Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sakamoto ryomaAvatar border
TS
sakamoto ryoma
The Truths About Steroids
The Truths About Steroids
The Truths About Steroids


Pemakaian drugs / obat-obat doping dalam fitness dan binaraga semakin marak. Artikel ini bukan untuk mengutuk tindakan tersebut. Tetapi artikel ini dibuat untuk memberikan reportase FAKTA tentang apa yang selama ini sudah terjadi di lapangan, dan edukasi ilmiah tentang konsekuensi nyata yang harus dihadapi apabila menggunakan obat-obat doping tersebut.

Drug-dealers kerap menampilkan argumen-argumen dalam tulisan tebal di bawah. Mohon diingat bahwa ulasan dalam artikel ini memuat fakta-fakta yang tidak ingin mereka beberkan karena motif yang kita sama-sama ketahui.





1. “Yang sakit dari pakai steroids sedikit banget! Itupun karena mereka bego memakai steroids tidak sesuai aturan. Kalau sesuai aturan pasti ga akan kenapa-napa.”

Ironi 1:Pemakaian steroids sendiri sudah merupakan pelanggaran aturan. Karena secara fisiologi, tubuh manusia terutama di usia muda dengan kadar hormon yang masih optimal, TIDAK MEMBUTUHKAN steroids sama sekali. Selain itu, dalam ajang kompetisi olahraga, pemakaian steroids juga melanggar peraturan.

Ironi 2: Penentuan apakah seseorang perlu mendapatkan steroids secara legal, adalah melalui prosedur diagnosa oleh dokter spesialis hormon (endokrinologis) melalui cek darah yang menyeluruh. Dan apabila terjadi kekurangan dari normal (yang biasasnya adalah pasien di atas 45 tahun), dokter akan menentukan dosis steroids yang sesuai untuk membawa ke level normal.
Dosis yang diberikan dokter tergantung seberapa jauh level hasil tes dari level normal. Prosedur / aturan medis seperti ini dapat dipastikan tidak pernah dijalankan oleh drug-dealers dari proses perkenalan sampai proses transaksi terjadi. Di samping itu, dosis yang diberikan dari satu konsumen ke konsumen lain umumnya adalah sama… yaitu minimal 5-10 x di atas dosis yang diberikan dokter, pada pemakai yang kadar hormonnya sedang optimal.

Ironi 3: “Aturan” yang diberikan oleh drug-dealers adalah untuk menggunakan lebih banyak ragam obat lagi. Secara fisiologi, peningkatan 1 jenis hormon akan memicu serangkaian respons di dalam sistem hormonal tubuh. Seperti 1 gerbong kereta api yang keluar jalur, maka akan mempengaruhi gerbong lainnya.

Untuk “mengatur” atau lebih tepatnya memaksa gerbong-gerbong (hormon-hormon) lain untuk tidak keluar jalur, maka diperlukan beragam obat lain untuk mengendalikannya. Contoh, tubuh menjaga rasio yang seimbang antara hormon testosteron (hormon pria) dan hormon estrogen (hormon wanita) pada tubuh setiap orang.

Masuknya steroids yang notabene adalah testosteron buatan, mengisyaratkan tubuh bahwa rasio keseimbangan hormon tersebut sudah terganggu (karena hormon testosteron meningkat drastis), sehingga memicu tubuh untuk meningkatkan produksi hormon estrogen untuk menjaga rasio seimbang tersebut.
Berhubung estrogen adalah hormon wanita yang tidak diinginkan dalam proses pertumbuhan otot (selain memunculkan dampak samping pembesaran kelenjar payudara pada pria), maka logikanya adalah estrogen perlu ditekan / kendalikan dengan 2 upaya, yaitu: menggunakan obat yang menekan produksi / konversi estrogen (anti-aromatase), dan menggunakan obat lain untuk melemahkan aktivitas / sinyal estrogen yang sudah ada (estrogen blocker). Di mana obat-obat tersebut adalah obat untuk wanita penderita kanker payudara, kini dipakai oleh pria muda sehat jasmani yang ingin menaikkan ototnya.

Ironi 4: Bahwa steroids bersifat racun bagi tubuh. Ada teori yang mengatakan steroids dalam bentuk tablet lebih beracun daripada steroids dalam bentuk suntikan. Mengingat suntikan memerlukan tehnik / ahli khusus (dokter), maka selain berupaya mencari dokter yang mau menyuntikkan (yang berarti melibatkan dokter tersebut dalam malpraktek), juga berusaha mempelajari tehnik suntikan sendiri. Pun setelah semua itu bisa dilakukan, steroids dalam bentuk suntikan harganya jauh lebih mahal daripada steroids dalam bentuk tablet.

