- Beranda
- Stories from the Heart
Tak Punya Hati ?
...
TS
seenue
Tak Punya Hati ?
Ada saat, dimana kehidupan hanyalah omong kosong belaka.
Spoiler for Index:
Adakah Senyum di Semarang,
Spoiler for Index:
Diubah oleh seenue 06-05-2020 14:27
dbase51 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
30.5K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
seenue
#18
Skip beberapa hari, karena nggak ada yang spesial, mentok sama kerjaan dan sore sampai malamnya gw main ke rumah Lola. Untuk malam minggu ini gw nggak ke rumahnya lola, tapi.. ke rumahnya HRD, acaranya ultah. Karena gw ya begini orangnya, yang lain bawa kado, gw cuma ngemut lolipop.
"Aku nggak kamu kasih.." sapa HRD ramah.
Kita ngobrol setelah acara potong kue dan makan-makan, saat itu gw terasing, soalnya nggak ada yang gw kenal, ada temen satu kantor tapi beda difisi, anak-anak juga nggak ada, mungkin apa ya.. nggak tau gw, yang jelas.. gw nggak ada temenya. Karena gw orangnya bodo amat, ada atau tidak temen, ya nggak masalah, malah tambah asik.. mau gw mojok dimana, mau gw ngapainn aja nggak ada yang resek, keren ya gw.
"Inih, tingal yang gw emut, mau..'
"Mau..."
Hahaha, dia ngakak, nggak lucu juga kalau gw kasih bekas gw.
"Maaf ya, anak-anak nggak aku undang, aku cuma maunya kamu yang datang, awalnya.. aku cuma mau bikin acara kecil-kecilan, tapi.. mama nggak boleh, nanti ada setanya kalau cuma sama kamu,"
Haiya, kena lagi.. kira-kira, gw ini enaknya di mana sih, kok mereka ini terang-terangan sama gw, emag gw apaan.. Atau! mereka ini pada buta, lagian mereka juga sudah tau gw ini kek gimana orangnya, dasar..
"Mau lagi aku, kuenya.. enak soalnya," gw mengalihkan pembicaraan. Gw sudah tebak arah pembicaraanya kemana, jadi gw nggak mau terlalu terseret jauh.
"Oh.. iya, bentar aku ambilin..'
Next, kita cuma makan-makan dan ngobrol ala kadarnya, pun kalau mau masuk yang intim.. gw langsung ambil jalan lain,biar nggak fokus ke titik yang nggak gw inginkan. tapi, namanya juga manusia.. ada kalanya jebol juga.
"Kamu itu gimana sih sama Lola,'
"Ya nggak gimana-gimana, seperti sama kamu ini"
"Masa.."
"Pernah aku bohong?"
'Iya sih, tau lah.. kan sekarang kamu di rumah ku, jadi.. apapun itu, kamu ya milikku sekarang."
"Dan sekarang kamu bantuin aku beres-beres" lanjutnya ramah-ramah, meski ada noda hitam di keramahan itu, gw tau karena mata tak pernah bohong. dalam diam gw minta maaf sama temen gw ini. Maaf gw belum bisa, entah sama kamu, lola atau yang lain.. hati gw masih sakit. Meski sudah lama nggak di sakitin.
Malam itu, gw orang terakhir yang balik, sebenarnya mau balik bareng mereka, tapi mendadak.. ortunya HRD mau keluar, so.. gw yang disuruh nemenin. gw sempet mikir, ya iya kalau gw orang baik, kalau nggak.. sudah ilang itu keperawanan. Kan secara naluri dan kodratnya seperti itu, mereka-mereka ini daging segar, sedangkan gw kan klan kucing. hahahaha. Mungkin, gw ini orang baik dari sananya, jadi pembawaan gw nampak baik?.
