- Beranda
- Stories from the Heart
Warna Luka
...
TS
andmse
Warna Luka
Spoiler for Cover:
Hallo agan-agan dan mba-mba dan kakak-kakak dan semuanya...
Sebelumnya saya mau minta izin terutama untuk sesepuh SFTH buat bikin thread disini hehe...
Setelah sekian lama jadi silent reader, dan berbanjuran air mata terus lama-lama terinspirasi buat berani nulis...tadinya sempet bingung buat index part , bodoh bgt yak? haha... sampe akhirnya bisa dan langsung semangat buat nerusin nulis lagi hehe curhat

Ini cerita tentang laki-laki yang cenderung cupu dengan yang namanya cinta cieelahh...
Maaf kalau penulisannya kurang rapih... sambil dibantu yak hehe biar bisa lebih baik lagi...
Spoiler for Prolog:
Index Part:
Part 1
Part 2
Part 3 ( Tentang Sebuah Nama )
Part 4
Part 5
Part 6 ( Sekolah, Murid Baru, Bintang Sekolah )
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10 ( Sosok Yang Tak Terduga )
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15 ( MABIS "Masa Bimbingan Siswa" )
Part 16
Part 17 ( Akhrinya )
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24 ( Cedera )
Part 25
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 6 suara
Bagaimana Ending Cerita Ini ?
Happy Ending
33%
Sad Ending
67%
Diubah oleh andmse 20-04-2019 00:42
jonet1994 dan 27 lainnya memberi reputasi
26
13.7K
121
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
andmse
#13
Part 11
"Drett... drett..." hp ku bergetar menunjukan notifikasi pesan.
Lalu aku baca pesannya.
"Makasih ya na... udah repot-repot nganterin pulang"
"Nanti kalau ketemu lagi... gue pengen tau cerita tentang nama lu yang unik itu hehe... ini gue Diva"
Ini sesuatu yang membahagiakan dan belum pernah aku bayangkan. Aku beruntung bisa mengantarnya pulang dengan selamat, dan dapat pesan darinya. Kalau aku berharap lebih mungkin entah apa yang terjadi, lebih baik aku jalani saja tanpa adanya beban pikiran.
"Iya div sama-sama... btw dapet nomor gue dari mana?"
"Nantinya kapan nih haha?" Jawab ku dipesan.
Lalu tak lama Diva membalas pesanku.
"Dari Sherin... hmm kapan yaa? Besok?"
"Besok gue mau ketoko buku" Jawabnya.
"Hah Besok?" Jawabku.
"Kenapa? Gak bisa ya?" Jawabnya.
"Bisa ko bisa hehe" Jawabku.
"Ok deh... nanti gue kabarin lagi ya.. see you" Jawabnya..
Ketika aku habis dari dapur untuk minum tiba-tiba Sherin keluar dari kamarnya.
"Kenapa lo senyum-senyum mulu?"
"Ciyeeee... hahah" Kata Sherin sambil meledekku.
"Apasih" Jawabku dengan jutek dan langsung berhentis senyum.
Lalu aku masuk kekamar dan menutup pintu rapat-rapat dan melanjutkan cengengesan ku... senangnya berasa seperti habis dapat juara liga champion haha bayangin aja sendiri ya.
Tak terasa sudah berganti hari... hari yang cerah tak seperti biasanya. Mungkin karena kejadian semalam yang membuatku tak berhenti senyum-senyum sendiri.
Aku mengecek hpku, siapa tau ada notifikasi dari Diva... ternyata tak ada. Lalu aku keluar kamar untuk makan.
"Gila... lo baru bangun jam segini na?" Tanyanya.
"Eh.." Kataku yang kaget dan heran.
"Ko lo disini?" Tanyaku yang masih heran kenapa bisa Diva ada dirumahku.
"Ya kan katanya lo mau nemenin ketoko buku" Kata Diva.
"Sekarang?" Kataku.
"Iya..." Jawab Diva.
"Tapi ini jam berapa Div masih pagi..." Kataku.
