- Beranda
- Stories from the Heart
NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]
...
TS
robbyrhy
NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]
Holla~ Bagi Kalian yang mau tahu kelanjutan dari Cerita Gerbang Iblis, saya akan memberikan Spin-off setelahnya. Jadi untuk Judulnya kali ini beda namun, dari segi cerita sama.
Buat kalian yang suka bilang...
Kak ini kok mirip film munafik ya?
Jawaban : Mungkin dari segi hal yang di bahas itu sama, ya Gerbang Iblis kan membahas tentang seseorang yang di rasuki jin terus di ruqyah, nah film munafik juga sama, tapi dari segi alur cerita sangatlah berbeda jadi anda tidak bisa bilang kalau ini sama. Jelaskan?.
Oke dari pada berlama-lama, langsung aja di baca Prolognya agak panjang sih untuk sekedar prolog hehehe,,,, 😁
Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa langsung cek Di Sini
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/04/17/10518562_201904171033040876.png)
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari an-naar (neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
5 Bulan setelah kematian Zaki Abdul Ikhsan.
“Bang, apa abang yakin mau mengikuti jejak Zaki?” Tanya Aminah sambil memberikan secangkir teh manis kepadanya.
Adam menyeruput teh manis hangat tersebut, kemudian menjawab pertanyaan istrinya.
“Abang yakin aminah, kalau bukan abang siapa lagi?”
“Tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu, masih sangat jelas teringat di kepala Aminah bang,” Serunya lagi.
Adam pun terdiam, ia tahu bahwa Aminah tak menginginkan kejadian Beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Ia takut jin yang akan di hadapi oleh Adam kali ini lebih jahat dari sebelumnya.
“Kita punya Allah Aminah, semua yang telah di takdirkan telah tertulis di lauh mahfudz, Jadi apa yang perlu kita takutkan.” Jawab Adam meyakinkan sang istri.
Wajah Aminah terlihat begitu gelisah. Ia tahu sang suami akan mengerjakan Tugas besar lagi kali ini.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara gedoran pintu yang sangat kencang.
“Brak! Brak! Bark!”
“Assalamualaikum..... Ustad Adam,,,, pak ustad!” Begitulah kedengarannya. Sumber suara tersebut semakin kencang memanggil namanya.
Mereka pun segera bergegas, untuk membukakan pintu Rumahnya.
“Ya allah, Zainal….. Ada apa ini, malam-malam begini gerasak-gerusuk gitu kaya di kejar binatang aja kamu ini” Pekik Adam kemudian menyuruh zainal masuk ke rumahnya.
“Duduk-duduk…” Serunya lagi.
Zainal pun kemudian duduk, mengehela nafas panjang dan sedikit menenangkan pikirannya.
“Oke… oke tenang… tenang coba jelaskan ada apa?” Tanya Adam kepada Zainal.
Wajah Zainal yang masih terlihat panik, berusaha untuk tenang.
“Ja-ja-di… gini pak ustad, usai sholat isya saya dan istri saya sedang makan malam. Nah pada saat sedang makan, tiba-tiba istri saya muntah-muntah. Saya Kira dia hanya muntah biasa namun, lama kelamaan Istri saya memuntahakan darah, paku , jarum dan juga lintah dari mulutnya pak ustad. saya takut terjadi sesuatu padanya. Apa mungkin dia di guna-guna?. Tolong bantu saya…” Jelasnya.
Saat mendengar cerita Zainal, Adam pun berpikir. Apa mungkin ada sesuatu lagi yang terjadi padanya, sama seperti Keluarga zaki dulu. Saat Adam sedang berpikir tiba-tiba Aminah langsung berbicara.
“Bang? mungkinkah ini sama kejadiannya seperti keluarga zaki dulu?”
Entah kenapa Aminah bisa sepemikiran dengan Adam.
“Aku akan menemui istri mu sekarang!” Ujar Adam tiba-tiba.
Aminah yang melihat suaminya akan berurusan lagi dengan musuh Allah, moncoba sedikit menahannya.
“Bang, aminah gak mau abang kenapa-kenapa… kali ini aminah melarang abang untuk pergi.” Pekik aminah dengan cukup keras.
Melihat sang istri tidak merestui kepergiannya untuk menolong seseorang, Adam berusaha menenangkannya.
“Abang bersama Allah, jadi aminah tidak perlu risau. Semua akan baik-baik saja.” Jawabnya.
Aminah masih dengan muka yang cemas. Antara menginzinkan atau tidak. Ia tidak berbicara usai Adam memberinya jawaban.
“Apakah aminah bisa ijinkan abang? Semua akan lancar dengan restu istri. Abang tidak akan pergi jika aminah tidak mengijinkan.”
“Aminah, aku mohon kepadamu, biarlah adam membantu Istriku aminah. Kalian sesama wanita, pasti kamu paham apa yang aku rasakan kan? bagaimana kalau kamu ada di posisi istriku?!” Zainal memohon.
Aminah pun hanya mengangguk, Namun tidak bicara.
“Abang akan segera kembali,, percayalah” Ujar Adam sambil mengelus pelan kepala aminah yang tertutupi oleh hijab yang di kenakannya.
