- Beranda
- Stories from the Heart
Tak Punya Hati ?
...
TS
seenue
Tak Punya Hati ?
Ada saat, dimana kehidupan hanyalah omong kosong belaka.
Spoiler for Index:
Adakah Senyum di Semarang,
Spoiler for Index:
Diubah oleh seenue 06-05-2020 14:27
dbase51 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
30.5K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
seenue
#20
Rasaku teramat sederhana, mungkin juga.. saking sederhananya, sampai-sampai sudah nggak ada juga nggak terasa, seperti menu yang gw santap.. rasanya ya pecel, terakhir kenyang.
Sudah lama gw ngak punya selera buat makan apa dan apa, padahal.. dulu gw sering kulineran. Entahlah, gw juga bingung. Sampai siang, gw ditemenin Ezii, dia banyak cerita.. sedangkan gw.. ya cuma jadi pendengar, toh dia juga asik terus. Satu yang gw suka sama dia, kepribadianya cair, ramah dan apa-adanya, cantik iya.. tapi masih banyakan Lola cantiknya. Ezii lebih nonjol ke pribumianya. Manis, nggak kalah manis sama jihan audy, bedanya.. jihan agak gemukan dan pendek, sedangkan Ezii, tinggi dan badanya bagus, mungkin sekarang masih dalam tahap persemaian, nanti.. kalau sudah kerawat dan mau dandan, tak jamin.. cantiknya bakal lebih-lebih.
Meskipun, gw juga nggak ngerti-ngerti amat perihal istilah cantik?. Bisa jadi cantik karena goog looking, atau cantik karena inerbeautynya. Nggak ngefek juga sama gw.
"Mas.."
"Emm.." gw jawab sekenanya, lagi baca berita soalnya.
"Kapan terakhir balik?"
"Nggak tau, lupa.."
"Buset, betah di sini?"
"Ya bukan betah atau nggak, cuma.. hidup ku ya sudah seperti ini, suka nggak suka, asal aku nyaman ya sudah,"
"Gitu ya, eh ta.. liburan nanti.. gimana kalau mas ikut aku mudik, nanti tak ajak main.., lagian kita lo tetangga kota, deket juga to.."
"Nggak janji ya,"
"Siap.."
"Btw, gak papa kan aku main kesini? takut e ada yang marah atau kena grebek,"
"Santai ae, gw free.., oh ya.. makasih ya nasinya, kapan-kapan aku balas.."
"Halah mas, kek apa ae.. kita lo tetanggaan.."
"Tapi beneran, masnya free.. kok nggak yakin ya aku,"
"Nggak percaya, ya udah.." gw ngakak sebenarnya, soalnya.. mukaku rada judes dikit.
"Yee, gitu ae ngambek.., dasar jomblo.. hahahahaha"
".........."
Gw diem, mau tertawa juga tapi gengsi. Masa iya, gw mensyukuri kejombloan gw? nggak lah.
Kita ngobrol receh sampai siang, baru setelah dia balik.. gw mandi dan aktifitas mingguan, meski banyak nggak ingatnya. Klau lagi pengen ya lakuin, kalau nggak ya mager. Gw mulai dari pelemasan otot-otot, Baru Sit up, pus up dan gerakan ketangkasan lainya. Selama satu jam-an, peluh gw mulai keluar, meski satu tetes, capek.
Selesai main-main gw mandi, cukup lama untuk ukuran cowok? mungkin. Kamar mandi gw juga cukup nyaman untuk bermalas-malasan, seperti membiarkan diri duduk sembari terkucur air dari selang, modifan sih. Shower-nya lagi rusak, nngak rusak sebenarnya, terlalu tumpah.. jadi nggak enak.
Sejenak gw amati diri gw yang masih polos, dari ujung kaki sampi ujung kepala. Sembari mikir, gw ini sudah tua.. tapi kenapa gw masih seperti bocah ya, entah itu yang di dalem atau yang di luar. Mereka, banyak menganggapku masih bocah, kisaran umur 22 tahun-an, What?!. Apakah semuda itu? atau.. karena fisik gw saja yang nggak pernah kena tekanan? atau otak gw saja yang mendasari appa yang tercetak di penampilan gw selalu kelihatan muda?. gw nggak tau. Mungkin, Tuhan bakal main-main sama profilku yang nggak tua-tua, meski teman-temanku sudah banyak yang menua setelah memiliki momongan.
Dah lupakan, nggak penting. Kalaupaun itu karunia, cukup terima, nikmati dan syukuri. Simple.
