Bisnis.com, JAKARTA - Rawasari sebuah kawasan yang merupakan kelurahan di Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dahulunya wilayah itu berupa rawa-rawa yang selalu berair, meskipun musim kemarau.

Apalagi pada musim hujan, wilayah itu sering banjir dan jalanannya tidak bisa dilalui. Maka, rawa-rawa tersebut diuruk untuk kawsasan perumahan serta sarana jalan rasya.

Warga setempat menyebut kawasan dengan sebutan Rawasari yang dikenal sampai sekarang. Mungkin maksdunya adalah rawa-rawa yang telah disarikan menjadi tempat permukiman.

Lebih jauh tentang Rawasari itu Zaenuddin HM, menjelaskan dalam bukunya “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, yang diterbitkan Ufuk Press pada Oktober 2012.

Dijelaskan bahwa nama Rawasari pernah identik dengan keramik. Karena di sana sejak akhir 1970an hingga tahun 2000an, menjadi sentra industri keramik di Jakarta.

Saking tersohornya, nama Rawasari pun dikenal hingga luar Jakarta. Sehingga tidak heran jika penggemar dan pecinta keramik dari berbagai daerah datang ke situ untuk sekedar mencari bebegai macam jenis koleksi keramik.

Di kawasan itu seolah tidak pernah sepi dari aktivitas jual beli berbagai macam jenis keramik. Puluhan ruko terlihat berjajar kurang lebih sepanjang sekitar satu kilometer menjalankan usaha yang sama.

Namun, pada 2008 pasar keramik Rawasai itu digusur oleh Pemprov DKI Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai lahan hijau berupa trotoar dan taman kota. Demikianlah asal usulnya.


Naturalisasi : Membuat DKI Jakarta Kembali Menjadi Rawa-Rawa Tempat Hidup Buaya

Mau membgun kembali rawa-rawa sarang buaya dan ular di tengah pemukiman perkotaan modern seperti Jakarta? dan tanpa penggusuran ?

Yang benar itu NORMALISASI SUNGAI seperti yang dilakukan Ahok agar Jakarta bisa terselamatkan seperti Amsterdam.

Bukan NATURALISASI menjadi rawa-rawa !

Inilah akibat dari tata kata bodohnisasi dan Begoknisasi.