Setelah itu Aminah pun masuk ke kamarnya, sedangkan Adam pergi bersama Zainal untuk menemui istrinya.
Sesampainya di Halaman rumah Zainal. tiba-tiba seluruh lampu yang ada di rumahnya padam. Suasana menjadi begitu gelap dan menyeramkan.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Adam yang belum berani melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih dalam, karena rumahnya yang terlihat sangat gelap.
“Tapi tidak mati listrik? hanya rumah mu saja nal?” Ujarnya lagi.
Zainal-pun kebingungan. Mencoba berpikir sejenak lalu melangkah sedikit demi sedikit untuk mengecek apa yang terjadi.
“Saat aku meninggalkan rumah, listrik dan lampu masih menyala pak ustad.” Jawab Zainal.
Sambil terus memperhatikan kondisi di luar rumah yang begitu gelap, Adam mulai mencoba masuk ke dalamnya.
“Sepertinya, Jin yang ada di dalam tubuh istrimu yang membuat semua ini.”
Zainal pun sudah melangkah lebih dulu, dan sampai di depan pintu rumahnya. Saat itu tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut. Terlihat tangan zainal yang sedikit bergemetar tat kala menyentuh gagang pintu rumahnya.Namun, saat ia ingin memutar gagang pintu tersebut, tiba-tiba Adam menahannya.
“Tunggu” Teriak Adam.
“Jangan di buka.” Ujarnya lagi.
Zainal-pun menoleh ke belakang, melihat Adam dan kembali bertanya.
“Kenapa?”
Adam hanya menggelengkan kepalanya.
“Jin itu, ada di balik pintu.”
“Maksudmu?” Zainal kembali bertanya.
Adam pun tidak menggubris pertanyaan yang terakhir, kemudian ia pun langsung membacakan surah Al-An’aam ayat 130 sambil mengulurkan tangannya kedepan dengan tasbih yang masih melilit di jari jemarinya tersebut.
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Setelah surah itu di bacakan, tiba-tiba keluarlah Adinda, istri Zainal dari balik pintu rumahnya. Ia menjebolkan Pintu rumah tersebut dengan badannya, tenaganya terlihat sangat begitu kuat, kemudian ia berlari sangat cepat layaknya kuda sehingga menabrak Zainal dan membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya. Adam yang berjarak kurang lebih beberapa meter dari pintu tersebut, langsung di hadapkan dengan Wajah Adinda yang sangat buruk. Kelopak matanya yang menghitam, Mulutnya yang penuh darah, dan wajahnya yang terlihat sangat keriput. Itulah gambaran kondisi Adinda kala itu. Jin tersebut sudah menguasai tubuhnya. Maka ia bisa melakukan apa pun kepadanya, tak terkecuali juga dengan membunuhnya.
Wajah Adinda dan Adam saling bertatapan. Adam kemudian kembali membacakan surah tersebut, dan Tidak lama kemudian tiba-tiba, dinda memuntahkan Darah serta seekor ular ke wajah Adam. Mendapatkan sebuah serangan, membuat Adam harus mundur dan membersihkan semua darah yang tertempel di wajahnya itu.
“Astagfirullahaladzim” Adam beristigfar.
Tak lama setelah ular itu keluar dari mulutnya, tiba-tiba Adinda langsung terjatuh lemah tak berdaya dan membuatnya tergeletak di halaman rumahnya.
Sepertinya Jin itu keluar dan menjelma menjadi seekor ular. Pikir Adam.
Inilah Awal mula dari masalah baru yang harus segera di selesaikan~
صُمۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah : 18)
Note : Untuk Episode 1 dan seterusnya belum saya pastikan kapan akan di update, mudah-mudahan bisa cepat sesuai kesibukan saya. Terima Kasih sudah membaca Prolognya. 😉
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/03/01/10518562_201903011029540985.gif)
Buat kalian yang suka bilang...
Kak ini kok mirip film munafik ya?
Jawaban : Mungkin dari segi hal yang di bahas itu sama, ya Gerbang Iblis kan membahas tentang seseorang yang di rasuki jin terus di ruqyah, nah film munafik juga sama, tapi dari segi alur cerita sangatlah berbeda jadi anda tidak bisa bilang kalau ini sama. Jelaskan?.
Oke dari pada berlama-lama, langsung aja di baca Prolognya agak panjang sih untuk sekedar prolog hehehe,,,, 😁
Bagi yang belum baca cerita sebelumnya, bisa langsung cek Di Sini
Quote:
Happy Reading!
~~~~~👻👻👻👻👻👻👻~~~~~
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/04/17/10518562_201904171033040876.png)
Quote:
Prolog
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari an-naar (neraka). Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka.” (An-Nisa : 145)
5 Bulan setelah kematian Zaki Abdul Ikhsan.
“Bang, apa abang yakin mau mengikuti jejak Zaki?” Tanya Aminah sambil memberikan secangkir teh manis kepadanya.
Adam menyeruput teh manis hangat tersebut, kemudian menjawab pertanyaan istrinya.
“Abang yakin aminah, kalau bukan abang siapa lagi?”