Gw ikut beres-beres, tapi nggak sampai nyuci piring. Selesai beres-beres, gw duduk di sofa ruang tengah, sekalian nonton tv, mau pegang ponsel juga malas. Sedangkan HRD, setalh ganti gaun sekarang cuma pake baby dol, lu pikir sendirilah gimana bentuknya, untung.. gw pake cd yang ada boneka beruangnya, jadi aman. Ada sangkar keras soalnya. mau oleng kemana tetep aman. hahahaha.
"Mbak, gerah aku.. bisa nggak kasih jarak, nggak enak sama mama kamu.." haiya, ngeles gw salah, kan mama sama papanya lagi keluar, bego bener ya gw.
"Nggak mau.."
'Mereka lo belum balik, ngomong ae tegang.. hahahaha"
"Iya lah, gw masih normal mbak..'
"Kamu ggak mau nyium aku, kan aku nggak kamu kasih kado.."
"Nggak lah mbak, percuma..'
"Maksud kamu?"
"Gimana ya mbak, bagi gw hal macem itu cuma sampah, dan gw nggak mungkin makan sampah, apa untungnya coba.. yang ada, gw yang bakalan nyakitin mbak, ya kalau gw suka atau memang nanti isa sama mbak, nggak masalah.. nah kalau sekedar nafsu atau apalah itu, buat apa.. bagi gw, masi ada hal lain yang lebih berharga dan manis daripada sekata cium, atau apalh itu.. so, gw harap mbak tau. Bukan gw nggak mau atau apa, gw cuma nggak bisa."
"Oh.."
"Iya gak apa kok, tapi boleh kan aku meluk kamu.. sekali aja"
Tanpa gw bilang iya atau tidak, dia meluk gw. erat banget, mungkin juga dia lupa nggak pake behe, jadi penyetnya kemana-mana, dan jelas joni gw bereaksi, tapi nggak gw terusin.. imajinasi gw.. gw matiin dengan menekan jemari gw dengan sekuat tenaga. Istilahnya, segala daya dan rasa, gw buang lewat jari, mungkin kamu yang suka meditasi tau perihal ini, titik pemusnahan segala. Atau, bahasa simplenya mengalihkan perhatian, biar si joni slow lagi.
Dia nangis di bahu gw, tanpa kata atau apa. tuhan, jika saja gw ini belahan rasanya, mungkin gw bakalan tau dan tergugah untuk saling merasa, tapi sialnya.. gw adalah batu, meski ada orang nangis di bahu gw, jiwa gw yang lain masih saja beku. Itu sisi yang tak terjamah, sisi kenyataan... meski ada orang nyungsep di depan gw, percayalah.. kalau gw bakalan abai atau bodo amat. dan itu gw.
Dia meluk gw lama, mau gw lepas dia nggak mau. Dada gw jadi panas, muka gw juga.. gw bingung mau mendeskripsikan kek gimana, gw bingung juga harus apa.
Sampai pintu depan berderit, dia masih meluk gw.. tapi gw paksa buat lepas, dan akhirnya dia mau. malah, dia lari ke belakang, cuci muka mungkin.
"Untunglah belum pulang mas kamu, Ibu tadi beli brownis.. eh ya adeknya kemana?"
"Di belakang buk kayaknya, ganti atau apa gitu katanya..'
"Oh, ya sudah.."
"Tapi saya izin pulang buk, sudah malem.."
"Lah, ini masih mau Ibuk ajak makan brownis lo.."
"Wah, lain kali saja buk, saya tak kesini lagi.."
"Oh gitu, ya sudah gpp, tapi ini di bawa ya, ibu nggak habis nanti, adek juga nggak suka, apalagi ayahnya.."
"La om kemana buk, kok nggak ikut..'
"Tadi, om ketemu temenya.. mau nongkrong atau kemana gitu, jadi ibu terpaksa naik taksi online.."
"Oalah, ya sudah.. saya pamit buk,"
"Nggak nungu adek dulu, nanti ada apa-apa"
"nggak kok buk, nanti saya wa aja.."
