Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#3949
Uninvited
“Terima kasih banyak ya Adi, kamu sangat membantu sekali. Gas disini sudah tidak keluar sejak dua hari yang lalu” ucap Wanita tua bernama Yusha. Dia adalah nenek nenek yang tinggal satu lantai dengan kamar gw. Kamarnya hanya berjarak empat kamar dari kamar gw. Awalnya dia adalah nenek nenek judes yang bahkan menyambut gw dengan sebuah ludahan ketanah, tapi lama kelamaan dia menjadi ramah ketika gw pertama kali ngebantu dia membetulkan atapnya yang jebol.

“Gapapa. Nanti kalau ada masalah bilang saya aja. Nati saya bantu. Kalu begitu saya pulang dulu ya. Dada Babka Yusha.” ucap gw lalu pergin meninggalkan nenek tua itu.

Gw berjalan menyusuri lorong ini dan berhenti tepat di depan pintu apartment gw. Betapa terkejutnya gw ketika melihat Sya dengan tiga orang cewek lainnya, dari seragam yang mereka kenakan, terlihat jelas mereka adalah teman sekolah Sya. Teman temannya tidak kalah terkejutnya melihat gw yang masuk ruangan ini. Sya pun seperti biasa, beranjak dari duduknya, berlari dan langsung memeluk gw.

“Pulang cepat hari ini? Apa kamu akan pergi ke rumah Valli lagi?” tanya Anastasya

“Ya, lagi ga ada kerjaan. Ah, kali ini gw tidur disini lagi kok.” jawab gw.

Memang akhir akhir ini gw sering menginap di apartment Valli. Gw tau dia pingin banget gw pindah dan tinggal bersamanya disana, tapi gw putuskan untuk tidak melakukan itu. Well kalo gw sendiri sih gw bakal iyain, tapi gw ada Anastasya sekarang, gaboleh ngajarin yang aneh aneh hahaha. Karena itu juga gw merasa bersalah sama Anastasya, karena meninggalkannya terus di kamar ini sendirian.

“Selamat sore, perkenalkan saya Inna, dan ini kedua teman saya Zona dan Klara. Kami bertiga teman sekelas Anna. Maaf mengganggu pak.” ucap anak perempuan itu.

“Hahaha kamu tertipu dengan penampilan saya ya? saya masih 19 tahun, beda 3-4 tahun doang sama kalian, panggilan bapak sepertinya masih kejauhan.”

“Eh?!”

“Ketipu sama brewok ini ya? ini buat ngelabuin guru guru kalian supaya percaya saya orang tua Anastasya.”

Ga ada ruginya gw ngasih tau semua ini ke mereka, dan juga informasi ini membuat teman Sya atau Anna menjadi tidak canggung mengingat perbedaan diantara kita tidaklah besar. Jadwal gw biasanya setelah pulang kerja adalah menyalakan ps dan bermain diruang tamu ini, namun karena ada teman teman Sya gw ingin memindahkan Ps itu ke kamar gw, yang mana Sya tolak dan bilang bahwa tidak apa apa kalau gw bermain di ruang tamu ini. Tanpa basa basi gw langsung bermain yang mana secara perlahan, semua anak anak itu sudah memenuhi sofa gw, mereka ikut bermain dan menonton game yang gw mainkan ini secara bergantian.

Waktu pun berlalu, teman teman Sya sudah pamit pulang. Gw yang baru selesai mandi merebahkan badan gw di sofa ini. Di samping, gw ada Sya yang duduk di karpet masih memainkan gamenya. Gw gerakan tangan kanan gw lalu menaruhnya di rambut Sya yang masih sibuk bermain, gw usap usap kepalanyaitu sehinga rambutnya terurai urai.

“Semua baik baik aja disekolah?” tanya gw ke dia

“Baik kok gak ada masalah”

“Besok Valli dateng kesini, kamu temenin dia yak, gw mau main game itu sampe tamat.” ucap gw

“Hahaha. Okeee.” Tawa Sya mengawal gw ke alam mimpi.

+++

Sinar matahari yang menembus jendela apartement ini pun semakin terang, gw bisa melihat kalo cuaca diluar sangatlah cerah, tempertur tidak terlalu dingin, dan agak hangat. Anastasya sedang menyuci piring piring yang kami gunakan untuk makan pagi tadi. Sedangkan gw, gw lagi men setup ps gw di tv ini, namun, sebelum gw sempat menyentuh ps ini, terdengar seseorang mengetuk ngetuk pintu apartment gw.