“Tapi setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu, masih sangat jelas teringat di kepala Aminah bang,” Serunya lagi.
Adam pun terdiam, ia tahu bahwa Aminah tak menginginkan kejadian Beberapa bulan yang lalu terulang lagi. Ia takut jin yang akan di hadapi oleh Adam kali ini lebih jahat dari sebelumnya.
“Kita punya Allah Aminah, semua yang telah di takdirkan telah tertulis di lauh mahfudz, Jadi apa yang perlu kita takutkan.” Jawab Adam meyakinkan sang istri.
Wajah Aminah terlihat begitu gelisah. Ia tahu sang suami akan mengerjakan Tugas besar lagi kali ini.
Saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba mereka di kejutkan dengan suara gedoran pintu yang sangat kencang.
“Brak! Brak! Bark!”
“Assalamualaikum..... Ustad Adam,,,, pak ustad!” Begitulah kedengarannya. Sumber suara tersebut semakin kencang memanggil namanya.
Mereka pun segera bergegas, untuk membukakan pintu Rumahnya.
“Ya allah, Zainal….. Ada apa ini, malam-malam begini gerasak-gerusuk gitu kaya di kejar binatang aja kamu ini” Pekik Adam kemudian menyuruh zainal masuk ke rumahnya.
“Duduk-duduk…” Serunya lagi.
Zainal pun kemudian duduk, mengehela nafas panjang dan sedikit menenangkan pikirannya.
“Oke… oke tenang… tenang coba jelaskan ada apa?” Tanya Adam kepada Zainal.
Wajah Zainal yang masih terlihat panik, berusaha untuk tenang.
“Ja-ja-di… gini pak ustad, usai sholat isya saya dan istri saya sedang makan malam. Nah pada saat sedang makan, tiba-tiba istri saya muntah-muntah. Saya Kira dia hanya muntah biasa namun, lama kelamaan Istri saya memuntahakan darah, paku , jarum dan juga lintah dari mulutnya pak ustad. saya takut terjadi sesuatu padanya. Apa mungkin dia di guna-guna?. Tolong bantu saya…” Jelasnya.
Saat mendengar cerita Zainal, Adam pun berpikir. Apa mungkin ada sesuatu lagi yang terjadi padanya, sama seperti Keluarga zaki dulu. Saat Adam sedang berpikir tiba-tiba Aminah langsung berbicara.
“Bang? mungkinkah ini sama kejadiannya seperti keluarga zaki dulu?”
Entah kenapa Aminah bisa sepemikiran dengan Adam.
“Aku akan menemui istri mu sekarang!” Ujar Adam tiba-tiba.
Aminah yang melihat suaminya akan berurusan lagi dengan musuh Allah, moncoba sedikit menahannya.
“Bang, aminah gak mau abang kenapa-kenapa… kali ini aminah melarang abang untuk pergi.” Pekik aminah dengan cukup keras.
Melihat sang istri tidak merestui kepergiannya untuk menolong seseorang, Adam berusaha menenangkannya.
“Abang bersama Allah, jadi aminah tidak perlu risau. Semua akan baik-baik saja.” Jawabnya.
Aminah masih dengan muka yang cemas. Antara menginzinkan atau tidak. Ia tidak berbicara usai Adam memberinya jawaban.
“Apakah aminah bisa ijinkan abang? Semua akan lancar dengan restu istri. Abang tidak akan pergi jika aminah tidak mengijinkan.”
“Aminah, aku mohon kepadamu, biarlah adam membantu Istriku aminah. Kalian sesama wanita, pasti kamu paham apa yang aku rasakan kan? bagaimana kalau kamu ada di posisi istriku?!” Zainal memohon.
Aminah pun hanya mengangguk, Namun tidak bicara.
“Abang akan segera kembali,, percayalah” Ujar Adam sambil mengelus pelan kepala aminah yang tertutupi oleh hijab yang di kenakannya.
Setelah itu Aminah pun masuk ke kamarnya, sedangkan Adam pergi bersama Zainal untuk menemui istrinya.
Sesampainya di Halaman rumah Zainal. tiba-tiba seluruh lampu yang ada di rumahnya padam. Suasana menjadi begitu gelap dan menyeramkan.
“Kenapa gelap sekali?” tanya Adam yang belum berani melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih dalam, karena rumahnya yang terlihat sangat gelap.
“Tapi tidak mati listrik? hanya rumah mu saja nal?” Ujarnya lagi.
Zainal-pun kebingungan. Mencoba berpikir sejenak lalu melangkah sedikit demi sedikit untuk mengecek apa yang terjadi.
“Saat aku meninggalkan rumah, listrik dan lampu masih menyala pak ustad.” Jawab Zainal.
Sambil terus memperhatikan kondisi di luar rumah yang begitu gelap, Adam mulai mencoba masuk ke dalamnya.
“Sepertinya, Jin yang ada di dalam tubuh istrimu yang membuat semua ini.”
Zainal pun sudah melangkah lebih dulu, dan sampai di depan pintu rumahnya. Saat itu tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut. Terlihat tangan zainal yang sedikit bergemetar tat kala menyentuh gagang pintu rumahnya.Namun, saat ia ingin memutar gagang pintu tersebut, tiba-tiba Adam menahannya.
