- Beranda
- Stories from the Heart
NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]
...
TS
robbyrhy
NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]
Holla~ Bagi Kalian yang mau tahu kelanjutan dari Cerita Gerbang Iblis, saya akan memberikan Spin-off setelahnya. Jadi untuk Judulnya kali ini beda namun, dari segi cerita sama.
Buat kalian yang suka bilang...
Kak ini kok mirip film munafik ya?
Jawaban : Mungkin dari segi hal yang di bahas itu sama, ya Gerbang Iblis kan membahas tentang seseorang yang di rasuki jin terus di ruqyah, nah film munafik juga sama, tapi dari segi alur cerita sangatlah berbeda jadi anda tidak bisa bilang kalau ini sama. Jelaskan?.
Oke dari pada berlama-lama, langsung aja di baca Prolognya agak panjang sih untuk sekedar prolog hehehe,,,, 😁
Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa langsung cek Di Sini
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/04/17/10518562_201904171033040876.png)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari an-naar (neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
5 Bulan setelah kematian Zaki Abdul Ikhsan.
“Bang, apa abang yakin mau mengikuti jejak Zaki?” Tanya Aminah sambil memberikan secangkir teh manis kepadanya.
Adam menyeruput teh manis hangat tersebut, kemudian menjawab pertanyaan istrinya.
“Abang yakin aminah, kalau bukan abang siapa lagi?”
“Tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu, masih sangat jelas teringat di kepala Aminah bang,” Serunya lagi.
Adam pun terdiam, ia tahu bahwa Aminah tak menginginkan kejadian Beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Ia takut jin yang akan di hadapi oleh Adam kali ini lebih jahat dari sebelumnya.
“Kita punya Allah Aminah, semua yang telah di takdirkan telah tertulis di lauh mahfudz, Jadi apa yang perlu kita takutkan.” Jawab Adam meyakinkan sang istri.
Wajah Aminah terlihat begitu gelisah. Ia tahu sang suami akan mengerjakan Tugas besar lagi kali ini.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara gedoran pintu yang sangat kencang.
“Brak! Brak! Bark!”
“Assalamualaikum..... Ustad Adam,,,, pak ustad!” Begitulah kedengarannya. Sumber suara tersebut semakin kencang memanggil namanya.
Mereka pun segera bergegas, untuk membukakan pintu Rumahnya.
“Ya allah, Zainal….. Ada apa ini, malam-malam begini gerasak-gerusuk gitu kaya di kejar binatang aja kamu ini” Pekik Adam kemudian menyuruh zainal masuk ke rumahnya.
“Duduk-duduk…” Serunya lagi.
Zainal pun kemudian duduk, mengehela nafas panjang dan sedikit menenangkan pikirannya.
“Oke… oke tenang… tenang coba jelaskan ada apa?” Tanya Adam kepada Zainal.
Wajah Zainal yang masih terlihat panik, berusaha untuk tenang.
“Ja-ja-di… gini pak ustad, usai sholat isya saya dan istri saya sedang makan malam. Nah pada saat sedang makan, tiba-tiba istri saya muntah-muntah. Saya Kira dia hanya muntah biasa namun, lama kelamaan Istri saya memuntahakan darah, paku , jarum dan juga lintah dari mulutnya pak ustad. saya takut terjadi sesuatu padanya. Apa mungkin dia di guna-guna?. Tolong bantu saya…” Jelasnya.
Saat mendengar cerita Zainal, Adam pun berpikir. Apa mungkin ada sesuatu lagi yang terjadi padanya, sama seperti Keluarga zaki dulu. Saat Adam sedang berpikir tiba-tiba Aminah langsung berbicara.
“Bang? mungkinkah ini sama kejadiannya seperti keluarga zaki dulu?”
Entah kenapa Aminah bisa sepemikiran dengan Adam.
“Aku akan menemui istri mu sekarang!” Ujar Adam tiba-tiba.
Aminah yang melihat suaminya akan berurusan lagi dengan musuh Allah, moncoba sedikit menahannya.
“Bang, aminah gak mau abang kenapa-kenapa… kali ini aminah melarang abang untuk pergi.” Pekik aminah dengan cukup keras.
Melihat sang istri tidak merestui kepergiannya untuk menolong seseorang, Adam berusaha menenangkannya.
“Abang bersama Allah, jadi aminah tidak perlu risau. Semua akan baik-baik saja.” Jawabnya.
Aminah masih dengan muka yang cemas. Antara menginzinkan atau tidak. Ia tidak berbicara usai Adam memberinya jawaban.
“Apakah aminah bisa ijinkan abang? Semua akan lancar dengan restu istri. Abang tidak akan pergi jika aminah tidak mengijinkan.”
“Aminah, aku mohon kepadamu, biarlah adam membantu Istriku aminah. Kalian sesama wanita, pasti kamu paham apa yang aku rasakan kan? bagaimana kalau kamu ada di posisi istriku?!” Zainal memohon.
Aminah pun hanya mengangguk, Namun tidak bicara.
“Abang akan segera kembali,, percayalah” Ujar Adam sambil mengelus pelan kepala aminah yang tertutupi oleh hijab yang di kenakannya.
