- Beranda
- Stories from the Heart
Bintang Itu Bersinar
...
TS
kurniawanjack
Bintang Itu Bersinar

Tentang Jack dan tentang masa remajanya
Cowok SMK yang gak jauh-jauh dari kata:
-Nyebelin
-Rusuh
-Brengsek
-Absurd
-Trouble maker
Karna moto hidupnya waktu SMK adalah
" Mumpung masih sekolah. Cari warna! Soalnya kalo udah gede di tuntut cari duit terus, gak ada waktu buat cari warnanya. Kalo bisa pun, gak jauh-jauh dari cari warna buat istri sama anak"
Moto yang aneh bukan? Memang, dan jack baru sadar saat dia sudah dewasa.
Quote:
Semoga kalian juga mendapatkan Bintang kalian sendiri
Quote:
Quote:
Silahkan dibaca ya
Diubah oleh kurniawanjack 16-01-2022 02:40
nona212 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
6.1K
48
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
kurniawanjack
#9
Eps 5 Tantangan Dari SMA 3
Jum'at malam itu gue lagi main game online di komputer gue, dan gue denger ada yang mencet bel rumah gue. Gue buka pintu depan dan ada sahabat gue bawa tas,dan dia masih memakai seragam almamater smk yang penuh noda tanah dan sedikit sobek di lengan kirinya. "Gue rasa dia habis berantem sama bokapnya lagi" pikir gue.
Dana
: "hehe, numpang tidur sini yak" masuk kedalem dan langsung duduk di ruang tamu.
Gue
: "kenapa lagi lo, berantem?
"
Dana
: "ah cuma masalah sepele kok"
Gue
: "sepele mata lu, itu pipi lu sampe biru-biru gitu" gue tabok pipinya pelan.
Dana
: "YA JANGAN DI PEGANG JUGA!! "
Tiba-tiba nyokap gue datang.
Nyokap
: "apa'an sih malem-malem gini berisik " nyokap kaget ketika ngeliat dana membawa tas dengan muka yang acak-acakan.
Nyokap
: "DANA!!, Kamu kenapa?
" nyokap berlari sebentar kemudian berdiri di samping gue.
Gue
: "buat masalah lagi dia, trus mau tidur di sini beberapa hari " gue noleh ke nyokap.
Nyokap
: "kalo tidur sini mah boleh-boleh aja, toh kamu juga sering tidur di sini sama si jack, tapi kamu buat masalah apa lagi danaaa"
Dana hanya tersenyum, memperlihatkan kalau dia baik-baik saja tapi gue tau kalau dia merahasiakan sesuatu yang menyakitkan bagi dia. Kemudian gue suruh mandi dia sementara gue membawakan tasnya. Selesai mandi gue liat dana masih memakai seragam sekolah, gue ambilin baju yang muat buat dia, dan gue suruh dana ganti baju.
Gue
: "ke basecamp yok, biar lo gak sedih lagi"
Dana
: "gue gak sedih kok"
Gue
: "ngibul mulu lo" gue acak-acakin rambut dia.
Gue
: "gue tuh udah lama kenal lo, lo kentut aja gue hafal" dana diem. Gue tarik lengan bajunya.
Gue
: "udah ayok, kelamaan ngelamun gak bikin kenyang " gue ambil kunci motor gue.
Gue
: "bawa sendiri apa nebeng? "
Dana
: "bawa sendiri aja lah, biar bisa boncengin cewek" dia mengambil kunci motornya.
Kenapa gue gak nanya lagi masalahnya dana?, itu karena gue udah paham bagaimana keluarganya sekarang ini, dimana nyokapnya punya suami lagi dan bokapnya jadi pemabuk berat.
Kemudian kami pergi ke tempat di mana kami dan yang lain biasa nongkrong. Sesampainya di sana gue liat dana udah bahagia kembali, "dana yang keras kepala dan kocak itu telah kembali ". Kemudian ada salah satu temen gue ngomong ke gue(panggil aja dia ivan,anak kelas 2 jurusan pemasaran, anak motor dan dia sepupunya tiya).
Ivan
: "gimana tiya, masih marah sama lo? " gue mengangguk.
Kemudian ada satu anak naik motor dan gembar-gembor di depan kami. "Woy SMA 3 woy, SMA 3 " teriak salah satu temen gue. Setelah beberapa temen gue menghampiri dia,dan anak itu langsung pergi.
Gue
: "tenang, ini markas kita" teriak gue.
Gak lama kemudian ada segerombolan anak mendekati basecamp kami. Gak butuh waktu lama gue bisa mengenali mereka, yak mereka adalah anak SMA 3. Mereke kemungkinan ada 20 sampai 25 anak, sementara kami hanya tersisa 17 anak dan yang lain pergi termasuk anak-anak cewek.
Salah satu dari mereka melemparkan flare ke arah kami, dan ada teriakan "MAJU SINI LO!! " gue gak tau siapa yang teriak,entah dari kami atau mereka.