“Tunggu” Teriak Adam.
“Jangan di buka.” Ujarnya lagi.
Zainal-pun menoleh ke belakang, melihat Adam dan kembali bertanya.
“Kenapa?”
Adam hanya menggelengkan kepalanya.
“Jin itu, ada di balik pintu.”
“Maksudmu?” Zainal kembali bertanya.
Adam pun tidak menggubris pertanyaan yang terakhir, kemudian ia pun langsung membacakan surah Al-An’aam ayat 130 sambil mengulurkan tangannya kedepan dengan tasbih yang masih melilit di jari jemarinya tersebut.
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu Rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: ‘Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri,’ kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.”
Setelah surah itu di bacakan, tiba-tiba keluarlah Adinda, istri Zainal dari balik pintu rumahnya. Ia menjebolkan Pintu rumah tersebut dengan badannya, tenaganya terlihat sangat begitu kuat, kemudian ia berlari sangat cepat layaknya kuda sehingga menabrak Zainal dan membuatnya terpental beberapa meter dari posisi sebelumnya. Adam yang berjarak kurang lebih beberapa meter dari pintu tersebut, langsung di hadapkan dengan Wajah Adinda yang sangat buruk. Kelopak matanya yang menghitam, Mulutnya yang penuh darah, dan wajahnya yang terlihat sangat keriput. Itulah gambaran kondisi Adinda kala itu. Jin tersebut sudah menguasai tubuhnya. Maka ia bisa melakukan apa pun kepadanya, tak terkecuali juga dengan membunuhnya.
Wajah Adinda dan Adam saling bertatapan. Adam kemudian kembali membacakan surah tersebut, dan Tidak lama kemudian tiba-tiba, dinda memuntahkan Darah serta seekor ular ke wajah Adam. Mendapatkan sebuah serangan, membuat Adam harus mundur dan membersihkan semua darah yang tertempel di wajahnya itu.
“Astagfirullahaladzim” Adam beristigfar.
Tak lama setelah ular itu keluar dari mulutnya, tiba-tiba Adinda langsung terjatuh lemah tak berdaya dan membuatnya tergeletak di halaman rumahnya.
Sepertinya Jin itu keluar dan menjelma menjadi seekor ular. Pikir Adam.
Inilah Awal mula dari masalah baru yang harus segera di selesaikan~
صُمۢ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
shummun bukmun 'umyun fahum laa yarji'uun
“Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah : 18)
-To be Continued-
Note : Untuk Episode 1 dan seterusnya belum saya pastikan kapan akan di update, mudah-mudahan bisa cepat sesuai kesibukan saya. Terima Kasih sudah membaca Prolognya. 😉
Quote:
Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
THANKS FOR READING!
![NIFAQ (Horor Story) [Spin-off Gerbang Iblis]](https://s.kaskus.id/images/2019/03/01/10518562_201903011029540985.gif)
Diubah oleh robbyrhy 13-06-2019 15:24
bruno95 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
24.6K
71
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
robbyrhy
#35
Episode 12 - Jawaban
Saat Melihat pintu kamar tersebut tiba-tiba tertutup, Adam dan Zainal langsung segera berlari menuju pintu itu.
Wajahnya semakain tegang, ia kembali membuka pintu tersebut. Dengan rasa cemas Zainal menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari sosok yang melakukan hal itu.
"Tidak ada orang, siapa yang menutup pintu ini?" tanya Zainal.
Ia kemudian kembali menoleh ke arah Adam, "Ada yang tidak beres," tambahnya lagi.
Adam mengawasi kawasan sekitar, menatap setiap sudut ruangan kamar tersebut dengan senter yang masih di pegang.
"Aku merasa ada yang mengawasi kita Nal," jawab Adam. Bulu kuduk mereka berdua tiba-tiba meremang. Seakan ada sosok yang ingin menggapainya.
"Sebaiknya kita keluar dari rumah ini," Adam kembali bicara, Rasa takut semakin menyelimuti tubuhnya, meski ia sudah mencoba kuat.
"Aku yakin, Semua jawaban masalah ini ada pada gubuk itu," ucap Zainal dengan tatapan mata yang menguat.
Adam hanya bisa menelan ludahnya sendiri, saat mereka berdua hendak keluar dari kamar tersebut untuk menuju ke luar rumah. Tiba-tiba suara bergemeretak itu datang kembali. Bau busuk pun tiba-tiba hadir, melibihi bau bangkai tikus. Lebih busuk lagi,
Bau busuk itu seakan semakin terciun dan dekat. Sementara, Suara gemeretak itu seakan sangat jauh namun, lama ke lamaan semakin dekat. Adam dan Zainal menyadari itu. Suaranya tepat berada di atas plapon. Sama seperti tadi, Sepertinya suara itu menandakan datangnya sesosok makhluk tak kasat mata yang berusaha menggapai mereka.
