- Beranda
- Stories from the Heart
Tak Punya Hati ?
...
TS
seenue
Tak Punya Hati ?
Ada saat, dimana kehidupan hanyalah omong kosong belaka.
Spoiler for Index:
Adakah Senyum di Semarang,
Spoiler for Index:
Diubah oleh seenue 06-05-2020 14:27
dbase51 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
30.5K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
seenue
#9
Sial..
Otak gw masih kelayapan kemana-mana, karena jenuh.. gw coba ngehibur diri. Ambil ponsel, terus buka IG.
Isinya parodi 'TUMAN..', Politik dan macam-macam. Sesaat gw liat parodi tuman, cukup menghibir saat di detik terakhir ada yang kena gampar. Sampai disini, gw sempat mikir.. mereka-mereka yang sok humanis kemana yak, kan.. biasanya sudah getol sama yang namanya kekerasan dan tetek-bengeknya. Apalagi kalau sudah menyangkut HAM, ah.. serasa makan daging babi sama sayur koll.
Lanjut gw masuk di akun 'Gojek 24k', isinya.. kalau nggak percakapan absurd ya lucu-lucuan doang, ada sih yang komen ini itu.. tapi! intinya cuma menghibur plus berbagi info. Semisal kemacetan atau kejadian apa gitu, kan.. mang ojol termasuk mata-mata, lebih cangih dari google maps malah, updatenya cepet. Ada apa aja.. posting, simple.
Sampai kepada, lakanya lola sama rania, meski nama mereka nggak di sebutkan.. tapi, ada dua kendaraan yang sedang balapan di jalan umum, dan hebohnya.. yang balapan cewek semua. Sudah, para netijen auto heboh.. mulai dari yang katanya Emak-emak belum seratus persen jadi emak, orang bego.. dan ujaran lainnya, tapi ada juga yang positif thinking, yah.. namanya pemirsa, suka-suka mau ngomong apa.
Lantas, gw baru paham.. ternyata, mereka berdua sedang duel, entah apa masalahnya, masa iya gara-gara gw? ah.. bisa besar kepala nanti. Gkgkgkgkgk.
Bodo lah, gw mau tidur.
***
Paginya, gw masih sebagai Nue yang selalu rapi. Bangun tidur, beresin ranjang.. mandi, dandan dan ngantor.
Di kantor juga nggak jauh-jauh dari keponya mereka, tentu perihal lola.. yang kita tau bersama, kalau lola nggak jauh-jauh sama gw, jadinya.. apa yang terjadi sama lola, seolah-olah gw tau semua.
Next, lanjut kerja sampai jam lima.
Pulang kerja, gw otw tempatnya Rania. Setelah sampai tempat informasi dan tau dimana Rania dirawat, gw cus kesana. Untungnya, kamar Rania sama Lola beda lantai, jadi.. aman lah. Seengaknya, gw nggak harus basa-basi sama orang-orang yang terindikasi punya hubungan diantara kita.
Tepat saat gw mau masuk kamarnya Rania, seseorang keluar dengan wajah masam, mungkin dia cowoknya.
"Oh maaf, " sapa gw sembari senyum, kaget soalnya.
'Iya, ada yang bisa saya bantu mas.."
"Iya, saya keluarganya Rania, semalem saya dapat wa dari mamanya, kalau Rania kecelakaan,"
"Oh.. pean keluarganya?"
'Iya, tapi baru bisa kesini sekarang,"
"Iya mas gpp, silahkan kalau mau masuk, kemarin.. temen kantornya yang jenguk,"
"Ok.. mas, makasih ya.."
Syukurlah, gw bisa kek bajai, mulus ngelesnya. Paling tidak, siapapun itu.. kalau tau gw keluarganya, dia bakalan respec sama gw. Bajingan nggak.
Gw masuk dan disambut senyum dari Rania, senyum yang pernah gw lihat dulu, meski begitu.. ada nada gelap diantara senyuman itu. Apa itu, gw nggak tau. Lagian, kenapa juga gw harus tau.. yang ada, gw sakit ati lagi. Untung gw orang baik, meski di sakiti, gw nggak akan balas, tapi.. malah lebih baik lagi. Keren.
"Maaf, baru bisa kesini.. semalem mama kamu wa,"
"Iya gpp, ini juga sudah baikan kok, dokter bilang juga sudah boleh pulang.. tapi aku masih pegen disini.."
"Lah.. ngapain!"
"Nunggu dijenguk kamu, hehehe.."