Dalam sekejap suasana berubah menjadi tegang. Kami bertarung, darah berceceran dimana-mana, suara logam berbenturan saling bersautan. Banyak yang terluka, banyak yang pingsan, tapi untungnya gak ada yang meninggal dunia.
Gue melihat ivan tak berdaya saat di seret oleh dua anak dari mareka, gue lempari mereka dengan batu dan gue teriak ke dana "DAN IVAN DAN!! " dana mencari ivan kemudian mengejarnya, dana maju sendirian demi menyelamatkan ivan, gue coba melempari mereka yang menyerang dana. Akhirnya dana berhasil mendapatkan ivan, dia menyeret ivan yang sedang pingsan. Gue ambil clurit yang tergeletak di deket gue, kemudian gue lindungi dana dan ivan. Sampai di motor gue, gue boncengin ivan yang gak sadarkan diri.
Baru juga gue naikin ivan, tiba-tiba suara sirine mobil polisi terdengar, kemudian warga berdatangan mencoba melerai kami.
Gue pacu motor gue agak cepet dan dana di samping gue mencoba menjaga ivan agar tidak jatuh, gue pegang kedua tangan ivan dengan tangan kiri gue agar dia tidak jatuh juga. Beberapa kali kami berhenti untuk membenarkan posisi ivan. Dan gue putuskan untuk membawa ivan ke bascamp kami yang lain.
Sesampainya di sana, gue dan dana membawa ivan masuk ke dalam rumah kosong. Gue turun kan ivan di atas tikar yang lumayan lebar, dan dana menyalakan lilin karena di sana gak ada listrik.
Gue ijin ke nyokap dengan alasan nginep di rumah temen(maafin jack mah, jack terpaksa bohong
). Kemudian ada telfon dari riska, gue keluar dan mengangkat telfon nya.
Gue
: "hallo, ris…" belum selesai gue ngomong riska langsung marah-marah.
riska
: "KAMU IKUT TAWURAN YA? "
"Kok dia bisa tau? " bicara dalam hati.
riska
: "JAWAB!! " gue tarik nafas dan kemudian ngomong.
gue
: "mereka yang nantang duluan "
riska
: "ALASAN!!, Sekarang kamu dimana? " dia sedikit menurunkan nada bicaranya.
gue
: "di basecamp deket taman, lagi jagain ivan"
riska
: "dia kenapa? "
gue
: "pingsan, abis di keroyok "
riska
: "TUH KAN AKU BILANG JUGA APA, SEKARANG JEMPUT AKU, AKU MAU KESANA "
gue
: "mending jangan deh pasti masih banyak polisi
"
riska
: "GAK MAU TAU, POKOKNYA KAMU HARUS JEMPUT AKU DI WARKOP"
gue
: "tapikan ini udah mal…"
riska
: "TITIK!!! " kemudian dia nutup telfon.
Gak lama gue lihat beberapa temen gue datang dengan tubuh penuh luka. Gue bantu mereka yang udah terlihat lemas, beberapa yang masih sanggup mencoba membantu mengobati yang terluka.
Gue ijin ke dana untuk menjemput riska dan berniat membelikan perban dan makanan.
Setelah itu gue cabut ke tempat yang riska maksut.
Dana
: "hehe, numpang tidur sini yak" masuk kedalem dan langsung duduk di ruang tamu. Gue
: "kenapa lagi lo, berantem?
"Dana
: "ah cuma masalah sepele kok"Gue
: "sepele mata lu, itu pipi lu sampe biru-biru gitu" gue tabok pipinya pelan. Dana
: "YA JANGAN DI PEGANG JUGA!! "Tiba-tiba nyokap gue datang.
Nyokap
: "apa'an sih malem-malem gini berisik " nyokap kaget ketika ngeliat dana membawa tas dengan muka yang acak-acakan. Nyokap
: "DANA!!, Kamu kenapa?
" nyokap berlari sebentar kemudian berdiri di samping gue. Gue
: "buat masalah lagi dia, trus mau tidur di sini beberapa hari " gue noleh ke nyokap. Nyokap
: "kalo tidur sini mah boleh-boleh aja, toh kamu juga sering tidur di sini sama si jack, tapi kamu buat masalah apa lagi danaaa"Dana hanya tersenyum, memperlihatkan kalau dia baik-baik saja tapi gue tau kalau dia merahasiakan sesuatu yang menyakitkan bagi dia. Kemudian gue suruh mandi dia sementara gue membawakan tasnya. Selesai mandi gue liat dana masih memakai seragam sekolah, gue ambilin baju yang muat buat dia, dan gue suruh dana ganti baju.
