Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#3943
Love And Resolve
“Ivanaaa! Selamat ya, atas pertunanganmu!” ucap Yvette sambil cipika cipiki dengan perempuan berambut pirang itu. Sedangkan gw, mata gw sibuk mengamati lingkungan sekitar gw, dan dugaan gw bener, banyak orang yang gw kenal, atau lebih tepatnya banyak orang terkenal di ruangan ini. Dari politisi, anggota keluarga konglomerat, selebriti, dan banyak lagi. Gw bisa simpulkan kalau temen Yvette ini adalah cewek gaoel.

“Terima kasih Yvette.” ucap wanita bernama Ivana itu. Ia pun melirik gw penuh selidik dan tersenyum. “Yvette. Kamu ga sopan ya. Kenalin dong pasangan kamu itu.” lanjutnya.

“Eh?! hahaha. Sorry sorry. Perkenalkan, Adi, dia adalah rekan kerjaku. Dan Adi.. ini Ivana. Teman sekolah dan kuliahku dulu.” ujar Yvette memperkenalkan gw ke temannya. Gw pun sedikit merundukan badan gw ke arahnya.

“Hee? orang luar ya? jarang jarang Yvette menggandeng seorang pria. yakin dia cuma rekan kerjamu hm?” goda Ivana.

“IVANA!!” tegur Yvette dengan gugup.

“Hahahaha.”

Gw hanya balas senyum semua obrolan mereka. Dalam acara seperti ini, gw yang notabene adalah orang luar, plus orang asing, tidak bisa asal nyaut, semua ada etikanya. Tidak lama kemudian Yvette melepaskan gandengan tangannya, menandakan bahwa gw sudah bisa pergi dari tempat ini.

“Izinkan saya untuk permisi. Tidak pantas untuk seorang pria mengganggu obrolan antara dua wanita.” ucap gw merundukan badan gw lalu pergi meninggalkan mereka.

Gw pun berjalan kesebuah meja yang dipenuhi dengan hidangan seafood yang keliatan sangat mewah. Diacara seperti ini, darah orang susah gw pun terbakar, gw tidak menyianyiakan hidangan yang terpampang didepan gw ini. Setelah piring besar yang gw pegang ini penuh dengan makanan, gw pun berjalan kesebuah meja yang terletak di kaca yang menampakan kota moskow. Haahh, inilah satu satunya alasan gw setuju untuk mendampingi Yvette. Makan gratis.

Salah satu keuntungan dalam menghadiri acara ‘high class’ seperti ini adalah bagaimana informasi informasi penting bertebaran secara bebas. Informasi tentang bisnis dan spekulasi penting? ada. Informasi tentang siapa siapa yang selingkuh dengan pasangannya? ada. Informasi penting tentang orang orang penting? ada. Informasi tentang wanita wanita ‘high class’ yang bisa dikencani? ada. Gw menyantap makanan didepan gw ini sambil mendengarkan, atau lebih tepatnya menguping semua hal itu.

Diantara banyak tamu yang berkeliaran di sini, ada satu wanita yang berhasil menarik perhatian gw. Gw kenal mukanya, wanita berambut pendek berwarna coklat itu, ia adalah temen Valli yang dulu pernah ngelawan Timur di arena. Ia berdiri tidak jauh dari tempat gw duduk, dan obrolan mereka mau tidak mau terdengar di kuping gw ini. Salah satu informasi yang gw dapatkana dalah wanita itu bernama Carienne, sebuah info baru buat gw, karena memang gw tidak tau namanya, hanya mukanya saja. Tidak lama kemudian temennya Valli itu pergi ke tamu tamu lainnya.

Bisa dibilang hasil berburu gw (Makanan gratis) hari ini sangatlah memuaskan. Kira kira gw sudah 4 kali bolak balik ambil makanan yang berbeda, dan seperti yang bisa di harapkan oleh makanan yang mahal, semuanya sangatlah nikmat, ahhh, gw bangga dengan diri gw sendiri hari ini. Sebuah colekan mendarat di pipi kiri gw, Yvette, sudah berdiri disamping gw, sambil menggerakan jari telunjuknya menandakan kalau dia mau pulang. Kami pun pergi meninggalkan pesta ini.

Malam sudah semakin larut, hari pun hampir berganti, dan disini gw berdiri didepan gedung apartment Yvette. Gw membayar taxi ‘mewah’ ini, yang membuat jiwa hemat gw berteriak keras. Dan sekarang tujuan utama gw adalah rumah Valli. Gw gak sabar untuk melepaskan semua baju formal ketat yang menyebalkan ini.

“Terima kasih atas undangannya ke pesta tadi ya. Dan gw gak tau kalo itu acara tunangan, lo bilang acara ulang tahun” ucap gw ke Yvette

“Aku ga pernah ngeliat orang makan sebanyak itu di pesta orang Di, hahaha. Kalau semua tamu kaya kamu, bisa bangkrut penyelenggara pestanya.”