Gw pun minta diri setelah cium tangan. Mungkin, mamanya HRD kaget, kenapa gw cium tangan, ya karena sudah terbiasa.. sampai sekarang gw masih cium tangan kalau dateng atau pergi kemana gitu, itu di rumah.. kalau di sisni ya nggak cium tangan, masa cium tanganya satpam.
Malam minggu yang kenyang. Biasanya gw jarang makan, nah sekarang.. perut gw penuh makanan. malam itu, selepas dari rumahnya HRD, gw nggak langsung balik, tapi nongkrong bentar, entah kenapa gw pengen minum, jadi gw cari tempat dwasa yang bisa buat minum. Toh malam minggu juga, besok free dan rencananya gw mau malas-malasan. Emang.. mau apalagi, nggak ada acara juga.
Gw mojok di "M", cukup rame.. atau! gw aja yang lama nggak ke sini. Gw dududk di meja bar, pesen putihan satu. Nggak enak pastinya, tapi.. lama-lama ya enak juga. Gw tetep sadar, dan kesadaran gw bisa nuntun gw buat nggak banyak banyak, nggak ada temen pulang soalnya. Namanya minum ya minum aja, nikmati suasana dan nikmati segala, bodo amat sama mereka. Pun kalau ada yang resek, anggap saja masih newbe. Simple.
"Hay boy, sendirian aja.." sapa seorang gadis? dengan potongan tomboy.
"Yoo, minum?" gw tawari dia minum.
"Makasih, gw nggak minum, jus aja.."
"Bos, jus satu ya.."
Next, masnya tanya ke dia minta jus apa, dan ternyata milih melon. Kita chres, dia minum jus gw minum putihan.. dia bersemu manis, gw nyengir-nyengir. Dia ngakak liat gw, satu hal yang cukup manis dari dia adalah giginya yang gingsul, kiri dan kanan. Memang, cewek gingsul itu kerenya lebih-lebih, haiya.. otak gw kemana ya?. Hahahaha.
"Sendirian aja.." tanya gw ramah, tapi ya masih ada jutek-juteknya gitulah.
"Nggak, itu anak-anak"
Gw liat mereka asik dugem, sesekali melambai ke cewek sebelah gw itu.
"Nama kamu?"
"Nama gw Ezii, kamu?"
"Nue.."
"Sendiran?"
"Iya.."
"Gw temenin ya,"
"Boleh, asal nggak resek.."
Kita pun pindah, cari meja dan ngobrol kesana kemari, tapi ya receh semua, itung-itung biar bibir gw gerak, plus pipi gw olahraga. Kan kalau tertawa, pipi kita ketarik-tarik, jadi kan olahraga wajah. Hahahahaha.
Sedikit tentang Ezii, dia ini tomboy, rambutnya pendek, pendek jepang-jepangan, kalau dulu Emo kalau nggak salah. Tinginya lumayan, kalau gw 170, mungkin dia 165-an, cukup tinggi untuk ukuran cewek. Tubuhnya bagus, putih dan senyumnya.. manis banget. Tapi sayang, buah dadanya nggak begitu kelihatan. Kecil mungkin, atau.. masih segel juga nggak tau, kan kata anak-anak, begituan kalau sering di jamah bakal tambah gede? ya nggak sih. Sepengetauhan gw, dulu saat masih parah-parahnya, kalau kena rangsangan bakalan memuai, kenyalnya berlebih dankalau di hisap, pemiliknya bakalan kelonjatan, geli apa gimana?.
baik..
Untung gw sudah insyaf.
"Rumah kamu mana sih?, bau baunya bukan asli surabaya deh.."
"Yaps, aku anak Pono***"
"la disini?"
"Kerja, kuliah juga.."
"Weh keren,"
"Kalau masnya?"
"Kerja dek,"
"Dimana?"
