Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rullyrullzzzAvatar border
TS
rullyrullzzz
Hypnophobia & Kisah Cintaku
Hypnophobia & Kisah Cintaku

Thanks to agan kkaze22untuk cover-nya



HYPNOPHOBIA & KISAH CINTAKU



Gak nyangka ini tulisan ane bisa masuk rekomendasi Deretan Cerita Penuh Cinta (MADING SFTH)di hari Valentine 2019

Thanks untuk para kaskus officers dan pembaca setia yang selalu meramaikan trit ane


NB: Buat yang minat baca-baca di ponsel android, bisa donlot app-nya gratis di link ini.



Assalamualaikum para rekan penggemar, penghuni dan silent reader di SF SFTH ini. Sudi kiranya semua untuk membaca kisah hidup sahabat baik ane, yang kini orangnya masih hidup, sudah menikah dengan salah satu wanita yang nanti akan ane share satu-satu disini.

Hidupnya memang unik karena penyakit yang dia derita, Hypnophobia. Yaitu suatu gangguan psikologis, yang menyebabkan penderita akan kesulitan untuk tidur dengan enak, nyaman dan tenang jika tidak ada yang menemaninya. Dalam kasusnya, dia kesulitan tidur jika malam saja. Agak berbeda dengan Insomnia yang memang susah tidur saja.

Bagaimana ane bisa mengenal dia?Dia adalah teman sejak SMP. Masuk SMU dan kuliah bareng, kos juga berdekatan. Bedanya, dia lebih tampan dibanding ane dan wanita yang berdekatan dengannya biasanya punya daya tarik diatas rata-rata wanita umumnya. Jadi, para wanita yang nanti ane share disini, ya memang menarik seperti apa adanya. Bahkan, saat ini rumah kami pun hanya kisaran 4-5 km saja bedanya. Keluarga ane kenal dengan keluarganya, bahkan istri ane dan istrinya pun berteman baik. Bisa ane bilang, istrinya cantik banget gan.. kadang suka ngiri juga sih ngeliatnya emoticon-Hammer (S) emoticon-Hammer (S)

Bagaimana ane bisa tahu banyak mengenai detail kata-kata, kalimat perbincangan dan lainnya? Ane sahabat baiknya, gan. Tempat dia menceritakan keluh kesahnya, tangisnya kala galau, tawanya kala senang dan berbagi rejekinya kala dia ketimpa durian runtuh. Walau ane dan dia sangat dekat, kami bukan gay ya gan hahaha... emoticon-Ngakak (S) emoticon-Ngakak (S)

Jadi persentase kebenaran dan fiksi dalam cerita ini bagaimana? Bisa ane katakan 60-70% jalan cerita adalah seperti adanya, mengenai percakapan antara teman ane dengan para pelaku lain disini adalah yang benar TS dan ane ingat serta "bumbu" untuk membuat bacaan jadi menarik.

Jadi tolong ane minta perhatian rekan semua, untuk tidak kepo - membocorkan nama tempat kerja - identitas temen ane - identitas pelaku lainnya dalam cerita ini - dan sejenisnya. Mari kita nikmati saja apa yang akan ane share, jika mau tanya-tanya atau mencocokkan informasi bisa PM ane dan kalau tidak mencurigakan ane akan bantu jawab dengan sopan. Sesekali ane akan muncul di dalam cerita sebagai cameo sahabatnya tokoh utama.

Ane juga membuka diri untuk kritik, saran, cara penyampaian tulisan, apa yang perlu di-edit dan lainnya agar membuat tulisan jadi semakin enak dibaca. Patut diingat, ane gak ngincer apa-apa dengan sharing ini. Cuma mau share aja, bahwa penyakit aneh itu ada dan siapapun bisa mengidapnya. Syukurilah hidup kita yang sehat baik fisik atau mental. Tapi ane gak nolak kalau ini mau di-rate bintang dan dikirim cendol.

NB: Ilustrasi penampakan dari para wanita yang pernah mengisi hatinya dan memberi dampak berarti dalam hidupnya, tapi dalam keadaan di edit secukupnya ada di post index bawah. Yang bisa nebak benar minimal 5 dari 6 penampakan, akan dapat PM dari ane dan Insya Allah ada hadiahnya 1 (satu) unit mechanical keyboard. Ane gak akan publish nama-namanya di-trit (misal: penampakan pertama si A, penampakan kedua si B dan seterusnya). Silakan para pembaca menebak sepuasnya, boleh by PM atau sebut aja di post masing-masing. Hadiah akan diundi ketika cerita berakhir.