Setelah itu Aminah pun masuk ke kamarnya, sedangkan Adam pergi bersama Zainal untuk menemui istrinya.
Sesampainya di Halaman rumah Zainal. tiba-tiba seluruh lampu yang ada di rumahnya padam. Suasana menjadi begitu gelap dan menyeramkan.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Adam yang belum berani melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih dalam, karena rumahnya yang terlihat sangat gelap.
“Tapi tidak mati listrik? hanya rumah mu saja nal?” Ujarnya lagi.
Zainal-pun kebingungan. Mencoba berpikir sejenak lalu melangkah sedikit demi sedikit untuk mengecek apa yang terjadi.
“Saat aku meninggalkan rumah, listrik dan lampu masih menyala pak ustad.” Jawab Zainal.
Sambil terus memperhatikan kondisi di luar rumah yang begitu gelap, Adam mulai mencoba masuk ke dalamnya.
“Sepertinya, Jin yang ada di dalam tubuh istrimu yang membuat semua ini.”
Zainal pun sudah melangkah lebih dulu, dan sampai di depan pintu rumahnya. Saat itu tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut. Terlihat tangan zainal yang sedikit bergemetar tat kala menyentuh gagang pintu rumahnya.Namun, saat ia ingin memutar gagang pintu tersebut, tiba-tiba Adam menahannya.
“Tunggu” Teriak Adam.
“Jangan di buka.” Ujarnya lagi.
Zainal-pun menoleh ke belakang, melihat Adam dan kembali bertanya.
“Kenapa?”
Adam hanya menggelengkan kepalanya.
“Jin itu, ada di balik pintu.”
“Maksudmu?” Zainal kembali bertanya.
Adam pun tidak menggubris pertanyaan yang terakhir, kemudian ia pun langsung membacakan surah Al-An’aam ayat 130 sambil mengulurkan tangannya kedepan dengan tasbih yang masih melilit di jari jemarinya tersebut.
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Setelah surah itu di bacakan, tiba-tiba keluarlah Adinda, istri Zainal dari balik pintu rumahnya. Ia menjebolkan Pintu rumah tersebut dengan badannya, tenaganya terlihat sangat begitu kuat, kemudian ia berlari sangat cepat layaknya kuda sehingga menabrak Zainal dan membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya. Adam yang berjarak kurang lebih beberapa meter dari pintu tersebut, langsung di hadapkan dengan Wajah Adinda yang sangat buruk. Kelopak matanya yang menghitam, Mulutnya yang penuh darah, dan wajahnya yang terlihat sangat keriput. Itulah gambaran kondisi Adinda kala itu. Jin tersebut sudah menguasai tubuhnya. Maka ia bisa melakukan apa pun kepadanya, tak terkecuali juga dengan membunuhnya.
Wajah Adinda dan Adam saling bertatapan. Adam kemudian kembali membacakan surah tersebut, dan Tidak lama kemudian tiba-tiba, dinda memuntahkan Darah serta seekor ular ke wajah Adam. Mendapatkan sebuah serangan, membuat Adam harus mundur dan membersihkan semua darah yang tertempel di wajahnya itu.
“Astagfirullahaladzim” Adam beristigfar.
Tak lama setelah ular itu keluar dari mulutnya, tiba-tiba Adinda langsung terjatuh lemah tak berdaya dan membuatnya tergeletak di halaman rumahnya.
Sepertinya Jin itu keluar dan menjelma menjadi seekor ular. Pikir Adam.
Inilah Awal mula dari masalah baru yang harus segera di selesaikan~
صُمۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah : 18)
Note : Untuk Episode 1 dan seterusnya belum saya pastikan kapan akan di update, mudah-mudahan bisa cepat sesuai kesibukan saya. Terima Kasih sudah membaca Prolognya. 😉
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/03/01/10518562_201903011029540985.gif)
Buat kalian yang suka bilang...
Kak ini kok mirip film munafik ya?
Jawaban : Mungkin dari segi hal yang di bahas itu sama, ya Gerbang Iblis kan membahas tentang seseorang yang di rasuki jin terus di ruqyah, nah film munafik juga sama, tapi dari segi alur cerita sangatlah berbeda jadi anda tidak bisa bilang kalau ini sama. Jelaskan?.
Oke dari pada berlama-lama, langsung aja di baca Prolognya agak panjang sih untuk sekedar prolog hehehe,,,, 😁
Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa langsung cek Di Sini
Quote:
Happy Reading!
~~~~~👻👻👻👻👻👻👻~~~~~
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/04/17/10518562_201904171033040876.png)
Quote:
Prolog
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari an-naar (neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
5 Bulan setelah kematian Zaki Abdul Ikhsan.
“Bang, apa abang yakin mau mengikuti jejak Zaki?” Tanya Aminah sambil memberikan secangkir teh manis kepadanya.
Adam menyeruput teh manis hangat tersebut, kemudian menjawab pertanyaan istrinya.
“Abang yakin aminah, kalau bukan abang siapa lagi?”
“Tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu, masih sangat jelas teringat di kepala Aminah bang,” Serunya lagi.