Dan seterusnya, sampai kepada.. gw tau dimana kosnya, dimana kerjaanya, dan nomor Wa-nya. Sepemahaman gw, dia anak-baik-baik, hanya saja.. temen-temenya yang nggak penuh otaknya. Anyway.. terserah lah, urus-urusan mereka juga, kenapa gw jadi komen.
Malam itu gw balik sama Ezii, keren kan. Dan rasa-rasanya, gw jadi laki-laki beneran malam itu, sering bikin gombal dan clue-clue receh ala manusia bermuka badak. Apalagi gw bawa motor, sekali-kali gw mainin dia. Tapi apa, kita bisa tertawa bareng.. kenal juga belum lama, tapi asik aja sama dia. Mungkin, dia cukup baik jadi pendengar, jadi gw bisa nyaman.. coba kalau dia kepo, banyak komen ini itu.. sudah pasti nggak akan seperti ini ceritanya.
Sampai kepada imaji gw, mungkinkah dia jodoh gw?
Bukankah, di mimpiku dulu dia (Jodohku?) seorang yang memiliki rambut pendek, tinggi dan kulitnya bersih, minus.. giginya yang di mimpi itu maju?
Hahaha, bodo lah.. semakin banyak teman semakin baik.
Satu yang perlu kamu ketauhi, sebenarnya dia sering lihat gw, lah..? kok bisa!. Bisa lah, secara.. kosanya ada tepat di belakang apartemen gw, nah gw kan sering beli makan dan joging di sini. Memang ya, kalau jodoh itu nggak bakalan kemana?.
"Beneran kamu pernah lihat aku?"
"Dibilangin nggak percaya, eh.. kapan-kapan boleh ya aku main ke tempat kamu?"
"Boleh, asal bawa makanan sendiri, di atas nggak ada makanan soalnya,"
"Beres bos.."
Kita sudah sampai depan kos-nya, dan kalau melihat ke depan.. lu bisa lihat apartemen gw, cuma.. unit gw ada di depan bukan di belakang, ya akalu di belakang, gw isa lihat Ezii tiap hari dong?. Hahahaha.
Gw pamit, cus pulang.. dia cuma senyum-senyum doang, dan senyum itu, manisnya bikin nagih.
Bentar, gw kok jadi receh yak.. apa gara-gara putihan tadi?. Bodo lah, gw mau balik terus tidur. besok ngebo sampai siang.
"Aku nggak kamu kasih.." sapa HRD ramah.
Kita ngobrol setelah acara potong kue dan makan-makan, saat itu gw terasing, soalnya nggak ada yang gw kenal, ada temen satu kantor tapi beda difisi, anak-anak juga nggak ada, mungkin apa ya.. nggak tau gw, yang jelas.. gw nggak ada temenya. Karena gw orangnya bodo amat, ada atau tidak temen, ya nggak masalah, malah tambah asik.. mau gw mojok dimana, mau gw ngapainn aja nggak ada yang resek, keren ya gw.
"Inih, tingal yang gw emut, mau..'
"Mau..."
Hahaha, dia ngakak, nggak lucu juga kalau gw kasih bekas gw.
"Maaf ya, anak-anak nggak aku undang, aku cuma maunya kamu yang datang, awalnya.. aku cuma mau bikin acara kecil-kecilan, tapi.. mama nggak boleh, nanti ada setanya kalau cuma sama kamu,"
Haiya, kena lagi.. kira-kira, gw ini enaknya di mana sih, kok mereka ini terang-terangan sama gw, emag gw apaan.. Atau! mereka ini pada buta, lagian mereka juga sudah tau gw ini kek gimana orangnya, dasar..
"Mau lagi aku, kuenya.. enak soalnya," gw mengalihkan pembicaraan. Gw sudah tebak arah pembicaraanya kemana, jadi gw nggak mau terlalu terseret jauh.
"Oh.. iya, bentar aku ambilin..'
