nitadanieAvatar border
TS
nitadanie
Kamu Tetap Di Sanubariku




Tentu kau tahu bagaimana akhir dari kisah romeo dan julia ketika maut menjadi satu-satunya hal yang mampu memisahkan mereka. Juliet pura-pura mati saat hendak dinikahkan dengan pria pilihan kedua orang tuanya. Dia meminum sebuah ramuan yang membuatnya seperti orang mati. Tak ada detak jantung, tubuh menjadi dingin dan pucat selama dua hari. Romeo yang tidak mengetahui bahwa itu hanya sebuah kepura-puraan, patah hati kemudian membeli sebotol racun dan meminumnya di hadapan jasad Julia. Julia terbangun dia terkejut melihat pria yang di cintainya terbaring tak bernyawa di sampingya. Kemudian dia bunuh diri dengan menusukkan belati ke jantungnya.

      Cinta mereka di akhiri oleh kematian. Dan menjadi kisah yang di kenal orang sepanjang jaman tentang cinta yang sejati. Berbeda denganku. Yang hanya mampu membuat dan menulis kisah cintaku di halaman demi halaman buku harianku. menutupnya rapat-rapat dan hanya aku dan Tuhan lah yang tahu bagaimana isinya.

        Romeo dan Julia terlahir untuk saling mencintai berbeda denganku yang hanya mencintai dan mengagumi. Mereka saling bercengkrama untuk mengekspresikan perasaan mereka berbeda denganku yang untuk membayangkanya pun aku tak bisa. Mereka memiliki komitmen untuk saling setia dan aku hanya bisa berkata melihatnya bahagia pun sudah membuatku lega. ah shit. aku tidak pernah lega jika melihatnya berbahagia dengan wanita lain. 

      Aku meyakini apa yang aku rasakan adalah cinta. Cinta yang tak pernah sampai meski begitu banyak kesempatan untuk menyampaikannya. Cinta yang hanya mampu aku bisikan melalui udara yang halus. Begitu lembut ketika sampai ke telinganya dia tak menyadarinya. Atau kau tahu kisah Qais dan Layla? orang-orang menyebutnya pengantin dari surga. Pasangan yang saling mencintai dan saling setia walau terus terpisah karena keluarga layla yang tidak menyetujui hubungan mereka. Qais menjauhkan diri dari manusia dan tinggal di hutan bersama hewan-hewan. "pangeran Qais sudah gila karena layla, Dia Majnun." begitulah orang-orang membicarakannya. Hingga suatu saat layla mesti menjalani kimpoi paksa dengan lelaki yang tak pernah mampu menjamah keperawanan layla sampai akhir hayatnya. Layla meninggal karena sakit, disusul dengan kematian majnun di atas pusara wanita yang di cintainya .Tuhan menyatukan mereka kembali dalam dekap kematian hingga ke surga.

      Qais tidak gila, dia hanya rindu. Rindu kepada wanita yang juga mencintainya. Rindu kepada wanita yang sudah dipersunting laki-laki lain. Rindu kepada wanita yang belum pernah ia sentuh. Tapi Majnun beruntung walaupun layla tak pernah dapat dia miliki, cinta Qais tidak bertepuk sebelah tangan hati Layla sangat jelas hanya untuk Qais si Majnun.

      Baiklah. Sekarang aku akan bercerita mengenai kisah cintaku yang amat jauh berbeda dari kisah mereka. Tiga belas tahun yang lalu, rasa itu sudah mulai ku rasakan. Aku lupa berawal dari mana. Namun aku tahu, rasa itu ada sejak aku kelas lima SD dan dia terpaut lebih tua setahun dariku. Mungkin terlalu dini bagiku untuk merasakannya tapi itulah yang aku rasakan. Sekelebat dia datang dan kemudian meninggalkan jejak di hatiku dan tak bisa ku hilangkan hingga saat ini. 

    Rasa itu berlanjut hingga SMP. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan di sela-sela rimbun pohon atau dari balik pintu kelas, aku hanya berani menatapnya dari sisi dimana matanya tidak mampu menjangkau kebaradaanku. Sudah bertahun-tahun aku tidak pernah mempunyai keberanian untuk hanya sekedar melihat wajahnya secara langsung. Memperhatikan warna matanya, bentuk bibirnya, geliginya, hidungnya, atau bahkan telinganya. 

Bertahun aku merasakan ini, bertahun-tahun juga aku harus bersedih dan merasakan cemburu ketika saudaraku berhasil mendapatkan cintanya. Setelah putus giliran sahabatku yang beruntung menjadi pelabuhan cintanya. Aku hanya tersenyum dan mengucapkan selamat. Juga wanti-wanti agar mereka dapat menjaga hubungan mereka sebaik mungkin supaya langgeng. Ucapan yang klasik. Namun hanya itu yang mampu aku ucapkan di balik hatiku yang berkeping. 

Salahku tak pernah bilang pada siapapun, sehingga dia tak pernah tahu bahwa ada wanita yang benar-benar mendambakannya sedari dulu. Entah sudah berapa pria yang aku tolak hanya karena aku tak membiarkan sedikitpun pintu hatiku terbuka untuk pria lain selain dia. Indra.

Hubungan Indra dan sahabatku ternyata tidak berjalan dengan baik. Mungkin aku jahat ketika aku merasa bahagia ditengah kandasnya hubungan mereka. Tapi mau gimana lagi. Aku tak mau munafik toh mereka putuspun bukan salahku. Aku merasa kesempatanku kembali terbuka untuk segera mengisi hatinya yang mungkin sedang patah. Hanya saja aku masih tidak tahu dari mana semua harus aku mulai.

