- Beranda
- Stories from the Heart
Tak Punya Hati ?
...
TS
seenue
Tak Punya Hati ?
Ada saat, dimana kehidupan hanyalah omong kosong belaka.
Spoiler for Index:
Adakah Senyum di Semarang,
Spoiler for Index:
Diubah oleh seenue 06-05-2020 14:27
dbase51 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
30.5K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
seenue
#3
Kisaran jam lima, kerjaan sudah selesai. Tinggal pulang, atau kalau mau nongkrong ya monggo.
Seperti gw sama Lola, rencananya mau nongkrong. Kita ngopi tipis-tipis, beneran ngopi.. bukan beli es teh. Terlalu murah untuk di labeli "Tuman" terus biar heboh pake di gampar segala. Eh.. KPI mana nih?. Nggak ada sensor apa!
Dasar mental murah, mindset rendah.. bisanya sensor sana sensor sini, macam polisi tidur saja, jalan mulus.. polisi tidur. Jalan kampung.. polisi tidur. Biar pengendara nggak kebut-kebutan gitu? atau.. apa!. Sampah. Secara, manusia itu gampang-gampang susah, nggak mau mikir jangka panjang dan sukanya instan, jadinya ya seperti itu. Yang seharusnya jalan mulus itu enak, jadi menyebalkan.
Dan memang benar, pendidikan moral, akhlak.. itu tidak ada. Adanya pendidikan agama?.
Secara real, moral.. bagi gw adalah apa yang benar dan di benarkan dan tidak kita langgar meski kita ada kesempatan pun peluang melanggar. Contoh, ketika di lampu merah, kita tau tuh.. lampu sudah kuning, mau merah. Kalau kita punya otak, meski kita paling depan ya berhenti, bukan modal sedetik sebelum lampu berwarna merah kita gas. Nggak bermoral itu, coba deh lu seperti itu, berhenti sebelum lampu merah, minimal mau merah deh, bukan malah nyelonong. Gw yakin, lu bakal ngerasakan sebuah kebanggaan atas ketertiban kecil yang lu lakuin. Gw jamin.
Tuman..
Nyinyir, gkgkgkgkgk
Hey bung, kita berbangsa dan bernegara dengan aturan-aturan yang sudah kita sepakati bersama bukan cuma hari ini atau sepuluh tahun kedepan, tapi.. seribu tahun kedepan. So, apa yang salah tapi di benarkan sudah semestinya kita beredel. Bukan caranya, biar nggak kebut-kebutan terus dikasih polisi tidur bukan. Mereka yang kebut-kebutan.. anggap saja sudah separuh kematian. Nah kita, berkewajiban buat menstimulus alam bawah sadar anak-anak buat selalu inggat, kalau ini itu.. itu tidak di benarkan, tentu dengan alasan yang mudah di cerna dan rasional, gw jamin deh.. sebaik-baiknya manusia, kalau doktrin macam itu sudah merasuk di alam bawah sadar, suatu saat akan inggat. Eh iya, ini salah.. eh iya.. ini nggak benar. Simple.
Seperti setan beserta orientasi kesetananya. Padahal, semesta isinya yang baku dan mendarama cuma Jin dan Manusia, nah Jin sudah macam-macam, dari yang islam sampai yang kafir, meski tugasnya tetap, membuat sesat.. ditambah manusia beserta label setan-nya. Lu jumlah deh ada berapa, terus.. setan/hantu/demit di alam bawah sadar manusia itu masuk koloni mana?
Gkgkgkgkg...
"Woe.. lu dari tadi serius bener, ada apa sih.. ini jadi ngopi dimana.."
Gw lupa, kalau ada lola di sebelah gw. Dasar nggak peka.
Bicara soal nggak peka, memang cowok adalah tempat ketidakpekaan itu sendiri, jadi.. label cewek selalu benar dan cowok selalu salah adalah salah, melainkan.. cowoknya saja yang nggak peka. Kata si cewek begitu. Dasar nggak peka. Hidup cewek..
"Diem lagi.. WOOEEE.."
