- Beranda
- Stories from the Heart
Bintang Itu Bersinar
...
TS
kurniawanjack
Bintang Itu Bersinar

Tentang Jack dan tentang masa remajanya
Cowok SMK yang gak jauh-jauh dari kata:
-Nyebelin
-Rusuh
-Brengsek
-Absurd
-Trouble maker
Karna moto hidupnya waktu SMK adalah
" Mumpung masih sekolah. Cari warna! Soalnya kalo udah gede di tuntut cari duit terus, gak ada waktu buat cari warnanya. Kalo bisa pun, gak jauh-jauh dari cari warna buat istri sama anak"
Moto yang aneh bukan? Memang, dan jack baru sadar saat dia sudah dewasa.
Quote:
Semoga kalian juga mendapatkan Bintang kalian sendiri
Quote:
Quote:
Silahkan dibaca ya
Diubah oleh kurniawanjack 16-01-2022 02:40
nona212 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
6.1K
48
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kurniawanjack
#15
Eps 9 Jack Tumbang (Tiya Pov)
Quote:
"Tiiiiiiiin, gubrak!!!" gue kaget dan menoleh ke belakang. Ternyata ada seseorang yang tertabrak mobil.
Tanpa pikir panjang gue langsung berlari menghampiri orang itu. Gue harap itu bukan jack, ataupun salah satu temen gue.
"Mungkinkah itu jack?, semoga bukan, semoga dia baik-baik aja, apakah jack masih mengejar gue?" suara-suara itu menghantui pikiran gue. Gue berlari dan kemudian menerobos ke kerumunan itu.
Gue melihat dia, gue melihat seseorang dengan sergam osis yang gue kenal sedang tergeletak tak berdaya di pinggir jalan dengan tubuh yang penuh darah.
"JAAAACK!!!" gue berteriak sambil mendekat ke dia. Gue pegang tangannya dan gue beruntung masih bisa merasakan detak nadinya.
"CEPET TELFON AMBULAN!!!, CEPETAN!!!" gue berteriak ke semua orang yang sedang mengitari kami.
Kemudian terdengar tangisan perempuan yang datang mendekat, dia menerobos kerumunan sambil menangis. Rambut panjang yang di kuncir kuda serta sedikit rambut dibiarkan menutupi keningnya, wajah cantiknya di dominasi air mata yang berlinang. Ternyata itu riska, dia mendorong gue dan langsung memeluk tubuh kekasihnya sehingga baju putihnya ikut berlumuran darah.
"Jack bangun, jangan pergi, aku gak mau kamu pergi dengan cara seperti ini" dia menggoyang-goyangkan tubuh jack sambil menangis.
Gak lama kemudian suara sirine mobil ambulan terdengar. Lalu beberapa orang berbaju serba putih menghampiri jack dengan membawa tandu. Tangan jack di pegang untuk mengetahui keadaannya. Kemudian tubuh jack di angkat di tandu dan dia di bawa ke mobil ambulan sementara riska mengikuti mereka sampai kedalam mobil, riska menangis karena orang yang di sayangnya sedang tidak sadarkan diri dan itu semua karena gue. Mobil itu melaju meninggalkan kami sambil membunyikan sirine khasnya.
"Maafin gue jack, karena gue lo jadi begini,maafin gue" kata-kata itu terus menghantui.
Kemudian dana memanggil gue dan dia mendekat ke gue dengan menunggangi motor kesayangannya.
Dana : "cepet naik, tadi gue udah telfon nyokapnya jack, dan katanya mereka sekarang udah mau jalan ke rumahsakit H**A**N"
Gue : "maafin gue, gue yang bikin jack jadi begini, gue gak tau ini bakal kejadi" gue menangis sambil menggenggam lengan dana.
Dana : "udah, naik dulu aja, minta maaf nya sama jack aja pas nanti dia bangun"
Gue sama dana melaju ke rumah sakit dimana jack di bawa ke sana. Di perjalanan gue peluk dana sambil menangis, sementara dana masih ngebut dan fokus ke jalanan. Kami kejar mobil ambulan itu sampai kami tiba di rumahsakit.
Kemudian dana memarkirkan motornya dan kami berlari mengikuti jack yang belum jauh dari pintu darurat.
Gue, dana, sama riska mengikuti jack yang sedang di dorong oleh petugas di sisana, petugas itu membawa jack menuju ke kamar UGD (katanya sih gitu, gue gak begitu paham sama nama-nama ruangan di rumahsakit).
Sesampainya di depan pintu kamar, kami bertiga di larang masuk oleh petugas dan kami menunggu di kursi deket situ.
Riska : "gara-gara lo!!, pacar gue jadi di sana" riska sedikit mendorong bahu kanan gue.
Riska : "dia cuman mau minta maaf sama lo, cuman minta maaf" dan kemudian air mata gue keluar.
Gue : "aku juga gak tau kalo ini semua bakal kejadi, aku cuman, cuman…" riska memotong perkataan gue.
Riska : "cuman apa!!, hah!!, jack itu udah sering ngomongin lo ke gue, tentang lo yang semakin ngejauh" suaranya semakin serak.
Riska : "yang dia inginkan cuman temenan sama lo lagi, tapi malah ini yang lo lakuin ke dia?" gue pegang tangan kiri riska.
Gue : "aku minta maaf riska, aku gak tau" kemudian riska menunjuk ke arah pintu keluar.
Riska : "sekarang lo keluar, gue gak mau liat lo ada di deket pacar gue lagi"
Gue : "tapi gue mau liat jack"
Riska : "KELUAR!!!, ATAU GUE PANGGIL SECURITY, KELUAR SEKARANG!!!"
Gue kaget mendengar perkataan dia dan gue berlari meninggalkan mereka sambil menangis. Terdengar seseorang yang berlari seperti ingin mengejar gue, tapi gue gak memperdulikan itu.
Gue berlari entah kemana. Gue bisa ngerasain kalo gue dilihatin banyak orang dan itu semakin membuat tangisan gue pecah.
Kemudian gue tiba di taman rumahsakit itu. Gue duduk di kursi besi sambil memangku tas. Gue menutup mata gue dengan tangan dan gue menangis semakin keras. Lalu ada seseorang yang ikut duduk di sebelah gue.
Orang itu mengulurkan sapu tangan. Gue terima sapu tangan itu dan gue usap air mata gue. Gue noleh ke orang itu, ternyata dia dana. Dia memandangi gue. Kemudian dia menepuk punggung gue berniat untuk menenangkan gue.
Dana
: "mungkin riska masih kebawa emosi" gue mengangguk. Dana
: "gak usah sedih besok kita jenguk jack, kalaupun riska masih ngelarang lo, biar gue yang urus " Gue senyum dan itu pertama kalinya gue tersenyum semenjak jack ngomong sama gue di dalem kelas tadi. Kemudian dana mengantarkan gue pulang dan dia udah janji kalo besok mau ngajak gue buat ke rumahsakit lagi.
2