Spoiler for Daftar calon Pemenang hadiah undian:





Sedikit legend untuk range waktu:

Misal disebut "Early/Awal - Januari", maka rentang waktu antara 1-10 Januari pada bulan dimaksud.
Misal disebut "Mid - Januari", maka rentang waktu antara 11-20 Januari pada bulan dimaksud.
Misal disebut "Late/Akhir - Januari", maka rentang waktu antara 21-31 Januari pada bulan dimaksud.

Karena sepertinya TS sulit mengingat tanggal pasti dari banyak kejadian dalam kisah ini.




Cast (Up to Part 131):

Agung ....................................... Teman Ibey di kantor barunya
Akbar ........................................ Pacar dari Anna
Aldi ........................................... Teman Ibey di kantor barunya
Anggi ....................................... Woman of Interest
Alfian ........................................ Teman kuliah Anna & Anggi
Anna ......................................... Woman of Interest
Avia .......................................... Kakak dari Anggi
Benny ....................................... Kakak dari Anna
Bila ........................................... Sahabat dari Anggi
Bu Ani ...................................... Asisten Rumah Tangga Ibey
Bu Diah .................................... Atasan Ibey di Kantor
Cici ........................................... Pacar Rully
Dila .......................................... Pacar Victor di Bandung
Daud ......................................... Teman Ibey di kantor barunya
David ......................................... Kakak Ipar Anggi
Diana ........................................ Teman Ibey di kantor barunya
Dokter Arifin ............................. Ahli Terapi Hipnotis
Elan ......................................... Kakak Angkat dari Anggi
Erik ........................................... Mantan Pacar Anggi
Fahri ......................................... Teman Kantor Ibey
Farah ........................................ Istri Benny
Fauzan ..................................... Teman Anggi
Febri ........................................ Woman of Interest
Ferdi ........................................ Teman Kantor Ibey
Hafizah .................................... Sahabat dari Anggi
Hardi ........................................ Adik Laki-laki dari Ibey
Ibey ......................................... Tokoh Utama
Kang Deden ............................ Tetangga Rumah dari Ibey
Krisna ...................................... Teman Ibey di kantor barunya
Lani .......................................... Adik Dila di Bandung
Layla ....................................... Anak dari Kak Avia dan Kak David
Lisa ......................................... Teman Ibey di kantor barunya
Izza ......................................... Woman of Interest
Marissa ................................... Teman Ibey di kantor barunya
Manda ..……............................. Woman of Interest
Mas Noval ............................... Tetangga Rumah dari Ibey
Nana ....................................... Woman of Interest
Nini .......................................... Teman Kantor Ibey
Nyimas .................................... Teman Kantor Ibey
Pak Achyat .............................. Ayah Manda
Pak Danu ................................ Ayah Ibey
Pak Darno ............................... Supir Anggi di Surabaya
Pak Gondo ............................. Ayah Anna
Pak Rajo ................................. Ayah Anggi
Pak Tisno ................................ Security rumah Anggi di Surabaya
Rahman .................................. Sepupu Anna di Jakarta
Raja ........................................ Anak dari Kak Avia dan Kak David
Rama ...................................... Teman Kantor Ibey
Rani ........................................ Teman Kantor Ibey
Ria .......................................... Teman Ibey di kantor barunya
Rifki ........................................ Teman Ibey di kantor barunya
Rully ....................................... Ane
Sasha ..................................... Sahabat dari Anggi
Tante Ratna ............................ Tantenya Anggi
Teo ......................................... Teman Ibey di kantor barunya
Vera ........................................ Teman Kantor Ibey
Victor ...................................... Teman Ibey di kantor barunya
Viva ........................................ Adik Perempuan Ibey
Wilma ..................................... Teman Ibey di kantor barunya










Quote:


-- to be continued .. soon --
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 205 suara
Siapakah yang akan menjadi istri Ibey?
Febri
3%
Anna
44%
Nana
5%
Manda
18%
Anggi
30%
Diubah oleh rullyrullzzz 12-08-2019 02:05
erman123
vertroop
JabLai cOY
JabLai cOY dan 256 lainnya memberi reputasi
239
1.6M
7.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
rullyrullzzzAvatar border
TS
rullyrullzzz
#5675
Part 126, Tahun 2013


Sulit untuk tak tersenyum jika bertemu dengannya sekarang. Aku yang sudah seperti es sejak selesai menjalin hubungan dengannya, ditambah dengan tak bertemu sama sekali dan bahkan suaranya pun tak pernah kudengar lagi sejak saat itu. Namun kini dia ada di depanku. Rambutnya sudah tak coklat lagi sekarang. Sudah hitam legam tapi tetap panjang dan agak bergelombang.