Gue
: "ke basecamp yok, biar lo gak sedih lagi"Dana
: "gue gak sedih kok"Gue
: "ngibul mulu lo" gue acak-acakin rambut dia. Gue
: "gue tuh udah lama kenal lo, lo kentut aja gue hafal" dana diem. Gue tarik lengan bajunya. Gue
: "udah ayok, kelamaan ngelamun gak bikin kenyang " gue ambil kunci motor gue. Gue
: "bawa sendiri apa nebeng? "Dana
: "bawa sendiri aja lah, biar bisa boncengin cewek" dia mengambil kunci motornya. Kenapa gue gak nanya lagi masalahnya dana?, itu karena gue udah paham bagaimana keluarganya sekarang ini, dimana nyokapnya punya suami lagi dan bokapnya jadi pemabuk berat.
Kemudian kami pergi ke tempat di mana kami dan yang lain biasa nongkrong. Sesampainya di sana gue liat dana udah bahagia kembali, "dana yang keras kepala dan kocak itu telah kembali ". Kemudian ada salah satu temen gue ngomong ke gue(panggil aja dia ivan,anak kelas 2 jurusan pemasaran, anak motor dan dia sepupunya tiya).
Ivan
: "gimana tiya, masih marah sama lo? " gue mengangguk. Kemudian ada satu anak naik motor dan gembar-gembor di depan kami. "Woy SMA 3 woy, SMA 3 " teriak salah satu temen gue. Setelah beberapa temen gue menghampiri dia,dan anak itu langsung pergi.
Gue
: "tenang, ini markas kita" teriak gue. Gak lama kemudian ada segerombolan anak mendekati basecamp kami. Gak butuh waktu lama gue bisa mengenali mereka, yak mereka adalah anak SMA 3. Mereke kemungkinan ada 20 sampai 25 anak, sementara kami hanya tersisa 17 anak dan yang lain pergi termasuk anak-anak cewek.
Salah satu dari mereka melemparkan flare ke arah kami, dan ada teriakan "MAJU SINI LO!! " gue gak tau siapa yang teriak,entah dari kami atau mereka.
Dalam sekejap suasana berubah menjadi tegang. Kami bertarung, darah berceceran dimana-mana, suara logam berbenturan saling bersautan. Banyak yang terluka, banyak yang pingsan, tapi untungnya gak ada yang meninggal dunia.
Gue melihat ivan tak berdaya saat di seret oleh dua anak dari mareka, gue lempari mereka dengan batu dan gue teriak ke dana "DAN IVAN DAN!! " dana mencari ivan kemudian mengejarnya, dana maju sendirian demi menyelamatkan ivan, gue coba melempari mereka yang menyerang dana. Akhirnya dana berhasil mendapatkan ivan, dia menyeret ivan yang sedang pingsan. Gue ambil clurit yang tergeletak di deket gue, kemudian gue lindungi dana dan ivan. Sampai di motor gue, gue boncengin ivan yang gak sadarkan diri.
Baru juga gue naikin ivan, tiba-tiba suara sirine mobil polisi terdengar, kemudian warga berdatangan mencoba melerai kami.
Gue pacu motor gue agak cepet dan dana di samping gue mencoba menjaga ivan agar tidak jatuh, gue pegang kedua tangan ivan dengan tangan kiri gue agar dia tidak jatuh juga. Beberapa kali kami berhenti untuk membenarkan posisi ivan. Dan gue putuskan untuk membawa ivan ke bascamp kami yang lain.
Sesampainya di sana, gue dan dana membawa ivan masuk ke dalam rumah kosong. Gue turun kan ivan di atas tikar yang lumayan lebar, dan dana menyalakan lilin karena di sana gak ada listrik.
Gue ijin ke nyokap dengan alasan nginep di rumah temen(maafin jack mah, jack terpaksa bohong
). Kemudian ada telfon dari riska, gue keluar dan mengangkat telfon nya.
Gue
: "hallo, ris…" belum selesai gue ngomong riska langsung marah-marah.
riska
: "KAMU IKUT TAWURAN YA? " "Kok dia bisa tau? " bicara dalam hati.
riska
: "JAWAB!! " gue tarik nafas dan kemudian ngomong.
gue
: "mereka yang nantang duluan "
riska
: "ALASAN!!, Sekarang kamu dimana? " dia sedikit menurunkan nada bicaranya.
gue
: "di basecamp deket taman, lagi jagain ivan"
riska
: "dia kenapa? "
gue
: "pingsan, abis di keroyok "
riska
: "TUH KAN AKU BILANG JUGA APA, SEKARANG JEMPUT AKU, AKU MAU KESANA "
gue
: "mending jangan deh pasti masih banyak polisi
"
riska
: "GAK MAU TAU, POKOKNYA KAMU HARUS JEMPUT AKU DI WARKOP"
gue
: "tapikan ini udah mal…"
riska
: "TITIK!!! " kemudian dia nutup telfon. Gak lama gue lihat beberapa temen gue datang dengan tubuh penuh luka. Gue bantu mereka yang udah terlihat lemas, beberapa yang masih sanggup mencoba membantu mengobati yang terluka.
Gue ijin ke dana untuk menjemput riska dan berniat membelikan perban dan makanan.
Setelah itu gue cabut ke tempat yang riska maksut.
Diubah oleh kurniawanjack 20-03-2019 14:27
2