"Yaampun na... lo ga liat jam? Noh liat ini jam 2 siang" Kata Diva sambil menunjuk kearah jam yang tepat berada dinding belakang tempat aku berdiri.
"Hah? Jam 2?" Kata ku sambil memasang ekspresi kaget dan langsung melihat ke arah jam.
"Hehe" Kataku.
"Lo tidur apa pingsan?" Kata Diva.
"Mati suri kayaknya gue" Kataku.
"Hah? Serius?" Kata Diva.
"Enggak enggak becanda doang..."
"Yaudah gue mandi dulu ya" Kataku lalu langsung menuju kamar mandi.
Setelah mandi aku ke teras rumah untuk menjemur handuk, dan melihat cuaca nampaknya sedang gerimis.
"Gerimis div... gimana?" Tanyaku.
"Yaudah nanti aja nunggu terang" Jawabnya.
"Sherin mana?" Tanya ku.
"Itu ada dikamarnya, yaudah gue kekamarnya Sherin dulu" Kata Diva.
Lalu aku masuk kekamar sambil mendengarkan lagu diIpod ku, dan tak sadar aku ketiduran.
"Bangun woy!... malah tidur" Kata Sherin sambil menepuk pipiku.
"Eh... iya ya enak sih ujan-ujan tidur hehe" Kataku.
"Kebo dasar.. noh ditungguin Diva" Kataku.
"Oh iya lupa gue" Kataku sambil menepuk jidat.
"Lo tuh ya dasar" Kata Sherin.
"Dimana dia?" Tanyaku.
"Didapur lagi bikin kue sama Bunda" Jawab Sherin.
Lalu aku pergi kedapur.
"Kamu ini gimana si de... malah tidur, kasian ni Diva nungguin kamu loh"
"Dari kamu belum bangun sampe tidur lagi" Kata Bunda.
"Anjir...parah banget gue... kacau" Kataku dalam hati.
"Hehe maaf bun" Kataku.
"Yaudah nih kuenya makan dulu" Kata Bunda.
"Perginya nanti aja ya habis maghrib... tanggung ini udah mau maghrib" Kata Bunda.
"Iyaa Tante" Kata Diva.
"Yaudah kamu mandi dulu gih sana nanti tante siapin handuknya" Kata Bunda.
Setelah sholat maghrib kami berangkat ke toko buku naik motor.
"Ciyee yang mau jalan"
"Udah besar ya adik gue haha" Kata Sherin sambil meledek ku.
"Apaan sih lo rin" Kataku.
Setelah berpamitan kami langsung pergi, karena aku malas sekali dengan ocehan-ocehan si Sherin haha.
Sesampainya di toko buku, Diva langsung mencari buku yang ia ingin.
"Lo suka baca buku ga na?" Tanyanya sambil mencari-cari buku yang ia ingin.
"Hmm enggak sih... gue gak suka baca buku, kalau baca komik aja gue liat gambarnya doang, gak gue baca tulisannya apa hehe"
"Apa lagi buku-buku kayak gini yang tulisan semua" Jawabku.
"Lah... padahal kakak lo sama Bunda lo suka banget baca atau nulis" Kata Diva
"Gue kan orangnya pemalas, tapai rajin kalau bangun siang hehe" Jawabku.
"Ye dasar... itu mah sama aja males-males juga, gak ada rajin-rajinnya kalau bangun siang na" Jawabnya sambil menoyor kepalaku.
Tak lama selesai mencari buku yang ia cari, ia langsung membayarnya dan kami keluar mall untuk pulang.
"Eh kita makan dulu yuk" Kata Diva.
"Mau makan apa?" Jawabku.
"Hmmm... apa ya enaknya?" Kat Diva.
"Mau makan ketoprak?"
"Gue biasanya makan ketoprak kalau lewat sini, tempatnya gak jauh ko" Kataku.
"Oke deh, udah lama gue gak makan ketoprak" Kata Diva.