Setelah satu jam-an mandi, gw keluar kamar mandi dengan handuk putih, mini.. cos nggak suka gw yang handuk besar, susah jemurnya. Dan ya, Rania sudah stay di ruang tengah, nonton Tv sambil nyemil. Gw kaget, pasti.. yang nggak kaget ya cueknya itu. Jujur, gw agak keberatan dengan sikapnya yang sekarang, seperti nggak punya sopan santun, semaunya sendiri, nggak seperti Lola yang gw kenal dulu, jauh.
Gw cus ganti, terus nyamperin dia yang masih sibuk dengan keripik singkongnya.
"Dari mana.."
"Nggak dari mana-mana,"
"Terus..'
'Aku mau tidur, capek.."
Lah, siapa yang punya rumah kalau seperti ini, karena gw orang baik ya monggo, toh.. gw yang dapet pahala, mangkanya gw tetep kelihatan muda, nggak pelit soalnya. Kan prinsip gw satu, asal dia nggak bikin onar dan nyusahin gw yang kelewat, gw masih maklum.. apalagi dia juga bukan orang baru?.
Sebagai seseorang yang pernah bersama dia cukup lama, malah sudah janji mau nikah.. sampai juga dia kena sledingan orang, toh.. gw juga masih biasa saja, mungkin.. orang baik ya cuma akan jadi seperti ini, kalau nggak di manfaatin ya di bohongin?. hahahaha.
Next, karena rania juga sudah molor.. gw juga nggak mau mikir yang aneh-aneh, maka.. dengan sangat bahagia, gw nyepi di balkon.. cukup panas, jadi gw kabur ke tempat kerja gw, Buka lepi dan browsing sana-sini. Isinya.. kalau nggak yang sensasional ya pilitik. Muak sih, tapi itulah kita. entah sampai kapan media-media ini berkonten seperti itu, saling buka aib dan saling serang. Yang satu menyuarakan perlawanan, yang satu mengatakan kewarasan. Hoak merajalela, bodoh diumbar dimana-mana.. terus, untungnya apa? nggak ada, maksimal ya kepuasan pribadi, dari hati yang rusak dan terus di formalin dengan berita hoax, profokasi, blunder, isu, doktrin.. sampai hatinya tertutup dari sekata kebenaran yang seharusnya rasional.
Buta mata, buta hati.. yang dasarnya sudah fanatik, kena firus semacam itu.. jadi babi berkepala onta, atau.. yang sudah umum, minyak babi cap onta. Entah, apa yang di pikirkan manusia-manusia ini. Sesama saudara sendiri saling serang, tuduh sana-tuduh sini, kalau masih belum puas.. serang sana yang bukan kelompoknya, serang sana yang bukan sesama agama. Alangkah TOLOLNYA manusia-manusia ini, dan tolol kuadratnya.. manusia-manusia ini selalu diberi pangung untuk berceloteh ria. mau dibawa kemana keadaban bangsa ini?.
Atau, baru sadar kalau sesama anak bangsa saling sembelih? baru sadar kalau anak-anak kita nggak bisa lagi sekolah, nggak bisa lagi bermain.. karena bodohnya orang tua, muda yang di otaknya hanya perang-perang dan perang. Jika saja mereka punya telingga, gw mau korek itu kotoran yang sudah mendaki-daki wujudnya.
Lupakan mereka, kalu nggak ada mereka.. media nggak akan berkembang se tanpa busana ini.
Tapi, gw bermimpi.. suatu saat nanti, kita saling bergandengan tangan.. saling senyum dalam duduk dan ngopi bersama, entah itu mengurai permasalahan atau berdiskusi apa saja, otak di pakai bukan dengkul yang di pakai. hingga sampai kepada, keadilan dan kedamaian yang hakiki. tapi, itu hanyalah mimpi.. satu yang pasti, jangan sampai negeri ini bubar, kalau sampai bubar.. tangan-tangan luar akan bersorak, ibarat mereka sudah puasa bertahun-tahun, lantas.. di depanya terhidang sempalan-sempalan daging yang maha lezat. Toh kalau sudah pecah, pecahan itu juga nggak bisa apa-apa, selain jadi budak.. mereka-mereka yang punya modal dan kekuatan.
Jaga hati, jaga kewarasan dan jaga NKRI. Terlalu mahal jika darah harus mengalir lagi, cukup nenek-nenek kita yang menjadi tumbal berdirinya Negeri ini, kita jangan samapi jadi generasi durhaka, malu-lah sama mereka yang berjuang dengan taruhan nyawa.