Cara berpakaiannya sudah lebih mature dan kelihatan pakaian mahal. Mengenakan blus lengan pendek seperti kemeja dan celana panjang kulot serta sepatu high-heels ditambah tas jinjing. Pergelangan tangannya dihiasi gelang emas serta jam tangan bertali kulit. Awalnya dia pun tampak kaget, tapi karena aku yang tersenyum ketika melihatnya maka dia pun ikut tersenyum.

"Hai, apa kabar?" Tanyaku sopan sambil berdiri dari dudukku.
"Ini kamu? Gak nyangka bisa ketemu kamu disini." Katanya agak patah-patah
"Sendirian aja? Gak ngajak suami kamu? Mau duduk gak?" Tanyaku menawarkan padanya untuk duduk
"Iya aku sendirian aja.. Suamiku lagi di Eropa. Kamu sendirian?" Tanyanya dengan tatapan mata bersinar-sinar

Dan dia pun akhirnya duduk di kursi seberangku. Kami saling berhadapan sekarang. Aku tak bisa berhenti menatapnya. Dia? Sama.

"Nggak. Anna dan anakku ada di atas, lagi jenguk Sasha. Kamu juga kah?" Tanyaku

Wajahnya tiba-tiba berubah. Yang tadinya terlihat ramah menjadi mengeras, senyuman tetap terpampang di bibirnya tapi matanya kehilangan cahaya ramahnya.

"Aku juga lagi mau jenguk. Tapi nanti aja deh. Kamu udah lama disini?" Tanyanya
"Belum ada setengah jam, di tempat Sasha lagi rame ada teman-temannya. Ya .. aku tinggal aja Anna disana. Toh aku gak kemana-mana." Ujarku
"Oooh.." Ujarnya singkat
"Kamu masih gak mau ngobrol atau ketemu dengan Anna, Gi?" Tanyaku sambil menahan senyum
"Nggak. Aku tetap pada pendirianku. Dengan kamu gak ada masalah, tapi sama dia..." Dia hanya mencibirkan bibirnya sambil bersuara sinis

Aku pun menyodorkan makanan yang sudah kubeli dan belum kusentuh. Semisal Anggi mau mengambilnya.

"Mau? Belum aku sentuh lho.. baru aja aku duduk dan buka laptop, udah ada cewe cantik nyamperin. Thanks ya masih ingat sama aku." Ujarku
"Aku gak lapar. Dan kamu gak berubah.. tetap aja jago ngerayu. Muka kamu itu gak ada mupengnya kalau godain cewe. Setelah nikah, kamu jadi nakal atau nggak?" Tanya Anggi sambil wajahnya tersipu merah dan menahan senyum
"Ngapain juga ngerayu. Lagipula kamu kan istri orang, aku suami orang. Dan emang kenyataannya kamu memang cantik." Ujarku membela diri
"Dasar jago ngeles. Kamu terlihat lebih berisi deh .. ehem.. agak gemukan dibanding dulu. Sepertinya Anna berhasil mengurus kamu." Kata Anggi
"Semua awalnya berkat kamu, Gi. Aku sekarang sudah bisa tidur dengan tenang, gak ada lagi kesulitan tidur. Aku sudah sembuh untuk urusan tidur." Kataku sambil senyum
"Percuma.. aku yang bantu tapi kamu tidurnya sama Anna hahaha..." Kata Anggi dengan wajah menggemaskannya yang aku gak bisa lupa

Hari ini entah kenapa, aku senang sekali bertemu Anggi. Gayanya yang santai tetap seperti dulu, tapi kini gesture-nya sudah berbeda. Dia lebih keliatan dewasa dan lebih .... lebih menggoda.