Adam pun terdiam, ia tahu bahwa Aminah tak menginginkan kejadian Beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Ia takut jin yang akan di hadapi oleh Adam kali ini lebih jahat dari sebelumnya.
“Kita punya Allah Aminah, semua yang telah di takdirkan telah tertulis di lauh mahfudz, Jadi apa yang perlu kita takutkan.” Jawab Adam meyakinkan sang istri.
Wajah Aminah terlihat begitu gelisah. Ia tahu sang suami akan mengerjakan Tugas besar lagi kali ini.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara gedoran pintu yang sangat kencang.
“Brak! Brak! Bark!”
“Assalamualaikum..... Ustad Adam,,,, pak ustad!” Begitulah kedengarannya. Sumber suara tersebut semakin kencang memanggil namanya.
Mereka pun segera bergegas, untuk membukakan pintu Rumahnya.
“Ya allah, Zainal….. Ada apa ini, malam-malam begini gerasak-gerusuk gitu kaya di kejar binatang aja kamu ini” Pekik Adam kemudian menyuruh zainal masuk ke rumahnya.
“Duduk-duduk…” Serunya lagi.
Zainal pun kemudian duduk, mengehela nafas panjang dan sedikit menenangkan pikirannya.
“Oke… oke tenang… tenang coba jelaskan ada apa?” Tanya Adam kepada Zainal.
Wajah Zainal yang masih terlihat panik, berusaha untuk tenang.
“Ja-ja-di… gini pak ustad, usai sholat isya saya dan istri saya sedang makan malam. Nah pada saat sedang makan, tiba-tiba istri saya muntah-muntah. Saya Kira dia hanya muntah biasa namun, lama kelamaan Istri saya memuntahakan darah, paku , jarum dan juga lintah dari mulutnya pak ustad. saya takut terjadi sesuatu padanya. Apa mungkin dia di guna-guna?. Tolong bantu saya…” Jelasnya.
Saat mendengar cerita Zainal, Adam pun berpikir. Apa mungkin ada sesuatu lagi yang terjadi padanya, sama seperti Keluarga zaki dulu. Saat Adam sedang berpikir tiba-tiba Aminah langsung berbicara.
“Bang? mungkinkah ini sama kejadiannya seperti keluarga zaki dulu?”
Entah kenapa Aminah bisa sepemikiran dengan Adam.
“Aku akan menemui istri mu sekarang!” Ujar Adam tiba-tiba.
Aminah yang melihat suaminya akan berurusan lagi dengan musuh Allah, moncoba sedikit menahannya.
“Bang, aminah gak mau abang kenapa-kenapa… kali ini aminah melarang abang untuk pergi.” Pekik aminah dengan cukup keras.
Melihat sang istri tidak merestui kepergiannya untuk menolong seseorang, Adam berusaha menenangkannya.
“Abang bersama Allah, jadi aminah tidak perlu risau. Semua akan baik-baik saja.” Jawabnya.
Aminah masih dengan muka yang cemas. Antara menginzinkan atau tidak. Ia tidak berbicara usai Adam memberinya jawaban.
“Apakah aminah bisa ijinkan abang? Semua akan lancar dengan restu istri. Abang tidak akan pergi jika aminah tidak mengijinkan.”
“Aminah, aku mohon kepadamu, biarlah adam membantu Istriku aminah. Kalian sesama wanita, pasti kamu paham apa yang aku rasakan kan? bagaimana kalau kamu ada di posisi istriku?!” Zainal memohon.
Aminah pun hanya mengangguk, Namun tidak bicara.
“Abang akan segera kembali,, percayalah” Ujar Adam sambil mengelus pelan kepala aminah yang tertutupi oleh hijab yang di kenakannya.
Setelah itu Aminah pun masuk ke kamarnya, sedangkan Adam pergi bersama Zainal untuk menemui istrinya.
Sesampainya di Halaman rumah Zainal. tiba-tiba seluruh lampu yang ada di rumahnya padam. Suasana menjadi begitu gelap dan menyeramkan.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Adam yang belum berani melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih dalam, karena rumahnya yang terlihat sangat gelap.
“Tapi tidak mati listrik? hanya rumah mu saja nal?” Ujarnya lagi.
Zainal-pun kebingungan. Mencoba berpikir sejenak lalu melangkah sedikit demi sedikit untuk mengecek apa yang terjadi.
“Saat aku meninggalkan rumah, listrik dan lampu masih menyala pak ustad.” Jawab Zainal.
Sambil terus memperhatikan kondisi di luar rumah yang begitu gelap, Adam mulai mencoba masuk ke dalamnya.
“Sepertinya, Jin yang ada di dalam tubuh istrimu yang membuat semua ini.”
Zainal pun sudah melangkah lebih dulu, dan sampai di depan pintu rumahnya. Saat itu tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut. Terlihat tangan zainal yang sedikit bergemetar tat kala menyentuh gagang pintu rumahnya.Namun, saat ia ingin memutar gagang pintu tersebut, tiba-tiba Adam menahannya.
“Tunggu” Teriak Adam.
“Jangan di buka.” Ujarnya lagi.
Zainal-pun menoleh ke belakang, melihat Adam dan kembali bertanya.
“Kenapa?”
Adam hanya menggelengkan kepalanya.