“Mau gimana lagi, gw harus menghibur diri. Hmm, udah malem nih, lo masuk ke dalam deh, gw harus pulang.”

“Masuk dulu Di. Sebuah susu coklat untuk ngobrol ngobrol?”

“Sorry. Tapi ini udah malem bener, gw mau-“ ucapan gw terpotong.

“Adi. Aku memaksa. Ayo masuk.”

Perempuan. Kalau bomb atom bisa dijadikan energi murni dan di padatkan menjadi sebuah kandungan bernama ‘Egois’, maka hampir semua perempuan punya bomb atom di tubuhnya. Gw bisa saja bersikeras, menolak, lalu kabur, tapi tubuh ini berjalan mengikuti Yvette kedalam apartmentnya.

Sekarang Yvette sedang membuatkan segelas coklat panas di dapurnya. Ia sudah melepaskan semua pakaian pestanya digantikan dengan tanktop putih dan celana pendek. Sedangkan gw sudah melepaskan semua kemeja dan celana ketat yang gw kenakan di pesta tadi, pakaian yang menyebalkan. Gw duduk sambil mengetik sebuah pesan ke Valli memberi tau kalau gw akan datang lebih telat. Susu coklat panas pun datang di atas meja dengan 4 kursi ini. Terlihat Yvette membawa minuman berbeda untuk dirinya, sebuah Wine.

“Jadi Yvette. Ada masalah apa?” ucap gw ke dia yang duduk

“Adi. Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak berbicara denganmu kalau ada masalah aja. Apa salahnya aku ingin ngobrol ngobrol dengan rekan kerjaku? hm?”

“Ini sudah malam Yvette.”

“Terus? kamu seperti anak sekolah aja ngeributin waktu malam hahaha.”

“Jadi? mau ngomongin apa?”

“Hahahahahahaha. Adi. Adi. Adi. Selalu to the point. tanpa basa basi. Aku suka itu.”

“…..”

“Aku penasaran, kaya gimana pacar kamu di..” ujar Yvette

“Wanita biasa. Cantik. Baik. Kenapa?”

“Siapa yang menyatakan duluan?” tanyanya

“Dia duluan.”

“Oh. Jadi.. kalau aku dulu menyatakan duluan, semua ini akan berbeda? ah. yasudahlah.” ujar Yvette meminum tetes terakhir winenya.

“Ho. Jadi lo patah hati pas tau gw puya pacar. Hahahaha. Seorang Yvette? Patah hati karena gw? sebuah kehormatan.”

“Apasih hahaha.”

“Yvette. Lo pernah ngalamin kegagalan dalam hubungan lo ya?”

“Apasih kok tiba tiba nanya ginian..”

“Salah lo sendiri udah nanya hal pribadi gw, sekarang gantian.”

“Hahaha. Kena deh. Kamu bisa nyimpulin hal itu karena apa? kukira aku udah bagusloh nyembunyiin rasa sakit ini.”

“Mudah ditebak. Kalau lo gak ngelepasin semua emosi lo ke gw selama ini, gw juga ga akan tau.”

“Hahaha. Ternyata aku begitu ya ngelakuin kamu dulu? maaf.” ujar Yvette menunduk

“Ga apa, bos galak itu biasa. Seenggaknya lo bekerja dengan bener.”

“Aku cinta kamu Adi.”

“….. Gw tau”

“hahaha reaksi apa apaan itu?”

“Maksud lo apa? lo gak liat ekspresi terkejut gw?” ucap gw dengan muka datar.

“Haaaaaaaah. Aku telat ngungkapin perasaan ini ke kamu.”

“Jujur. Kalopun lo ngungkapin, lebih tepatnya kalau lo ada niat untuk ngungkapin perasaan lo. Gw akan lebih dulu menghindar. Gw adalah expert dalam menghilang dari kehidupan orang lain.” ujar gw.

“Terus? kenapa kamu nerima pacar kamu yang sekarang?” tanyanya

“Karena gw gak bisa membaca dia. Gw dijebak dalam situasi dimana dia menyandera harga diri gw, dan hati gw. Karena dia adalah wanita yang menarik.” jawab gw.

“Aku rela kok kalopun jadi orang yang ke dua.” ucap Yvette

“Sekarang Yvette, sekarang baru gw terkejut.”

“Aku rela…”

“Itu adalah kata yang tidak boleh kamu ucapkan sembarangan Yvette.”

“Aku tau itu, dan aku benar benar serius dengan perkataanku ini.”

“Biar gw perjelas biar tidak berkepanjangan. Gw gak bisa jadi pacar lo. Gw udah punya satu, dan ga ada rencana untuk nambah lagi.”

