- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#3893
The Gifted Cannot Choose The Gift Part 10
Ah betapa gak beruntungnya gw akhir akhir ini, perut lapar, tangan copot, dan tadi juga harus ngeliatin dokter yang ga bisa ngapa ngapain, sekarang? sekarang gw sudah terkapar di lantai rumah sakit ini, dengan hidung yang sudah mengeluarkan darah. Seorang dokter muda meninju gw tanpa sebab. Gw berusaha untuk bangkit dari posisi ini, gw gunakan tangan kiri gw untuk jadi tumpuan badan gw untuk berdiri, tiba tiba *BRUKKK* badan gw jatuh kembali ketika sadar tangan kiri gw sudah ilang setengah. Kali ini gw tidak berusaha kembali untuk bangkit, karena hati sudah gondok, dan badan terlampau lelah dengan perut yang keroncongan. Betapa sialnya gw hari ini.
‘Hihihihihihihihihihihihihihihi’ Tawa Asahi yang sekarang sudah dalam posisi jongkok dan menepuk bahu gw
‘Ugh sial bener gw hari ini.’
‘Bisa juga kamu ternyata ditonjok sampe tepar kaya gini hihihi.’ Tawa Asahi sembari mengeluarkan seonggok roti dari tasnya dan menempelkannya di mulut gw.
‘yumm. Thanks, gw laper banget.’ jawab gw sambil memakan roti yang di gigit Asahi
Disebelah Asahi terlihat dr.Leo yang tidak bisa menahan tawanya sambil memukul mukul tembok di samping dia. Ahhh emang ni manusia berdua bajeng, orang ditampol kok ya di ketawain. Tiba tiba gw mendengar suara teguran keras dari arah kaki gw.
‘Misaki! apa yang kamu lakukan’ suara seorang wanita yang gw tau adalah suara Yumikawa-sensei
‘Kamu… kamu pikir nyawa orang seenteng itu hah?’ teriak seorang wanita yang membuat bola mata gw melirik kebawah. Tampa sosok Yumikawa-sensei sedang menahan dokter muda itu.
‘Cukup Misaki!’ tegur keras Yumikawa-sensei ke dokter muda bernama Misaki itu
‘Kamu punya kemampuan untuk membantu orang itu, tapi kamu dengan enteng membiarkan dia tidak selamat hanya karena alasan sepele seperti itu?’ tanya dokter muda itu ke arah gw. Karena dia sudah susah payah untuk meninju gw, gw merasakan dorongan untuk menjawab pertanyaan.. bukan.. kemarahan dia.
‘Tidak ada manfaat untuk kami untuk menyelamatkan orang itu.’ jawab gw santai
‘Alasan macam apa itu? Ini urusan nyawa! bukan hal sepele!’ balas dokter muda itu
‘Orang itu… juga tidak akan punya kesempatan untuk di eksaminasi seperti itu jika tidak punya duit banyak bukan? yang mana duit yang banyak itu akan masuk ke kantongmu juga. Gw tidak melihat ada perbedaan dengan alasan gw’ jawab gw santai sambil menyantap roti yang disuapi Asahi.
‘Itu…. itu tidak sama! semua orang… semua orang! kalau punya kekuatan dan mampu harus siap membantu orang lain!.’
‘Hahaha apa kau itu hidup dalam mimpi? dan biar gw kasih tau. dr.Leo, Gw, kami… tidak meminta imbalan jika kami memutuskan untuk menolong orang, karena itulah inti dari menolong, kami hanya minta satu, orang yang kami tolong itu harus worth it.’ jawab gw
‘Kamu… semoga kamu bisa ngerasain gimana rasanya ngeliat orang yang kamu sayangi tidak tertolong’ ucap dokter muda itu
‘Well well, bahkan orang yang paling jahat yang pernah gw temuin ga pernah berdoa seperti itu.’ ucap gw terkekeh
‘MISAKI!’ tegur Yumikawa-sensei ke dokter muda itu yang sudah terdiam menatap gw nanar.
‘Kamu… hufff. Tolong maafkan anak didik saya. Yokhunan atau Adi, dan dr.Leo. Misaki!! minta maaf’ lanjut Yumikawa-sensei merundukan badannya dan badan dokter muda itu.
‘Maaf’ ucap dokter muda itu datar tanpa rasa penyesalan
‘Biar saya hukum dia.’ ucap Yumikawa-sensei
‘Tidak tidak… tidak perlu. Tidak ada yang perlu dihukum. Saya sudah dapat hiburan yang cukup hahahaha’ tawa dr.Leo ga tau diri
Akhirnya roti yang disuapin Asahi habis juga, dan gw baru sadar, rebahan di lantai kayak gini enak juga, mengingatkan gw dirumah gw waktu kecil dulu, suka tidur di lantai. Yumikawa-sensei dan dokter muda itupun pergi meninggalkan kami, gw bisa melihat dokter muda itu melirik kebelakang, ke arah gw, dengan tatapan penuh amarah. Hah, well seenggaknya gw gak akan pernah ketemu dia lagi, dasara cewek merepotkan. Personality dokter muda itu mirip banget sama Valli, sangat berjiwa sosial. Tiba tiba Asahi mengeplak kepala gw sambil menyuruh gw untuk bangun, kami pun lalu mengikuti dr.Leo kembali keruangannya.