"A.. siap, terus kapan balik, kan sudah aku jenguk"
"Nanti aja, aku masih mau disini sama kamu..."
Tanpa apa dan bagaimana, dia meluk gw. Sembari berkata maaf, dia nangis di bahu gw. Gw.. bingung harus gimana, terus.. rania minta maaf soal apa?. Apa dia sudah sadar, bahwasanya.. orang yang selama ini tulus, terus dia sakiti.. nyatanya masih peduli?
Gw juga nggak ngerti, gw nggak mau berspekulasi. Biarlah yang berlalu biar hanyut dibawa waktu, yang sekarang ya biarlah jadi kehangatan, macam gundukan Rania yang sekarang sudah tumbuh subur.
Apa sih, ada orang susah malah ngaco. Ya namanya juga manusia, kadang ya sedih.. kadang ya baik.. kadang ya bajingan.. kadang ya bodo amat.. dan kadang juga pegen yang empuk-empuk. Ya nggak coy. Padahal ya begitu itu modelnya, tapi kenapa ya.. auranya bikin nagih. Emang, Tuhan itu kalau bikin sesuatu nggak pake mikir. Coba kalau dipikir sedikit, pasti efeknya nggak separno sekarang, apa-apa jadi ereksian. Sampai-sampai, kartun pake bikini di demo rame-rame, al hasil.. banyak sensoran disana-sini, sampai pentil kambing di sensor. astagfirullahmm....
Karena gw ini sudah lama jadi zombie, ya biasa saja, mau ada yang meluk gw kek.. ada yang nangis kek.. atau! ada yang nyungsep di depan gw, gw lo bodo amat.
Kenapa, ya karena Rania.. dulu.. gw orang baik, hidup dan sempurna. Tapi, setelah apa yang gw lakukan nggak pernah dianggap, gw jadi malas. Malas untuk semua hal, lagian kan.. orang jahat bukan pure dari sononya jahat, pasti asa sebabnya. Begitu juga manusia ngak peduli macam gw, pasti ada sebabnya.
Secara, gw sudah mati-matin buat ini itu, semata-mata buat Dia.. buat kehidupan yang sempurna, tapi apa.. gw di buang secara tidak hormat. Sebagai pemilik hati, pemilik rasa.. apakah gw nggak sakit. SAKIT pak. So, kalau gw seperti ini.. ya jangan kamu labeli manusia SOK. Jauh pak.
Tapi, gw berusaha senyum kepada siapapun, plus.. kalau ada yang butuh.. pasti gw bantu. Satu yang nggak gw lakukan, ikut campur urusan orang dan nggak mau sok tau. Meski itu temen deket atau apalah, gw nggak mau tau, itu urusan mereka. Baru.. kalau dia minta bantuan misal, sebisa mungkin gw akan ada disana buat bantu. Seperti ke Rania juga.
Percayalah, kalau kamu nggak muka tembok.. dan berhati lumpur, kau nggak akan lakuin seperti yang gw lakuin. Apalagi, kesakitan atas perginya Rania dulu masih sampai sekarang imbasnya.
Bodo lah..
Dan ya, dia meluk gw lama. Tanpa apa dan bagaimana, mungkin dia lelah.
Mungkin, ini adalah pertama kalinya dia meluk gw, orang.. boncengan saja dia nggak mau meluk, malah.. pegangan jaket gw. Ya ampun.
"Ra.. gw nggak bisa nafas ini,"
Dia ketawa sembari ngelepasin pelukanya, dilanjutkan menyeka airmatanya yang tampak lega. Mungkin benar, apa yang kita pendam.. kadang sulit buat di ungkap secara verbal, tapi.. cukup nangis sesaat, semua terasa plong. Apakah gw pernah nangis? kadang. Perihal apa? ya nggak tau, paling kena debu.
"Ya udah, kalau gitu anterin pulang ya.."
Kita pun pulang, tentu dia masih dengan manjanya, seolah.. kita layaknya dulu, gw sebagai kakak.. dia yang jadi adeknya. Selama perjalanan, dia senyum-senyum doang, liatin gw yang nyetir dan kadang.. posisinya ngadep ke gw, seolah-olah.. gw nggak mau di lepasin.
Risih..?
Nggak!
Tapi JIJIK..
Eh ya, tadi gw dapet wa dari mamanya Rania, kalau malam ini baru bisa datang. Soalnya, masih harus ngurus ini itu di kepolisian. Taulah, apaan. Dan satu yang jelas, gw disuruh nemenin purtinya. Memang sih, kita nggak kenal.. orang zaman kita pacaran masih sembunyi-sembunyi, mana kenal atau tau gw mereka. Tapi ya nggak tau juga kalau Rania cerita, entahlah.