"Yaudah yuk...nanti keburu malem, udah mau hujan juga nih kayaknya, anginnya kenceng" Kataku sambil melihat ke arah langit.
Di atas motor, aku mengeluarkan Ipod ku untuk memutar lagu, untuk menemani perjalan kita.
"Mau denger lagu? Biar enak aja suasananya kalau dijalan sambil denger lagu" Kataku sambil menyodorkan sebelah headsetku.
"Tenang, baru gue ganti ko itu headsetnya jadi bersih haha" Kataku.
Lalu Diva mengambilnya dan memasangnya, dan kami berjalan pulang.
" One, two, one, two, three...
Stay for tonight if you want to
I can show you what my dreams are made of,
As I'm dreaming of your face
I've been away for a long time, such a long time
And I miss you there
I can't imagine being anywhere else
I can't imagine being anywhere else but here..."
"Ini lagu siapa?" Tanya Diva.
"Sleeping With Sirens" Jawabku.
"Enak banget... ini judulnya apa?"
"Eh ko suaranya kayak cewek ya?" Tanya Diva.
"Judulnya Scene One... cowok vokalisnya, namanya Kellin.... itu yang gue suka dari Sleeping With Sirens" Jawabku.
Lalu ditengah perjalanan tiba-tiba hujan turun.
"Yah... div.. div... ujan div"
"Neduh dulu yu... bentar" Kataku dengan nada yang agak kencang karena memang hujan.
"Iyaa" Kata Diva.
Lalu kami berhenti di sebuah kedai yang menjual wedang jahe dan minuman hangat lainnya.
"Mau masuk?" Kataku.
"Enggak gue disini aja... seru lihat hujan turun" Jawab Diva.
"Yaudah bentar gue pesen teh hangat dulu" Kataku lalu dijawab anggukan kepala oleh Diva.
Setelah memesan aku keluar dan duduk disebelah Diva.
"Lo kayaknya suka banget lihat hujan... emang apa serunya?" Tanyaku.
"Iyaa... setiap hujan turun, gue selalu lihat dari jendela kamar gue atau dimanapun itu..."
"Gue ngerasa tenang aja gitu...lihat air yang turun dengan deras"
"Seperti gue ngerasa harus tetap tenang, walau pun banyak cobaan datang"
"Sama halnya ketika hujan deras dengan banyaknya petir bersamanya... tapi hujan tidak berhenti mengalir" Kata Diva.
Dan disini aku mulai mengetahui sifatnya sedikit demi sedikit, bahwa dia tak seperti apa yang orang lihat disekolah. Ku kira awalnya memang dia ini orangnya jutek atau tidak peduli dengan siapapun.
"Nih mas Warna teh nya... monggo" Kata Bude dengan membawa dua gelas teh hangat. Bude ini adalah pemilik kedai ini.
"Makasih bude..." Jawabku sambil senyum.
"Wahh ini pacarnya mas Warna ya?"
"Baru kali ini loh mas bawa perempuan kesini malam-malam hehe" Kata Bude.
"Ehh enggak Bude, ini temenku... tadi habis dari toko buku, terus hujan... jadi neduh disini sekalian mampir hehe" Kataku.
"Aku Diva..." Kata Div sambil senyum.
"Wahh ayu nya mas..." Kata Bude.
"Hehe makasih Bude" Kata Diva.
"Yowis.. Bude masuk dulu ya" Kata Bude... dan kami mulai menikmati Teh Hangatnya.
"Mau denger lagu gak?" Kataku sambil mengeluarkan Ipod ku.
"Boleh..." Kata Diva.
Lalu aku mulai mencari lagu yang pas untuk suasana ini.
Lagu Payung Teduh - Berdua Saja
"Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata...
Ketika kita berdua...
Hanya aku yang bisa bertanya... Mungkinkah kau tahu jawabnya?...
Malam jadi saksinya...
Kita berdua di antara kata...
Yang tak terucap...
Berharap waktu membawa keberanian..
Untuk datang membawa jawaban..."
Lalu Diva melihat kearahku.