“Aku gak terima!”

“Hah? Kenapa gw jadi yang ditolak?”

“Aku gak terima kalo kamu gak terima aku!” fix nih cewek kabel otaknya ada yang konslet.

Yvette merundukan kepalanya ke meja makan ini sambil menggeleng gelengkan kepalanya, tangann kirinya pun memukul mukul meja ini tanpa henti, persis seperti seorang anak kecil yang sedang ngambek. Gw melihat botol wine yang isinya sudah tinggal setengah dari yang tadinya penuh, gw rasa Yvette ini mabok, tapi Wine itu harusnya gak gampang bikin orang mabok. Gak disangka, atasan gw, yang terkenal sebagai wanita bertangan besi di kantor ini, bisa jadi seperti ini.

“Haaah. Sudah Yvette, kayanya udah cukup minumnya. Sini gw antar ke kamar lo ya?”

“Mmhhhmmmmm” gumam Yvette masih dalam keadaan kepala nya tertidur di meja.

Gw rangkulkan lengan Yvette di badan gw, membawanya beranjak dari meja ini. Sebelum gw giring dia ke tempat tidurnya, gw beri dia segelas air putih untuk menyegarkan badannya. Sesampainya di kamarnya, gw langsung rebahkan Yvette di tempat tidurnya, tak lupa gw tutup badannya yang terbuka itu dengan selimut. Setelah semua beres, gw langsung membalikan badan dengan maksud untuk pulang dan cepat cepat menikmati waktu tidur yang sudah tersita ini.

Namun belum satu langkah gw bergerak baju gw tertarik dari belakang, membuat gw jatuh ke tempat tidur Yvette. Sesaat kemudian gw berada diposisi dimana Yvette sudah berada di atas gw, mengunci gw agar tidak bisa bangun dari posisi ini. Disana gw bisa lihat wajah Yvette memandang gw dengan serius, Ia kemudian merebahkan badannya diatas badan gw ini, Gw bisa merasakan dua buah dadanya di atas dada gw, sebuah berkah yang tidak bisa gw tolak sepertinya. Mulutnya sudah menjelajahi leher gw, kedua tangannya semakin erat merangkul badan gw yang tertindih ini.

Yvette terus menjelajahi spot demi spot di badan gw, dari leher, dada, hingga perut, gw tau apa yang dia lakukan, membuat gw tergoda agar gw juga bergerak menyambut inisiatifnya. BaKetika mulut Yvette bergerak mulai lebih kebawah dari perut gw, disini gw putuskan bahwa permainan ini sudah selesai. Gw pun berusaha bangun dari posisi ini yang disambut dengan aksi Yvette yang ingin kembali mengunci gw dari atas, namun kali ini gerakan dia gw balikan ke arah kanan membuat dia tergeser dan terjatuh ke tempat tidurnya. Gw berdiri lalu menurunkan kaos gw yang sudah terangkat karena Yvette tadi.

“Sudah cukup Yvette. Saatnya tidur.” ucap gw tegas sambil merapikan kaos gw

“Kenapa?” tanya Yvette

“Hm?”

“Kenapa kamu ga mau ngelakuin ini sama aku?” tanya Yvette lagi dengan posisi masih berada di tempat tidur.

“Semua ada aturannya Yvette.”

“Apa kamu ghey?”

“Gak. Gw seperti pria lainnya, mahluk pengagum wanita.”

“Hahahaha. Kamu beda Di. Kamu beda.”

“Denger. Gw gak akan jadi pacar lo. Gw sudah punya, dan gw gak punya rencana untuk mengkhianati hubungan gw dengan dia.”

“Hmmmmm. Kamu percaya sekali denga pacarmu Adi. Apa yang akan kamu lakukan jika pacarmu itu kepercayaanmu?”

“Ga ada. Jika dia benar mengkhianati hubungan ini. Gw akan mundur, dan akan gw gunakan pengalaman itu untuk mencari yang lebih baik. Simpel.”

“Mundur dan menerima? hanya sekecil itukah rasa percayamu ke dia?”

“Siapa bilang gw percaya sama dia?”

“Ha?”

“Yvette. Gw tidak percaya sama siapapun, termasuk lo, tim gw, bahkan bos bos kita. Gw tidak pernah punya harapan dengan orang lain. Karena dengan ini gw tidak akan pernah merasakan rasa kecewa, hanya ada sebuah kepuasan bahwa gw benar kalau semua orang tidak bisa diharapkan, atau senang karena orang itu lebih dari apa yang gw kira.”

“…..”

“Saatnya gw pulang. Terima kasih atas undangan pestanya, dan susu coklatnya. Jangan lupa kunci pintumu ya.” ucap gw lalu pergi meninggalkan Yvette.
wakazsurya77
sormin180
zmkrz
zmkrz dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.