Kaskus

Story

Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
Aku Perempuan Kesepian (Kumpulan Cerpen)
Meninggalnya Suami Pertamaku (1)

Aku Perempuan Kesepian (Kumpulan Cerpen)
sumber gambar

Beberapa kali menikah ternyata bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Orang lain akan melihatku sebagai perempuan cantik dan menawan. Aku telah berganti suami dengan 7 orang laki-laki.

Empat diantaranya meninggal dunia akibat kecelakaan. Tiga sisanya bercerai setelah mendengar ceritaku, bahwa mantan suamiku terdahulu meninggal karena kecelakaan. Rupanya suamiku takut meninggal karena kecelakaan juga.

Suami pertamaku namanya Agus. Lengkapnya Agus Santoso. Lulusan Fakultas Tehnik UNLAM Banjarmasin. Sementara aku lulusan Fakultas Ekonomi. Kampus kami berseberangan.

Ketika berangkat dan pulang kuliah kami sering berpapasan. Saling lempar senyum dan pandang. Sama-sama tertarik. Agus kemudian melamarku ke orang tuaku. Saat itu aku semester tiga.

Setahun setengah setelah lulus SMA. Teman-teman mengatakan parasku sangat cantik. Bodi juga semampai. Betapa tidak. Tinggiku saat itu 168 cm. Beratku 56 kg. Berat dan tinggi edial. Ukuran payudara terbilang besar. Bokong juga. Begitu kata kawan-kawan, ketika aku SMA.

Agus sebenarnya adalah orang ke dua yang ada dalam hatiku. Setelah saat SMA ada kakak kelas yang sangat cerdas. Sangat menarik perhatianku. Sayangnya karena orang tuanya tidak kaya. Dan dia juga masih kuliah belum bekerja. Akhirnya cintaku berlabuh pada Agus. Dia suami pertamaku.

Seperti kebanyakan lelaki. Agus sempurna sebagai suami. Gagah, pekerja keras. Dan anak orang kaya. Apa pun yang aku minta selalu diberikannya. Sayangnya, cintanya tidak bisa dibandingkan.

Hanya satu kekurangannya, Agus memiliki napas dan mulut yang sangat berbau. Hampir setiap kali kami bercumbu. Masalah terbesar yang membuatku tersiksa. Aku selalu mau muntah dibuatnya.

Tak pernah sekali pun merasa nyaman. Apalagi menikmati hubungan suami isteri. Hanya karena dia suamiku. Dengan terpaksa aku layani dengan segenap jiwa raga. Meskipun dalam keadaan terpaksa.

Siksa mampu aku tahan selama beberapa bulan. Akhirnya, kesabaranku hilang. Aku tak sanggup lagi berlaku sebagai isteri.

Dari situlah kemudian pertengkaran kecil sering terjadi. Setiap malam datang, kemudian Agus akan meniduriku. Selalu aku tolak dengan alasan macam-macam.

Benar kata orang. Hasrat ditolak tangan bertindak. Aku sering mendapat pukulan keras dengan kata-kata. Segala macam kata kasar keluar dari mulut agus. Aku hanya diam.

Tidak puas dengan kata kasar yang tidak aku lawan. Agus sangat kecewa, lalu dengan kasar memaksa hubungan badan. Aku menolak keras. Takut muntah tak tahan bau napas dan mulutnya.

Dalam hatiku, mending mendapatkan pukulan tangan dari pada harus berhubungan badan dan menahan muntah. Sangat tidak menyenangkan.

Pernah suatu ketika, Agus tidak pulang ke rumah seperti biasanya. Aku yakin dia pasti mencari perempuan lain. Tapi masa bodoh. Yang penting aku tidak tersiksa.

Kejadian berulang. Kadang satu malam. Kadang beberapa malam. Aku merasa merdeka. Lepas dari tekanan Agus, suamiku.

Yang penting uang belanja buatku ada. Jumlahnya cukup untuk satu bulannya. Di samping penghasilanku yang bisa aku gunakan untuk poya-poya dengan teman perempuan di kantorku.

