- Beranda
- Stories from the Heart
Tak Punya Hati ?
...
TS
seenue
Tak Punya Hati ?
Ada saat, dimana kehidupan hanyalah omong kosong belaka.
Spoiler for Index:
Adakah Senyum di Semarang,
Spoiler for Index:
Diubah oleh seenue 06-05-2020 14:27
dbase51 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
30.5K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
seenue
#4
Menjelang malam, aku sudah stay di depan perapian. Sekedar menunggu kantuk dan untuk menghangatkan badan, kalau nggak seperti itu.. aku yang nggak kuat. Meler sudah pasti, bersin-bersin dan kedinginan. Meski di depan perapian, jaket nggak mau lepas, celana panjang dan kaus kaki. Bisa jadi, kalau ada orang akan mengangap lebay, tapi.. kenyamanan lebih utama daripada ngikuti kata orang.
Bapak juga sudah stay di depan tv, entah apa yang di lihat.. yang jelas, suaranya kenceng banget. Maklum.. orang desa. Dulu.. saat awal-awal ada Tv berwarna, dan saat itu yang punya Cuma orang yang memang super kaya, kita.. anak-anak kecil biasanya ngumpul dulu, baru dinyalakan itu Tv, tapi ya gitu.. belum puas nonton Tv, pemiliknya bilang.. SUDAH PANAS dan harus dimatikan.
Hahahaha, kalau liat sekarang, kok ketawa saya.
Mangkanya, kalau sekarang nonton Tv, mau nggak mati seharian juga bisa, malah.. kadang Tv nya yang nonton kita tidur.
Gw sering seperti ini, Cuma duduk sembari menikmati malam, dan kalau sudah malam.. gw sering jalan-jalan atau duduk di halaman, kadang juga di teras atas, tuk sekedar menikmati langit-langit. Kalau di kota, kita nggak akan bisa lihat bintang, tapi di rumah.. bintang seperti perca yang berhamburan dimana-mana, berderet dan memanjang dari timur ke barat.
Kalau sore, di ujung barat akan tampak bintang yang kelihatan paling besar dan paling terang, atau lebih dikenal Lintang Panjer Rino. Dan kalau malam, tepat diatas rumah.. ada rasi bintang Luku, Orion, gubuk penceng dan banyak lagi. Apalagi musim hujan, langit akan sangat cerah dan bersih.
Semakin malam udara semakin dingin, kadang hujan kadang nggak, kadang turun kabut.. sampai-sampai, aliran cahaya sebuah lampu bisa di lihat. Semacam saat Ibu kita masak dulu, kepulan asapnya akan menyelubungi aliran cahaya yang masuk dari celah-belah tembok rumah. Ah.. masa kecil yang bahagia.
Dalam diam, aku sering berfikir dan bertanya.. apa sebenarnya yang aku inginkan? Namun, aku tak pernah tau apa keiginanku yang sesunguhnya.
Kedamain..
Bisajadi.
Apalagi untuk sekarang ini.
Dulu, saat aku masih kecil.. sering sakit-sakitan, gerak dikit demam.. kepanasan dikit, demam. Dan kalau malam sering mimisan.
Saat itu, pintaku Cuma satu. Aku ingin sehat seperti anak-anak lain, biar aku bebas bermain apa dan dimana saja.
Baru, saat aku SD sudah mulai sehat, SMP aku sudah ikut atlit marathon.. tapi gagal di Jatim, jadi nggak bisa ikut PON Kalimantan. Itu sedikit perjuangan gw saat SMP.
Dan baru surplus bego-nya saat kelas dua SMK, saat sudah kenal perempuan, kenal minuman dan kenal dolan. Kelas dua SMK aku masih normal, karena cewekku ya anak baik, Cuma ya itu.. kalau main kadang ganas kadang nggak, setahun berjalan gw yang capek, malas dan ngak ada rasanya lagi. Sampai akhirnya gw mutusin sendiri saat kelas tiga, misnya buat focus Ujian, eh.. malah gersang, saai itu gw berdoa.. karena gw sudah insyaf, dan Tuhan mengabulkan. Gw kenal sama Rania, jalan enam bulan baru kita jadian. Posisi kita, dia kelas tiga SMP, sedangkan gw.. kelas tiga SMA. Mungkin gw ngawur, kenapa juga preman macarin bayi, gini pak.. gw bukan kok macarin bayi atau gimana, Cuma.. dia itu bisa nerima gw dan selalu ada saat gw butuh, lah.. gw kan jadi suka. Mengingat dia masih kecil, ya gw jadi kakanya. Toh, sampi segede ini, dia juga belum gw apa-apain.
Hahahaha.
Next..
Gw masih dengan keadan yang sama, sendiri. Anak-anak juga belum tau kalau aku pulang, kalau tau.. pasti mereka sudah kesni, atau.. kalau nggak.. mungkin mereka sedang di luar kota, musim panen pak, jadi mereka kerja.
Sejenak.. gw kok jadi kepikiran sama temen lama, dia beda kota sama gw.. Cuma.. kita dulu pernah dekat, dekat sebagai teman. Gw mencernanya begitu, tapi.. kata temenya dia, dia suka sama gw. Lah..