Atlet binaraga yang biasanya memiliki budget terbatas akan cenderung memilih menggunakan tablet karena harganya yang lebih murah. Jadi ditambahkanlah “aturan” baru lagi yaitu:

* PCT (Post cycle therapy) penghentian pemakaian untuk “menormalkan” kembali sistem endokrin (produksi hormon) dalam tubuh, dengan serangkaian obat yang berbeda.
* Penggunaan suplemen, herbal / jamu untuk menjaga organ hati (liver) yang terkena dampak paling keras dari racun-racun dosis tinggi tersebut.

Ironi 5: 80% steroids yang diedarkan dengan cara seperti ini adalah steroids black market, yang meskipun adalah steroids, tetapi:

* Diproduksi dalam industri rumahan, tidak mengikuti ATURAN produksi obat berstandar GMP (good manufacturing practices) pabrik obat.
* Jadi intinya, dari kadar steril (hygiene) hingga standarisasi kandungan per butir / mililiter sangat dipertanyakan.
* Merupakan versi palsu dari aslinya. Teknologi pemalsuan juga sudah melibatkan peniruan label stiker, kotak kemasan, bentuk botol, hingga ke hologram yang identik dengan aslinya. Sehingga sulit sekali untuk membedakan mana yang asli dan yang palsu.





2. “Umur 25-30 tahun hormon kita juga sudah turun.”
Menggunakan klaim para dokter anti-aging, bahwa hormon kita mulai turun di usia 25-30 tahun (yang kebetulan adalah kelompok target market terbesar dari penggunaan steroids), maka adalah wajar menggunakan steroids. Klaim dokter anti-aging tersebut adalah berdasarkan studi terhadap orang-orang yang sedenter (tidak berolahraga / mengatur pola makan).

Ironinya: Member fitness center yang dirayu para drug-dealers ini adalah orang-orang yang minimal berolahraga teratur, sehingga tidak masuk dalam kategori studi di atas. Lagipula lebih banyak studi yang mendukung fakta bahwa selama kita berolahraga dan memiliki pola makan baik yang teratur, maka kondisi hormonal kita tidak akan mengalami penurunan yang signifikan, dan selama kita menjaga rutinitas berolahraga dan pola makan yang sehat, kadar hormon kita akan terus berada dalam rentang normal untuk puluhan tahun mendatang.





3. “Kalau mau natural, mau sampai kapan? Kamu percaya semua yang claim juara natural benar-benar natural?”

Tehnik menciptakan keraguan ini juga cukup berhasil, dan menjadi salah satu rayuan dengan tingkat keberhasilan yang tertinggi. Ditambahkan dengan beberapa point penguat mereka:

* “Yang mengkampanyekan agar atlet tidak menggunakan drugs adalah orang yang menggunakan drugs paling banyak. Ia tidak ingin dikalahkan oleh pendatang baru.”
* “Saya tau stack (ragam obat) yang digunakan oleh si-ini dan si-itu yang mengaku natural. Bahkan selama ini dia / mereka sering beli dari saya.”
* “Kalau mengaku natural mah gampang, karena drug-test bisa ditipu pakai tehnik tertentu. Itu yang namanya munafik, make tapi ga mau ngaku.”
* “Lagian kita semua sudah dewasa, kita yang ambil keputusan masing-masing. Itu hak azasi kita, bukan orang lain yang nentuin kamu boleh pakai atau tidak. Saya cuma nawarin sudut pandang baru, jadi ga cuma dengar dari 1 pihak. Setelah dengar dari 2 sisi dan menimbang, kamu sendiri ambil keputusan.”
* “Sekarang semua sudah pake. Kalau kamu ga pakai, lupain aja mau jadi juara. Jangan naif!”
* “Di Amerika aja pemakaian steroids ga bisa dicegah dan ga bisa dihentikan! Jadi jangan sok hentikan pemakaian dan penyebaran steroids di Indonesia.”

Ironinya: Seluruh pernyataan ini mengarahkan obyek untuk terprovokasi mencoba. Tidak ada fakta yang ditampilkan di sini untuk mendukung apa yang mereka ucapkan. Padahal merupakan fakta bahwa nama-nama atlet drug-free yang dituduhkan seringkali ditunjuk dalam random drug-test di mana tidak mungkina ada persiapan apapun yang bisa dilakukan untuk menipu test tersebut, karena dipanggil mendadak pada hari itu atau didatangi oleh tim pengoleksi urine. Dan atlet-atlet drug-free tersebut selalu terbukti lulus tes.