Sampai disini, kadang gw ngelus dada. Tapi, juga nggak ada gunanya juga kalau gw harus tersesat di narasi-narasi dan kenyataan yang ada, bisa jadi.. gw akan berat sebelah dan jadi seperti mereka, buta.
Sudah lama gw ngak punya selera buat makan apa dan apa, padahal.. dulu gw sering kulineran. Entahlah, gw juga bingung. Sampai siang, gw ditemenin Ezii, dia banyak cerita.. sedangkan gw.. ya cuma jadi pendengar, toh dia juga asik terus. Satu yang gw suka sama dia, kepribadianya cair, ramah dan apa-adanya, cantik iya.. tapi masih banyakan Lola cantiknya. Ezii lebih nonjol ke pribumianya. Manis, nggak kalah manis sama jihan audy, bedanya.. jihan agak gemukan dan pendek, sedangkan Ezii, tinggi dan badanya bagus, mungkin sekarang masih dalam tahap persemaian, nanti.. kalau sudah kerawat dan mau dandan, tak jamin.. cantiknya bakal lebih-lebih.
Meskipun, gw juga nggak ngerti-ngerti amat perihal istilah cantik?. Bisa jadi cantik karena goog looking, atau cantik karena inerbeautynya. Nggak ngefek juga sama gw.
"Mas.."
"Emm.." gw jawab sekenanya, lagi baca berita soalnya.
"Kapan terakhir balik?"
"Nggak tau, lupa.."
"Buset, betah di sini?"
"Ya bukan betah atau nggak, cuma.. hidup ku ya sudah seperti ini, suka nggak suka, asal aku nyaman ya sudah,"
"Gitu ya, eh ta.. liburan nanti.. gimana kalau mas ikut aku mudik, nanti tak ajak main.., lagian kita lo tetangga kota, deket juga to.."
"Nggak janji ya,"
"Siap.."
"Btw, gak papa kan aku main kesini? takut e ada yang marah atau kena grebek,"
"Santai ae, gw free.., oh ya.. makasih ya nasinya, kapan-kapan aku balas.."
"Halah mas, kek apa ae.. kita lo tetanggaan.."
"Tapi beneran, masnya free.. kok nggak yakin ya aku,"
"Nggak percaya, ya udah.." gw ngakak sebenarnya, soalnya.. mukaku rada judes dikit.
"Yee, gitu ae ngambek.., dasar jomblo.. hahahahaha"
".........."
Gw diem, mau tertawa juga tapi gengsi. Masa iya, gw mensyukuri kejombloan gw? nggak lah.
Kita ngobrol receh sampai siang, baru setelah dia balik.. gw mandi dan aktifitas mingguan, meski banyak nggak ingatnya. Klau lagi pengen ya lakuin, kalau nggak ya mager. Gw mulai dari pelemasan otot-otot, Baru Sit up, pus up dan gerakan ketangkasan lainya. Selama satu jam-an, peluh gw mulai keluar, meski satu tetes, capek.
Selesai main-main gw mandi, cukup lama untuk ukuran cowok? mungkin. Kamar mandi gw juga cukup nyaman untuk bermalas-malasan, seperti membiarkan diri duduk sembari terkucur air dari selang, modifan sih. Shower-nya lagi rusak, nngak rusak sebenarnya, terlalu tumpah.. jadi nggak enak.
Sejenak gw amati diri gw yang masih polos, dari ujung kaki sampi ujung kepala. Sembari mikir, gw ini sudah tua.. tapi kenapa gw masih seperti bocah ya, entah itu yang di dalem atau yang di luar. Mereka, banyak menganggapku masih bocah, kisaran umur 22 tahun-an, What?!. Apakah semuda itu? atau.. karena fisik gw saja yang nggak pernah kena tekanan? atau otak gw saja yang mendasari appa yang tercetak di penampilan gw selalu kelihatan muda?. gw nggak tau. Mungkin, Tuhan bakal main-main sama profilku yang nggak tua-tua, meski teman-temanku sudah banyak yang menua setelah memiliki momongan.
Dah lupakan, nggak penting. Kalaupaun itu karunia, cukup terima, nikmati dan syukuri. Simple.
Setelah satu jam-an mandi, gw keluar kamar mandi dengan handuk putih, mini.. cos nggak suka gw yang handuk besar, susah jemurnya. Dan ya, Rania sudah stay di ruang tengah, nonton Tv sambil nyemil. Gw kaget, pasti.. yang nggak kaget ya cueknya itu. Jujur, gw agak keberatan dengan sikapnya yang sekarang, seperti nggak punya sopan santun, semaunya sendiri, nggak seperti Lola yang gw kenal dulu, jauh.