Sesampainya di ruangan dr.Leo gw langsung tiduran di sofa di dekat meja kerja, gw membuka HP gw dan tersenyum melihat pesan pesan singkat yang dikirim oleh Valli. Entah apa yang dipikirkan Valli saat mengirim pesan pesan ini, tapi konten yang dia tulis beberapa sangatlah absurd. Gw pun membalas semua pesan Valli sambil terkekeh kecil, lalu gw melihat jam yang sudah menunjukan pukul 10 malam, gw memutuskan untuk istirahat dari minggu yang melelahkan ini.
Entah sudah berapa lama gw tertidur di sofa ini, gw merasakan sebuah tepukan di pundak gw tampak dr.Leo yang menyuruh gw untuk segera bangun dan segera menunaikan shalat subuh bersama, yang dilanjutkan dengan makan pagi. Setelah itu waktu gw habiskan untuk membaca buku buku medis yang tersimpan di ruangan dr.Leo ini untuk menghabiskan waktu ketika dia dan Asahi pergi entah kemana. Tiga jam kemudian terdengar suara pintu yang terbuka yang disusul dengan ucapan salam seorang pria dan wanita, pasti dr.Leo dan Asahi, gw tetgap meneruskan bacaan gw sambil menjawab salam mereka.
‘Adi’ panggil dr.Leo dari bilik sebelah
Gw pun tanpa menjawab, langsung beranjak dari sofa gw dan berjalan ke tempat dr.Leo memanggil gw. Terlihat dia dan Asahi berdiri di tengah ruangan dengan dr.Leo menggenggam sebuah bola hitam yang dalamnya berkedap kedip sinar biru. dr.Leo melemparkan bola itu yang mendarat kira kira satu meter dari tempat dr.Leo berdiri, dimana ketika menyentuh lantai, bola itu pecah menjadi 8 bagian, 4 bagian pertama bergulir menuju ke pojokan ruangan yang dibatasi dengan kaca itu, 4 bagian itu mengisi ke eempat sudut dari satu titik ruangan itu, sedangkan 4 bagian terakhir yang letaknya masih tetap satu meter didepan dr.Leo iku mengisi ke 4 sudut sisi ruangan di depan kita, semua bagian itu kemudian membuat ruang yang mengubah setengah ruangan dr.Leo ini menjadi ruangan lain, seperti sebuah gerbang yang menghubungkan dua tempat yang berbeda, namun gw tau kalau ini semua tidaklah nyata.
Saat ini, setengah ruangan dr.Leo sudah berubah menjadi sebuah ruangan bernuansa putih nan megah, disana tampak meja yang letaknya sangat tinggi, meja berwarna coklat dengan ukiran ukiran yang sangat indah dan berkualitas tinggi. Disana duduklah tiga orang pria mengenakan jubah hitam, tiga pria yang gw dan dr.Leo kenal, gw gak tau kalau Asahi pernah ketemu mereka atau tidak, tapi kehadiran ketiga orang itu secara bersamaan dan kenapa mereka dan kita berada di tempat yang seperti ruang pengadilan, ini hanya ada satu kemungkinan, seseorang akan di sidang, dievaluasi, dan dinilai.
dr.Leo berjalan memasuki ruangan semu itu sambil membawa sebuah kursi, gw dan Asahi pun mengikuti dia dan meletakkan kursi kami sejajar dengan dr.Leo. Kita pun duduk di kursi kita masing masing, sampai gw mendengar suara pintu terbuka di belakang diikuti dengan suara langkah kaki yang mana berhenti tepat di kursi yang tampak terletak di samping kanan gw. Ia adalah Ai, cewek yang tiga minggu ini menjadi tujuan hidup gw. Berbeda dengan kondisinya yang tidak berbentuk sehabis dia “lepas tak terkendali” waktu itu, kini ia sudah kembali seperti manusia biasa, mulutnya yang robek sudah hilang tanpa meninggalkan bekas, begitu juga dengan jari tangan dan kukunya yang hancur, berubah kembali menjadi tangan seorang wanita yang lentik. Ia pun menatap ke rah gw dan sambil tersenyum, yang gw balas dengan sebuah anggukan.
Ketiga pria di atas sana pun berdiri dan merundukan badan mereka sedikit, pria yang ada ditengah pun membuka suaranya.