Setelah lulus SMP, aku mendaftar ke SMA yang sama dengannya. Kemudian masuk ke ekskul yang sama. Harapanku masih terus menyala meski sedari dulu aku hanya jalan ditempat. Menjelang bulan ketiga dikelas sepuluh kebahagiaan mendatangiku. Mungkinkah angin menyampaikan pesanku padanya. Ataukah Tuhan memang mengabulkan doa yang selalu kupanjatkan. Sepulang sekolah, sendirian aku berjalan menuju ruang eskul teater. Tiba-tiba seseorang menepuk pudakku dari belakang. “Nit, bareng yuk”.  Jantungku berdetak sangat cepat, bulir keringat berpeluh didahiku. Terakhir kami bertegur sapa saat SMP. Itupun ketika dia mengantar pulang sepupuku saat mereka masih berpacaran. Akupun berjalan bersamanya menuju ruang teater. Sejak saat itu kami mulai sering SMS-an.

Hari itu, tepatnya 22 Desember 2009. Tuhan kembali menjawab doaku. Kami jadian setelah dia menyatakan perasaannya diteras rumahku. Tak banyak usahaku untuk mendapatkannya. Aku hanya bersabar dan terus berdoa hingga Tuhan sendiri yang mengantarkan hati Indra untukku.

Semua berjalan baik. Berangkat sekolah bersama, pulang bersama, ekskul bersama, dan tentunya apel hampir disetiap malam minggu dengan catatan hanya sampai jam sepuluh malam. Itupun hanya diteras rumah. Entah mengapa Ibuku tidak memperkenankan kami mengobrol didalam rumah. Tidak banyak hal yang terjadi selama kami berpacaran. Kami mengerti batas-batas moral yang harus kami pertahankan. Meski begitu, terkadang hubungan kami diterpa gosip miring. Mungkin karena jarak rumah kami yang dekat, dan orang –orang terlalu sering melihat kami jalan berdua. Tentu kamu tau seberapa besar kekuatan gosip bukan? Di telinga orang pertama Gosip itu hanya bertuliskan huruf A. Namun ditelinga orang ke sekian, gosip itu akan bertambah menjadi ABCD hingga Z.

Gosip itu pun  sampai ke telinga ibu dan bapakku. Tidak mau percaya begitu saja, ibu dan bapak menanyakan kebenarannya langsung padaku dan Indra. Dengan tegas kami menjawab bahwa itu berita bohong. Aku bersumpah Indra masih menjaga kehormatanku “Ibu juga tahu kan aku tidak pernah kemana-mana, bertemu pun ya hanya di rumah, juga saat berangkat dan pulang sekolah. Fikiran mereka saja yang sudah kotor” Bantahku pada ibu.


“Bukan apa-apa Dek. Ibu percaya sama kalian berdua. Toh kalianpun kalo pacaran ya disini. Masih bisa ibu kontrol. Ibu juga tahu kesibukan kalian disekolah seperti apa. Tapi ya gini, kita tidak bisa memaksakan pemikiran orang lain terhadap kita. Apalagi sekarang gosip jelek sudah menyebar. Ibu juga sudah bicara sama orang tua Indra kemarin pas ketemu mengenai gosip ini.”

“Lalu?” Jawabku.

“Sebelumnya Ibu minta maaf pada kalian berdua. Ibu dan Bapak tidak ada maksud untuk memisahkan hubungan kalian. Ibu sangat setuju Indra anak yang baik. Ibu tahu Indra sejak kecil. Ibu hanya meminta tunda dulu hubugan kalian. Sekarang kalian harus fokus sekolah. Kalian tidak mau kan ibu nikahkan sekarang-sekarang? Indra fokus dulu ujian. Persiapan kalo mau kuliah, atau langsung kerja nantinya. Nita juga fokus sekolah dulu ya. Nah kalo udah selesai sekolahnya. Itu terserah kalian. Kalian yang akan mengatur kemana nantinya kalian akan melangkah. Ibu hanya minta untuk saat ini. Tunda dulu hubungan kalian. Sekarang ibu mau kedalam dulu. Silahkan kalian berdua bicarakan hal ini baik-baik ya.” Ibu dan Bapak langsung beranjak meninggalkan kami berdua di ruang tamu.

Pembicaraan yang akhirnya mengundang basah dimataku. Kami beku dalam pandangan yang lama hingga Indra membuka mulutnya dan berkata “Nit, benar ibumu bilang. Mungkin kita harus menjaga jarak, dan fokus pada prioritas masing-masing.”

Pikiranku kacau. Aku tidak mau berpisah namun aku juga tidak mau jika gosip seperti ini mempermalukan keluarga kami berdua.

Aku mengangguk sambil sesegukan, kemudian bertanya “Lalu. Kedepannya akan seperti apa?”

“Percayalah. Gosip seperti ini tidak akan mengubah perasaanku. Aku selalu percaya bahwa kamu akan menjadi wanita yang pantas mendampingiku kelak. Asal kamu sabar. Tunggu aku, Aku akan akan datang lagi bersama keluargaku untuk menikahimu. Aku pamit ya, salam buat ibu dan Bapak”.

Diruang tamu. 20 Januari 2012..

***


“Yank, ayo pulang” Suara suamiku memanggil.

“Iya"

Sebelum pulang, kutinggalkan seikat bunga di depan batu nisan bertuliskan :
Indra
Bin
Ahmad
Lahir : Garut 2 Januari 1992
Wafat : Garut, 24 September 2016


2016, Indra di panggil Tuhan karena Sakit.


Nita.
Bandung, 17 Februari 2019
Diubah oleh nitadanie 26-10-2022 16:31
2
637
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
skydaveeAvatar border
skydavee
#9
Quote:


Yuhuu.. ada mega. Gimana kbrnya? Sehat?
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.