam perempuan itu. Sehingga menyebabkan ia langsung tersungkur jatuh ke tanah.
Tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, Akhirnya Adam , Aminah , Zainal dan Adinda langsung segera berlari meninggalkan tempat tersebut. Masih dengan perasaan campur aduk mereka semua berusaha tenang. Sementara Adinda sudah terlihat tak mampu lagi untuk berlari.
"Ahkk... Aku gak ku-kuat.." kata Adinda lirih.
Zainal langsung menangis kembali , ia memeluk istrinya penuh kasih sayang, "Kamu harus kuat sayang, kamu harus kuat. Sebentar lagi kita akan keluar dari sini." Zainal memberikan semangatnya. Membuat Adinda menarik nafasnya dalam-dalam.
"Zainal, aku rasa kamu harus menggendongnya, luka Adinda cukup parah. Kita harus segera keluar dari sini. Aku yakin mereka pasti mengejar kita." ucap Adam raut wajahnya semakin tegang. Tak henti-hentinya ia melihat ke arah belakang.
Aminah pun mendekat ke arah Adinda ia segera mengelus rambut istri Zainal itu dengan lembut.
"Kamu harus kuat Adinda, Allah bersama kita." Air mata Aminah kembali menyucur, ia memandang wanita tersebut penuh haru. Tak tega dengan kondisinya yang begity oarah. Itu oasti sangat menyakitkan.
"Adinda!"

tiba-tiba Terdengar suara teriakan keras dari arah belakang, Memanggil nama Adinda dengan sangat menggema. Suuaranya begitu besar dan semakin mendekat. Suara penuh kebencian dan dendam. Sehingga Membuat Mata Adam , Aminah ,dan Zainal kembali melebar di buatnya. Perasaan panik kembali merasuki tubuh masih-masing.

"Kita harus cepat!" Adam pun langsung menggenggam erat pergelangan tangan sang istri. Sementara Zainal mengikuti saran Adam untuk menggendong Adinda.
Mereka pun kembali berlari berusaha menjauh dari sosok berjubah hitam berhati iblis itu.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
BERSAMBUNG...
onotpas5094 dan 5 lainnya memberi reputasi
6