"Anna sering kan sms atau email kamu, katanya juga sering ngirim pesan ke FB kamu. Kamu terima?" Tanyaku mengalihkan perhatianku agar tak terlalu tersedot oleh pesonanya
"Iya.. aku terima. Tapi gak pernah aku baca." Katanya datar

Aku hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala sambil memandangnya. Dan yang membuat aku agak ge-er, Anggi gak pernah lepas menatapku.

"Empat tahun, atau lima tahun kayanya kita gak ketemu, aku senang ngeliat kamu lagi." Ujar Anggi
"Sama. Aku juga." Ujarku sambil sesekali membuang muka secara perlahan
"Aku gak bisa bohong sama kamu... aku kangen." Ujar Anggi pelan

Napasku seakan tercekat ketika mendengar dia berkata itu. Ada rasa aneh menjalar di dadaku. Antara senang, kaget, khawatir dan takut karena ini bisa membawa ke jalan atau arah lain di jalur pernikahanku dengan Anna. Aku pun menghirup napas dalam-dalam.

"Kangen? Jangan keras-keras deh... hehehe.." Kataku sambil menahan tawa karena grogi
"Kamu tuh, dari dulu gak berubah kalau urusan satu ini." Ujar Anggi yang juga menahan senyum
"Kirain kamu bakalan marah kalau aku ngeles." Ujarku
"Kamu masih punya nomor aku yang lama kan?" Tanya Anggi
"Kenapa? Kamu mau pergi?" Tanyaku
"Aku gak mau ketemu Anna... tapi aku mau ngobrol-ngobrol lagi sama kamu. Gak kapan-kapan juga ngobrolnya, besok aku telpon bisa ya?" Tanya Anggi

Aku seperti gelagapan ketika melihatnya dengan percaya diri yang berbeda dibanding dulu, Anggi sekarang sudah gak kaya dulu. Hanya kebenciannya pada Anna yang bertahan.

"Ya.. aku masih nyimpan nomor kamu kok. Mau ngobrol apa kita? Kamu kerja gak sih?" Tanyaku
"Nggak.. aku kadang-kadang aja ke kantor papaku. Kalau mereka butuh tanda tangan." Jawabnya
"Wah, susah nih aku kenal sama Ibu Komisaris hahaha.." Kataku sambil tertawa
"Rese. Aku WA kamu ya nanti... Aku gak jadi ke Sasha hari ini, besok aja sekalian." Kata Anggi sambil beranjak
"Iya .. silakan WA aja. Gak nitip salam buat Anna?" Tanyaku sambil menyodorkan jemari untuk salaman

Dia hanya tersenyum sinis.

"Anak kamu siapa namanya? Boleh dong liat.." Tanya Anggi
"Ilana.Iya nanti fotonya aku kasih liat di WA ya." Ujarku
"Ilana? Kaya nama khas dari Eropa Timur." Ujar Anggi
"Hahaha.. ada artinya." Ujarku
"Pasti Anna yang punya kerjaan. Gak perlu kamu artiin. Aku cukup tau aja nama anak kamu. pasti lucu ya? Mirip siapa?" Tanya Anggi
"Mirip kami berdua lah hahaha.." Ujarku sambil tertawa
"Iya juga sih... Aku pamit dulu ya.. See you, Bey.." Katanya sambil tersenyum dan pergi meninggalkanku

Aku masih mengikuti kepergiannya dengan mataku, dan dia pun sempat menoleh untuk melihatku sambil tersenyum. Senyum itu 'menggelitik' sesuatu di dalam diriku, entah apa. Dan kemudian dia meraih ponselnya dan menghubungi entah siapa.

Sejenak aku masih menatap ruang kosong tempat tadi Anggi berdiri yang kini sudah diisi lalu lalang pengunjung rumah sakit. Ada suara telpon memanggil, kukira itu Anna yang memanggilku untuk mengajak pulang. Tapi ternyata Anggi.