Gini pak, dulu gw emang pernah mau suka sama dia, toh dia orang baik dan dari keluarga yang memang masih deket sama keluarga gw, Cuma.. yang nggak gw suka adalah cara pandang dia yang masih sederhana dan kadang crash sama gw, apalagi backgrunya agama, sedangkan gw.. lebih ke manusia merdeka, liberal dan agnotis begini, kita seagama tapi beda organisasi keagamaan, jadi bisa lu bayangin kek gimana. Itu dulu, nggak tau skarang. Toh dia juga sudah lulus kuliahnya, mungkin dia sudah ngak seperti dulu lagi. Itupun kalau dia sudah bisa berfikir terbuka, netral dan bijaksana.
Dulu, dia marah-marah sama gw, sok kritis masalah harga cabe mahal, malah dia ikut demo. Sumpah, kalau inget.. gw jadi ketawa, kalau dia mungkin malu. Tapi.. itulah jalan kedewasaan, asal ngak bikin rusuh, anarkis.. UUD kita menjamin kok, tapi inggat juga batasanya. Biar nggak bego.
Ada juga temen gw yang labelnya sudah sarjana, kok ya masih ikut-ikutan buat memeriahkan perihal kelangkaan garam, ya kalau kritis ngak masalah, Cuma.. dia itu ngomongnya begini, Indonesia itu lautanya luas, masa.. garam saja import.
Sumpah, gw ngak kuat mikir.. ini orang kesurupan Jin apa.
Membuta pada permasalahan di lapangan, entah itu karena musim atau memang, kadar garamnya yang kecil. Lagipula, petani garam kita masih banyak yang mengunakan cara manual tradisional. Mereka juga belum bisa mikir, mana garam konsumsi mana garam untuk pabrikisasi.
Entahlah, mungkin ini adalah cermin dari kebobrokan institusi pendidikan kita. Semua disamaratakan, Kerbau disuruh manjat karena ada murid dari klan kera yang suka memanjat, bebek juga demikian, disuruh wek-wek di padang pasir, yang nggak nyambung. Apalagi, tingkat literasi kita rendah, so.. jangan heran kalau info panuan dikira info buat memutihkan badan.
Hahaha.
Mungkin besok, sekalian cari pot sekalian juga mampir ke tempat dia, sayangnya.. gw sudah nggak punya nomer Wa dia. Kenapa? Ya nggak kenapa-kenapa, gw.. kalau sudah ingin bersih-bersih, ya yang sekiranya sudah nggak ada contact, nggak tau hahahihi ya gw DELETE. Sesimple itu.
Kapan hari, gw lihat beranda dia.. juga ngak ada update-an apa-apa. Bodo lah, lihat aja nanti.
Kisaran jam duabelas, gw pergi tidur.. capek duduk terus. Awalnya nyalai Tv, lihat bioskop.. eh nggak ada yang menarik. Gw matiin..
Lanjut tidur.
Bapak juga sudah stay di depan tv, entah apa yang di lihat.. yang jelas, suaranya kenceng banget. Maklum.. orang desa. Dulu.. saat awal-awal ada Tv berwarna, dan saat itu yang punya Cuma orang yang memang super kaya, kita.. anak-anak kecil biasanya ngumpul dulu, baru dinyalakan itu Tv, tapi ya gitu.. belum puas nonton Tv, pemiliknya bilang.. SUDAH PANAS dan harus dimatikan.
Hahahaha, kalau liat sekarang, kok ketawa saya.
Mangkanya, kalau sekarang nonton Tv, mau nggak mati seharian juga bisa, malah.. kadang Tv nya yang nonton kita tidur.
Gw sering seperti ini, Cuma duduk sembari menikmati malam, dan kalau sudah malam.. gw sering jalan-jalan atau duduk di halaman, kadang juga di teras atas, tuk sekedar menikmati langit-langit. Kalau di kota, kita nggak akan bisa lihat bintang, tapi di rumah.. bintang seperti perca yang berhamburan dimana-mana, berderet dan memanjang dari timur ke barat.
Kalau sore, di ujung barat akan tampak bintang yang kelihatan paling besar dan paling terang, atau lebih dikenal Lintang Panjer Rino. Dan kalau malam, tepat diatas rumah.. ada rasi bintang Luku, Orion, gubuk penceng dan banyak lagi. Apalagi musim hujan, langit akan sangat cerah dan bersih.
Semakin malam udara semakin dingin, kadang hujan kadang nggak, kadang turun kabut.. sampai-sampai, aliran cahaya sebuah lampu bisa di lihat. Semacam saat Ibu kita masak dulu, kepulan asapnya akan menyelubungi aliran cahaya yang masuk dari celah-belah tembok rumah. Ah.. masa kecil yang bahagia.
Dalam diam, aku sering berfikir dan bertanya.. apa sebenarnya yang aku inginkan? Namun, aku tak pernah tau apa keiginanku yang sesunguhnya.
Kedamain..
Bisajadi.
Apalagi untuk sekarang ini.
