nevertalkAvatar border
TS
nevertalk
Terungkap! Ini Detik-detik Terakhir Jatuhnya Lion Air JT 610


Para pilot pesawat Boeing 737 Max milik Lion Air yang mengalami kecelakaan Oktober lalu dikabarkan membuka-buka sebuah buku panduan sesaat sebelum pesawat jatuh ke dalam air.

Mereka bermaksud mencari tahu alasan kenapa pesawat yang dikemudikannya meluncur ke bawah, tetapi tidak dapat menemukannya, kata tiga orang yang mengetahui isi perekam suara kokpit dari kotak hitam atau black box pesawat.

Penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat yang menewaskan 189 orang di dalamnya pada bulan Oktober itu telah menghasilkan relevansi baru ketika Administrasi Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat (AS) dan regulator lainnya melarang terbang model pesawat tersebut pekan lalu setelah mengalami kecelakaan lagi di Ethiopia.

Kecelakaan yang menimpa Ethiopian Airlines pada 10 Maret itu merupakan yang kedua dalam kurang dari lima bulan.

Penyelidik yang memeriksa kecelakaan di Indonesia sedang mencari tahu bagaimana sebuah komputer dapat memerintahkan pesawat untuk terjun bebas sebagai respons terhadap data dari sensor yang salah. Mereka juga sedang mencari tahu apakah pilot yang bertugas saat itu memiliki cukup pelatihan untuk menanggapi keadaan darurat dengan tepat, serta beberapa faktor lainnya.

Ini adalah pertama kalinya isi dari perekam suara pesawat Lion Airnahas itu dipublikasikan. Tiga sumber tersebut meminta identitas mereka disembunyikan, tulis Reuters, Rabu (20/3/2019).

Reuters tidak memiliki akses ke rekaman atau transkripnya.

Seorang juru bicara Lion Air mengatakan semua data dan informasi telah diberikan kepada penyelidik dan menolak berkomentar lebih lanjut.



Kapten pilot pesawat itu memegang kendali penerbangan Lion Air JT610 ketika pesawat baru itu lepas landas dari Jakarta, dan petugas pertama menangani radio, menurut laporan awal yang dikeluarkan pada bulan November.

Hanya dua menit setelah penerbangan, petugas pertama melaporkan adanya "masalah kontrol penerbangan" kepada petugas kontrol lalu lintas udara dan mengatakan pilot bermaksud mempertahankan ketinggian di 5.000 kaki, kata laporan pada bulan November.

Petugas pertama tidak merinci masalah tersebut, tetapi satu sumber mengatakan kecepatan udara disebutkan pada rekaman suara kokpit, dan sumber kedua mengatakan indikator menunjukkan ada masalah pada layar kapten pilot, dan bukannya pada layar petugas pertama.

Kapten pesawat meminta petugas pertama untuk memeriksa buku panduan referensi cepat, yang berisi daftar periksa untuk peristiwa abnormal, kata sumber pertama.

Selama sembilan menit berikutnya, pesawat itu memperingatkan pilot bahwa pesawat tengah berada di keadaan macet atau stall dan mendorong hidung ke bawah sebagai responsnya, menurut laporan itu. 

Posisi macet/stall adalah kondisi ketika aliran udara di atas sayap pesawat terlalu lemah untuk menghasilkan daya angkat dan sulit membuatnya tetap terbang.



Pilot pesawat itu berusaha keras untuk menaikkan ketinggian, tetapi komputer yang masih salah mencerna informasi tentang keadaan macet, terus mendorong hidungnya menggunakan sistem trim pesawat. Biasanya, trim menyesuaikan permukaan kontrol pesawat untuk memastikannya terbang lurus dan datar.

"Mereka tampaknya tidak tahu trim bergerak turun," kata sumber ketiga.

"Mereka hanya memikirkan kecepatan udara dan ketinggian. Itulah satu-satunya hal yang mereka bicarakan," tambahnya.

Pabrikan asal Amerika Serikat (AS) itu mengatakan ada prosedur terdokumentasi untuk menangani situasi tersebut. Kru yang berbeda di pesawat yang sama malam sebelumnya mengalami masalah yang sama tetapi berhasil menanganinya setelah menjalankan tiga daftar periksa, menurut laporan November.

Tetapi mereka tidak menyampaikan semua informasi tentang masalah yang mereka temui kepada awak di penerbangan berikutnya, kata laporan itu.

