Judul :
Terbongkar! Jokowi Sekamar Dengan Orang Ini Usai Ditunjuk Maju Pilgub DKI Jakarta, Bukan Iriana


SEBUAH kisah yang belum pernah terungkap ke publik terkait kisah Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, terbongkar. 

Salah satunya adalah kisah ketika Jokowi ditunjuk menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta.

Ada banyak pertanyaan soal apa yang dilakukan Jokowi usai Ia ditunjuk menjadi Calon Gubernur DKI. 

Salah satunya adalah pertanyaan soal siapa yang sekamar dengan Jokowi pada malam hari usai ia ditunjuk. 
Ternyata bukan istrinya, Iriana Jokowi, yang sekamar dengannya usai penunjukkan tersebut. 
Semua hal unik itu ada di dalam buku berjudul Menuju Cahaya yang ditulis Alberthiene Endah. 

Buku itu berkisah perjalanan Jokowi dari masa kanak-kanak sampai menjadi Presiden. 
Di dalam buku itu juga banyak printilan kisah yang sebelumnya tak pernah diketahui publik. 

Buku ini diterbitkan oleh penerbit tiga serangkai, dan dijual juga di toko buku Gramedia seharga Rp 197.000. 
Dalam beberapa halaman buku tersebut menceritakan kisah penunjukan Jokowi menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. 

Dituliskan bahwa Jokowi menerima telepon pada 17 Maret 2012.
Tapi ia sedang menonton pentas Opera Van Java di Stadion R Maladi, ketika itu.
Sesampainya di rumah baru Jokowi terkejut melihat ada sebuah pesan singkat dari Megawati.

Jokowi diminta segera ke Jakarta esok harinya dengan pesawat paling pagi. 
Esok harinya Jokowi terbang pagi-pagi buta. 

Di Jakarta ia lekas meluncur ke Kantor DPP PDIP. 

Sudah banyak wartawan ketika Jokowi tiba. 
Wartawan bertanya soal ia akan maju sebagai Cagub di Pilgub DKI.
Tapi saat itu Jokowi belum tahu dan tak menjawab pertanyaan wartawan. 

Tapi begitu masuk ke dalam Kantor DPP PDIP, Jokowi lekas disambut tepuk tangan. 

Di dalam ada banyak tokoh DPP PDIP, antara lain Pramono Anung, Cahyo Kumolo, Nasirwan, Effendi Simbolon, dan banyak lagi.

Seluruhnya memeluk Jokowi, dan hasil rapat memutuskan mengutus Jokowi menjadi calon gubernur dari PDIP Perjuangan. 

Sehabis rapat yang hanya berlangsung 5 menit itu Jokowi lekas pergi. 

Jokowi memilih menginap di sebuah hotel di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan bersama Anggit dan Hanggo. 
Jokowi lalu sekamar dengan Anggit. 

Ya, Anggit adalah salah satu wartawan di Solo yang dekat dengan Jokowi sejak sebelum menjadi Walikota. 

Dalam buku itu diceritakan bahwa Anggit memiliki nama lengkap Anggit Noegroho. 
Anggit tadinya merupakan wartawan di harian Solopos.

Jokowi menganggap Anggit teman diskusinya, dan sahabatnya.

Bahkan Anggit pula yang melakukan survei ketika Jokowi hendak maju sebagai Walikota Solo. 

Dan jangan salah, istilah blusukan juga ternyata didapat Jokowi bukan berdasarkan keinginannya sendiri.
Ada peran Anggit terkait istilah blusukan yang kemudian menjadi populer. 

Anggit lah yang mengusulkan menyebut kegiatan Jokowi keluar masuk berbagai titik lokasi sebagai blusukan. 

Jadi Sekretaris Pribadi
Setelah menjadi Walikota Solo, lalu mencalonkan diri jadi Gubernur DKI, Anggit terus ikut dengan Jokowi. 

Ketika itu status Anggit masih sebagai wartawan Solopos. 

Jangan salah sangka, Anggit seorang wartawan, bukan wartawati.

Makanya diceritakan pula beberapa kesempatan Anggit meninggalkan tugasnya untuk ikut dengan Jokowi. 

Tapi segalanya berubah setelah Jokowi menjadi Presiden. 
Jokowi menganggap bantuan pemikiran Anggit sangat berarti, tetapi Anggit tak pernah meminta jabatan apapun. 

Jokowi mengakhiri hal itu setelah ia menjadi Presiden. 

Setelah jadi Presiden Jokowi tak mau hubungan kerjanya dengan Anggit hanya sebatas hubungan kerja tak resmi.

Bahkan Jokowi memanggil Anggit secara khusus dan memintanya menjadi sekretaris pribadinya. 
SUMBER

Tarik lagi celananya bungpret