Menyimak debat Presiden dan Wakil Presiden yang terakhir dengan salah satu temanya tentang Ekonomi tentu saja sangat menarik. Mengingat ketiga kandidat dari dua kubu notabene adalah para pengusaha. Jokowi, Prabowo dan Sandiaga Uno adalah pelaku bisnis yang terbilang sukses menjalankan berbagai usaha.



Yang paling menarik dalam debat Presiden dan Calon Presiden malam ini, Sabtu 13 April 2019, adalah komentar Sandiaga Uno bahwa sudah saatnya Indonesia memiliki Bank Syariah terbesar di Asean.

"Saya terenyuh kenapa pusat keuangan syariah itu bukan di Jakarta, tetapi ada di Kuala Lumpur, bahkan Hongkong dan London juga mengembangkan," kata Sandiaga dalam acara debat malam ini.

Bagi yang buta soal perbankan, tentu menarik untuk mencari informasi tentang apa sih bedanya bank syariah dengan bank-bank yang sudah umum (konvensional) ? Sampai-sampai dia dan capres Prabowo Subianto berkomitmen untuk menjadikan Ibu Kota Indonesia sebagai pusat keuangan syariah.


Sumber : blog.ruangguru.com

Berikut 5 perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional :

1. Bank syariah melakukan hanya investasi hanya untuk yang halal saja menurut hukum Islam, sedangkan Bank konvensional melakukan investasi baik yang halal atau haram menurut hukum Islam

2. Bank Syariah memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa sedangkan Bank konvensional menggunakan perangkat suku bunga.

3. Bank syariah berorientasi pada keuntungan dan falah (kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai ajaran Islam), sedang Bank konvensional hanya berorientasi pada keuntungan saja.

4. Hubungan Bank syariah dengan nasabah dalam bentuk kemitraan, sedang hubungan Bank konvensional dengan nasabah bersifat debitur - kreditur.

5. Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah, sedang Bank konvensional tidak diatur oleh dewan sejenis.

Ternyata perbankan Syariah secara teori memang lebih menarik dibanding bank konvensional, khususnya bagi bangsa Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam.



Agan - aganwati tertarik ? :monggo