"Iya, Anggi?" Jemariku dengan sigap menjawab panggilan telpon itu
"Tumben kamu cepet jawab hehehe... senang ya ketemu aku?" Ujar suara yang menggemaskan itu sambil tertawa ringan
"Hahaha... ada deh jawabnya. Ada apa? Barusan ketemu udah nelpon." Tanyaku
"Ngetes aja apa kamu masih nyimpen nomor aku. Soalnya aku masih nyimpen nomor kamu." Kata Anggi
"Kamu pulang?" Tanyaku mengalihkan pertanyaan Anggi
"Maunya sih jalan sama kamu, tapi besok-besok aja lah ya." Kata Anggi

Aku hanya terdiam sambil tersenyum. 'Kenapa aku merasa senang bertemu dengannya ya? Apa yang terjadi dengan diriku? Dia begitu.. begitu beda banget dengan dulu. Tapi ada sesuatu yang tetap sama.' ujarku dalam hati. Dan kenapa jantung ini rasanya berdegup dengan kencang?

"Eh kok diem aja? Kamu gak bisa bohong sama aku, aku masih kenal kamu. Kamu tadi keliatan senang kok ketemu aku. Kalau ketemu Sasha, salam ya. Aku mau cari hari lain jenguk dia. Bye Bey." Ujarnya, lalu terputuslah sambungan telpon itu tanpa aku sempat berbicara lagi

Tinggal aku yang jadi bingung. Apakah aku mesti cerita pada Anna kalau bertemu dengan Anggi? Sementara Anggi menitip salam pada Sasha? Jika seandainya Anggi dan Sasha bertemu dan menanyakan apakah aku menyampaikan salam, kemungkinan apa yang akan terjadi? Lagi-lagi ada sebuah pesan di WA yang masuk.

'Bey, kamu gak liat ya tadi? Aku masih pakai cincin pemberian kamu. Jam tangan yang aku kasih masih ada?' Tanya Anggi

Jemariku kelu membaca pesan WA itu. Tapi aku pun menjawabnya.

'Maaf aku gak lihat kamu sedetail itu, thanks kalau kamu masih pakai cincin yang aku kasih. Untuk jam tangan kamu, masih aku simpan. Tapi aku cuma pakai saat momen khusus, karena jam tangan dari kamu itu kan mahal banget.' jawabku

Setelah itu dia tak mengirim lagi pesan padaku. Membuatku bingung, kenapa dia masih terkesan ingin dekat denganku? Padahal dia sudah menikah sejak 2011 walaupun belum dikaruniai anak. Seharusnya dia gak boleh terlalu jauh seperti ini denganku. Tapi, aku pun kenapa jadi ikutan terbawa-bawa gejolak ini? Pertemuan dengan Anggi barusan sudah membuatku gak nyaman. Namun perasaan gak nyaman ini terasa menggodaku.


***

"Jangan diam saja dong, Cin." Ujarku pada Anna yang sedang memangku Ilana ketika kami pulang
"Aku gak marah sama kamu, cuma kesal kenapa kamu gak mau sedikit aja luangkan waktu kirim WA ke aku supaya tadi turun sebentar." Kata Anna
"Aku gak kepikiran kesitu." Kataku menyesal

Anna terlihat kecewa ketika tadi aku mengatakan padanya kalau bertemu dengan Anggi di kantin Rumah Sakit. Aku mengutarakan ini setelah memberitahu pada Sasha kalau tadi sempat bertemu Anggi.

"Kesel tau gak, padahal tadi kesempatan kamu untuk membuat aku dan Anggi saling memaafkan." Ujar Anna dengan nada kesal
"Katanya gak marah, tapi kok jadi kaya marah." Ujarku
"Kamu kadang-kadang emang begini sih.. gak peka. Padahal tinggal ngirim WA ngasih tau ada Anggi di kantin." Ujar Anna

Yang aku suka dari Anna, dia gak pernah berprasangka buruk padaku. Padahal dia bisa saja mengira aku terlalu terpesona dengan penampilan Anggi sekarang, yang padahal memang benar aku tadi seperti kehabisan kata-kata dengan melihatnya. Dan Anna tak menuduhku seperti itu, dia melihat dari sisi yang bisa menguntungkan dia. Dalam hal ini adalah memperbaiki persahabatannya dengan Anggi.

"Maaf, Cin. Serius, aku minta maaf." UJarku menyesal
"Lain kali, yang mungkin gak ada lagi kesempatan ini, jangan kaya gitu ya. Manfaatkan kesempatan baik itu supaya aku bisa ketemuan sama dia. Kalau begini, mana bisa aku ketemuan sama dia." Ujar Anna

Aku terdiam karena kalau sudah nikah, lelaki biasanya gak akan bisa menang argumen dengan istrinya. Kurang lebih, ini yang sekarang terjadi denganku.