Dan pada saat si obyek telah menjadi pelanggan setia, suatu hari nanti si obyek terkena masalah kesehatan, dealers tersebut mudah berkelit (cuci tangan) mengatakan “Kan dari dulu saya sudah bilang, kamu sendiri looo yang pilih untuk mau pakai dan sudah saya kasih tau konsekuensinya (padahal mungkin tidak pernah dikasih tau). Kalau mau pakai harus sesuai aturan.”

Dan saat seorang pelanggannya tewas (seperti yang terjadi pada salah satu juara binaraga yang langsung koma 9 hari dan tewas kurang dari 8 bulan yang lalu), maka dengan mudah disalahkan ke pelanggan itu sendiri dengan pernyataan-pernyataan (melalui thread di forum maupun diskusi langsung dengan keluarga saat atlet tersebut koma di UGD):

* “Ooo….itu mungkin faktor keturunan.”
* “Lagian dia habis tanding langsung makan kambing dan pesta miras. Matinya karena makan sate kambing dan pesta miras. Bukan karena drugs.”
* “Dia memang 2 bulan yang lalu pernah kecelakaan di kepala, jatuh dari motor. Jadi itu mungkin penyebabnya.”

Mulailah dengan komunikasi diri yang lebih baik, bahwa kita memiliki mental “YES, I CAN” dengan cara drug-free. Bahwa hasil binaraga tubuh yang terlihat sehat kuat di luar, seyogyanya selaras sehat dan kuat juga di dalamnya, secara organ internal, maupun secara rohani dan tanggung-jawab moral.

Seorang sahabat yang baik tidak akan menawarkan obat doping kepada kita sebagai solusi meraih otot secara instant. Hindari perdebatan, dan kokohkan prinsip mengutamakan kesehatan daripada penampilan instant. Sebaliknya, ia akan peduli pada kebaikan kita dengan menasehati agar tidak mendekati obat doping tersebut.
Quote:
hamtaro1991
hode
bintanghadif879
bintanghadif879 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
1.2M
7.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Muscle Building
Muscle BuildingKASKUS Official
644Thread858Anggota
Tampilkan semua post
oza7signAvatar border
oza7sign
#5885


Quote:


Harus saya luruskan ya. Bloating ini yg dimaksud adalah kondisi perut bro, bukan retensi air. hampir sebgaian besar steroid injeksi itu bloating ya bro.. bahkan tren yang disebut2 senjata cutting terkuat aja menyebabkan bloating..

jadi istilah deca atau dbol/ anadrol itu basah itu ga sepenuhnya bener.. makanya saya berani bilang ga ada istilah roid cutting bulking gtu,, dan kebetulan bukan saya aja yang bilang, saya bilang begini karena banyak org pro juga bilang begitu. Hehehe

ya memang sifat mereka yang mengkoversi ke esterogen itu dapat mengikat air berlebih juga mengikat lemak.. itu diakibatkan karena apa? Karena kesiapan kita, mulai dari pola makan, ini yang terpenting nih pola makan, bukan roid roid dan roid aja. Klo roid adalah penentu mungkin semua org yang tajir udh di ifbb pro saat ini, yang tajir bisa beli steroid sebanyak2nya klo merkea mau, bahkan lebih banyak dari yg bsa di beli sama seller roid di indo (Sombong😎). Tpi faktnyakan bukan itu bro. Yang terpenting kamu tau sifat dari senyawa tersebut dan kamu paham akan tubuh kamu sendiri.. nih kita kasih contoh.. orang dengan genetic pure ectomorph.
Kamu tau kan hampir 80% tubuh manusia itu adalah air, dan hampir 90% otot itu terdiri dari Air. .. nah bagaiaman dengan ectomorph, kamu sudah paham kan ectomorop adalah tipe tubuh manusia yang tidak bisa menumpuk kalori, juga termasuk tidak kuat dalam mengikat air bahkan ketika kamu meningkatkan asuapan sodium sekalipun otot kamu sulit mengikat air, itulah kenapa para ecto sulit untuk menjadi besar.. nah apa yang harus dilakukan si ecto ini ketika ingin persiapan kontes? Apakah dia harus mengkonsumsi steroid yg sama dengan yang dikonsumsi oleh endo atau meso, seperti winstrol, clen, masterone?, tentu tidak dong, yang ada mereka akan kurus kerontang seperti mayat. Mereka hanya akan terlihat seperti triplek di atas panggung, karena mengkonsumsi roid2 yang sifatnya tidak kuat dalam mengikat air terutama winstrol (stanozolol) yang sifatnya sama seperti obat diuretik, sedangkan si ecto ini butuh air yg cukup utk membuat ototnya bertahan ketika dia sedang defisit kalori. Nah beberapa altit yang yang nasibnya begini terutama yang pro, mereka akan mensiasatinya dengan tetap memasukan obat2 seperti dbol/anadrol/deca dalam persiapan menjelang kontestnya, mereka agan berganti2 antara steroid yg mengkoversi esterogen yang tinggi dan rendah.. frank zane juga selalu menggunakan deca bahkan saat persiapan kontest 😁😁😁😁...
disini lah kenapa ga ada lagi istilah steroid bulking or cutting itu,