Pilot JT610 tetap tenang untuk sebagian besar penerbangan, kata tiga sumber. Menjelang akhir, kapten meminta petugas pertama untuk menerbangkan pesawat sementara dia memeriksa secara manual untuk menemukan solusinya.

Sekitar satu menit sebelum pesawat menghilang dari radar, kapten meminta kontrol lalu lintas udara untuk membersihkan lalu lintas lainnya di bawah 3.000 kaki dan meminta ketinggian ditetapkan di 5.000 kaki, yang kemudian disetujui, kata laporan awal.

Ketika kapten berusia 31 tahun itu gagal menemukan prosedur yang tepat dalam buku pegangan, petugas pertama yang berusia 41 tahun itu tidak dapat mengendalikan pesawat, kata dua sumber.

Perekam data penerbangan menunjukkan input kolom kontrol akhir dari petugas pertama lebih lemah daripada yang dibuat sebelumnya oleh pilot.

"Ini seperti ujian di mana ada 100 pertanyaan dan ketika waktunya habis Anda hanya menjawab 75," kata sumber ketiga. "Jadi, Anda panik. Ini adalah kondisi time-out."

Kapten kelahiran India itu terdiam pada akhirnya, ketiga sumber mengatakan, sementara petugas pertama asal Indonesia mengatakan "Allahu Akbar".

Pesawat kemudian menabrak air, menewaskan 189 orang di dalamnya.

Agen investigasi kecelakaan udara Prancis, BEA, pada Selasa mengatakan rekaman data penerbangan dalam kecelakaan Ethiopia yang menewaskan 157 orang "memiliki kesamaan yang jelas" dengan bencana Lion Air.

[table][tr][td][center][color=rgba(0, 0, 0, 0.5)][size=2]

[color=#000000][size=4][font=Arial, Helvetica, Tahoma]Sejak kecelakaan Lion Air, Boeing telah mengupayakan peningkatan perangkat lunak untuk mengubah seberapa banyak wewenang yang dapat diberikan kepada Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver atau MCAS. Sistem MCAS merupakan sistem anti macet (anti-stall) baru yang dikembangkan untuk 737 Max.


Penyebab kecelakaan Lion Air belum ditentukan, tetapi laporan awal menyebutkan sistem Boeing yang salah, sensor yang baru saja diganti, dan kurangnya pemeliharaan serta pelatihan maskapai merupakan beberapa penyebab kecelakaan tersebut.

Pada pesawat yang sama malam sebelum kecelakaan, seorang kapten di maskapai penerbangan rekanan Lion Air, Batik Air, ikut penerbangan di dalam kokpit dan memecahkan masalah kontrol penerbangan yang sama, kata dua sumber. 

Kehadirannya di penerbangan itu, pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg, namun tidak diungkapkan dalam laporan awal.

Laporan itu juga tidak termasuk data dari perekam suara kokpit, yang belum ditemukan dari dasar lautan sampai Januari. Soerjanto Tjahjono, kepala agen investigasi Indonesia KNKT, pekan lalu mengatakan laporan itu dapat dirilis pada Juli atau Agustus ketika pihak berwenang berusaha untuk mempercepat penyelidikan setelah terjadi musibah jatuhnya pesawat di Ethiopia.

Pada hari Rabu, ia menolak untuk mengomentari isi dari perekam suara kokpit dan mengatakan bahwa itu belum dipublikasikan.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...ion-air-jt-610
Diubah oleh KASKUS.HQ 21-03-2019 03:55
1
99.5K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Tampilkan semua post
GembelzBikerzAvatar border
GembelzBikerz
#10
Ampir mirip2 sama air craft investigation yg ane tonton...gegara stall juga....

Tapi yg ane tonton si pilot lagi istirahat, yg pegang kendali co pilot...trus tiba2 ada alarm bunyi..intinya si co pilot gak nyadar klo tuh pswt stall...krn bacaan speednya ngaco kena es klo gak slah, yg pipa itu...

Dlm kondisi kek gitu si co pilot narik tuas supaya idung pswt ngangkat, otomatis speed gak betambah malah makin pelan...cuman gak sadar krn instrumen speed sama posisi pswt ngaco...

Pas pilot kebangun trus masuk kokpit dah telat, lsg ngehantam air degn posisi pswt rata...

Co pilot sempet buka2 buku manual, pilotnya juga gitu buka2 buku manual tapi dah telat...
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.