"Dia masih seperti dulu?" Tanya Anna
"Lebih terlihat dewasa, selain urusan kamu berdua ya, untuk urusan kalian dia masih kaya anak-anak. Masih gak mau ketemuan dengan kamu." Ujarku
"Lebih gemuk atau gimana?" Ujar Anna

Anna sendiri hampir gak ada perubahan berarti setelah dia melahirkan. Hanya perutnya saja yang agak sedikit lebih besar setelah melahirkan dan tetap bertahan hingga kini. Karena Anna gak begitu suka olahraga, paling hanya olahraga ringan untuk mengencangkan bagian-bagian intim tubuhnya seperti dada dan yang terkait dengan selangkangan. Dia lebih senang berkutat dengan ilmu utak-atik masakan.

Di dekat dapur kami, ada rak buku yang isinya puluhan buku-buku masakan, kue, pastry dan sejenisnya dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Kehadiran Bu Ani yang bertahan hingga kini cukup membantunya untuk mengurus cucian, setrika baju, nyapu, ngepel dan kerapihan rumah. Sementara untuk urusan perut aku dan Ilana, Anna memegang kendali sepenuhnya. Bu Ani hanya bertugas menyiapkan bahan masakan dan mencuci setelahnya.

"Anggi masih sama kayanya dengan dulu, cuma rambutnya udah gak coklat lagi. Dan sepertinya gak ada perubahan berarti di dirinya. Setidaknya itu yang aku amati." Kataku
"Rambutnya merah atau apa?" Ujar Anna sambil menahan senyum, sepertinya dia gak tahan untuk menertawai temannya itu
"Hitam. Ya kaya kita-kita aja gini." Kataku
"Aku sebetulnya kangen sama dia.. mau ketemuan lagi." Ujar Anna sambil matanya menerawang melihat jalanan
"Mungkin ada waktu lain buat ketemuan sama dia nanti." Ujarku menenangkan Anna

Kulihat dia memeluk erat Ilana dan menciuminya, karena anak kami itu sedang tertidur setelah tadi cape main dengan anak dari salah satu teman Sasha yang datang berkunjung.

"Aku weekend mau izin jalan sama Rully ya, kasian itu scooter lama gak dipanasin." Ujarku

Anna memang gak suka jika aku terlalu sering beroda dua, dia khawatir aku kecelakaan lagi seperti dulu. Dia pun gak tahu kalau aku sering juga ke kantor mengendarai scooter yang saban hari terparkir di rumah Ibuku itu. Dia lupa kalau scooter itu milikku.

"Kemana? Lama gak?" Tanyanya
"Cuma ke Condet aja. Mumpung dia lagi disini." Kataku
"Dia masih pacaran sama pramugari itu?" Tanya Anna
"Kayanya masih ya. Sekalian nanti aku tanyain kalau nongkrong." Kataku
"Aku lupa namanya, Cici atau Sisi ya?" Tanya Anna
"Iya betul. Cici." Kataku

Aku sempat mengundang mereka berdua kurang lebih 2 atau tiga kali makan bareng di rumahku, menikmati hasil masakan Anna yang memang enak. Mereka berdua keliatan saling cinta, dan gak pernah bosan menceritakan saat-saat pertama kami mereka kenalan. Hanya gara-gara prinsip Rully yang kalau ketemu cewe cantik lebih dari sekali, berarti harus kenalan. Dan itu berujung pada jadiannya mereka berdua di tahun 2011, sebelum Anggi menikah. Kedua pasangan itu bertahan hingga aku dan Anna membicarakannya saat di mobil ini. Semenjak perceraiannya dengan Dewi, Rully memang kembali jadi seperti dulu. Berusaha membuktikan sesuatu entah pada siapa, kalau dia bisa mendapatkan gadis-gadis yang lebih baik dari Dewi. Sementara Dewi sendiri setelah selesai dengan Rully, belum juga menikah.