Next, kita cuma makan-makan dan ngobrol ala kadarnya, pun kalau mau masuk yang intim.. gw langsung ambil jalan lain,biar nggak fokus ke titik yang nggak gw inginkan. tapi, namanya juga manusia.. ada kalanya jebol juga.
"Kamu itu gimana sih sama Lola,'
"Ya nggak gimana-gimana, seperti sama kamu ini"
"Masa.."
"Pernah aku bohong?"
'Iya sih, tau lah.. kan sekarang kamu di rumah ku, jadi.. apapun itu, kamu ya milikku sekarang."
"Dan sekarang kamu bantuin aku beres-beres" lanjutnya ramah-ramah, meski ada noda hitam di keramahan itu, gw tau karena mata tak pernah bohong. dalam diam gw minta maaf sama temen gw ini. Maaf gw belum bisa, entah sama kamu, lola atau yang lain.. hati gw masih sakit. Meski sudah lama nggak di sakitin.
Malam itu, gw orang terakhir yang balik, sebenarnya mau balik bareng mereka, tapi mendadak.. ortunya HRD mau keluar, so.. gw yang disuruh nemenin. gw sempet mikir, ya iya kalau gw orang baik, kalau nggak.. sudah ilang itu keperawanan. Kan secara naluri dan kodratnya seperti itu, mereka-mereka ini daging segar, sedangkan gw kan klan kucing. hahahaha. Mungkin, gw ini orang baik dari sananya, jadi pembawaan gw nampak baik?.
Gw ikut beres-beres, tapi nggak sampai nyuci piring. Selesai beres-beres, gw duduk di sofa ruang tengah, sekalian nonton tv, mau pegang ponsel juga malas. Sedangkan HRD, setalh ganti gaun sekarang cuma pake baby dol, lu pikir sendirilah gimana bentuknya, untung.. gw pake cd yang ada boneka beruangnya, jadi aman. Ada sangkar keras soalnya. mau oleng kemana tetep aman. hahahaha.
"Mbak, gerah aku.. bisa nggak kasih jarak, nggak enak sama mama kamu.." haiya, ngeles gw salah, kan mama sama papanya lagi keluar, bego bener ya gw.
"Nggak mau.."
'Mereka lo belum balik, ngomong ae tegang.. hahahaha"
"Iya lah, gw masih normal mbak..'
"Kamu ggak mau nyium aku, kan aku nggak kamu kasih kado.."
"Nggak lah mbak, percuma..'
"Maksud kamu?"
"Gimana ya mbak, bagi gw hal macem itu cuma sampah, dan gw nggak mungkin makan sampah, apa untungnya coba.. yang ada, gw yang bakalan nyakitin mbak, ya kalau gw suka atau memang nanti isa sama mbak, nggak masalah.. nah kalau sekedar nafsu atau apalah itu, buat apa.. bagi gw, masi ada hal lain yang lebih berharga dan manis daripada sekata cium, atau apalh itu.. so, gw harap mbak tau. Bukan gw nggak mau atau apa, gw cuma nggak bisa."
"Oh.."
"Iya gak apa kok, tapi boleh kan aku meluk kamu.. sekali aja"
Tanpa gw bilang iya atau tidak, dia meluk gw. erat banget, mungkin juga dia lupa nggak pake behe, jadi penyetnya kemana-mana, dan jelas joni gw bereaksi, tapi nggak gw terusin.. imajinasi gw.. gw matiin dengan menekan jemari gw dengan sekuat tenaga. Istilahnya, segala daya dan rasa, gw buang lewat jari, mungkin kamu yang suka meditasi tau perihal ini, titik pemusnahan segala. Atau, bahasa simplenya mengalihkan perhatian, biar si joni slow lagi.
Dia nangis di bahu gw, tanpa kata atau apa. tuhan, jika saja gw ini belahan rasanya, mungkin gw bakalan tau dan tergugah untuk saling merasa, tapi sialnya.. gw adalah batu, meski ada orang nangis di bahu gw, jiwa gw yang lain masih saja beku. Itu sisi yang tak terjamah, sisi kenyataan... meski ada orang nyungsep di depan gw, percayalah.. kalau gw bakalan abai atau bodo amat. dan itu gw.
