albertcamusAvatar border
TS
albertcamus
Budak Cinta Masa Lalu



Quote:



Tiga tahun lebih telah kita lewati bersama dalam sebuah hubungan percintaan khas ala remaja. Berawal dari pertemuan yang tidak kita sengaja di penghujung masa sekolah menengah pertama.

Kau dan Aku adalah sesosok manusia labil yang sedang dilanda percintaan. Kita sudah banyak melalui perjalanan ini dengan suka dan duka. Kini, menginjak 3 tahun kita memadu kasih, akhirnya kita berpisah. Perpisahan yang tidak baik-baik saja.

"Aku mau putus," kataku dalam wajah yang datar.

Aku mengatakan itu dalam keadaan emosi yang sangat tenang. Tidak ada raut wajah sedih yang kupancarkan; tak ada air mata yang terjatuh; tak ada basa basi. 
Aku adalah orang yang paling pantang menyebutkan kata perpisahan seperti putus, break, atau udahan, dan lain sebagainya. Bagiku, kata tersebut adalah kata yang sangat sakral. Pantan untuk diucapkan. Sekali terucap, maka berarti aku berucap dengan sungguh-sungguh.

"Kamu serius?" ucapmu dengan wajahmu yang mencerminkan wajah terheran-heran.

"Iya, aku serius"

"Baiklah kalau begitu. Jangan sesali keputusan yang sudah kamu buat." Kau pun pergi meninggalkanku di tengah-tengah kerumunan orang yang sedang asik berpacu pada waktu untuk mengejar perkuliahan yang sedang berlangsung di masing-masing kelas.


Jujur aku tidak mengerti. Sungguh aku benar-benar bingung. Kau menyukai seseorang; kau berkata jujur padaku; kau pun tidak mau meninggalkan perasaanmu kepadanya. Kita memang tergolong pasangan yang unik. Jika masing-masing dari kita menyukai orang lain, kita akan saling berterus terang. Saat dulu kau menyukai lelaki lain, kau bercerita padaku. Aku pun demikian. Saat menyukai wanita lain, aku akan berterus terang padamu. Hal ini kita lakukan berulang kali. Tetapi, semua peristiwa itu bisa kita lalui karena adanya keinginan untuk menjauhi  "orang lain" tersebut. Pada kasus satu ini, ini sama sekali berbeda. Kau tidak bisa menjaga jarak dengannya.

*********

Saat setelah  2 bulan kita resmi berpisah, kau tiba-tiba menghubungiku. Pagi-pagi aku terbangun dan mendapati pesan yang berasal darimu.

"Balikan, yuk?" begitu kra-kira pesan yang terbaca olehku.

"Gak usah ya, kita jalan masing-masing aja. Kamu jalanin aja hubungan sama laki-laki yang kamu suka itu," balasku.

"Yaudah." balasmu singkat.

Dan setelah itu kita tidak ada lagi berhubungan sama sekali. Baik bertemu, maupun berkomunikasi melalui haphone.

Jujur aku akui, aku resah. Aku galau. Aku seperti orang gila.
Kamu, wanita yang telah mengisi hari-hariku selama beberapa tahun ini, hilang begitu saja.

Berawal dari kegelisahan yang tidak berkesudahan, selang beberapa hari, aku mendatangi rumahmu. Kukatakan padamu bahwa aku masih menaruh rasa dan berharap agar kita bisa menjalin kisah asmara lagi.
Kemudian aku dihentakkan dengan kalimat yang keluar dari bibirmu.

"Aku sudah pacaran sama dia," ujarmu.

"Oh ya?" Jawabku singkat dan aku tau harapanku untuk menjali hubungan denganmu sudah pupus sejak dia jawab pertanyaanku tadi.

"Aku mau jujur. Sebenarnya aku menjalin hubungan dengan dia sudah sejak lama, bahkan sebelum kita putus. Aku tau aku salah, maafkan aku," Katamu dengan air mata yang mulai menetes membasahi kedua pipi yang dulunya sering aku sentuh dengan jemariku.

"Aku juga tempo hari ajak kamu balikan sebenarnya cuman iseng," sambungmu.

GILA! duniaku serasa mau rubuh seketika. Aku tau dan bisa bersabar saat kamu akhirnya tetap menaruh hati kepada dia. Tetapi aku tidak menyangka bahwa kamu, yang selalu aku percaya selama bertahun-tahun, telah menduakanku bahkan semenjak kita masih berstatus pacaran!

Dan lebih gilanya lagi, kau mengajak kita untuk rujuk hanya untuk sekadar iseng belaka? sungguh tega dan seperti psikopat tingkah lakumu kali ini. Jika aku mengiyakan bagaimana? Ah, sungguh-sungguh tega dirimu kali ini.

Aku terdiam. Aku sama sekali menjadi seperti patung. Aku tak tau harus berkata apa lagi. Di satu sisi, hatiku teramat hancur. Tetapi di sisi lain, hatiku masih memiliki ruang yang seharusnya kamu huni.

"Bagaimana kalau aku menjadi yang kedua saja? Aku rela." Kalimat itu begitu saja keluar dari mulutku. 

Jika dilihat dari fakta yang ada, "orang itu" adalah orang ketiga di antara hubungan kami. Dan sekarang aku mengemis kepadanya untuk dijadikan orang ketiga di antara hubungan mereka. Hubungan dia dan "orang itu". Ini adalah titik terendahku sebagai manusia. Aku mengemis memohon padanya agar mau kembali dalam pelukanku, meskipun aku menjadi yang ketiga. Dengan ucapanku tadi, secara resmi aku tela menjadi budak cinta.

"Sudahlah, mungkin ini memang yang terbaik. Aku yakin suatu saat nanti kamu akan menemukan sosok yang lebih baik daripada aku." 

Itulah kata-kata terakhirmu aku ingat. Setelahnya, aku pergi meninggalkan rumahmu dengan hati yang tidak karuan. Aku merasa dibodohi. Tidak, aku memang dibodohi selama ini. Aku tolol. 

*********

Kini, telah 5 tahun kita berpisah. Tak ada lagi rasa, tak ada pula kabar.
Aku tau, beberapa waktu lalu kamu akhirnya menikah dengan "dia" yang dulunya menjadi orang ketiga itu.
Benar katamu, aku sekarang telah menemukan sosok wanita yang jauh melampauimu dalam segala hal. Dia jauh lebih baik daripada dirimu. Aku menyayanginya dengan sepenuh hati.
Beruntung rasanya aku bisa berpisah denganmu, karena tanpa berpisah, aku tidak akan menemukan wanita yang sekarang sedang aku sayangi ini.


TAMAT



Diubah oleh albertcamus 19-03-2019 09:59
0
553
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Tampilkan semua post
albertcamusAvatar border
TS
albertcamus
#2
Quote:


Bener gan. Amit2 dah kalau cerai
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.