Gw cus ganti, terus nyamperin dia yang masih sibuk dengan keripik singkongnya.
"Dari mana.."
"Nggak dari mana-mana,"
"Terus..'
'Aku mau tidur, capek.."
Lah, siapa yang punya rumah kalau seperti ini, karena gw orang baik ya monggo, toh.. gw yang dapet pahala, mangkanya gw tetep kelihatan muda, nggak pelit soalnya. Kan prinsip gw satu, asal dia nggak bikin onar dan nyusahin gw yang kelewat, gw masih maklum.. apalagi dia juga bukan orang baru?.
Sebagai seseorang yang pernah bersama dia cukup lama, malah sudah janji mau nikah.. sampai juga dia kena sledingan orang, toh.. gw juga masih biasa saja, mungkin.. orang baik ya cuma akan jadi seperti ini, kalau nggak di manfaatin ya di bohongin?. hahahaha.
Next, karena rania juga sudah molor.. gw juga nggak mau mikir yang aneh-aneh, maka.. dengan sangat bahagia, gw nyepi di balkon.. cukup panas, jadi gw kabur ke tempat kerja gw, Buka lepi dan browsing sana-sini. Isinya.. kalau nggak yang sensasional ya pilitik. Muak sih, tapi itulah kita. entah sampai kapan media-media ini berkonten seperti itu, saling buka aib dan saling serang. Yang satu menyuarakan perlawanan, yang satu mengatakan kewarasan. Hoak merajalela, bodoh diumbar dimana-mana.. terus, untungnya apa? nggak ada, maksimal ya kepuasan pribadi, dari hati yang rusak dan terus di formalin dengan berita hoax, profokasi, blunder, isu, doktrin.. sampai hatinya tertutup dari sekata kebenaran yang seharusnya rasional.
Buta mata, buta hati.. yang dasarnya sudah fanatik, kena firus semacam itu.. jadi babi berkepala onta, atau.. yang sudah umum, minyak babi cap onta. Entah, apa yang di pikirkan manusia-manusia ini. Sesama saudara sendiri saling serang, tuduh sana-tuduh sini, kalau masih belum puas.. serang sana yang bukan kelompoknya, serang sana yang bukan sesama agama. Alangkah TOLOLNYA manusia-manusia ini, dan tolol kuadratnya.. manusia-manusia ini selalu diberi pangung untuk berceloteh ria. mau dibawa kemana keadaban bangsa ini?.
Atau, baru sadar kalau sesama anak bangsa saling sembelih? baru sadar kalau anak-anak kita nggak bisa lagi sekolah, nggak bisa lagi bermain.. karena bodohnya orang tua, muda yang di otaknya hanya perang-perang dan perang. Jika saja mereka punya telingga, gw mau korek itu kotoran yang sudah mendaki-daki wujudnya.
Lupakan mereka, kalu nggak ada mereka.. media nggak akan berkembang se tanpa busana ini.
Tapi, gw bermimpi.. suatu saat nanti, kita saling bergandengan tangan.. saling senyum dalam duduk dan ngopi bersama, entah itu mengurai permasalahan atau berdiskusi apa saja, otak di pakai bukan dengkul yang di pakai. hingga sampai kepada, keadilan dan kedamaian yang hakiki. tapi, itu hanyalah mimpi.. satu yang pasti, jangan sampai negeri ini bubar, kalau sampai bubar.. tangan-tangan luar akan bersorak, ibarat mereka sudah puasa bertahun-tahun, lantas.. di depanya terhidang sempalan-sempalan daging yang maha lezat. Toh kalau sudah pecah, pecahan itu juga nggak bisa apa-apa, selain jadi budak.. mereka-mereka yang punya modal dan kekuatan.
Jaga hati, jaga kewarasan dan jaga NKRI. Terlalu mahal jika darah harus mengalir lagi, cukup nenek-nenek kita yang menjadi tumbal berdirinya Negeri ini, kita jangan samapi jadi generasi durhaka, malu-lah sama mereka yang berjuang dengan taruhan nyawa.
Sampai disini, kadang gw ngelus dada. Tapi, juga nggak ada gunanya juga kalau gw harus tersesat di narasi-narasi dan kenyataan yang ada, bisa jadi.. gw akan berat sebelah dan jadi seperti mereka, buta.
tikusil dan 4 lainnya memberi reputasi
5