Gw ketawa, dan memang.. gw sering main-main sama imaji gw sendiri, mungkin.. kinerja otak kanan gw lebih banyak dari yang kiri. Entahlah.
"Apa sih..,"
"Kok apa, ditanya kemana jawabnya gimana.., kamu baik-baik aja kan?"
Hahahaha, lola mulai was-was. Gw lo biasa saja. Kadang, gw pegen banget ada manusia yang bisa gw ajak bicara, minim.. bisa mendengar apa yang gw katakan, bukan yang sok tau.. sok mengurui atau apa, gw butuh pendengar yang baik. Itu saja.
"Iya, ini fokus nyetir Lola.."
"Awas ya.."
Dan begitulah, lola lanjut dengan senyumnya.. tingkahnya, dan seperti adek kecil yang manja sama kakaknya. Bedanya, dia sudah bisa bunting kalau kena seperma.
Tak lama, kita sudah sampai, parkir dan cus cari kursi. Kita dapet nomor delapan, cukup nyaman dan jauh dari anak-anak.
"Tumben pesen late, biasanya kopi item.."
"Lagi pegen yang ringan,"
"Heleh, lagumu pak.."
"Btw.. weakend ini kemana?" lanjut lola tanpa basa-basi.
"Ngak tau, hehehehe.."
"Kamu bisa renang nggak?"
"Emm, bisa.."
"Gimana kalau kita renang!"
"Boleh.."
"YEEEEEE"
Maklum, nnamanya juga Lola. Percaya nggak percaya, melihat temen kita bahagia itu.. rasa-rasanya adem banget. Karena kebahagiaan, bisa lahir dari banyak hal. Macam kecuekan gw yang sanggat, tapi bisa buat Lola jingkrak-jingkrak. Cantik.. norak. Dilihatin orang pulak, dasar.
Karena sudah bosan, kita balik kisaran jam sepuluh. Tumben juga, lola nggak mau ke tempat gw.. katanya.. dirumah sedang ada singa betina. Lah, gw ya bertanya-tanya, kalau ada singanya kenapa gw harus yang antar?
Dan cerita pun berlanjut, gw nganter Lola.
Gw dapet tatapan singa betina.
Gw pulang..
Dan tidur.
Seperti gw sama Lola, rencananya mau nongkrong. Kita ngopi tipis-tipis, beneran ngopi.. bukan beli es teh. Terlalu murah untuk di labeli "Tuman" terus biar heboh pake di gampar segala. Eh.. KPI mana nih?. Nggak ada sensor apa!
Dasar mental murah, mindset rendah.. bisanya sensor sana sensor sini, macam polisi tidur saja, jalan mulus.. polisi tidur. Jalan kampung.. polisi tidur. Biar pengendara nggak kebut-kebutan gitu? atau.. apa!. Sampah. Secara, manusia itu gampang-gampang susah, nggak mau mikir jangka panjang dan sukanya instan, jadinya ya seperti itu. Yang seharusnya jalan mulus itu enak, jadi menyebalkan.
Dan memang benar, pendidikan moral, akhlak.. itu tidak ada. Adanya pendidikan agama?.
Secara real, moral.. bagi gw adalah apa yang benar dan di benarkan dan tidak kita langgar meski kita ada kesempatan pun peluang melanggar. Contoh, ketika di lampu merah, kita tau tuh.. lampu sudah kuning, mau merah. Kalau kita punya otak, meski kita paling depan ya berhenti, bukan modal sedetik sebelum lampu berwarna merah kita gas. Nggak bermoral itu, coba deh lu seperti itu, berhenti sebelum lampu merah, minimal mau merah deh, bukan malah nyelonong. Gw yakin, lu bakal ngerasakan sebuah kebanggaan atas ketertiban kecil yang lu lakuin. Gw jamin.
Tuman..