Dia meluk gw lama, mau gw lepas dia nggak mau. Dada gw jadi panas, muka gw juga.. gw bingung mau mendeskripsikan kek gimana, gw bingung juga harus apa.
Sampai pintu depan berderit, dia masih meluk gw.. tapi gw paksa buat lepas, dan akhirnya dia mau. malah, dia lari ke belakang, cuci muka mungkin.
"Untunglah belum pulang mas kamu, Ibu tadi beli brownis.. eh ya adeknya kemana?"
"Di belakang buk kayaknya, ganti atau apa gitu katanya..'
"Oh, ya sudah.."
"Tapi saya izin pulang buk, sudah malem.."
"Lah, ini masih mau Ibuk ajak makan brownis lo.."
"Wah, lain kali saja buk, saya tak kesini lagi.."
"Oh gitu, ya sudah gpp, tapi ini di bawa ya, ibu nggak habis nanti, adek juga nggak suka, apalagi ayahnya.."
"La om kemana buk, kok nggak ikut..'
"Tadi, om ketemu temenya.. mau nongkrong atau kemana gitu, jadi ibu terpaksa naik taksi online.."
"Oalah, ya sudah.. saya pamit buk,"
"Nggak nungu adek dulu, nanti ada apa-apa"
"nggak kok buk, nanti saya wa aja.."
Gw pun minta diri setelah cium tangan. Mungkin, mamanya HRD kaget, kenapa gw cium tangan, ya karena sudah terbiasa.. sampai sekarang gw masih cium tangan kalau dateng atau pergi kemana gitu, itu di rumah.. kalau di sisni ya nggak cium tangan, masa cium tanganya satpam.
Malam minggu yang kenyang. Biasanya gw jarang makan, nah sekarang.. perut gw penuh makanan. malam itu, selepas dari rumahnya HRD, gw nggak langsung balik, tapi nongkrong bentar, entah kenapa gw pengen minum, jadi gw cari tempat dwasa yang bisa buat minum. Toh malam minggu juga, besok free dan rencananya gw mau malas-malasan. Emang.. mau apalagi, nggak ada acara juga.
Gw mojok di "M", cukup rame.. atau! gw aja yang lama nggak ke sini. Gw dududk di meja bar, pesen putihan satu. Nggak enak pastinya, tapi.. lama-lama ya enak juga. Gw tetep sadar, dan kesadaran gw bisa nuntun gw buat nggak banyak banyak, nggak ada temen pulang soalnya. Namanya minum ya minum aja, nikmati suasana dan nikmati segala, bodo amat sama mereka. Pun kalau ada yang resek, anggap saja masih newbe. Simple.
"Hay boy, sendirian aja.." sapa seorang gadis? dengan potongan tomboy.
"Yoo, minum?" gw tawari dia minum.
"Makasih, gw nggak minum, jus aja.."
"Bos, jus satu ya.."
Next, masnya tanya ke dia minta jus apa, dan ternyata milih melon. Kita chres, dia minum jus gw minum putihan.. dia bersemu manis, gw nyengir-nyengir. Dia ngakak liat gw, satu hal yang cukup manis dari dia adalah giginya yang gingsul, kiri dan kanan. Memang, cewek gingsul itu kerenya lebih-lebih, haiya.. otak gw kemana ya?. Hahahaha.
"Sendirian aja.." tanya gw ramah, tapi ya masih ada jutek-juteknya gitulah.
"Nggak, itu anak-anak"
Gw liat mereka asik dugem, sesekali melambai ke cewek sebelah gw itu.
"Nama kamu?"
"Nama gw Ezii, kamu?"
"Nue.."
"Sendiran?"
"Iya.."