‘Selamat pagi dr.Leo, maaf sudah mengganggu di pagi hari ini.’ ucap pria itu dengan tenang
‘Selamat pagi juga kepada kalian juga, tidak kusangka kalau kalian yang akan menilai, hahaha’ tawa dr.Leo
Pria itu berbicara dengan nada yang sangat tenang, dan elegan, kalau orang melihat dari cara ia berbicara, pasti akan terpana. Pria itu pun mengalihkan pandangannya ke arah gw. Gw pun langsung berdiri dari posisi duduk gw yang langsung disusul dengan sebuah sambutan.
‘Selamat datang Adi. Sudah lama kita tidak bertemu ya? hmmm hampir 10 tahun ya sejak masa pengasinganmu? sekarang umur berapa kamu?’ tanya dia
’19 tahun Agustus kemarin.’ Jawab gw sambil merundukan kepala gw
‘Hoo berarti tahun depan kamu sudah bisa kembali kesini dong? bagus bagus, kita perlu mengadakan pesta besar nanti.’ balas Dia
‘Hahaha terima kasih.’
‘Okay. kembali ke acara utama kita. Adi, kamu diberi tugas oleh dr.Leo untuk mencari anak perempuan bernama Ai di Jepang sana. Tidak ada ketentuan dalam cara kamu menyelesaikan masalah ini, Hidup dan Mati pun kami akan terima, tapi, kami sangat menghargai jerih payahmu untuk memberi kesempatan lebih ke anak perempuan ini untuk hidup.’ ucap Pria itu
‘……’ Gw hanya menundukan kepala gw tanda terima kasih.
‘Bukanlah tugas yang gampang untuk mencari manusia dengan informasi sekecil ini bukan? Kita memberi kamu ujian, apa yang akan kamu lakukan dalam keadaan tidak terduga yang kamu hadapi seperti ini. Jujur, kami puas dengan hasilnya. Kami putuskan kamu menyelesaikan tugasmu dengan sempurna. Kerja yang bagus Adi.’ lanjut Pria itu.
‘Terima kasih.’
‘Kita lanjut untuk memutuskan nasib anak perempuan ini. namamu, Ai bukan?’ tanya Pria itu ke Ai
‘I-iya tuan.’
‘Apakah kamu punya agama, Ai?’ tanya Pria itu
‘Mmm. Ti-tidak tuan. Aku tidak percaya dengan hal itu.’
‘Apakah kamu percaya dengan adanya Jinn?’
‘Jinn?’ ucap Ai bingung
‘Hmm Jinn. atau yang lebih kamu kenal, seperti hantu, dewa dewa, arwah’
‘Ti-tidak, aku tidak percaya.’
‘Saya bisa menilai kalau anak ini tidak berbohong. Jika anak ini tidak terikat dengan agama apapun dan tidak tau menau tentang Pakta Raja Sulaiman, kita tidak bisa menghukum mati dia seperti yang tertera dalam konsekuensi pelanggar Pakta. Singkatnya, Anak ini bebas dari segala hukuman.’ ucap Pria itu sekarang berbicara ke gw.
‘Kalau begitu bagus dong? anak itu bisa bebas.’ jawab gw senang.
‘Tapi… apakah kamu tau? Badan dia tidaklah sama seperti anak perempuan seperti biasanya setelah menampung mahluk dari dunia lain selama hampir tiga tahun. Dia masih bisa kehilangan kontrol badan dia, Dan yang paling penting, dia itu sekarang jadi seperti kamu… bisa melihat “mereka” dari dunia lain sana.’ ucap Pria itu.
‘Jadi dia gak bisa hidup seperti manusia biasa lagi?’ tanya gw
‘Hidup normal bisa. Saya hanya menekankan kalau dia perlu penanganan khusus mengingat kondisinya yang unik ini. Karena terlepas dari semua ini, kondisi yang sekarang dia punya adalah berkah dari tuhan bukan? dan orang yang diberkahi tidak bisa memilih berkah yang dia punya.’
‘Oooh.’
‘Jadi.. anak ini akan kami isolasi dulu sebelum bisa bebas.’
‘Hmm kalau bisa jangan hanya rehabilitasi saja, tolong didik anak ini seperti kita kita.’ ucap Gw
‘Oya? kamu yakin untuk mengajarkan anak ini dalam ajaran kita? bukan hal yang enteng loh.’
‘Hmm. biar lebih jelas, mari kita tanya anaknya langsung.’ Kami pun memindahkan pandamngan kami ke Ai.
‘Ai. ada dua pilihan. Kamu akan direhabilitasi untuk menyesuaikan kondisi tubuhmu disini lalu kamu bisa bebas dan jalani hidupmu sesukamu, atauu, kamu bisa tinggal disini dengan tenang, dengan syarat kamu harus ikut apa yang mereka ajarkan, ikut yang mereka katakan. kamu pilih yang mana?’ tanya gw ke Ai.