Hingga akhirnya aku dapat berita telepon dari seorang perempuan. Aku yakin itu pacar suamiku. Menggunakan seluler Agus. Mengatakan bahwa Agus telah tiada. Agus lagi kejang-kekang di kamar hotel. Dopping obat kuat.

Bergegas aku hampiri ke kamar hotel yang ditunjukkannya. Tak sedikit pun ada rasa cemburu. Tugasku hanya segera membawa pulang Agus. Jika pun akan meninggal dunia biarlah meninggalnya di rumah saja. Yang penting tidak membuat malu aku dan keluarganya.

Benar, sesampai di rumah Agus aku papah ke dalam kamar. Meregang nyawa atau entah. Aku tidak ada di sana. Aku duduk nonton tv dengan suara aku keraskan. Hingga lupa. Aku tertidur.

Pagi hari, aku masuk kamar. Agus sudah kaku. Tak bernyawa. Agus meninggal dunia. Kini aku pun janda.

(Bersambung)


Aku Perempuan Kesepian (Kumpulan Cerpen)

Episode 1 klik di sini
Episode 2 klik di sini
Episode 3 klik di sini
Episode 4 klik di sini
Episode 5 klik di sini
Episode 6 klik di sini
Episode 7 klik di sini
Episode 8 klik di sini
Episode 9 klik di sini
Episode 10 klik di sini
Episode 11 klik di sini
Episode 12 klik di sini
Episode 13 klik di sini
Episode 14 klik di sini
Episode 15 klik di sini
Episode 16 klik di sini
Episode 17 klik di sini
Episode 18 klik di sini
Epidose 19 klik di sini


Bersambung
Diubah oleh Surobledhek746 10-12-2019 20:04
alkemistAvatar border
lumut66Avatar border
indrag057Avatar border
indrag057 dan 41 lainnya memberi reputasi
40
40.2K
443
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
Surobledhek746Avatar border
TS
Surobledhek746
#30
Episode 12


Bendungan Riam Kanan Kalimantan Selatan


"Rita, kita ketemuan yuk? Di cafe depan rumahmu ya. Sekalian ada yang aku mau rundingkan," kataku diujung telepon.

"Boleh-boleh. Kapan? Gimana kalau ntar malam saja. Kebetulan nih aku off," jawabnya.

Rita bekerja di bidang konstruksi bangunan. Sekretaris bos. Wajahnya memang sangat cantik. Bodinya juga aduhai. Bersih semampai.

Sayangnya cuma dada dan bokongnya kecil. Namun, tak semua laki-laki menyukai pada kedua besar. Ada malah yabg takut dada dan bokong besar. Jika aku sih, dada dan boking besar. Itu salah satu daya tarikku.

Rita daya tariknya terletak pada bibir sensualnya. Kerlingan mata manjanya pasti membuat banyak laki-laki tergila-gila. Juga keramahannya yang begitu akrab pada semua orang tak pilih-pilih dalam berteman.

Tapi masa bodoh dengan semua itu. Rita adalah saingan untuk mendapatkan Firman. Dia harus aku singkirkan. Minimal menjauh dari Firman, atau jika tidak memungkinkan biarlah dia lenyap saja dari kehidupan.

Malam pun tiba. Kami bertemu tepat pada waktu yang ditentukan. Kebiasaan kerja kantoran yang memaksa kami tepat waktu. Menghargai waktu jika ada janji.

"Kapan kamu ada waktu, kita jalan-jalan yuk," pintaku membuka obrolan.

Rita memang selalu asyik dengan gawainya dimana pun berada. Hampir tidak memperhatikan orang disekelikingnya. Kecuali jika diajak bicara, baru menjawab. Itu pun seperlunya saja.

"Memang kiita mau kemana? Kalau menurutku sih sebaiknya kita ke bendungan Riam Kanan saja. Kita keliling menyewa kapal nanti. Gak papa berdua. Seru kok. Pemandangannya juga sangat indah," panjang jawabannya.