"Kasian Rully, semoga buruan nikah sama Cici ya. Titip salam buat dia dari aku, buruan dinikahin tuh si Cici." Kata Anna
"Iya nanti aku sampaikan. Kamu masak apa di rumah? Aku sengaja tadi cuma ngemil aja. Menyiapkan perut untuk masakan kamu." Kataku
"Aku masak sambal goreng ati, balado kikil sama tumis kangkung. Mau makan?" Tanya Anna
"Ya mau lah." Jawabku
"Sabar ya nanti aku hangatkan dulu. Mesti nidurin Ilana juga biar tenang." Kata Anna
"Kalau dia bangun, aku temani dulu." Ujarku


***


Ketika weekend, aku meluangkan waktu dengan Rully setelah keliling-keliling memanaskan scooter kami. Cuma berdua saja, salah satu rekan dekat kami si Lilo sudah naik kelas tunggangannya sejak nikah. Dia jadi pengendara motor besar dengan mesin "V" dan gak lagi naik scooter seperti kami berdua. Walaupun masih berkomunikasi di group sekolah melalui WA, tapi kami sudah gak pernah lagi riding bareng.

"Rul.." Ujarku agak ragu
"Ade ape?" Tanya Rully sambil santai minum es teh dalam botol

Kami lagi parkir di rumah makan ikan pecak gurame yang terletak tak jauh dari P*jaten V*llage. Cukup terkenal lah ini tempat makan, walaupun sekarang banyak yang lebih enak (menurut lidahku). Sambil nunggu makanan datang, kami ngobrol.

"Gue sama Anggi udah beberapa hari ini ngobrol terus." Kataku
"Lah.. bukannya kalian selama ini gak pernah ngobrol atau ketemuan lagi? Kok bisa sih jadi dekat lagi? Siapa yang ngajak siapa ketemuan?" Tanya Rully

Aku ceritakan dengan detail mengenai awal pertemuan kami di kantin Rumah Sakit beberapa hari lalu. Termasuk pula aku ceritakan mengenai penampakan Anggi sekarang yang membuat aku jadi penasaran.

"Kurang lebih gitu Rul." Ujarku setelah selesai menjelaskan
"Tambah cakep dong dibanding dulu? Anna tau kalau kalian jadi sering komunikasi?" Tanya Rully
"Iya... dia jadi.. gimana ya? Somewhat more appealing than she was. Dan Anna belum tau mengenai ini." Ujarku pelan
"Lakinya? Pasti kagak tau lah ya." Ujar Rully dengan sinis
"Jangan sinis gitu dong bro... kami gak ngapa-ngapain lho. Cuma ngobrol doang, banyakan WA malah." Ujarku, kali ini agak berbohong pada Rully

Aku berusaha menutupi sesuatu. Yang sebenarnya, Anggi yang tau jam kerja orang kantoran suka menelponku secara random cuma untuk bilang;

'Kamu lagi ini ya?'
'Kamu lagi itu ya?'
'Sori aku iseng.. udah ya.'
'Eh maaf.. nomor kamu kepencet. Tapi karena gak sengaja, ya udah ngobrol yuk.'
... dan sejenisnya.

Padahal kami baru dekat kembali kurang lebih 3-4 hari saja. Frekuensi Anggi menelponku mungkin sudah menyamai frekuensi Anna menelponku di kantor setelah dia gak kerja lagi. Saat dulu dia masih kerja, Anna termasuk sering menelponku. Sehari bisa tiga atau empat kali. Tapi sejak Anna gak kerja, sangat jarang dia menelponku. Paling banyak texting saja, atau kalau mau pamer dia lagi jalan-jalan bersama Ilana ke sebuah Mal atau Plaza.

"Be careful, bro. Be very careful. Sadar ya posisi dia itu Binor, dan lo udah jadi lakor. Gue emang nakal, tapi gak pernah mau gue masuk ranah rumah tangga orang." Ujar Rully dengan pelan sambil menatap mataku

Aku tak berani menatap tatapan mata Rully yang tajam. Dan mengalihkan pandanganku ke jalanan yang memang keliatan dari tempat kami makan ini.

"Gak akan gue sejauh itu, Rul. Gue cuma mau silaturahim aja ama dia." Ujarku, again.. I lied to Rully.

The truth is; aku menikmati kedekatanku sekarang dengan Anggi. Dan walaupun aku berusaha untuk tak melompati batas, aku merasa terus melonggarkan batas itu hingga mungkin melewati batas yang seharusnya ada.