‘Aku pilih yang terakhir, aku lebih nyaman disini, disini seperti… mimpi.’ ucap Dia.
‘Yakin?’
‘Yakin!!’ tegas dia
‘Tuha jawabn langsung dari anaknya sendiri.’ ucap gw ke Pria itu
‘Baiklah. sudah lama juga kita ga ngambil orang luar kesini. Baiklah. Semua sudah setuju?’ yang disambut dengan anggukan kedua orang pria di kanan kirinya.
‘Baiklah keputusan sudah bulat!’
Setelah gw memberi beberap[a nasihat ke Ai, dan dr.Leo puas ngobrol dengan ke tiga pria itu, kontak pun akhirnya diputus, setengah ruangan dr.Leo yang berubah ini sudah kembali seperti semula, 8 bagian bola yang terpisah ke beberapa pojok ruangan pun berkumpul menajdi sebuah bola kembali. Gw juga kaget melihat teknologi yang dipakai dr.Leo ini, karena 10 tahun yang lalu, sistim komunikasi seperti tadi belum ada di keluarga gw.
‘Gilak tuh tadi apaan dah?’ tanya gw mengenail alat yang dipegang dr.Leo
‘Ini? udah lama ini mah, hmmm, baru digunaiin sih kira kira 1 tahun setelah kamu jalanin pengasingan ini.’ ucap dr.Leo
‘Man. 10 tahun pasti banyak banget yang baru ya.’ ucap gw terkagum kagum
’10 tahun Adi, sudah cukup untuk berganti zaman. Yaudah saya mau ke bawah dulu ada urusan.’ ucap dr.Leo lalu pergi bareng Asahi.
Pas dokter gila itu bilang kalau dia ada urusan, dia bener bener ga balik balik sampe habis isya, yang artinya gw ditinggal sampe malem! Bosen ga ada hiburan, gw memutuskan untuk terbang ke langit mimpi, sampai sebuah tepukan gw rasakan di pipi gw. Mata gw pun terbuka dan melihat tangan yang menepuk pipi gw itu, hmm dr.Leo? tapi kok tangannya beda ya? tunggu… kayanya gw kenal tuh tanga.. itukan tangan kiri gw!! gw langsung loncat dari sofa ini, kaget sekaget kagetnya! Gw dibangunin pake tangan kiri gw sendiri yang dipegang orang lain!!
‘Wah anjer lo!! Kaget gw!! Hampir copot ini batre kehidupan gw!!’ protes gw sambil megang dada yang mau meledak
‘Hahaha. liat nih, tanganmu dah rapih! Saatnya kita sambung~’ ucap dr.Leo tanpa dosa
‘Sekarang?’
‘Ga. Entar tunggu tukang martabak lewat dulu… ya sekarang lah. ayo ke ruang sebelah.’
‘Tapi-‘
Protes gw pun terputus karena mulut gw ditutupi oleh tangan kiri gw yang dipegang dr.Leo. Gw pun dengan pasrah mengikuti dia ke ruangan sebelah tempat meja kerja dia berada. Disana sudah terlihat meja yang tadinya dipenuhi dengan komputer dan segala perlengkapannya sudah terganti oleh sebuah terpal dan sebuah tas yang berisi peralatan ‘tempur’ dr.Leo. Gw duduk di kursi yang sudah disediakan dan dr.Leo duduk di samping gw, gw menaruh tangan kiri gw di meja itu dan membiarkan dr.Leo mengerjakan pekerjaannya. Selama proses itu gw lebih memilih mengalihkan konsentrasi gw ke buku yg gw baca lewat HP gw, sambil berpikir kalau proses ini tumben tidak sakit, menandakan dr.Leo lagi baik sama gw, biasanya dia bakal bikin gw kesakitan sambil ketawa ketawa macam maniak. Satu jam berlalu dan tangan gw sudah tersambung bak tidak terjadi apa apa, tidak ada bekas, tidak ada jahitan, mulus seperti pantat bayi.
‘Perlu waktu 48 jam sampe kamu bisa gunain tanganmu 100% kaya biasa.’ ucap dr.Leo
‘Heee… jadi ini tangan, tangan biasa? ga ada plus plus nya?’ tanya gw
‘Kamu berharap apa ha? mau keluar roket dari tanganmu? inget selama masih bisa disambung ga boleh pake prostetik!’ ucap dr.Leo tegas.
‘Iye iye.’
‘Dan ini. Tiket pesawatmu untuk besok… kerjaanmu pasti numpuk disana nanti kan?’
‘Hooo. Thanks. Tapi gw harus beli oleh oleh buat yg lain..’
‘Udah saya beliin, besok pagi sudah dibungkus rapi kok.. semua sesuai yang kamu list ke saya.’