Nyinyir, gkgkgkgkgk
Hey bung, kita berbangsa dan bernegara dengan aturan-aturan yang sudah kita sepakati bersama bukan cuma hari ini atau sepuluh tahun kedepan, tapi.. seribu tahun kedepan. So, apa yang salah tapi di benarkan sudah semestinya kita beredel. Bukan caranya, biar nggak kebut-kebutan terus dikasih polisi tidur bukan. Mereka yang kebut-kebutan.. anggap saja sudah separuh kematian. Nah kita, berkewajiban buat menstimulus alam bawah sadar anak-anak buat selalu inggat, kalau ini itu.. itu tidak di benarkan, tentu dengan alasan yang mudah di cerna dan rasional, gw jamin deh.. sebaik-baiknya manusia, kalau doktrin macam itu sudah merasuk di alam bawah sadar, suatu saat akan inggat. Eh iya, ini salah.. eh iya.. ini nggak benar. Simple.
Seperti setan beserta orientasi kesetananya. Padahal, semesta isinya yang baku dan mendarama cuma Jin dan Manusia, nah Jin sudah macam-macam, dari yang islam sampai yang kafir, meski tugasnya tetap, membuat sesat.. ditambah manusia beserta label setan-nya. Lu jumlah deh ada berapa, terus.. setan/hantu/demit di alam bawah sadar manusia itu masuk koloni mana?
Gkgkgkgkg...
"Woe.. lu dari tadi serius bener, ada apa sih.. ini jadi ngopi dimana.."
Gw lupa, kalau ada lola di sebelah gw. Dasar nggak peka.
Bicara soal nggak peka, memang cowok adalah tempat ketidakpekaan itu sendiri, jadi.. label cewek selalu benar dan cowok selalu salah adalah salah, melainkan.. cowoknya saja yang nggak peka. Kata si cewek begitu. Dasar nggak peka. Hidup cewek..
"Diem lagi.. WOOEEE.."
Gw ketawa, dan memang.. gw sering main-main sama imaji gw sendiri, mungkin.. kinerja otak kanan gw lebih banyak dari yang kiri. Entahlah.
"Apa sih..,"
"Kok apa, ditanya kemana jawabnya gimana.., kamu baik-baik aja kan?"
Hahahaha, lola mulai was-was. Gw lo biasa saja. Kadang, gw pegen banget ada manusia yang bisa gw ajak bicara, minim.. bisa mendengar apa yang gw katakan, bukan yang sok tau.. sok mengurui atau apa, gw butuh pendengar yang baik. Itu saja.
"Iya, ini fokus nyetir Lola.."
"Awas ya.."
Dan begitulah, lola lanjut dengan senyumnya.. tingkahnya, dan seperti adek kecil yang manja sama kakaknya. Bedanya, dia sudah bisa bunting kalau kena seperma.
Tak lama, kita sudah sampai, parkir dan cus cari kursi. Kita dapet nomor delapan, cukup nyaman dan jauh dari anak-anak.
"Tumben pesen late, biasanya kopi item.."
"Lagi pegen yang ringan,"
"Heleh, lagumu pak.."
"Btw.. weakend ini kemana?" lanjut lola tanpa basa-basi.
"Ngak tau, hehehehe.."
"Kamu bisa renang nggak?"
"Emm, bisa.."
"Gimana kalau kita renang!"
"Boleh.."
"YEEEEEE"
Maklum, nnamanya juga Lola. Percaya nggak percaya, melihat temen kita bahagia itu.. rasa-rasanya adem banget. Karena kebahagiaan, bisa lahir dari banyak hal. Macam kecuekan gw yang sanggat, tapi bisa buat Lola jingkrak-jingkrak. Cantik.. norak. Dilihatin orang pulak, dasar.
Karena sudah bosan, kita balik kisaran jam sepuluh. Tumben juga, lola nggak mau ke tempat gw.. katanya.. dirumah sedang ada singa betina. Lah, gw ya bertanya-tanya, kalau ada singanya kenapa gw harus yang antar?
Dan cerita pun berlanjut, gw nganter Lola.
Gw dapet tatapan singa betina.
Gw pulang..
Dan tidur.
tikusil dan 2 lainnya memberi reputasi
3