Gw melihat Anastasya yang sedang sibuk membuat gw terpaksa beranjak menuju pintu itu. Gw rasa ini bukan Valli, karena kalau Valli, dia tidak akan mengetuk. Gw putar gagang pintu, dan perlahan membuka pintu berwarna coklat tua. Detak jantung gw berdetak semakin cepat, mata gw perlahan terbuka lebar, gw bisa merasakan seluruh otot ditubuh gw mengencang, seakan siap untuk bergerak, secepat apapun.

Disana berdiri seorang pria, pria bernama Rudi. Suami mamah gw. Bokap tiri gw.

“Halo Adi.” Pria itu menyapa gw dengan senyuman.

“Kenapa lo ada disini?” ucap gw tidak percaya.

Ini adalah apartment bersejarah bagi gw, dan keluarga gw yang mempuyai nama belakang yang sama. Apartment ini adalah peninggalan kakek gw, dan juga ayah gw. Sebuah tempat sakral bagi gw. Dan sekarang berdiri seorang pria yang sudah merebut, bukan, lebih tepatnya menjadi pelabuhan mamah gw setelah cerai dengan ayah gw. Keberadaan pria ini disini, adalah sebuah kehinaan bagi Ayah gw. Setiap nafas pria itu adalah sebuah cacian kepada ayah gw.

“Kenapa? Saya ingin melihat keadaanmu.” ujar pria itu.

“Lo berani berdiri di hadapan gw, sendirian kaya gini?”

“Hm? Ada apa memangnya kalau saya sendirian?” senyum pria itu lagi.

Gw langsung mencengkram kepala pria itu dengan tangan kiri gw. Cengkraman tangan gw menutupi keseluruhan mulutnya sehingga ia tidak bisa teriak. Kedua tangan itu memegang tangan kiri gw yang mencengkram kepalanya, ia melawan. Tapi semua itu sia sia. Jika dia disini sendirian, berarti gw bebas berbuat apa saja, tanpa intervensi. Cengkraman tangan gw semakin mengeras, terlihat muka pria itu memerah, keringat bercucuran di kepalanya. Gw langsung menadahkan tangan kanan gw kebelakang.

“Sya pisau sekarang.” ucap gw ke dia.

“Hm? Adi? kenapa?” tanya Sya yang keluar dari dapur dan berjalan mendekati pintu sehingga melihat apa yang gw lakukan.

“Pisau Sya. Cepet.” ucap gw lagi.

“Apa yang mau kamu lakuin?!” tanya Sya tidak mengindahkan perintah gw.

“PISAU SEKARANG!!!” perintah gw dengan nada tinggi tapi Sya tetap tidak memberikan apa yang gw mau. Gw tau badan dia bergetar.

“Gak! Apa yang mau kamu lakuin ke pria itu?” tanya Sya dengan suara parau, dan air mata yang sudah mengalir

Gw palingkan fokus gw kembali ke pria itu. Jika Anastasya tidak mau memberika gw pisau untuk menghabisi pria ini, masih ada 1001 cara untuk menghilangkan nyawa orang. Gw tarik tangan gw mengambil ancang ancang uke arah muka pria itu. Gw kepalkan tangan gw sekeras mungkin. Gw bisa merasakan otot diseluruh tubuh gw bergerak. Saat seperti ini tidak akan datang dua kali, tidak ada intevensi, tidak ada yang menghalangi. Sebuah momen perfect.

Sampai.

Gw mendengar suara langkah kaki di ujung lorong sana.

Tidak Ada waktu lagi.

Gw akan menghabisi pria ini dengan cepat.

Tapi.

Tangan gw tidak bergerak.

Tangan gw tertahan.

Ditahan oleh Anastasya.

Tangan Kanan gw yang tertahan pun ditarik olehnya, badan gw terangkat, melayang ke udara, an jatuh tepat di atas lantai yang dingin ini. Pandangan gw yang tadi berisi dengan muka pria yang gw benci itu, berubah menjadi dinding apartment gw.
Diubah oleh open.minded 28-03-2019 17:08
wakazsurya77
bonita71
sormin180
sormin180 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.