‘Waaah Thanks dr.Leo!’ jawab gw senang
Akhirnya kerjaan sekaligus rekreasi gw di Jepang ini sudah selesai. Sebuah pengalaman yang sangat membuat adrenalin gw menggebu gebu sejak 10 tahun pengasingan ini, pengalaman worth it. Sebuah rekreasi yang sangat gw perlukan untuk melepas dari rutinitas membosankan yang menanti gw di Motherland.
‘Hihihihihihihihihihihihihihihi’ Tawa Asahi yang sekarang sudah dalam posisi jongkok dan menepuk bahu gw
‘Ugh sial bener gw hari ini.’
‘Bisa juga kamu ternyata ditonjok sampe tepar kaya gini hihihi.’ Tawa Asahi sembari mengeluarkan seonggok roti dari tasnya dan menempelkannya di mulut gw.
‘yumm. Thanks, gw laper banget.’ jawab gw sambil memakan roti yang di gigit Asahi
Disebelah Asahi terlihat dr.Leo yang tidak bisa menahan tawanya sambil memukul mukul tembok di samping dia. Ahhh emang ni manusia berdua bajeng, orang ditampol kok ya di ketawain. Tiba tiba gw mendengar suara teguran keras dari arah kaki gw.
‘Misaki! apa yang kamu lakukan’ suara seorang wanita yang gw tau adalah suara Yumikawa-sensei
‘Kamu… kamu pikir nyawa orang seenteng itu hah?’ teriak seorang wanita yang membuat bola mata gw melirik kebawah. Tampa sosok Yumikawa-sensei sedang menahan dokter muda itu.
‘Cukup Misaki!’ tegur keras Yumikawa-sensei ke dokter muda bernama Misaki itu
‘Kamu punya kemampuan untuk membantu orang itu, tapi kamu dengan enteng membiarkan dia tidak selamat hanya karena alasan sepele seperti itu?’ tanya dokter muda itu ke arah gw. Karena dia sudah susah payah untuk meninju gw, gw merasakan dorongan untuk menjawab pertanyaan.. bukan.. kemarahan dia.
‘Tidak ada manfaat untuk kami untuk menyelamatkan orang itu.’ jawab gw santai
‘Alasan macam apa itu? Ini urusan nyawa! bukan hal sepele!’ balas dokter muda itu
‘Orang itu… juga tidak akan punya kesempatan untuk di eksaminasi seperti itu jika tidak punya duit banyak bukan? yang mana duit yang banyak itu akan masuk ke kantongmu juga. Gw tidak melihat ada perbedaan dengan alasan gw’ jawab gw santai sambil menyantap roti yang disuapi Asahi.
‘Itu…. itu tidak sama! semua orang… semua orang! kalau punya kekuatan dan mampu harus siap membantu orang lain!.’
‘Hahaha apa kau itu hidup dalam mimpi? dan biar gw kasih tau. dr.Leo, Gw, kami… tidak meminta imbalan jika kami memutuskan untuk menolong orang, karena itulah inti dari menolong, kami hanya minta satu, orang yang kami tolong itu harus worth it.’ jawab gw
‘Kamu… semoga kamu bisa ngerasain gimana rasanya ngeliat orang yang kamu sayangi tidak tertolong’ ucap dokter muda itu
‘Well well, bahkan orang yang paling jahat yang pernah gw temuin ga pernah berdoa seperti itu.’ ucap gw terkekeh
‘MISAKI!’ tegur Yumikawa-sensei ke dokter muda itu yang sudah terdiam menatap gw nanar.
‘Kamu… hufff. Tolong maafkan anak didik saya. Yokhunan atau Adi, dan dr.Leo. Misaki!! minta maaf’ lanjut Yumikawa-sensei merundukan badannya dan badan dokter muda itu.
‘Maaf’ ucap dokter muda itu datar tanpa rasa penyesalan
‘Biar saya hukum dia.’ ucap Yumikawa-sensei
‘Tidak tidak… tidak perlu. Tidak ada yang perlu dihukum. Saya sudah dapat hiburan yang cukup hahahaha’ tawa dr.Leo ga tau diri
Akhirnya roti yang disuapin Asahi habis juga, dan gw baru sadar, rebahan di lantai kayak gini enak juga, mengingatkan gw dirumah gw waktu kecil dulu, suka tidur di lantai. Yumikawa-sensei dan dokter muda itupun pergi meninggalkan kami, gw bisa melihat dokter muda itu melirik kebelakang, ke arah gw, dengan tatapan penuh amarah. Hah, well seenggaknya gw gak akan pernah ketemu dia lagi, dasara cewek merepotkan. Personality dokter muda itu mirip banget sama Valli, sangat berjiwa sosial. Tiba tiba Asahi mengeplak kepala gw sambil menyuruh gw untuk bangun, kami pun lalu mengikuti dr.Leo kembali keruangannya.