Tepat di belakang, Adam dan Zainal segera menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dengan tatapan tajam mereka berdua di kejutkan oleh makhluk bertubuh kurus. Kulitnya hitam, wajahnya tidak terlihat. Itu seperti bayangan seseorang. Hanya terlihat matanya yang merah dan menyala. Saat ingin menyorot sosok tersebut dengan lampu senter yang di pegangnya. Entah kenapa tiba-tiba lampu senter itu mati. Sangat mustahil, namun itu memang nyata.

"Astagfirullah," Adam beristigfar, beberapa kali ia mengerjapkan matanya. Mundur beberapa langkah serta terus memperhatikan sosok hitam yang tinggal berisi kulit dan tulang. Sosok itu semakin mendekat, merangkak di atas plapon rumah dengan sedikit berdesis.
Zainal hanya melongo, dengan tatapan kosong ia seakan terhipnotis oleh sosok tersebut. Tanpa bergerak dan tetap di posisinya.
"Zainal, jangan lengah, Zainal! Ingat Allah," Adam berteriak keras. Takut jika nantinya sosok jin, Iblis laknatullah itu masuk ke dalam tubuh pria tersebut.
Adam segera memukul pundak Zainal berkali-kali. Sambil membaca ayat kursi ia berusaha kuat untuk melawan tatapan dari sosok tersebut. Seperti Dajjal, tatapan makhluk itu sangat tajam dan terlihat sangat berbahaya! Bisa membuat seseorang lupa akan Allah.
Zainal pun tersadar tat kala Adam memukul pundaknya untuk ke tiga kalinya. Ia langsung menoleh ke arah Adam, dan beristigfar sekeras mungkin, "Astagfirullah, Ada apa Dam?" wajahnya panik.
Adam hanya bisa menghela nafas lega, dengan jantungnya yang masih berdegup tak karuan.
Sosok hitam tersebut soalah pergi begitu saja tat kala Zainal tersadar. Mungkin dia menginginkan "Pria di sampingnya itu" Namun yang pasti selama ada yang masih mengingat Allah, dan meminta pertolongannya. Mau sekuat apapun makhluk tersebut, mereka tak akan mampu melawannya.
Adam masih terlihat shock, wajahnya pucat dengan dahi yang berkeringat. Sementara Zainal seperti orang linglung dan terus-menerus bertanya sebenarnya apa yang terjadi.
Tanpa banyak bicara Adam hanya menjawab, "Bahwa seseorang berusaha mengirim sihir kembali kepada dirinya dan dirimu."
"Berarti, dia sudah mengetahui tentang kita?" Zainal bertanya lagi.
"Aku rasa mereka mengawasi kita," jawab Adam.
Setelah itu mereka pun kembali lagi kepada niat awalnya. Pergi dari rumah tersebut Dan bergegas menuju gubuk yang di percaya memiliki misteri besar di dalamnya.
Dengan sigap mereka pun segera menuju gubuk yang tadi siang mereka temui. Sebenarnya Zainal sangat khawatir jika harus pergi ke sana malam ini juga. Mengingat kejadian-kejadan mistis yang sangat menakutkan selalu menimpanya. Namun Adam malah sebaliknya, ia bersih keras untuk pergi ke sana. Menurutnya jika semakin lama kita mengulur waktu untuk memecahkan misteri ini. Dia takut nasib, Aminah dan Adinda akan sama seperti nasib Pak Samit. Yakni mati secara 'mengenaskan'. Tidak bisa di bayangkan jika itu sampai terjadi.
Kata-kata Adam itulah yang membuat Zainal menjadi kuat untuk menyelesaikan semua masalah ini. Sebelum Adam menaiki Motornya Zainal mengecek terlebih dahulu jam di handphonenya. Saat itu jam menunjukan pukul sebelas malam, hanya butuh waktu tiga puluh menit agar sampai di tempat gubuk tersebut berada. Meski di bilang mereka akan sampai di sana pada jam-jam yang mengerikan. Tengah malam lebih tepatnya.
Namun ada satu kata yang membuat nyali Zainal sedikit down. Saat ia melihat tulisan Jumat, Kliwon di Handphonenya. Ya, lebih tepatnya malam ini.
"Dam, hari ini adalah malam jumat kliwon... apa kamu yakin kita nekat untuk kesana?" tanya Zainal khawatir, Mengingat jika malam-malam tersebut di katakan malam yang tidak cukup baik. Banyak orang-orang melakukan praktik-praktik ilmu hitam dan kerap kali di jadikan malam paling menyeramkan. Entahlah itu hanya mitos atau fakta.
"Iya aku sangat yakin, aku tidak akan bisa tidur nyenyak jika Aminah belum di temukan Nal, Aku tidak peduli dengan kata-kata kliwon yang kamu maksud. kita harus percaya kepada Allah? buang jauh-jauh kepercayaan itu Zainal. Apa kamu tidak sayang dengan Adinda?" jawab Adam ia malah balik bertanya.
Zainal mengehela nafasnya, "Kamu benar, kenapa perasaan ku saat ini seakan bimbang ya Dam," jawabnya. "Aku merasakan perasaan yang begitu tidak mengenakan." tambahnya.
"Inget Nal, setan atau iblis itu dekat. Maka dari itu, semua itu pasti di sebabkan olehnya. Rasa takut dan kekhawatiran itu datangnya dari setan. Jika kamu sudah berniat baik, pasti akan ada rasa seperti itu muncul." Adam kembali menguatkan Zainal. Agar nyalinya kembali bangun.