Tempat Rania cukup jauh dari kota, gw ngerasakan itu. Maklum lah, gw aja yang nggak pernah kemana-mana.
Sesampai di halaman, gw keluar buat bukain pintu, setelah pintu mobil kebuka, Rania nggak mau turun, dingin katanya. Halah, ngaku aja pengen di gendong, paham gw.
Tanpa permisi, gw raih itu tubuh, gw gendong. Dia, teriak dikit.. lirih sih tapi ada manjanya gitu, sexeh ternyata. Gkgkgkgk.
Sialnya, dia nggak mau turun pas di depan pintu, malah dia yang buka kuncinya, gw pegel pak.
Karena gw tau, kalau dia cuma lecet di dahi.. tepat di sofa ruang tamu, gw jatuhin. KAPOK..
"Isss, jahat baget sih, nggak ngerti apa kalau aku ini cewek.."
"Terus, kamu ngerti nggak kalau tanganku pegel,"
Dia ngakak.
Kita ngobrol cuma basa-basi doang, gw juga nggak kepo perihal kecelekaan, meski gw sudah tau.
Entahah, mood gw ilang.
Kisaran jam sepuluh, mamanya Rania datang. Gw pun minta diri buat balik, meski awalnya nggak boleh pulang. Bentar, kok baik ya mereka.. apa nggak salah?
Tau lah, dan gw pun pulang dengan damai, setidaknya.. gw sudah jauh dari drama-drama manusia receh.
Karena gw mau waras, sampai apartemen langsung mandi, dandan.. cek kerjaan besok lanjut tidur.
Memang, sesimple itu kehidupan gw. Mau sok peduli atau memikirkan ini itu, yang ada.. otak gw yang kalah, mending.. berusaha tetap fresh dan bahagia selalu. Lupakan mereka dakalau bisa, jangan samapi ada drama yang nggak penting. Itulah hidup gw, sederhana.
Memang sih, yang namanya sendiri itu.. kadang menyedihkan. Sebagai manusia normal, ada kalanya.. kita pengen tuh ada yang nyapa. Semacam, "Hay.." atau "Lagi apa.." ada yang peduli gitulah. Masa, garing terus.
Hahahaha, dah ya gw mau istirahat.
Otak gw masih kelayapan kemana-mana, karena jenuh.. gw coba ngehibur diri. Ambil ponsel, terus buka IG.
Isinya parodi 'TUMAN..', Politik dan macam-macam. Sesaat gw liat parodi tuman, cukup menghibir saat di detik terakhir ada yang kena gampar. Sampai disini, gw sempat mikir.. mereka-mereka yang sok humanis kemana yak, kan.. biasanya sudah getol sama yang namanya kekerasan dan tetek-bengeknya. Apalagi kalau sudah menyangkut HAM, ah.. serasa makan daging babi sama sayur koll.
Lanjut gw masuk di akun 'Gojek 24k', isinya.. kalau nggak percakapan absurd ya lucu-lucuan doang, ada sih yang komen ini itu.. tapi! intinya cuma menghibur plus berbagi info. Semisal kemacetan atau kejadian apa gitu, kan.. mang ojol termasuk mata-mata, lebih cangih dari google maps malah, updatenya cepet. Ada apa aja.. posting, simple.
Sampai kepada, lakanya lola sama rania, meski nama mereka nggak di sebutkan.. tapi, ada dua kendaraan yang sedang balapan di jalan umum, dan hebohnya.. yang balapan cewek semua. Sudah, para netijen auto heboh.. mulai dari yang katanya Emak-emak belum seratus persen jadi emak, orang bego.. dan ujaran lainnya, tapi ada juga yang positif thinking, yah.. namanya pemirsa, suka-suka mau ngomong apa.
Lantas, gw baru paham.. ternyata, mereka berdua sedang duel, entah apa masalahnya, masa iya gara-gara gw? ah.. bisa besar kepala nanti. Gkgkgkgkgk.
Bodo lah, gw mau tidur.
***
Paginya, gw masih sebagai Nue yang selalu rapi. Bangun tidur, beresin ranjang.. mandi, dandan dan ngantor.
Di kantor juga nggak jauh-jauh dari keponya mereka, tentu perihal lola.. yang kita tau bersama, kalau lola nggak jauh-jauh sama gw, jadinya.. apa yang terjadi sama lola, seolah-olah gw tau semua.