“Jin itu, ada di balik pintu.”
“Maksudmu?” Zainal kembali bertanya.
Adam pun tidak menggubris pertanyaan yang terakhir, kemudian ia pun langsung membacakan surah Al-An’aam ayat 130 sambil mengulurkan tangannya kedepan dengan tasbih yang masih melilit di jari jemarinya tersebut.
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Setelah surah itu di bacakan, tiba-tiba keluarlah Adinda, istri Zainal dari balik pintu rumahnya. Ia menjebolkan Pintu rumah tersebut dengan badannya, tenaganya terlihat sangat begitu kuat, kemudian ia berlari sangat cepat layaknya kuda sehingga menabrak Zainal dan membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya. Adam yang berjarak kurang lebih beberapa meter dari pintu tersebut, langsung di hadapkan dengan Wajah Adinda yang sangat buruk. Kelopak matanya yang menghitam, Mulutnya yang penuh darah, dan wajahnya yang terlihat sangat keriput. Itulah gambaran kondisi Adinda kala itu. Jin tersebut sudah menguasai tubuhnya. Maka ia bisa melakukan apa pun kepadanya, tak terkecuali juga dengan membunuhnya.
Wajah Adinda dan Adam saling bertatapan. Adam kemudian kembali membacakan surah tersebut, dan Tidak lama kemudian tiba-tiba, dinda memuntahkan Darah serta seekor ular ke wajah Adam. Mendapatkan sebuah serangan, membuat Adam harus mundur dan membersihkan semua darah yang tertempel di wajahnya itu.
“Astagfirullahaladzim” Adam beristigfar.
Tak lama setelah ular itu keluar dari mulutnya, tiba-tiba Adinda langsung terjatuh lemah tak berdaya dan membuatnya tergeletak di halaman rumahnya.
Sepertinya Jin itu keluar dan menjelma menjadi seekor ular. Pikir Adam.
Inilah Awal mula dari masalah baru yang harus segera di selesaikan~
صُمۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah : 18)
-To be Continued-
Note : Untuk Episode 1 dan seterusnya belum saya pastikan kapan akan di update, mudah-mudahan bisa cepat sesuai kesibukan saya. Terima Kasih sudah membaca Prolognya. 😉
Quote:
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
THANKS FOR READING!
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/03/01/10518562_201903011029540985.gif)
Diubah oleh robbyrhy 13-06-2019 15:24
bruno95 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
24.6K
71
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
robbyrhy
#38
Episode 13 - SEKTE
Adam membuka matanya sedikit demi sedikit. Buram, gelap, dan remang. Matanya belum bisa melihat utuh semua keadaan sekitar. Kepalanya terasa pusing. Ia meringis sakit.
Saat Matanya nyaris terbuka, Adam melihat suasana di sekitarnya begitu ramai. Semua itu berbentuk hitam, belum jelas terlihat.
"Shhh,, Astagfirullah..." ucap Adam meringis menahan pusing yang masih menemplok di belakang kepalanya. Mungkin karena bekas pukulan yang cukup kuat tadi.
Matanya lama-kelamaan melebar. Memperlihatkan sekelompak jubah hitam yang sedang mengelilingi dirinya.
Adam mendongkak, melihat ke kanan dan ke kiri. Dahinya tak berhenti berkeringat. Kobaran api menyala menyilaukan pengelihatan Adam di depan.
"Apa yang terjadi?" betapa terkejutnya dia. Saat melihat Zainal yang masih terlelap pingsan di sebuah kursi yang di ikat kuat. Kepalanya menunduk, sementara itu Adam kembali harus di buat shock tat kala melihat Aminah dan juga Adinda dalam kondisi yang sama. Tubuhnya di ikat kuat di sebuah kursi. Mulutnya di tutupi oleh sehelai kain.
Aminah menengok ke arah Adam, begitu juga dengan Adinda yang meringis meratapi suaminya yang tak kunjung sadar.
Aminah seperti ingin berbicara sesuatu namun mulutnya susah untuk terbuka. Karena sumpelan kain yang terlalu kuat.
"Aminah..." Adam teriak, "Kenapa kalian lakukan ini kepada kami!" tambahnya lagi.
Mata Adam menyorot tajam ke arah sekelompok berjubah hitam itu. Yang hanya terdiam mengelilingi mereka.
Saat Adam ingin berteriak kembali, salah satu dari kelompok itu tiba-tiba berjalan. Mendekat ke arah Adam.
Suasana semakin seram tat kala gerimis tiba-tiba datang. Dinginnya malam semakin menyelimuti keadaan mereka semua. Walau terdapat Api di tengah-tengah namun rasa dingin itu masih mendominasi. Terlebih lagi suara gemuruh petir yang kencang. Mengingatkan akan turun hujan deras sebentar lagi.
Sosok jubah hitam itu tertawa kecil, secara tiba-tiba ia langsung menjambak rambut Adam hingga kepalanya mendongkak ke belakang. 30°.

Adam menelan ludahnya sendiri, menatap sosok yang sedang menjambaknya dengan tajam. Penuh Amarah, Adam tidak bisa melakukan apa-apa. Tangan dan kakinya di ikat. Mata dari sosok berjubah hitam itu menguat. Memberikan sebuah tekanan kepada Adam, agar dirinya merasakan ketakutan.