Saat itu juga akhirnya Zainal seakan memiliki kekuatan lebih. Ia merasa jika ucapan-ucapan Adam itu benar adanya. Dia tidak boleh lemah, ini menyangkut istri kesayangannya. Menyangkut keluarga kecilnya.
Mereka pun segera pergi menuju gubuk reot tersebut. Saat di perjalaan, suara gemuruh petir kembali terdengar. Sepertinya hujan akan kembali turun. Suasana jalanan hutan yang sepi semakin membuat buluk kuduk keduanya merinding. Di tambah lagi kabut tipis yang ikut serta menghalangi perjalanan mereka.
Pukul 11:55 Malam. Akhirnya Zainal dan Adam sampai di tempat mereka berdua berhenti tadi siang. Untuk menuju gubuk itu sendiri, mereka harus turun ke bawah jurang dangkal. Hanya itu satu-satunya jalan.
Tanpa pikir panjang mereka pun langsung segera menuruni jurang dangkal tersebut dengan hati-hati. Suara gemuruh petir terus menggelegar. Mengagetkan keduanya. Namun nyali mereka masih kuat agar dapat memecahkan masalah ini. Membuang rasa takut tersebut jauh-jauh.
Saat ingin sampai di bawah jurang itu, Adam dan Zainal harus di kejutkan dengan penampakan kumpulan obor yang menyala terang.
Obor itu tidak haya satu, melainakan puluhan. membuat sebuah cahaya yang menerangi jalan menuju gubuk tua dan reot itu.
Seakan bingung, mereka berdua akhirnya mengupat terlebih dahulu di salah satu sisi pohon besar. Sambil mengawasi dan mengintip kawasan di sekitarnya. Melihat, Apakah ada orang atau tidak nantinya.
Beberapa menit kemudian, Mata Adam dan Zainal melabar. Melotot sempurna, Mereka terkejut di karenakan melihat sekumpulan orang berjubah hitam yang sedang berjalan. Berbaris menuju sisi gubuk tersebut. Sekumpulan jubah itu juga berteriak, "Sembah Dia, Jadikan dia Tuhan kita," suara tersebut begitu menggema. Menambah kesan seram di dalamnya.

Adam menelan ludahnya sendiri, semakin berpikir. Siapakah sosok di balik para jubah itu. Apa mungkin di kawasan ini telah terbentuk sekte penyembah setan? Semua pertanyaan demi pertanyaan terus menghatui pikiran Adam.
Zainal segera mendekat ke arah Adam,"Aku rasa mereka itu penganut aliran sesat Dam," bisik Zainal.
Adam masih terheran, matanya tak lengah menatap para sosok berjubah hitam di bawah sana. Ia tidak menggubris ucapan Zainal sedikit pun.
"Apa sebaiknya kita kita lanjutkan turun ke bawah Dam?" Zainal bertanya lagi.
Adam seakan terfokus dengan sebuah ritual yang sedang dilakukan oleh kelompok tersebut, "Apa yang akan mereka lakukan?" Adam malah bertanya balik, membicarakan permasalahan yang lain.
Sementara Zainal hanya bisa mentap Adam bingung, "Kamu tidak mendengar ku Dam?" decak Zainal sedikit keras. Membuat Adam terkaget lalu menoleh ke arahnya.
"Oh iya.... Ada apa Nal," tanya Adam bingung.
Zainal mengernyitkan dahinya,"Sebenarnya apa sih yang sedang kamu per..."
"PRAKKK!"

Belum sempat Zainal menuntaskan omongannya, tiba-tiba sesosok dari bagian kelompok jubah hitam tersebut langsung menghantam punggung Zainal dengan kayu. Menyebabkan pria tersebut pingsan seketika.
Adam yang melihat Zainal langsung tergeletak mencoba ingin melawan, Naas nasibnya harus sama. Pria berjubah hitam itu dengan cepat langsung memukulnya juga. Sehingga menyebabkan keduanya pingsan.
BERSAMBUNG...
Wajahnya semakain tegang, ia kembali membuka pintu tersebut. Dengan rasa cemas Zainal menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari sosok yang melakukan hal itu.
"Tidak ada orang, siapa yang menutup pintu ini?" tanya Zainal.
Ia kemudian kembali menoleh ke arah Adam, "Ada yang tidak beres," tambahnya lagi.
Adam mengawasi kawasan sekitar, menatap setiap sudut ruangan kamar tersebut dengan senter yang masih di pegang.
"Aku merasa ada yang mengawasi kita Nal," jawab Adam. Bulu kuduk mereka berdua tiba-tiba meremang. Seakan ada sosok yang ingin menggapainya.
"Sebaiknya kita keluar dari rumah ini," Adam kembali bicara, Rasa takut semakin menyelimuti tubuhnya, meski ia sudah mencoba kuat.
"Aku yakin, Semua jawaban masalah ini ada pada gubuk itu," ucap Zainal dengan tatapan mata yang menguat.