"Makasih ya na..." Kata Diva
"Makasih? Makasih buat apa?" Kataku.
"Udah membuat suasana gue saat menikmati hujan turun jadi beda?" Kata Diva.
"Waduhh gue ngelakuin apa nih?" Kataku dalam hati, karena aku tak bermaksud apa-apa. Aku hanya melakukan apa yang biasanya aku lakukan saat-saat hujan, hanya saja bedanya saat hujan aku sambil tidur hehe.
"Lagu lo enak-enak"
"Kayaknya lo tau banyak tentang lagu-lagu" Kata Diva.
"hmm...lumayan sih, di laptop gue banyak lagu... soalnya gue random kalau denger lagu... gak mesti harus tetap di satu genre" Kata ku.
"Drett... drett..." hp ku bergetar menunjukan notifikasi pesan.
Lalu aku baca pesannya.
"Makasih ya na... udah repot-repot nganterin pulang"
"Nanti kalau ketemu lagi... gue pengen tau cerita tentang nama lu yang unik itu hehe... ini gue Diva"
Ini sesuatu yang membahagiakan dan belum pernah aku bayangkan. Aku beruntung bisa mengantarnya pulang dengan selamat, dan dapat pesan darinya. Kalau aku berharap lebih mungkin entah apa yang terjadi, lebih baik aku jalani saja tanpa adanya beban pikiran.
"Iya div sama-sama... btw dapet nomor gue dari mana?"
"Nantinya kapan nih haha?" Jawab ku dipesan.
Lalu tak lama Diva membalas pesanku.
"Dari Sherin... hmm kapan yaa? Besok?"
"Besok gue mau ketoko buku" Jawabnya.
"Hah Besok?" Jawabku.
"Kenapa? Gak bisa ya?" Jawabnya.
"Bisa ko bisa hehe" Jawabku.
"Ok deh... nanti gue kabarin lagi ya.. see you" Jawabnya..
Ketika aku habis dari dapur untuk minum tiba-tiba Sherin keluar dari kamarnya.
"Kenapa lo senyum-senyum mulu?"
"Ciyeeee... hahah" Kata Sherin sambil meledekku.
"Apasih" Jawabku dengan jutek dan langsung berhentis senyum.
Lalu aku masuk kekamar dan menutup pintu rapat-rapat dan melanjutkan cengengesan ku... senangnya berasa seperti habis dapat juara liga champion haha bayangin aja sendiri ya.
Tak terasa sudah berganti hari... hari yang cerah tak seperti biasanya. Mungkin karena kejadian semalam yang membuatku tak berhenti senyum-senyum sendiri.
Aku mengecek hpku, siapa tau ada notifikasi dari Diva... ternyata tak ada. Lalu aku keluar kamar untuk makan.
"Gila... lo baru bangun jam segini na?" Tanyanya.
"Eh.." Kataku yang kaget dan heran.
"Ko lo disini?" Tanyaku yang masih heran kenapa bisa Diva ada dirumahku.
"Ya kan katanya lo mau nemenin ketoko buku" Kata Diva.
"Sekarang?" Kataku.
"Iya..." Jawab Diva.
"Tapi ini jam berapa Div masih pagi..." Kataku.
"Yaampun na... lo ga liat jam? Noh liat ini jam 2 siang" Kata Diva sambil menunjuk kearah jam yang tepat berada dinding belakang tempat aku berdiri.
"Hah? Jam 2?" Kata ku sambil memasang ekspresi kaget dan langsung melihat ke arah jam.
"Hehe" Kataku.
"Lo tidur apa pingsan?" Kata Diva.
"Mati suri kayaknya gue" Kataku.
"Hah? Serius?" Kata Diva.
"Enggak enggak becanda doang..."
"Yaudah gue mandi dulu ya" Kataku lalu langsung menuju kamar mandi.
Setelah mandi aku ke teras rumah untuk menjemur handuk, dan melihat cuaca nampaknya sedang gerimis.