Namun Adam tak selemah itu, ia malah menatap balik tatapan dari sosok tersebut.
"Mau kamu apa? Ingat! semua perbuatan yang kamu lakukan ini tidak ada gunanya. Allah akan melaknatmu! Allah pasti akan menolongku" teriak Adam penuh keyakinan.
Sosok jubah itu menghela nafas jengah dengan ucapan-ucapan pria di hadapannya kali ini. sok suci! Ia semakin memperkuat jambakannya, hingga menekan kedua pergelangannya Agar Adam merasakan sakit yang lebih hebat lagi.
Benar saja.
Saat itu Adam semakin meringis kesakitan dengan badan bergemetar, menahan lehernya yang tertekuk semakin ke bawah. di tambah lagi rambutnya yang seakan tertarik begitu kuat. Sehingga urat yang melingkar di lehernya terlihat begitu jelas. Tertarik, bahkan jika jambakannya semakin di tekuk ke bawah, mungkin urat leher Adam dapat putus.
"Sedang seperti ini saja, kamu masih bisa-bisanya membuat ku marah. Aku tidak akan tinggal diam Adam, kematian mu sudah di depan mata sekarang." ucap Sosok jubah hitam itu. Dia mengetahui nama Adam?Kemudian melapas jambakannya dengan sangat kasar. Seperti membanting sebuah barang. Hingga kepala Adam terhempas begitu kencang. Mungkinkah sosok jubah itu memiliki hubungan dekat dengannya?

Sosok itu kembali berjalan, menuju ke arah tengah. Di mana letak api yang sangat besar sedang menyala. Ia seperti ingin menjelaskan sesuatu.
Tak lama kemudian satu sosok berjubah hitam yang lain ikut melangkah. Berjalan ke arah sosok jubah hitam yang sudah ada di tengah-tengah itu. Sepertinya kedua sosok jubah hitam yang sedang berada di tengah itu adalah pemimpin dari yang lainnya. Sudah terlihat dari gelagat serta cara bicaranya.
"Hmm... Aku sangat senang karena Ustad Adam kini akan ikut serta dalam ritual kami." sosok Jubah hitam yang tadi menjambak Adam kembali berbicara. Dengan nada yang menakutkan ia sedikit tertawa kecil. Terlihat dari masker yang di gunakannya berkerut mendandakan senyuman. Meski Adam tidak mengetahui siapa sosok itu.
"Aku juga sangat puas karena akan melihat kamu.... (Sambil menujuk Adinda) akan mati. Di hadapan ku." ucap Sosok jubah hitam yang berada di samping jubah hitam yang satunya. Kali ini nada suaranya mencerminkan suara perempuan.
Adinda melotot sempurna, tat kala Sosok perempuan berjubah hitam itu menunjuk-nujuk dirinya. Seakan mempunyai dendam yang begitu hebat.
Setelah itu Sosok jubah hitam perempuan itu tiba-tiba menaburi sebuah serbuk ke dalam api yang sedang berkobar. Entah serbuk apa yang ia taburi, mungkin itu sebagian dari ritual yang akan di laksanakan.
Tak lama kemudian, Zainal mulai sadarkan diri.
ia meringis sakit, sedikit demi sedikit matanya terbuka, membangunkan kepalanya yang tertunduk. Setelah itu menatap ke arah depan masih dengan pengelihatan yang buram. Sayup-sayup Zainal melihat wajah Adinda dengan mulut yang tersumpal kain.
"Ahkk"
Lama-kelamaan pengelihatannya semakin jelas, saat semuanya terlihat. Betapa terkejutnya dia, melihat sang istri dalam keadaan seperti itu.
"Adinda?" Zainal berteriak keras. Ia menoleh ke arah kiri, dan melihat Adam yang terbujur lemas terikat. Mulutnya di sumpal juga. Mungkin sosok jubah hitam yang lain baru saja menyumpal mulut Adam.
"Adam ada apa ini?" Zainal terlihat panik dan tegang. Wajahnya begitu linglung melihat kondisinya saat ini. Serta kondisi di sekitarnya. Adam hanya bergeham, ingin menjelaskan namun nihil, mulutnya tak bisa melakukan itu.
Adinda menoleh ke arah sang suami. Ia menyucurkan airmatanya cukup banyak. Menahan takut dan seperti ingin mengatakan sesuatu.
Sosok jubah hitam laki-laki yang menjambak Adam tadi, tiba-tiba mengunakan sebuah kalung rantai. Dengan simbol mata satu di tengahnya. Ia berjalan mendekati sosok jubah perempuan yang masih asik menaburi serbuk tersebut.
"Hari ini kita punya satu persembahan untuk Dajjal!" suara pria berkalung itu menggema. Berteriak keras dengan nada yang besar.
Adam, Aminah , Adinda dan Zainal hanya bisa melotot melihat mereka. Tangannya terus berupaya bergerak, bahkan Adam mencoba menggesekan tali yang mengikat kedua tangannya ke belakang kursi. Berharap tali itu dapat putus.