Sesampainya di ruangan dr.Leo gw langsung tiduran di sofa di dekat meja kerja, gw membuka HP gw dan tersenyum melihat pesan pesan singkat yang dikirim oleh Valli. Entah apa yang dipikirkan Valli saat mengirim pesan pesan ini, tapi konten yang dia tulis beberapa sangatlah absurd. Gw pun membalas semua pesan Valli sambil terkekeh kecil, lalu gw melihat jam yang sudah menunjukan pukul 10 malam, gw memutuskan untuk istirahat dari minggu yang melelahkan ini.
Entah sudah berapa lama gw tertidur di sofa ini, gw merasakan sebuah tepukan di pundak gw tampak dr.Leo yang menyuruh gw untuk segera bangun dan segera menunaikan shalat subuh bersama, yang dilanjutkan dengan makan pagi. Setelah itu waktu gw habiskan untuk membaca buku buku medis yang tersimpan di ruangan dr.Leo ini untuk menghabiskan waktu ketika dia dan Asahi pergi entah kemana. Tiga jam kemudian terdengar suara pintu yang terbuka yang disusul dengan ucapan salam seorang pria dan wanita, pasti dr.Leo dan Asahi, gw tetgap meneruskan bacaan gw sambil menjawab salam mereka.
‘Adi’ panggil dr.Leo dari bilik sebelah
Gw pun tanpa menjawab, langsung beranjak dari sofa gw dan berjalan ke tempat dr.Leo memanggil gw. Terlihat dia dan Asahi berdiri di tengah ruangan dengan dr.Leo menggenggam sebuah bola hitam yang dalamnya berkedap kedip sinar biru. dr.Leo melemparkan bola itu yang mendarat kira kira satu meter dari tempat dr.Leo berdiri, dimana ketika menyentuh lantai, bola itu pecah menjadi 8 bagian, 4 bagian pertama bergulir menuju ke pojokan ruangan yang dibatasi dengan kaca itu, 4 bagian itu mengisi ke eempat sudut dari satu titik ruangan itu, sedangkan 4 bagian terakhir yang letaknya masih tetap satu meter didepan dr.Leo iku mengisi ke 4 sudut sisi ruangan di depan kita, semua bagian itu kemudian membuat ruang yang mengubah setengah ruangan dr.Leo ini menjadi ruangan lain, seperti sebuah gerbang yang menghubungkan dua tempat yang berbeda, namun gw tau kalau ini semua tidaklah nyata.
Saat ini, setengah ruangan dr.Leo sudah berubah menjadi sebuah ruangan bernuansa putih nan megah, disana tampak meja yang letaknya sangat tinggi, meja berwarna coklat dengan ukiran ukiran yang sangat indah dan berkualitas tinggi. Disana duduklah tiga orang pria mengenakan jubah hitam, tiga pria yang gw dan dr.Leo kenal, gw gak tau kalau Asahi pernah ketemu mereka atau tidak, tapi kehadiran ketiga orang itu secara bersamaan dan kenapa mereka dan kita berada di tempat yang seperti ruang pengadilan, ini hanya ada satu kemungkinan, seseorang akan di sidang, dievaluasi, dan dinilai.
dr.Leo berjalan memasuki ruangan semu itu sambil membawa sebuah kursi, gw dan Asahi pun mengikuti dia dan meletakkan kursi kami sejajar dengan dr.Leo. Kita pun duduk di kursi kita masing masing, sampai gw mendengar suara pintu terbuka di belakang diikuti dengan suara langkah kaki yang mana berhenti tepat di kursi yang tampak terletak di samping kanan gw. Ia adalah Ai, cewek yang tiga minggu ini menjadi tujuan hidup gw. Berbeda dengan kondisinya yang tidak berbentuk sehabis dia “lepas tak terkendali” waktu itu, kini ia sudah kembali seperti manusia biasa, mulutnya yang robek sudah hilang tanpa meninggalkan bekas, begitu juga dengan jari tangan dan kukunya yang hancur, berubah kembali menjadi tangan seorang wanita yang lentik. Ia pun menatap ke rah gw dan sambil tersenyum, yang gw balas dengan sebuah anggukan.
Ketiga pria di atas sana pun berdiri dan merundukan badan mereka sedikit, pria yang ada ditengah pun membuka suaranya.
‘Selamat pagi dr.Leo, maaf sudah mengganggu di pagi hari ini.’ ucap pria itu dengan tenang
‘Selamat pagi juga kepada kalian juga, tidak kusangka kalau kalian yang akan menilai, hahaha’ tawa dr.Leo
Pria itu berbicara dengan nada yang sangat tenang, dan elegan, kalau orang melihat dari cara ia berbicara, pasti akan terpana. Pria itu pun mengalihkan pandangannya ke arah gw. Gw pun langsung berdiri dari posisi duduk gw yang langsung disusul dengan sebuah sambutan.