"Gerimis div... gimana?" Tanyaku.
"Yaudah nanti aja nunggu terang" Jawabnya.
"Sherin mana?" Tanya ku.
"Itu ada dikamarnya, yaudah gue kekamarnya Sherin dulu" Kata Diva.
Lalu aku masuk kekamar sambil mendengarkan lagu diIpod ku, dan tak sadar aku ketiduran.
"Bangun woy!... malah tidur" Kata Sherin sambil menepuk pipiku.
"Eh... iya ya enak sih ujan-ujan tidur hehe" Kataku.
"Kebo dasar.. noh ditungguin Diva" Kataku.
"Oh iya lupa gue" Kataku sambil menepuk jidat.
"Lo tuh ya dasar" Kata Sherin.
"Dimana dia?" Tanyaku.
"Didapur lagi bikin kue sama Bunda" Jawab Sherin.
Lalu aku pergi kedapur.
"Kamu ini gimana si de... malah tidur, kasian ni Diva nungguin kamu loh"
"Dari kamu belum bangun sampe tidur lagi" Kata Bunda.
"Anjir...parah banget gue... kacau" Kataku dalam hati.
"Hehe maaf bun" Kataku.
"Yaudah nih kuenya makan dulu" Kata Bunda.
"Perginya nanti aja ya habis maghrib... tanggung ini udah mau maghrib" Kata Bunda.
"Iyaa Tante" Kata Diva.
"Yaudah kamu mandi dulu gih sana nanti tante siapin handuknya" Kata Bunda.
Setelah sholat maghrib kami berangkat ke toko buku naik motor.
"Ciyee yang mau jalan"
"Udah besar ya adik gue haha" Kata Sherin sambil meledek ku.
"Apaan sih lo rin" Kataku.
Setelah berpamitan kami langsung pergi, karena aku malas sekali dengan ocehan-ocehan si Sherin haha.
Sesampainya di toko buku, Diva langsung mencari buku yang ia ingin.
"Lo suka baca buku ga na?" Tanyanya sambil mencari-cari buku yang ia ingin.
"Hmm enggak sih... gue gak suka baca buku, kalau baca komik aja gue liat gambarnya doang, gak gue baca tulisannya apa hehe"
"Apa lagi buku-buku kayak gini yang tulisan semua" Jawabku.
"Lah... padahal kakak lo sama Bunda lo suka banget baca atau nulis" Kata Diva
"Gue kan orangnya pemalas, tapai rajin kalau bangun siang hehe" Jawabku.
"Ye dasar... itu mah sama aja males-males juga, gak ada rajin-rajinnya kalau bangun siang na" Jawabnya sambil menoyor kepalaku.
Tak lama selesai mencari buku yang ia cari, ia langsung membayarnya dan kami keluar mall untuk pulang.
"Eh kita makan dulu yuk" Kata Diva.
"Mau makan apa?" Jawabku.
"Hmmm... apa ya enaknya?" Kat Diva.
"Mau makan ketoprak?"
"Gue biasanya makan ketoprak kalau lewat sini, tempatnya gak jauh ko" Kataku.
"Oke deh, udah lama gue gak makan ketoprak" Kata Diva.
"Yaudah yuk...nanti keburu malem, udah mau hujan juga nih kayaknya, anginnya kenceng" Kataku sambil melihat ke arah langit.
Di atas motor, aku mengeluarkan Ipod ku untuk memutar lagu, untuk menemani perjalan kita.
"Mau denger lagu? Biar enak aja suasananya kalau dijalan sambil denger lagu" Kataku sambil menyodorkan sebelah headsetku.
"Tenang, baru gue ganti ko itu headsetnya jadi bersih haha" Kataku.
Lalu Diva mengambilnya dan memasangnya, dan kami berjalan pulang.
" One, two, one, two, three...
Stay for tonight if you want to
I can show you what my dreams are made of,
As I'm dreaming of your face
I've been away for a long time, such a long time
And I miss you there
I can't imagine being anywhere else
I can't imagine being anywhere else but here..."