"Ehmmm..." Aminah dan Adinda meringis, menggelengkan kedua kepalanya ketika sosok jubah hitam perempuan itu berjalan. Menuju ke arah mereka berdua.
"Kau yang akan mati terlebih dahulu, Adinda..." ucap sosok jubah hitam perempuan itu. Sambil mengelus kulit wajah Adinda dengan pisau tajam yang di pegangnya. Adinda menatap tajam pisau itu, keringatnya tak berhenti keluar. Ia hanya mengerang takut. Dengan tubuh yang bergemetar kuat. Sementara Aminah hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah, mencoba tenang ketika melihat sosok jubah perempuan itu menakut-nakuti Adinda dengan segenggam pisau.
Sosok jubah hitam perempuan itu kemudian kembali lagi ke arah api unggun. Dia berbisik kepada sosok jubah hitam berkalung.
Entah apa yang mereka bicarakan. Usai berbisik sosok jubah hitam berkalung itu berteriak, "Sekarang saatnya Ritual kita mulai. Dengan satu tumbal perempuan dan satu tumbal laki-laki. Untuk persembahan kepada raja dari segala raja."
Setelah itu sekitar sepuluh sosok jubah hitam yang lainnya langsung bersorak. Mereka pun langsung berjalan mengelilingi Adam, Aminah , Zainal dan juga Adinda. sambil membacakan sebuah mantra-mantra ia berteriak begitu kencang.

Adam hanya bisa menelan ludahnya sendiri, mencoba berpikir agar bisa melapskan ikatan tangannya. Ia juga senang tiasa berdoa, berdizkir mengagungkan nama Allah. meminta pertolongannya Dalam hati.
Saat semua sosok jubah hitam itu masih berjalan mengelilingi mereka berempat. Sementara itu sosok jubah hitam perempuan kembali lagi berjalan ke arah Adinda. Bersama sosok jubah hitam berkalung.
"Kamu adalah tumbal yang cocok untuk persembahan tumbal perempuan saat ini," ucap sosok jubah berkalung itu dengan sedikit berdesah. Membuat gadis di hadapannya semakin takut. Itulah yang mereka inginkan. Benar saja, Nafas dari sosok berjubah hitam berkalung itu semakin membuat Adinda ketakutan. Sekujur tubuhnya merinding Sampai ke ubun-ubun.
Suara gemuruh petir semakin kuat. Gerimis lama-kelamaan semakin deras. Air hujan menetes dengan cepat. Namun ritual itu tetep berjalan, tak memandang kondisi alam.
Kursi Adinda di tarik oleh kedua sosok berjubah hitam itu. Di bawa ke tengah-tengah, sangat dekat dengan kobaran api unggun yang menyalah besar.
Adinda terus meringis takut. Suaranya teriakannya dapat terdengar meski mulutnya tersumpal. Sepertinya dengan sekuat tenaga dia mengeluarkan suara tersebut. Mengharap ada yang mau menolongnya. Belas kasihan kepadanyan
Melihat Adinda di perlakukan layaknya binatang, membuat Zainal terkekeh marah. Matanya melotot kuat menatap kedua sosok jubah hitam itu. Yang berusah melakukan eksekusi terhadap istrinya. Entah apa yang akan mereka lakukan. Zainal terus mengguncang-guncangkan kursinya. mengerang keras, berusaha memanggil nama istrinya itu. Apa daya tubuhnya di ikat, dan mulutnya pun di sumpal dengan cepat oleh salah satu sosok jubah hitam yang lain.
Zainal tak tinggal diam, kakinya terus di goyang-goyangkan sampai akhirnya dia malah tejatuh. Tersungkur ke tanah. Dagunya menyentuh bebatuan kecil sehingga membuatnya terluka. terbesot dan berdarah itu sangat perih!
Ia meringis sakit, menahan tumpuhan tubuhnya yang tertimpa kursi yang masih terikat.
BERSAMBUNG..
Saat Matanya nyaris terbuka, Adam melihat suasana di sekitarnya begitu ramai. Semua itu berbentuk hitam, belum jelas terlihat.
"Shhh,, Astagfirullah..." ucap Adam meringis menahan pusing yang masih menemplok di belakang kepalanya. Mungkin karena bekas pukulan yang cukup kuat tadi.
Matanya lama-kelamaan melebar. Memperlihatkan sekelompak jubah hitam yang sedang mengelilingi dirinya.
Adam mendongkak, melihat ke kanan dan ke kiri. Dahinya tak berhenti berkeringat. Kobaran api menyala menyilaukan pengelihatan Adam di depan.
"Apa yang terjadi?" betapa terkejutnya dia. Saat melihat Zainal yang masih terlelap pingsan di sebuah kursi yang di ikat kuat. Kepalanya menunduk, sementara itu Adam kembali harus di buat shock tat kala melihat Aminah dan juga Adinda dalam kondisi yang sama. Tubuhnya di ikat kuat di sebuah kursi. Mulutnya di tutupi oleh sehelai kain.
Aminah menengok ke arah Adam, begitu juga dengan Adinda yang meringis meratapi suaminya yang tak kunjung sadar.
Aminah seperti ingin berbicara sesuatu namun mulutnya susah untuk terbuka. Karena sumpelan kain yang terlalu kuat.