Sepertinya Rita antusias jalan-jalan bersamaku. Kemana pun tak masalah yang penting tujuanku tercapai. Walau sebenarnya aku belum pernah sama sekali ke bendungan Riam Kanan itu. Hanya dengar cerita dan fotonya saja. Padahal aku orang Kalimantan Selatan.

kaskus-image
sumber gambar

Di tempat ini ada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir Pangeran Mochamad Noor atau yang lebih popular dengan nama Waduk Riam Kanan.

Nah, tak jauh dari waduk ini, ada sebuah danau wisata bernama Danau Wisata Riam Kanan. Danau luas ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, khususnya di akhir pekan.

Nanti kita harus berkendara beberapa menit ke pelabuhan kelotok yang berada di Jalan Ir Pangeran Mochamad Noor, Desa Tiwingan Baru, Kecamatan Aranio, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

kaskus-image
sumber gambar

Posisinya agak ke bawah sedikit dari kantor Waduk Riam Kanan tadi. Di sana ada pelabuhan kecil bernama Pelabuhan Tiwingan Baru.

Danau yang airnya berwarna hijau ini menawarkan pemandangan alam yang indah. Danau tersebut dikelilingi perbukitan dan banyak desa yang menawarkan panorama alam yang asri.

Suasana tenang sangat terasa, ditambah dengan pemandangan alam di sekitarnya, pepohonan hijau yang rimbun tampak mendominasi tepian danau serta perbukitan yang mengelilinginya.

Di tengah-tengah danau, sesekali tampak pondok-pondok kayu terapung yang di sekitarnya ada jala-jala nelayan setempat.

Mereka rupanya di waktu-waktu tertentu menebar jala untuk menangkap ikan yang hidup di danau ini. Semilir angin berhembus, menambah kesan damainya kehidupan warga setempat.

Di pelabuhan tersebut, ada banyak perahu bermotor atau biasa disebut kelotok yang siap mengantarkan para wisatawan mengarungi danau tersebut.

Danau ini bukanlah danau yang terbentuk secara alami, tetapi buatan.

kaskus-image
sumber gambar

Konon, dulu danau ini adalah desa yang sengaja ditenggelamkan demi membuat waduk tersebut.

Menurut sejarahnya, proses pembuatan danau dan waduk ini dimulai pada 1958 silam, diprakarsai oleh Ir Pangeran Mochamad Noor yang merupakan Gubernur pertama Kalimantan Selatan dan mantan Menteri Pekerjaan Umum di era pemerintahan Presiden Soekarno.

Waduk tersebut diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1973. Menurut seorang motoris kelotok setempat, Hasbi, dulu ada dua desa yang ditenggelamkan tersebut.

“Kejadian itu sudah puluhan tahun lalu. Menurut cerita orang-orang tua di kampung saya, desanya ada dua. Ditenggelamkan, airnya ya dari sungai Riam Kanan itu. Penduduknya lalu banyak yang mengungsi ke berbagai daerah, kemudian terciptalah banyak desa di sini,” ujar warga Desa Tiwingan.

Danau ini berada di wilayah Kecamatan Aranio.

kaskus-image
sumber gambar

Awalnya, di kecamatan ini ada dua desa tersebut. Karena ditenggelamkan, akhirnya penduduknya menyebar dan terpecahlah dua desa itu menjadi 13 desa yang ada sekarang mengelilingi danau tersebut.

Di antaranya ada Desa Tiwingan Lama, Tiwingan Baru, Liang Toman, Kalaan, Banua Riam, Bunglai, Bukit Batas, Apuai, Rantau Bujur, Balangian dan lain-lain.

Kondisi alam pedesaan tersebut didominasi perbukitan nan hijau, mengelilingi danau tersebut.

Tak heran jika kemudian pemandangan seperti ini bisa menambah suasana tenang dan syahdu berwisata di danau tersebut.

“Terkadang ada kok wisatawan yang berenang atau menyelam di sini, tetapi harus memakai pengaman dan alat khusus. Biasanya mereka bawa sendiri. Kalau berenang tanpa pengaman di sini susah soalnya dalam sekali. Maklum saja, karena dulunya desa yang ditenggelamkan itu kan letaknya di lembah perbukitan,” katanya.