"Gw temenin ya,"
"Boleh, asal nggak resek.."
Kita pun pindah, cari meja dan ngobrol kesana kemari, tapi ya receh semua, itung-itung biar bibir gw gerak, plus pipi gw olahraga. Kan kalau tertawa, pipi kita ketarik-tarik, jadi kan olahraga wajah. Hahahahaha.
Sedikit tentang Ezii, dia ini tomboy, rambutnya pendek, pendek jepang-jepangan, kalau dulu Emo kalau nggak salah. Tinginya lumayan, kalau gw 170, mungkin dia 165-an, cukup tinggi untuk ukuran cewek. Tubuhnya bagus, putih dan senyumnya.. manis banget. Tapi sayang, buah dadanya nggak begitu kelihatan. Kecil mungkin, atau.. masih segel juga nggak tau, kan kata anak-anak, begituan kalau sering di jamah bakal tambah gede? ya nggak sih. Sepengetauhan gw, dulu saat masih parah-parahnya, kalau kena rangsangan bakalan memuai, kenyalnya berlebih dankalau di hisap, pemiliknya bakalan kelonjatan, geli apa gimana?.
baik..
Untung gw sudah insyaf.
"Rumah kamu mana sih?, bau baunya bukan asli surabaya deh.."
"Yaps, aku anak Pono***"
"la disini?"
"Kerja, kuliah juga.."
"Weh keren,"
"Kalau masnya?"
"Kerja dek,"
"Dimana?"
Dan seterusnya, sampai kepada.. gw tau dimana kosnya, dimana kerjaanya, dan nomor Wa-nya. Sepemahaman gw, dia anak-baik-baik, hanya saja.. temen-temenya yang nggak penuh otaknya. Anyway.. terserah lah, urus-urusan mereka juga, kenapa gw jadi komen.
Malam itu gw balik sama Ezii, keren kan. Dan rasa-rasanya, gw jadi laki-laki beneran malam itu, sering bikin gombal dan clue-clue receh ala manusia bermuka badak. Apalagi gw bawa motor, sekali-kali gw mainin dia. Tapi apa, kita bisa tertawa bareng.. kenal juga belum lama, tapi asik aja sama dia. Mungkin, dia cukup baik jadi pendengar, jadi gw bisa nyaman.. coba kalau dia kepo, banyak komen ini itu.. sudah pasti nggak akan seperti ini ceritanya.
Sampai kepada imaji gw, mungkinkah dia jodoh gw?
Bukankah, di mimpiku dulu dia (Jodohku?) seorang yang memiliki rambut pendek, tinggi dan kulitnya bersih, minus.. giginya yang di mimpi itu maju?
Hahaha, bodo lah.. semakin banyak teman semakin baik.
Satu yang perlu kamu ketauhi, sebenarnya dia sering lihat gw, lah..? kok bisa!. Bisa lah, secara.. kosanya ada tepat di belakang apartemen gw, nah gw kan sering beli makan dan joging di sini. Memang ya, kalau jodoh itu nggak bakalan kemana?.
"Beneran kamu pernah lihat aku?"
"Dibilangin nggak percaya, eh.. kapan-kapan boleh ya aku main ke tempat kamu?"
"Boleh, asal bawa makanan sendiri, di atas nggak ada makanan soalnya,"
"Beres bos.."
Kita sudah sampai depan kos-nya, dan kalau melihat ke depan.. lu bisa lihat apartemen gw, cuma.. unit gw ada di depan bukan di belakang, ya akalu di belakang, gw isa lihat Ezii tiap hari dong?. Hahahaha.
Gw pamit, cus pulang.. dia cuma senyum-senyum doang, dan senyum itu, manisnya bikin nagih.
Bentar, gw kok jadi receh yak.. apa gara-gara putihan tadi?. Bodo lah, gw mau balik terus tidur. besok ngebo sampai siang.
tikusil dan 2 lainnya memberi reputasi
3