"Aminah..." Adam teriak, "Kenapa kalian lakukan ini kepada kami!" tambahnya lagi.
Mata Adam menyorot tajam ke arah sekelompok berjubah hitam itu. Yang hanya terdiam mengelilingi mereka.
Saat Adam ingin berteriak kembali, salah satu dari kelompok itu tiba-tiba berjalan. Mendekat ke arah Adam.
Suasana semakin seram tat kala gerimis tiba-tiba datang. Dinginnya malam semakin menyelimuti keadaan mereka semua. Walau terdapat Api di tengah-tengah namun rasa dingin itu masih mendominasi. Terlebih lagi suara gemuruh petir yang kencang. Mengingatkan akan turun hujan deras sebentar lagi.
Sosok jubah hitam itu tertawa kecil, secara tiba-tiba ia langsung menjambak rambut Adam hingga kepalanya mendongkak ke belakang. 30°.

Adam menelan ludahnya sendiri, menatap sosok yang sedang menjambaknya dengan tajam. Penuh Amarah, Adam tidak bisa melakukan apa-apa. Tangan dan kakinya di ikat. Mata dari sosok berjubah hitam itu menguat. Memberikan sebuah tekanan kepada Adam, agar dirinya merasakan ketakutan.
Namun Adam tak selemah itu, ia malah menatap balik tatapan dari sosok tersebut.
"Mau kamu apa? Ingat! semua perbuatan yang kamu lakukan ini tidak ada gunanya. Allah akan melaknatmu! Allah pasti akan menolongku" teriak Adam penuh keyakinan.
Sosok jubah itu menghela nafas jengah dengan ucapan-ucapan pria di hadapannya kali ini. sok suci! Ia semakin memperkuat jambakannya, hingga menekan kedua pergelangannya Agar Adam merasakan sakit yang lebih hebat lagi.
Benar saja.
Saat itu Adam semakin meringis kesakitan dengan badan bergemetar, menahan lehernya yang tertekuk semakin ke bawah. di tambah lagi rambutnya yang seakan tertarik begitu kuat. Sehingga urat yang melingkar di lehernya terlihat begitu jelas. Tertarik, bahkan jika jambakannya semakin di tekuk ke bawah, mungkin urat leher Adam dapat putus.
"Sedang seperti ini saja, kamu masih bisa-bisanya membuat ku marah. Aku tidak akan tinggal diam Adam, kematian mu sudah di depan mata sekarang." ucap Sosok jubah hitam itu. Dia mengetahui nama Adam?Kemudian melapas jambakannya dengan sangat kasar. Seperti membanting sebuah barang. Hingga kepala Adam terhempas begitu kencang. Mungkinkah sosok jubah itu memiliki hubungan dekat dengannya?

Sosok itu kembali berjalan, menuju ke arah tengah. Di mana letak api yang sangat besar sedang menyala. Ia seperti ingin menjelaskan sesuatu.
Tak lama kemudian satu sosok berjubah hitam yang lain ikut melangkah. Berjalan ke arah sosok jubah hitam yang sudah ada di tengah-tengah itu. Sepertinya kedua sosok jubah hitam yang sedang berada di tengah itu adalah pemimpin dari yang lainnya. Sudah terlihat dari gelagat serta cara bicaranya.
"Hmm... Aku sangat senang karena Ustad Adam kini akan ikut serta dalam ritual kami." sosok Jubah hitam yang tadi menjambak Adam kembali berbicara. Dengan nada yang menakutkan ia sedikit tertawa kecil. Terlihat dari masker yang di gunakannya berkerut mendandakan senyuman. Meski Adam tidak mengetahui siapa sosok itu.
"Aku juga sangat puas karena akan melihat kamu.... (Sambil menujuk Adinda) akan mati. Di hadapan ku." ucap Sosok jubah hitam yang berada di samping jubah hitam yang satunya. Kali ini nada suaranya mencerminkan suara perempuan.
Adinda melotot sempurna, tat kala Sosok perempuan berjubah hitam itu menunjuk-nujuk dirinya. Seakan mempunyai dendam yang begitu hebat.
Setelah itu Sosok jubah hitam perempuan itu tiba-tiba menaburi sebuah serbuk ke dalam api yang sedang berkobar. Entah serbuk apa yang ia taburi, mungkin itu sebagian dari ritual yang akan di laksanakan.
Tak lama kemudian, Zainal mulai sadarkan diri.
ia meringis sakit, sedikit demi sedikit matanya terbuka, membangunkan kepalanya yang tertunduk. Setelah itu menatap ke arah depan masih dengan pengelihatan yang buram. Sayup-sayup Zainal melihat wajah Adinda dengan mulut yang tersumpal kain.
"Ahkk"
Lama-kelamaan pengelihatannya semakin jelas, saat semuanya terlihat. Betapa terkejutnya dia, melihat sang istri dalam keadaan seperti itu.
"Adinda?" Zainal berteriak keras. Ia menoleh ke arah kiri, dan melihat Adam yang terbujur lemas terikat. Mulutnya di sumpal juga. Mungkin sosok jubah hitam yang lain baru saja menyumpal mulut Adam.