"Ini lagu siapa?" Tanya Diva.
"Sleeping With Sirens" Jawabku.
"Enak banget... ini judulnya apa?"
"Eh ko suaranya kayak cewek ya?" Tanya Diva.
"Judulnya Scene One... cowok vokalisnya, namanya Kellin.... itu yang gue suka dari Sleeping With Sirens" Jawabku.
Lalu ditengah perjalanan tiba-tiba hujan turun.
"Yah... div.. div... ujan div"
"Neduh dulu yu... bentar" Kataku dengan nada yang agak kencang karena memang hujan.
"Iyaa" Kata Diva.
Lalu kami berhenti di sebuah kedai yang menjual wedang jahe dan minuman hangat lainnya.
"Mau masuk?" Kataku.
"Enggak gue disini aja... seru lihat hujan turun" Jawab Diva.
"Yaudah bentar gue pesen teh hangat dulu" Kataku lalu dijawab anggukan kepala oleh Diva.
Setelah memesan aku keluar dan duduk disebelah Diva.
"Lo kayaknya suka banget lihat hujan... emang apa serunya?" Tanyaku.
"Iyaa... setiap hujan turun, gue selalu lihat dari jendela kamar gue atau dimanapun itu..."
"Gue ngerasa tenang aja gitu...lihat air yang turun dengan deras"
"Seperti gue ngerasa harus tetap tenang, walau pun banyak cobaan datang"
"Sama halnya ketika hujan deras dengan banyaknya petir bersamanya... tapi hujan tidak berhenti mengalir" Kata Diva.
Dan disini aku mulai mengetahui sifatnya sedikit demi sedikit, bahwa dia tak seperti apa yang orang lihat disekolah. Ku kira awalnya memang dia ini orangnya jutek atau tidak peduli dengan siapapun.
"Nih mas Warna teh nya... monggo" Kata Bude dengan membawa dua gelas teh hangat. Bude ini adalah pemilik kedai ini.
"Makasih bude..." Jawabku sambil senyum.
"Wahh ini pacarnya mas Warna ya?"
"Baru kali ini loh mas bawa perempuan kesini malam-malam hehe" Kata Bude.
"Ehh enggak Bude, ini temenku... tadi habis dari toko buku, terus hujan... jadi neduh disini sekalian mampir hehe" Kataku.
"Aku Diva..." Kata Div sambil senyum.
"Wahh ayu nya mas..." Kata Bude.
"Hehe makasih Bude" Kata Diva.
"Yowis.. Bude masuk dulu ya" Kata Bude... dan kami mulai menikmati Teh Hangatnya.
"Mau denger lagu gak?" Kataku sambil mengeluarkan Ipod ku.
"Boleh..." Kata Diva.
Lalu aku mulai mencari lagu yang pas untuk suasana ini.
Lagu Payung Teduh - Berdua Saja
"Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata...
Ketika kita berdua...
Hanya aku yang bisa bertanya... Mungkinkah kau tahu jawabnya?...
Malam jadi saksinya...
Kita berdua di antara kata...
Yang tak terucap...
Berharap waktu membawa keberanian..
Untuk datang membawa jawaban..."
Lalu Diva melihat kearahku.
"Makasih ya na..." Kata Diva
"Makasih? Makasih buat apa?" Kataku.
"Udah membuat suasana gue saat menikmati hujan turun jadi beda?" Kata Diva.
"Waduhh gue ngelakuin apa nih?" Kataku dalam hati, karena aku tak bermaksud apa-apa. Aku hanya melakukan apa yang biasanya aku lakukan saat-saat hujan, hanya saja bedanya saat hujan aku sambil tidur hehe.
"Lagu lo enak-enak"
"Kayaknya lo tau banyak tentang lagu-lagu" Kata Diva.
"hmm...lumayan sih, di laptop gue banyak lagu... soalnya gue random kalau denger lagu... gak mesti harus tetap di satu genre" Kata ku.
aaaaaisyah memberi reputasi
4