Kalau mau menyelam, penduduk sekitar tak menyediakan peralatannya, sebab biasanya kebanyakan turis kemari hanya ingin bersantai di kelotok menyusuri danau atau berkunjung ke desa-desa di sekitarnya untuk mendaki bukit-bukitnya dan berkemah di sana.

Jika menyelam, katanya, tak ada pemandangan bawah air yang memesona di sana.

Maklum saja, bawahnya adalah bekas desa. Namun menariknya, ternyata ada mitos yang cukup legendaris tersembunyi di bawah danau tersebut.

Konon, zaman dulu, saat desa-desa yang ditenggelamkan itu masih ada, ada sepasang batu besar yang ajaib berada di desa tersebut.

Sepasang batu itu disebut ajaib karena posisinya yang bertangkup yang bisa membuka menutup sendiri, tak ada yang menggerakkannya.

“Kabarnya batunya bergerak sendiri, buka tutup sendiri kalau cuaca sedang panas atau hujan. Nggak tahu kenapa bisa begitu, mungkin ada kekuatan alam di batu itu. Konon ukurannya cukup besar,” lanjutnya.

Tak ada satu pun penduduk desa setempat yang bisa menghentikan gerakan batu tersebut.

Akhirnya, yang bisa menghentikannya adalah seorang habib sakti yang melemparkan sebuah batu kecil ke batu bertangkup itu.

Setelah itu, barulah batu itu berhenti bergerak sendiri.

“Sampai sekarang, batu itu masih ada di bawah danau ini. Setelah ditenggelamkan, tak ada lagi terdengar kisah tentang batu itu,” ungkapnya.

Seorang pengunjung, Lisa, berwisata ke danau ini bersama beberapa orang temannya.

Dia dan teman-temannya menyewa kelotok untuk menyusuri danau ini senilai Rp 350 ribu.

“Sudah pernah ke sini beberapa kali. Seru aja sama teman-teman, santai dulu di akhir pekan,” ujarnya.

Menurutnya, jika kemari membawa keluarga juga tak masalah. Pemandangan alamnya yang indah dan arus airnya yang tenang, membuat wisatawan tenang menyusuri danau ini.

Di sekitar dermaga kelotok dekat danau ini, disediakan area parkir yang tak terlalu luas. Wisatawan bisa memarkir kendaraan mereka di atas atau di bawah turunan jalan dekat dermaga.

Untuk mobil, diparkir di atas dan bawah tanjakan, sementara sepeda motor di bawah dekat tanjakan dan dermaga. Tarifnya cukup murah, yaitu Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 15 ribu untuk mobil selama seharian penuh.

Menuju danau ini, kita harus menempuh perjalanan darat selama sekitar dua jam dengan jarak tempuh antara 60-70 kilometer.

Dari Banjarmasin, memasuki perbatasan Kota Banjarbaru dan Martapura, ada tugu perempatan di Jalan Ahmad Yani km 36, ambil saja jalan lurus masuk ke Jalan Ir Pangeran Moch Noor.

Dari situ, lurus saja berkendara sekitar 10 kilometer, ada pertigaan, ambil ke kanan ke arah Riam Kanan.

Setelah itu lurus saja berkendara sekitar 20-30 kilometer hingga bertemu kantor Waduk PLTA Riam Kanan. Dari situ, Anda harus berkendara lagi sekitar beberapa menit ke bawah menuju dermaga danau tersebut.

Tak ada transportasi umum menuju tempat ini, makanya kebanyakan wisatawan kemari menggunakan kendaraan pribadi.

Sepanjang perjalanan dari perbatasan Banjarbaru-Martapura, kita akan disuguhi pemandangan alam berupa perkampungan, hutan, sawah dan perbukitan dengan jalannya yang berkelok-kelok, turun naik dengan beberapa tanjakan dan turunan.

Rita sangat bersemangat menceritakan tentang Bendungan Riam Kanan. Sementara aku asyik menatapnya sambil berfikir apa yang akan aku lakukan nanti terhadapnya.

(Bersambung)


HOME
Diubah oleh Surobledhek746 25-06-2019 22:54
sriwijayapuisis
qoni77
pulaukapok
pulaukapok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.