Dulu, saat aku masih kecil.. sering sakit-sakitan, gerak dikit demam.. kepanasan dikit, demam. Dan kalau malam sering mimisan.
Saat itu, pintaku Cuma satu. Aku ingin sehat seperti anak-anak lain, biar aku bebas bermain apa dan dimana saja.
Baru, saat aku SD sudah mulai sehat, SMP aku sudah ikut atlit marathon.. tapi gagal di Jatim, jadi nggak bisa ikut PON Kalimantan. Itu sedikit perjuangan gw saat SMP.
Dan baru surplus bego-nya saat kelas dua SMK, saat sudah kenal perempuan, kenal minuman dan kenal dolan. Kelas dua SMK aku masih normal, karena cewekku ya anak baik, Cuma ya itu.. kalau main kadang ganas kadang nggak, setahun berjalan gw yang capek, malas dan ngak ada rasanya lagi. Sampai akhirnya gw mutusin sendiri saat kelas tiga, misnya buat focus Ujian, eh.. malah gersang, saai itu gw berdoa.. karena gw sudah insyaf, dan Tuhan mengabulkan. Gw kenal sama Rania, jalan enam bulan baru kita jadian. Posisi kita, dia kelas tiga SMP, sedangkan gw.. kelas tiga SMA. Mungkin gw ngawur, kenapa juga preman macarin bayi, gini pak.. gw bukan kok macarin bayi atau gimana, Cuma.. dia itu bisa nerima gw dan selalu ada saat gw butuh, lah.. gw kan jadi suka. Mengingat dia masih kecil, ya gw jadi kakanya. Toh, sampi segede ini, dia juga belum gw apa-apain.
Hahahaha.
Next..
Gw masih dengan keadan yang sama, sendiri. Anak-anak juga belum tau kalau aku pulang, kalau tau.. pasti mereka sudah kesni, atau.. kalau nggak.. mungkin mereka sedang di luar kota, musim panen pak, jadi mereka kerja.
Sejenak.. gw kok jadi kepikiran sama temen lama, dia beda kota sama gw.. Cuma.. kita dulu pernah dekat, dekat sebagai teman. Gw mencernanya begitu, tapi.. kata temenya dia, dia suka sama gw. Lah..
Gini pak, dulu gw emang pernah mau suka sama dia, toh dia orang baik dan dari keluarga yang memang masih deket sama keluarga gw, Cuma.. yang nggak gw suka adalah cara pandang dia yang masih sederhana dan kadang crash sama gw, apalagi backgrunya agama, sedangkan gw.. lebih ke manusia merdeka, liberal dan agnotis begini, kita seagama tapi beda organisasi keagamaan, jadi bisa lu bayangin kek gimana. Itu dulu, nggak tau skarang. Toh dia juga sudah lulus kuliahnya, mungkin dia sudah ngak seperti dulu lagi. Itupun kalau dia sudah bisa berfikir terbuka, netral dan bijaksana.
Dulu, dia marah-marah sama gw, sok kritis masalah harga cabe mahal, malah dia ikut demo. Sumpah, kalau inget.. gw jadi ketawa, kalau dia mungkin malu. Tapi.. itulah jalan kedewasaan, asal ngak bikin rusuh, anarkis.. UUD kita menjamin kok, tapi inggat juga batasanya. Biar nggak bego.
Ada juga temen gw yang labelnya sudah sarjana, kok ya masih ikut-ikutan buat memeriahkan perihal kelangkaan garam, ya kalau kritis ngak masalah, Cuma.. dia itu ngomongnya begini, Indonesia itu lautanya luas, masa.. garam saja import.
Sumpah, gw ngak kuat mikir.. ini orang kesurupan Jin apa.
Membuta pada permasalahan di lapangan, entah itu karena musim atau memang, kadar garamnya yang kecil. Lagipula, petani garam kita masih banyak yang mengunakan cara manual tradisional. Mereka juga belum bisa mikir, mana garam konsumsi mana garam untuk pabrikisasi.
Entahlah, mungkin ini adalah cermin dari kebobrokan institusi pendidikan kita. Semua disamaratakan, Kerbau disuruh manjat karena ada murid dari klan kera yang suka memanjat, bebek juga demikian, disuruh wek-wek di padang pasir, yang nggak nyambung. Apalagi, tingkat literasi kita rendah, so.. jangan heran kalau info panuan dikira info buat memutihkan badan.
Hahaha.
Mungkin besok, sekalian cari pot sekalian juga mampir ke tempat dia, sayangnya.. gw sudah nggak punya nomer Wa dia. Kenapa? Ya nggak kenapa-kenapa, gw.. kalau sudah ingin bersih-bersih, ya yang sekiranya sudah nggak ada contact, nggak tau hahahihi ya gw DELETE. Sesimple itu.
Kapan hari, gw lihat beranda dia.. juga ngak ada update-an apa-apa. Bodo lah, lihat aja nanti.
Kisaran jam duabelas, gw pergi tidur.. capek duduk terus. Awalnya nyalai Tv, lihat bioskop.. eh nggak ada yang menarik. Gw matiin..
Lanjut tidur.
tikusil dan 3 lainnya memberi reputasi
4