‘Selamat datang Adi. Sudah lama kita tidak bertemu ya? hmmm hampir 10 tahun ya sejak masa pengasinganmu? sekarang umur berapa kamu?’ tanya dia
’19 tahun Agustus kemarin.’ Jawab gw sambil merundukan kepala gw
‘Hoo berarti tahun depan kamu sudah bisa kembali kesini dong? bagus bagus, kita perlu mengadakan pesta besar nanti.’ balas Dia
‘Hahaha terima kasih.’
‘Okay. kembali ke acara utama kita. Adi, kamu diberi tugas oleh dr.Leo untuk mencari anak perempuan bernama Ai di Jepang sana. Tidak ada ketentuan dalam cara kamu menyelesaikan masalah ini, Hidup dan Mati pun kami akan terima, tapi, kami sangat menghargai jerih payahmu untuk memberi kesempatan lebih ke anak perempuan ini untuk hidup.’ ucap Pria itu
‘……’ Gw hanya menundukan kepala gw tanda terima kasih.
‘Bukanlah tugas yang gampang untuk mencari manusia dengan informasi sekecil ini bukan? Kita memberi kamu ujian, apa yang akan kamu lakukan dalam keadaan tidak terduga yang kamu hadapi seperti ini. Jujur, kami puas dengan hasilnya. Kami putuskan kamu menyelesaikan tugasmu dengan sempurna. Kerja yang bagus Adi.’ lanjut Pria itu.
‘Terima kasih.’
‘Kita lanjut untuk memutuskan nasib anak perempuan ini. namamu, Ai bukan?’ tanya Pria itu ke Ai
‘I-iya tuan.’
‘Apakah kamu punya agama, Ai?’ tanya Pria itu
‘Mmm. Ti-tidak tuan. Aku tidak percaya dengan hal itu.’
‘Apakah kamu percaya dengan adanya Jinn?’
‘Jinn?’ ucap Ai bingung
‘Hmm Jinn. atau yang lebih kamu kenal, seperti hantu, dewa dewa, arwah’
‘Ti-tidak, aku tidak percaya.’
‘Saya bisa menilai kalau anak ini tidak berbohong. Jika anak ini tidak terikat dengan agama apapun dan tidak tau menau tentang Pakta Raja Sulaiman, kita tidak bisa menghukum mati dia seperti yang tertera dalam konsekuensi pelanggar Pakta. Singkatnya, Anak ini bebas dari segala hukuman.’ ucap Pria itu sekarang berbicara ke gw.
‘Kalau begitu bagus dong? anak itu bisa bebas.’ jawab gw senang.
‘Tapi… apakah kamu tau? Badan dia tidaklah sama seperti anak perempuan seperti biasanya setelah menampung mahluk dari dunia lain selama hampir tiga tahun. Dia masih bisa kehilangan kontrol badan dia, Dan yang paling penting, dia itu sekarang jadi seperti kamu… bisa melihat “mereka” dari dunia lain sana.’ ucap Pria itu.
‘Jadi dia gak bisa hidup seperti manusia biasa lagi?’ tanya gw
‘Hidup normal bisa. Saya hanya menekankan kalau dia perlu penanganan khusus mengingat kondisinya yang unik ini. Karena terlepas dari semua ini, kondisi yang sekarang dia punya adalah berkah dari tuhan bukan? dan orang yang diberkahi tidak bisa memilih berkah yang dia punya.’
‘Oooh.’
‘Jadi.. anak ini akan kami isolasi dulu sebelum bisa bebas.’
‘Hmm kalau bisa jangan hanya rehabilitasi saja, tolong didik anak ini seperti kita kita.’ ucap Gw
‘Oya? kamu yakin untuk mengajarkan anak ini dalam ajaran kita? bukan hal yang enteng loh.’
‘Hmm. biar lebih jelas, mari kita tanya anaknya langsung.’ Kami pun memindahkan pandamngan kami ke Ai.
‘Ai. ada dua pilihan. Kamu akan direhabilitasi untuk menyesuaikan kondisi tubuhmu disini lalu kamu bisa bebas dan jalani hidupmu sesukamu, atauu, kamu bisa tinggal disini dengan tenang, dengan syarat kamu harus ikut apa yang mereka ajarkan, ikut yang mereka katakan. kamu pilih yang mana?’ tanya gw ke Ai.
‘Aku pilih yang terakhir, aku lebih nyaman disini, disini seperti… mimpi.’ ucap Dia.
‘Yakin?’
‘Yakin!!’ tegas dia
‘Tuha jawabn langsung dari anaknya sendiri.’ ucap gw ke Pria itu
‘Baiklah. sudah lama juga kita ga ngambil orang luar kesini. Baiklah. Semua sudah setuju?’ yang disambut dengan anggukan kedua orang pria di kanan kirinya.