Dan lagi, seorang mesomorph yang ketika cutting, kamu tau cutting itu berat kan? Bukan cma nahan nafsu makan aja, tpi dari segi kondisi fisik juga yang ikut menurun karena kamu defisit kalori dan berlatih menjadi lebih keras... kamu juha akan mengalami yang namanya nyeri pada sendi2.. di sini banyak kok org yang tetep menyisipkan nandrolone dlam siklus cutting mereka untuk mengatasi hal ini, bahkan ada juga yang tetap memasukan anadrol 1-2 minggu menjelang kontest karena demi menghindari cidera yang parah...

Dan kasus berikutnya, jay cuttler yang seorang endo, kamu tau endo gampang gemuk, gausah makan deh, dia ngeliat foto indomie aja bisa nambah berat badannya. Tpi kenapa dia masih tetap menggunakan anadrol, bahkan pernah juha dia bilang mengkombinasikan anadrol dan dbol, deca juga tidak luput dari cyclenya.. why? Padahal dia tau dia gendut. Kenapa masih pake steroid yang katanya steroid basah?. Itu karena dia tau kebutuhan dia, dia buruh sifat2 dari senyawa2 tersbeut untuk mengatasi masalah dia seperti rentan cidera, seperti pola latihan dia selalu berlatih dengan volume training yang menguras banyak kalori. Itu juga bisa bikin kita cepet cidera dengan metode latihan itu karena kira akan menghabiskan banyak set dan reps di 1 jenis exercise, dia tau itu, maka dia masih menggunakan anadrol dan deca, jadi masih berlakukan bulking cutting?

Dan berikutnya, kelengkapan obat penunjang mu, itu salah satu penentu yang akan menbuat kamu basah atau tidaknya sepeti AI, cabergoline, vitB6, SERm seprti nolva, SARm seperti Cardarine obat2 ini menjdi salah satu penentu dari sukses atau tidaknya cycle kamu.

Saya anggaplah kmu masih tetep kekeuh dengan steroid cutting or bulking or hardening dan apa2lah itu bahasa2 marketing itu..

Bro. Steroid itu akan tetap berdiri kokoh sesuai dasar penciptaannya, steroid diciptakan utk kepentingan pengobatan/terapi, dan setiap senyawa tidak bisa menggantikan fungsi/tugas senyawa lainnya. Seperi kasus jay cuttler diatas, udh tau dia basah, lalu masih make steroid yang org sebut basah (bulking) karena apa? Karena steroid lain tidak memiliki fungsi yang bsa menggantikan steroid2 yang dia butuhkan
Jadi masih adakaha steroid bulking or cutting ? Jadi yang nentukan bulking or cuttingnya itu adlaah kamu, bukan roidnya.

Banyak kasus2 ngaco bro.
Faktnya yang makai masterone, winstrol, primo, anavar, tren a, test prop, banyak yg ga kering, malah kalah sama natural yang modal dfisit kalori.. dan banyak juga org yang pakai anadrol deca bolde, ga basah2 dan kering2 begitu aja..

Teori2 yang mereka bilang di internet itu semua teori basi bro. Itu untuk hanya daya tarik aja biar org beli produk mereka, merkea kan nulis review tentang brand ga cuma2 boskuh.. makanya ada PT di luaran sana ya g harga per 3 bulannya bisa ratusan jura harganya karena termasuk ngatur pola makan dan roid juga.




Diubah oleh oza7sign 24-02-2019 06:38
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.