Adam hanya bisa menelan ludahnya sendiri, saat mereka berdua hendak keluar dari kamar tersebut untuk menuju ke luar rumah. Tiba-tiba suara bergemeretak itu datang kembali. Bau busuk pun tiba-tiba hadir, melibihi bau bangkai tikus. Lebih busuk lagi,
Bau busuk itu seakan semakin terciun dan dekat. Sementara, Suara gemeretak itu seakan sangat jauh namun, lama ke lamaan semakin dekat. Adam dan Zainal menyadari itu. Suaranya tepat berada di atas plapon. Sama seperti tadi, Sepertinya suara itu menandakan datangnya sesosok makhluk tak kasat mata yang berusaha menggapai mereka.
Tepat di belakang, Adam dan Zainal segera menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dengan tatapan tajam mereka berdua di kejutkan oleh makhluk bertubuh kurus. Kulitnya hitam, wajahnya tidak terlihat. Itu seperti bayangan seseorang. Hanya terlihat matanya yang merah dan menyala. Saat ingin menyorot sosok tersebut dengan lampu senter yang di pegangnya. Entah kenapa tiba-tiba lampu senter itu mati. Sangat mustahil, namun itu memang nyata.

"Astagfirullah," Adam beristigfar, beberapa kali ia mengerjapkan matanya. Mundur beberapa langkah serta terus memperhatikan sosok hitam yang tinggal berisi kulit dan tulang. Sosok itu semakin mendekat, merangkak di atas plapon rumah dengan sedikit berdesis.
Zainal hanya melongo, dengan tatapan kosong ia seakan terhipnotis oleh sosok tersebut. Tanpa bergerak dan tetap di posisinya.
"Zainal, jangan lengah, Zainal! Ingat Allah," Adam berteriak keras. Takut jika nantinya sosok jin, Iblis laknatullah itu masuk ke dalam tubuh pria tersebut.
Adam segera memukul pundak Zainal berkali-kali. Sambil membaca ayat kursi ia berusaha kuat untuk melawan tatapan dari sosok tersebut. Seperti Dajjal, tatapan makhluk itu sangat tajam dan terlihat sangat berbahaya! Bisa membuat seseorang lupa akan Allah.
Zainal pun tersadar tat kala Adam memukul pundaknya untuk ke tiga kalinya. Ia langsung menoleh ke arah Adam, dan beristigfar sekeras mungkin, "Astagfirullah, Ada apa Dam?" wajahnya panik.
Adam hanya bisa menghela nafas lega, dengan jantungnya yang masih berdegup tak karuan.
Sosok hitam tersebut soalah pergi begitu saja tat kala Zainal tersadar. Mungkin dia menginginkan "Pria di sampingnya itu" Namun yang pasti selama ada yang masih mengingat Allah, dan meminta pertolongannya. Mau sekuat apapun makhluk tersebut, mereka tak akan mampu melawannya.
Adam masih terlihat shock, wajahnya pucat dengan dahi yang berkeringat. Sementara Zainal seperti orang linglung dan terus-menerus bertanya sebenarnya apa yang terjadi.
Tanpa banyak bicara Adam hanya menjawab, "Bahwa seseorang berusaha mengirim sihir kembali kepada dirinya dan dirimu."
"Berarti, dia sudah mengetahui tentang kita?" Zainal bertanya lagi.
"Aku rasa mereka mengawasi kita," jawab Adam.
Setelah itu mereka pun kembali lagi kepada niat awalnya. Pergi dari rumah tersebut Dan bergegas menuju gubuk yang di percaya memiliki misteri besar di dalamnya.
Dengan sigap mereka pun segera menuju gubuk yang tadi siang mereka temui. Sebenarnya Zainal sangat khawatir jika harus pergi ke sana malam ini juga. Mengingat kejadian-kejadan mistis yang sangat menakutkan selalu menimpanya. Namun Adam malah sebaliknya, ia bersih keras untuk pergi ke sana. Menurutnya jika semakin lama kita mengulur waktu untuk memecahkan misteri ini. Dia takut nasib, Aminah dan Adinda akan sama seperti nasib Pak Samit. Yakni mati secara 'mengenaskan'. Tidak bisa di bayangkan jika itu sampai terjadi.
Kata-kata Adam itulah yang membuat Zainal menjadi kuat untuk menyelesaikan semua masalah ini. Sebelum Adam menaiki Motornya Zainal mengecek terlebih dahulu jam di handphonenya. Saat itu jam menunjukan pukul sebelas malam, hanya butuh waktu tiga puluh menit agar sampai di tempat gubuk tersebut berada. Meski di bilang mereka akan sampai di sana pada jam-jam yang mengerikan. Tengah malam lebih tepatnya.
Namun ada satu kata yang membuat nyali Zainal sedikit down. Saat ia melihat tulisan Jumat, Kliwon di Handphonenya. Ya, lebih tepatnya malam ini.
"Dam, hari ini adalah malam jumat kliwon... apa kamu yakin kita nekat untuk kesana?" tanya Zainal khawatir, Mengingat jika malam-malam tersebut di katakan malam yang tidak cukup baik. Banyak orang-orang melakukan praktik-praktik ilmu hitam dan kerap kali di jadikan malam paling menyeramkan. Entahlah itu hanya mitos atau fakta.