‘Baiklah keputusan sudah bulat!’
Setelah gw memberi beberap[a nasihat ke Ai, dan dr.Leo puas ngobrol dengan ke tiga pria itu, kontak pun akhirnya diputus, setengah ruangan dr.Leo yang berubah ini sudah kembali seperti semula, 8 bagian bola yang terpisah ke beberapa pojok ruangan pun berkumpul menajdi sebuah bola kembali. Gw juga kaget melihat teknologi yang dipakai dr.Leo ini, karena 10 tahun yang lalu, sistim komunikasi seperti tadi belum ada di keluarga gw.
‘Gilak tuh tadi apaan dah?’ tanya gw mengenail alat yang dipegang dr.Leo
‘Ini? udah lama ini mah, hmmm, baru digunaiin sih kira kira 1 tahun setelah kamu jalanin pengasingan ini.’ ucap dr.Leo
‘Man. 10 tahun pasti banyak banget yang baru ya.’ ucap gw terkagum kagum
’10 tahun Adi, sudah cukup untuk berganti zaman. Yaudah saya mau ke bawah dulu ada urusan.’ ucap dr.Leo lalu pergi bareng Asahi.
Pas dokter gila itu bilang kalau dia ada urusan, dia bener bener ga balik balik sampe habis isya, yang artinya gw ditinggal sampe malem! Bosen ga ada hiburan, gw memutuskan untuk terbang ke langit mimpi, sampai sebuah tepukan gw rasakan di pipi gw. Mata gw pun terbuka dan melihat tangan yang menepuk pipi gw itu, hmm dr.Leo? tapi kok tangannya beda ya? tunggu… kayanya gw kenal tuh tanga.. itukan tangan kiri gw!! gw langsung loncat dari sofa ini, kaget sekaget kagetnya! Gw dibangunin pake tangan kiri gw sendiri yang dipegang orang lain!!
‘Wah anjer lo!! Kaget gw!! Hampir copot ini batre kehidupan gw!!’ protes gw sambil megang dada yang mau meledak
‘Hahaha. liat nih, tanganmu dah rapih! Saatnya kita sambung~’ ucap dr.Leo tanpa dosa
‘Sekarang?’
‘Ga. Entar tunggu tukang martabak lewat dulu… ya sekarang lah. ayo ke ruang sebelah.’
‘Tapi-‘
Protes gw pun terputus karena mulut gw ditutupi oleh tangan kiri gw yang dipegang dr.Leo. Gw pun dengan pasrah mengikuti dia ke ruangan sebelah tempat meja kerja dia berada. Disana sudah terlihat meja yang tadinya dipenuhi dengan komputer dan segala perlengkapannya sudah terganti oleh sebuah terpal dan sebuah tas yang berisi peralatan ‘tempur’ dr.Leo. Gw duduk di kursi yang sudah disediakan dan dr.Leo duduk di samping gw, gw menaruh tangan kiri gw di meja itu dan membiarkan dr.Leo mengerjakan pekerjaannya. Selama proses itu gw lebih memilih mengalihkan konsentrasi gw ke buku yg gw baca lewat HP gw, sambil berpikir kalau proses ini tumben tidak sakit, menandakan dr.Leo lagi baik sama gw, biasanya dia bakal bikin gw kesakitan sambil ketawa ketawa macam maniak. Satu jam berlalu dan tangan gw sudah tersambung bak tidak terjadi apa apa, tidak ada bekas, tidak ada jahitan, mulus seperti pantat bayi.
‘Perlu waktu 48 jam sampe kamu bisa gunain tanganmu 100% kaya biasa.’ ucap dr.Leo
‘Heee… jadi ini tangan, tangan biasa? ga ada plus plus nya?’ tanya gw
‘Kamu berharap apa ha? mau keluar roket dari tanganmu? inget selama masih bisa disambung ga boleh pake prostetik!’ ucap dr.Leo tegas.
‘Iye iye.’
‘Dan ini. Tiket pesawatmu untuk besok… kerjaanmu pasti numpuk disana nanti kan?’
‘Hooo. Thanks. Tapi gw harus beli oleh oleh buat yg lain..’
‘Udah saya beliin, besok pagi sudah dibungkus rapi kok.. semua sesuai yang kamu list ke saya.’
‘Waaah Thanks dr.Leo!’ jawab gw senang
Akhirnya kerjaan sekaligus rekreasi gw di Jepang ini sudah selesai. Sebuah pengalaman yang sangat membuat adrenalin gw menggebu gebu sejak 10 tahun pengasingan ini, pengalaman worth it. Sebuah rekreasi yang sangat gw perlukan untuk melepas dari rutinitas membosankan yang menanti gw di Motherland.
sormin180 dan 32 lainnya memberi reputasi
33
Tutup