Next, lanjut kerja sampai jam lima.
Pulang kerja, gw otw tempatnya Rania. Setelah sampai tempat informasi dan tau dimana Rania dirawat, gw cus kesana. Untungnya, kamar Rania sama Lola beda lantai, jadi.. aman lah. Seengaknya, gw nggak harus basa-basi sama orang-orang yang terindikasi punya hubungan diantara kita.
Tepat saat gw mau masuk kamarnya Rania, seseorang keluar dengan wajah masam, mungkin dia cowoknya.
"Oh maaf, " sapa gw sembari senyum, kaget soalnya.
'Iya, ada yang bisa saya bantu mas.."
"Iya, saya keluarganya Rania, semalem saya dapat wa dari mamanya, kalau Rania kecelakaan,"
"Oh.. pean keluarganya?"
'Iya, tapi baru bisa kesini sekarang,"
"Iya mas gpp, silahkan kalau mau masuk, kemarin.. temen kantornya yang jenguk,"
"Ok.. mas, makasih ya.."
Syukurlah, gw bisa kek bajai, mulus ngelesnya. Paling tidak, siapapun itu.. kalau tau gw keluarganya, dia bakalan respec sama gw. Bajingan nggak.
Gw masuk dan disambut senyum dari Rania, senyum yang pernah gw lihat dulu, meski begitu.. ada nada gelap diantara senyuman itu. Apa itu, gw nggak tau. Lagian, kenapa juga gw harus tau.. yang ada, gw sakit ati lagi. Untung gw orang baik, meski di sakiti, gw nggak akan balas, tapi.. malah lebih baik lagi. Keren.
"Maaf, baru bisa kesini.. semalem mama kamu wa,"
"Iya gpp, ini juga sudah baikan kok, dokter bilang juga sudah boleh pulang.. tapi aku masih pegen disini.."
"Lah.. ngapain!"
"Nunggu dijenguk kamu, hehehe.."
"A.. siap, terus kapan balik, kan sudah aku jenguk"
"Nanti aja, aku masih mau disini sama kamu..."
Tanpa apa dan bagaimana, dia meluk gw. Sembari berkata maaf, dia nangis di bahu gw. Gw.. bingung harus gimana, terus.. rania minta maaf soal apa?. Apa dia sudah sadar, bahwasanya.. orang yang selama ini tulus, terus dia sakiti.. nyatanya masih peduli?
Gw juga nggak ngerti, gw nggak mau berspekulasi. Biarlah yang berlalu biar hanyut dibawa waktu, yang sekarang ya biarlah jadi kehangatan, macam gundukan Rania yang sekarang sudah tumbuh subur.
Apa sih, ada orang susah malah ngaco. Ya namanya juga manusia, kadang ya sedih.. kadang ya baik.. kadang ya bajingan.. kadang ya bodo amat.. dan kadang juga pegen yang empuk-empuk. Ya nggak coy. Padahal ya begitu itu modelnya, tapi kenapa ya.. auranya bikin nagih. Emang, Tuhan itu kalau bikin sesuatu nggak pake mikir. Coba kalau dipikir sedikit, pasti efeknya nggak separno sekarang, apa-apa jadi ereksian. Sampai-sampai, kartun pake bikini di demo rame-rame, al hasil.. banyak sensoran disana-sini, sampai pentil kambing di sensor. astagfirullahmm....
Karena gw ini sudah lama jadi zombie, ya biasa saja, mau ada yang meluk gw kek.. ada yang nangis kek.. atau! ada yang nyungsep di depan gw, gw lo bodo amat.
Kenapa, ya karena Rania.. dulu.. gw orang baik, hidup dan sempurna. Tapi, setelah apa yang gw lakukan nggak pernah dianggap, gw jadi malas. Malas untuk semua hal, lagian kan.. orang jahat bukan pure dari sononya jahat, pasti asa sebabnya. Begitu juga manusia ngak peduli macam gw, pasti ada sebabnya.
Secara, gw sudah mati-matin buat ini itu, semata-mata buat Dia.. buat kehidupan yang sempurna, tapi apa.. gw di buang secara tidak hormat. Sebagai pemilik hati, pemilik rasa.. apakah gw nggak sakit. SAKIT pak. So, kalau gw seperti ini.. ya jangan kamu labeli manusia SOK. Jauh pak.