"Sejak di Rumah Sakit itu, kalian udah ketemuan?" Tanya Rully
"Udah... Jumat malam kemarin." Jawabku pelan
"Anna tau?" Tanya Rully
"Nggak." Jawabku pelan lagi
"WTF bro? Lo gila? Ketemuan dimana dan ngapain?" Tanya Rully lagi
"Cuma makan aja berdua, entah kenapa gue mau aja waktu dia ngajak. Mulut kaya gak bisa bilang 'nggak' seperti dulu." Ujarku
"Dimana?" Tanya Rully menekanku
"The C*fe di Hotel M*lia." Kataku
"Lama ya pastinya kalian disana?" Tanya Rully menyelidik
"Lumayan.. sejaman lebih kali ya." Kataku

Lalu Rully terdiam menatapku sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa juga lo mau ngomongin beginian sama gue, tapi gak sama bini lo Bey? Bini lo harusnya orang yang paling tau duluan urusan beginian." Kata Rully
"Gue rasa, gue perlu ngobrolin ini tapi tentunya gak sama Anna. Gue tau ini salah, tapi gue gak macem-macem kok. Dia juga." Kataku berusaha membela diri
"Emang lo bisa tau isi hati dia? Isi hati lo aja gue gak tau. Mana lah gue tau apa lo ini beneran gak ada niatan aneh ke Anggi, atau lo sedang punya rencana tertentu buat Anggi. Lebih baik.. bukan lebih baik lah, lo harus keras untuk gak dekat dia lagi Bey. Cukuplah ngobrol by WA aja, itu pun harusnya ada batasnya. Sebelum lo terlalu jauh, dan membuat Anna merasakan apa yang sudah gue rasakan sekarang." Ujar Rully tegas
"Gue gak akan sejauh itu, Rul. Gue tau kok batasan-batasannya, hanya sekedar bertemu aja untuk nostalgia." Ujarku
"Lo tau gak, Bey.. orang yang terlalu sering mengulang-ulang pernyataan yang sama, biasanya justru dia yang melanggar pernyataannya itu. Dan gue takutnya, lo sedang berusaha menutupi sesuatu yang sebetulnya berbeda dengan apa yang lo katakan." Ujar Rully
"Hahaha... Bisa aja lo, Rul." Ujarku sambil tertawa pelan

Tapi Rully sama sekali tak tertawa. Dia tetap menatapku dengan tajam

"Serius, Bey. Jangan lo ikutin nafsu lo. Inget Anna dan Ilana di rumah, lo punya keluarga bahagia. Jujur aja gue ngiri liat keluarga kecil lo, sementara gue struggling untuk mencari jati diri yang kedua kalinya. Jangan lo sia-siakan." Ujar Rully

Ketika kami sedang berbincang, ponselku yang kuletakkan di meja berdering. Mata kami berdua refleks langsung menatap ke layar ponsel itu.

Anggi

Aku gak perlu izin pada Rully, itu ponselku.

"Sori, Rul. Bentar gue jawab dulu." Ujarku dan mengambil ponsel itu serta hendak membawanya keluar sebentar.
"Bey, taro ponsel itu. Jangan lo jawab." ujar Rully sambil memegang lenganku
"Gak apa, gue cuma ingin tau dia mau apa." ujarku pelan sambil tersenyum

Rully pun tak kuasa menahan lenganku lagi ketika kutepis dia pelan. Tatapan matanya tak mengikuti gerakanku yang berjalan ke luar warung itu. Dia terlihat agak kecewa melihat tindakanku.

"Hai, Gi." Ujarku
"Bey.. kamu jadi ya jalan-jalan sama Rully?" Tanya Anggi terdengar excited banget
"Iya kan aku udah bilang kemarin itu.. ada apa?" Tanyaku dengan dada bergemuruh
"Temenin aku mau gak? Aku mau nyari baby-gift untuk baby-nya Sasha." Ajak Anggi
"Aku keringetan nih bawa scooter.. masa jalan sama bu Komisaris kaya gini? Gak bisa besok-besok aja. Bukannya kamu udah jenguk Sasha tempo hari?" Tanyaku balik
"Aku besok mau main ke rumahnya sekalian ikutan kumpul sama Fiza, hari ini gak ada yang nemenin jalan .. hari ini ya? Kamu bisa kan?" Tanya Anggi


-- to be continued soon .. --

Diubah oleh rullyrullzzz 05-03-2019 15:26
secretos
fatqurr
rendy8est
rendy8est dan 30 lainnya memberi reputasi
31
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.