"Iya aku sangat yakin, aku tidak akan bisa tidur nyenyak jika Aminah belum di temukan Nal, Aku tidak peduli dengan kata-kata kliwon yang kamu maksud. kita harus percaya kepada Allah? buang jauh-jauh kepercayaan itu Zainal. Apa kamu tidak sayang dengan Adinda?" jawab Adam ia malah balik bertanya.
Zainal mengehela nafasnya, "Kamu benar, kenapa perasaan ku saat ini seakan bimbang ya Dam," jawabnya. "Aku merasakan perasaan yang begitu tidak mengenakan." tambahnya.
"Inget Nal, setan atau iblis itu dekat. Maka dari itu, semua itu pasti di sebabkan olehnya. Rasa takut dan kekhawatiran itu datangnya dari setan. Jika kamu sudah berniat baik, pasti akan ada rasa seperti itu muncul." Adam kembali menguatkan Zainal. Agar nyalinya kembali bangun.
Saat itu juga akhirnya Zainal seakan memiliki kekuatan lebih. Ia merasa jika ucapan-ucapan Adam itu benar adanya. Dia tidak boleh lemah, ini menyangkut istri kesayangannya. Menyangkut keluarga kecilnya.
Mereka pun segera pergi menuju gubuk reot tersebut. Saat di perjalaan, suara gemuruh petir kembali terdengar. Sepertinya hujan akan kembali turun. Suasana jalanan hutan yang sepi semakin membuat buluk kuduk keduanya merinding. Di tambah lagi kabut tipis yang ikut serta menghalangi perjalanan mereka.
Pukul 11:55 Malam. Akhirnya Zainal dan Adam sampai di tempat mereka berdua berhenti tadi siang. Untuk menuju gubuk itu sendiri, mereka harus turun ke bawah jurang dangkal. Hanya itu satu-satunya jalan.
Tanpa pikir panjang mereka pun langsung segera menuruni jurang dangkal tersebut dengan hati-hati. Suara gemuruh petir terus menggelegar. Mengagetkan keduanya. Namun nyali mereka masih kuat agar dapat memecahkan masalah ini. Membuang rasa takut tersebut jauh-jauh.
Saat ingin sampai di bawah jurang itu, Adam dan Zainal harus di kejutkan dengan penampakan kumpulan obor yang menyala terang.
Obor itu tidak haya satu, melainakan puluhan. membuat sebuah cahaya yang menerangi jalan menuju gubuk tua dan reot itu.
Seakan bingung, mereka berdua akhirnya mengupat terlebih dahulu di salah satu sisi pohon besar. Sambil mengawasi dan mengintip kawasan di sekitarnya. Melihat, Apakah ada orang atau tidak nantinya.
Beberapa menit kemudian, Mata Adam dan Zainal melabar. Melotot sempurna, Mereka terkejut di karenakan melihat sekumpulan orang berjubah hitam yang sedang berjalan. Berbaris menuju sisi gubuk tersebut. Sekumpulan jubah itu juga berteriak, "Sembah Dia, Jadikan dia Tuhan kita," suara tersebut begitu menggema. Menambah kesan seram di dalamnya.

Adam menelan ludahnya sendiri, semakin berpikir. Siapakah sosok di balik para jubah itu. Apa mungkin di kawasan ini telah terbentuk sekte penyembah setan? Semua pertanyaan demi pertanyaan terus menghatui pikiran Adam.
Zainal segera mendekat ke arah Adam,"Aku rasa mereka itu penganut aliran sesat Dam," bisik Zainal.
Adam masih terheran, matanya tak lengah menatap para sosok berjubah hitam di bawah sana. Ia tidak menggubris ucapan Zainal sedikit pun.
"Apa sebaiknya kita kita lanjutkan turun ke bawah Dam?" Zainal bertanya lagi.
Adam seakan terfokus dengan sebuah ritual yang sedang dilakukan oleh kelompok tersebut, "Apa yang akan mereka lakukan?" Adam malah bertanya balik, membicarakan permasalahan yang lain.
Sementara Zainal hanya bisa mentap Adam bingung, "Kamu tidak mendengar ku Dam?" decak Zainal sedikit keras. Membuat Adam terkaget lalu menoleh ke arahnya.
"Oh iya.... Ada apa Nal," tanya Adam bingung.
Zainal mengernyitkan dahinya,"Sebenarnya apa sih yang sedang kamu per..."
"PRAKKK!"

Belum sempat Zainal menuntaskan omongannya, tiba-tiba sesosok dari bagian kelompok jubah hitam tersebut langsung menghantam punggung Zainal dengan kayu. Menyebabkan pria tersebut pingsan seketika.
Adam yang melihat Zainal langsung tergeletak mencoba ingin melawan, Naas nasibnya harus sama. Pria berjubah hitam itu dengan cepat langsung memukulnya juga. Sehingga menyebabkan keduanya pingsan.
BERSAMBUNG...
Diubah oleh robbyrhy 21-04-2019 23:13
tet762 dan 4 lainnya memberi reputasi
5