Tapi, gw berusaha senyum kepada siapapun, plus.. kalau ada yang butuh.. pasti gw bantu. Satu yang nggak gw lakukan, ikut campur urusan orang dan nggak mau sok tau. Meski itu temen deket atau apalah, gw nggak mau tau, itu urusan mereka. Baru.. kalau dia minta bantuan misal, sebisa mungkin gw akan ada disana buat bantu. Seperti ke Rania juga.
Percayalah, kalau kamu nggak muka tembok.. dan berhati lumpur, kau nggak akan lakuin seperti yang gw lakuin. Apalagi, kesakitan atas perginya Rania dulu masih sampai sekarang imbasnya.
Bodo lah..
Dan ya, dia meluk gw lama. Tanpa apa dan bagaimana, mungkin dia lelah.
Mungkin, ini adalah pertama kalinya dia meluk gw, orang.. boncengan saja dia nggak mau meluk, malah.. pegangan jaket gw. Ya ampun.
"Ra.. gw nggak bisa nafas ini,"
Dia ketawa sembari ngelepasin pelukanya, dilanjutkan menyeka airmatanya yang tampak lega. Mungkin benar, apa yang kita pendam.. kadang sulit buat di ungkap secara verbal, tapi.. cukup nangis sesaat, semua terasa plong. Apakah gw pernah nangis? kadang. Perihal apa? ya nggak tau, paling kena debu.
"Ya udah, kalau gitu anterin pulang ya.."
Kita pun pulang, tentu dia masih dengan manjanya, seolah.. kita layaknya dulu, gw sebagai kakak.. dia yang jadi adeknya. Selama perjalanan, dia senyum-senyum doang, liatin gw yang nyetir dan kadang.. posisinya ngadep ke gw, seolah-olah.. gw nggak mau di lepasin.
Risih..?
Nggak!
Tapi JIJIK..
Eh ya, tadi gw dapet wa dari mamanya Rania, kalau malam ini baru bisa datang. Soalnya, masih harus ngurus ini itu di kepolisian. Taulah, apaan. Dan satu yang jelas, gw disuruh nemenin purtinya. Memang sih, kita nggak kenal.. orang zaman kita pacaran masih sembunyi-sembunyi, mana kenal atau tau gw mereka. Tapi ya nggak tau juga kalau Rania cerita, entahlah.
Tempat Rania cukup jauh dari kota, gw ngerasakan itu. Maklum lah, gw aja yang nggak pernah kemana-mana.
Sesampai di halaman, gw keluar buat bukain pintu, setelah pintu mobil kebuka, Rania nggak mau turun, dingin katanya. Halah, ngaku aja pengen di gendong, paham gw.
Tanpa permisi, gw raih itu tubuh, gw gendong. Dia, teriak dikit.. lirih sih tapi ada manjanya gitu, sexeh ternyata. Gkgkgkgk.
Sialnya, dia nggak mau turun pas di depan pintu, malah dia yang buka kuncinya, gw pegel pak.
Karena gw tau, kalau dia cuma lecet di dahi.. tepat di sofa ruang tamu, gw jatuhin. KAPOK..
"Isss, jahat baget sih, nggak ngerti apa kalau aku ini cewek.."
"Terus, kamu ngerti nggak kalau tanganku pegel,"
Dia ngakak.
Kita ngobrol cuma basa-basi doang, gw juga nggak kepo perihal kecelekaan, meski gw sudah tau.
Entahah, mood gw ilang.
Kisaran jam sepuluh, mamanya Rania datang. Gw pun minta diri buat balik, meski awalnya nggak boleh pulang. Bentar, kok baik ya mereka.. apa nggak salah?
Tau lah, dan gw pun pulang dengan damai, setidaknya.. gw sudah jauh dari drama-drama manusia receh.
Karena gw mau waras, sampai apartemen langsung mandi, dandan.. cek kerjaan besok lanjut tidur.
Memang, sesimple itu kehidupan gw. Mau sok peduli atau memikirkan ini itu, yang ada.. otak gw yang kalah, mending.. berusaha tetap fresh dan bahagia selalu. Lupakan mereka dakalau bisa, jangan samapi ada drama yang nggak penting. Itulah hidup gw, sederhana.
Memang sih, yang namanya sendiri itu.. kadang menyedihkan. Sebagai manusia normal, ada kalanya.. kita pengen tuh ada yang nyapa. Semacam, "Hay.." atau "Lagi apa.." ada yang peduli gitulah. Masa, garing terus.
Hahahaha, dah ya gw mau istirahat.
tikusil dan 3 lainnya memberi reputasi
4