"Adam ada apa ini?" Zainal terlihat panik dan tegang. Wajahnya begitu linglung melihat kondisinya saat ini. Serta kondisi di sekitarnya. Adam hanya bergeham, ingin menjelaskan namun nihil, mulutnya tak bisa melakukan itu.
Adinda menoleh ke arah sang suami. Ia menyucurkan airmatanya cukup banyak. Menahan takut dan seperti ingin mengatakan sesuatu.
Sosok jubah hitam laki-laki yang menjambak Adam tadi, tiba-tiba mengunakan sebuah kalung rantai. Dengan simbol mata satu di tengahnya. Ia berjalan mendekati sosok jubah perempuan yang masih asik menaburi serbuk tersebut.
"Hari ini kita punya satu persembahan untuk Dajjal!" suara pria berkalung itu menggema. Berteriak keras dengan nada yang besar.
Adam, Aminah , Adinda dan Zainal hanya bisa melotot melihat mereka. Tangannya terus berupaya bergerak, bahkan Adam mencoba menggesekan tali yang mengikat kedua tangannya ke belakang kursi. Berharap tali itu dapat putus.
"Ehmmm..." Aminah dan Adinda meringis, menggelengkan kedua kepalanya ketika sosok jubah hitam perempuan itu berjalan. Menuju ke arah mereka berdua.
"Kau yang akan mati terlebih dahulu, Adinda..." ucap sosok jubah hitam perempuan itu. Sambil mengelus kulit wajah Adinda dengan pisau tajam yang di pegangnya. Adinda menatap tajam pisau itu, keringatnya tak berhenti keluar. Ia hanya mengerang takut. Dengan tubuh yang bergemetar kuat. Sementara Aminah hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah, mencoba tenang ketika melihat sosok jubah perempuan itu menakut-nakuti Adinda dengan segenggam pisau.
Sosok jubah hitam perempuan itu kemudian kembali lagi ke arah api unggun. Dia berbisik kepada sosok jubah hitam berkalung.
Entah apa yang mereka bicarakan. Usai berbisik sosok jubah hitam berkalung itu berteriak, "Sekarang saatnya Ritual kita mulai. Dengan satu tumbal perempuan dan satu tumbal laki-laki. Untuk persembahan kepada raja dari segala raja."
Setelah itu sekitar sepuluh sosok jubah hitam yang lainnya langsung bersorak. Mereka pun langsung berjalan mengelilingi Adam, Aminah , Zainal dan juga Adinda. sambil membacakan sebuah mantra-mantra ia berteriak begitu kencang.

Adam hanya bisa menelan ludahnya sendiri, mencoba berpikir agar bisa melapskan ikatan tangannya. Ia juga senang tiasa berdoa, berdizkir mengagungkan nama Allah. meminta pertolongannya Dalam hati.
Saat semua sosok jubah hitam itu masih berjalan mengelilingi mereka berempat. Sementara itu sosok jubah hitam perempuan kembali lagi berjalan ke arah Adinda. Bersama sosok jubah hitam berkalung.
"Kamu adalah tumbal yang cocok untuk persembahan tumbal perempuan saat ini," ucap sosok jubah berkalung itu dengan sedikit berdesah. Membuat gadis di hadapannya semakin takut. Itulah yang mereka inginkan. Benar saja, Nafas dari sosok berjubah hitam berkalung itu semakin membuat Adinda ketakutan. Sekujur tubuhnya merinding Sampai ke ubun-ubun.
Suara gemuruh petir semakin kuat. Gerimis lama-kelamaan semakin deras. Air hujan menetes dengan cepat. Namun ritual itu tetep berjalan, tak memandang kondisi alam.
Kursi Adinda di tarik oleh kedua sosok berjubah hitam itu. Di bawa ke tengah-tengah, sangat dekat dengan kobaran api unggun yang menyalah besar.
Adinda terus meringis takut. Suaranya teriakannya dapat terdengar meski mulutnya tersumpal. Sepertinya dengan sekuat tenaga dia mengeluarkan suara tersebut. Mengharap ada yang mau menolongnya. Belas kasihan kepadanyan
Melihat Adinda di perlakukan layaknya binatang, membuat Zainal terkekeh marah. Matanya melotot kuat menatap kedua sosok jubah hitam itu. Yang berusah melakukan eksekusi terhadap istrinya. Entah apa yang akan mereka lakukan. Zainal terus mengguncang-guncangkan kursinya. mengerang keras, berusaha memanggil nama istrinya itu. Apa daya tubuhnya di ikat, dan mulutnya pun di sumpal dengan cepat oleh salah satu sosok jubah hitam yang lain.
Zainal tak tinggal diam, kakinya terus di goyang-goyangkan sampai akhirnya dia malah tejatuh. Tersungkur ke tanah. Dagunya menyentuh bebatuan kecil sehingga membuatnya terluka. terbesot dan berdarah itu sangat perih!
Ia meringis sakit, menahan tumpuhan tubuhnya yang tertimpa kursi yang masih terikat.
BERSAMBUNG..
Diubah oleh robbyrhy 24-04-2019 21:25
tet762 dan 4 lainnya memberi reputasi
5