Kaskus

Story

sabna.tamaraAvatar border
TS
sabna.tamara
Thread Perlombaan COC SFTH Kembalikan Cinta Yang Hilang
Quote:



Thread ini adalah thread perlombaan. Dilarang chit-chat, junk atau apapun disini. Hanya ada cerita yang dilombakan. Jika melanggar akan dikenakan sanksi berupa delete post, reset post atau banned.
emoticon-Jempol



Untuk melihat info selanjutnya atau ingin bertanya jika masih ada yang mengganjal, silahkan dilihat dan ditanyakan di Thread Utama. Terima kasih.
emoticon-Kimpoi
Diubah oleh sabna.tamara 04-02-2019 20:55
anasabilaAvatar border
actandproveAvatar border
terbitcomytAvatar border
terbitcomyt dan 17 lainnya memberi reputasi
18
44K
117
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
ErroneousAvatar border
Erroneous
#146
Rest Area KM 38
Quote:


Ruang eksekutif rumah sakit ini cukup nyaman dan luas, dilengkapi dengan teras luar untuk duduk-duduk sambil ngopi, setara kamar di hotel bintang lima, sepadan dengan harganya. Hanya satu kekurangannya; No Smokingarea di seluruh kawasan, tapi Mary benci rokok dalam bentuk apapun, jadi percuma juga kalau disini smoking area. Dari lantai 3 gedung rawat inap ini, gw bisa memandang lampu-lampu kota yang berkelip disela gerimis senja kota kami.

Quote:


Suasana canggung memenuhi sore itu. Gw masih campur aduk antara ngomong "Gw" sebagai teman, atau "Aku" waktu masih pacaran. Hampir dua puluh tahun yang lalu kami memutuskan berpisah dari hubungan yang sudah berjalan selama 8 tahun. Lebih tepatnya, gw yang diputusin. Cinta yang tidak direstui ortu memang sangat sulit untuk dipersatukan. Maminya cenderung lebih terbuka dan menerima gw sejak sebagai teman sampai jadi pacar anaknya, tapi ortu dan keluarga gw sangat menentang dengan berbagai cara sampai cara yang tidak masuk akalpun dilakukan.

Keluarga gw sebetulnya ga percaya dengan hal-hal klenik, beribadah lima waktu sehari. Karena mereka ingin hubungan kami putus, mereka melakukan ritual doa dengan syarat yang absurd. Menyediakan sepasang anak kambing untuk disembelih dengan membaca-baca doa yang sudah disiapkan, tentu saja tanpa sepengetahuan gw. Hasilnya beberapa bulan setelah itu kami putus. Abaikan ritual itu, mungkin memang saatnya kami harus putus.

Di pertemuan terakhir kami beradu argumen dan saling menyalahkan. Gw pulang dengan perasaan menang karena sudah berhasil membuatnya merasa bersalah dan membiarkan kesalahan itu meresap dalam dirinya. Tepat seminggu sesudahnya, gw nelpon untuk menanyakan rencana weekend. Gw pikir, dia sudah menyesali kesalahannya dan akan berusaha lebih baik, untuk menyelamatkan hubungan kami.

Nelpon HP nya ga aktif, lalu nelpon tempat kost-nya.
Quote:


Hubungan telpon ditutup dan gw tercenung di bilik wartel itu. Dia ga pernah tau gimana hari-hari gw berikutnya.

-oOo-


Quote:


Mary sepertinya masih ingin menghabiskan waktu di teras kamar. Mungkin juga menikmati waktu kami yang hanya berdua, mengingatkan pada lagu kesukaan kami 'Time Alone with You' -nya Bad English.

Quote:


Gw ga perlu basa-basi menanyakan kesibukannya karena dia hampir tiap saat mengupdate status di FB dan Instagramnya. Sangat tidak mungkin gw ga kepoin jejak travelling atau postingan bersama teman sosialita-nya, sementara akun FB gw cuma buat game dan sangat irit posting status.

Quote:


Pertemuan kami, 30 tahun yang lalu, berawal di tempat yang tidak biasa.. di area pemakaman. Teman sekelas gw kecelakaan saat liburan akhir tahun. Setelah sekolah dimulai kembali gw mengantar teman-teman yang belum sempat ziarah ke makamnya. Mary kebetulan teman main almarhum juga walau beda sekolah. Waktu menunggu hujan di pos ronda, rombongan mereka, cewek-cewek tomboy, datang ke area pemakaman. Salah satunya ada yang gw kenal, Cathy.

Quote:


Dua temannya yang lain; Rossa yang bertampang jutek dan Fate yang paling imut di antara mereka. Arpak tidak ikut kenalan karena sebelumnya mereka pernah bertemu waktu kemping. Setelah hujan reda akhirnya kami pulang naik angkot.

Gw termasuk dalam kelompok pecinta alam di sekolah. Mary dan teman-temannya aktif di Pramuka sekolahnya dan sering melakukan ekspedisi lintas alam sekaligus camping. Sejak kelompok kami kenal dengan mereka, mulai sering melakukan petualangan alam bersama. Dengan ‘upah’ yang minim, gw berusaha mengikuti kemana teman-teman gw berpetualang, walau harus menabung untuk transport dan logistik. Saat itu harga-harga masih murah dibanding sekarang tapi berbanding lurus dengan uang jajan yang gw dapat juga. 350 rupiah per hari.

Dari kebersamaan kami timbul kedekatan dan perasaan kagum, lalu menjelma menjadi cinta, yang sangat diharamkan untuk sebuah pertemanan. Sebuah ungkapan jadul, Mary telah menawan hati gw.

Quote:


Argumen gw bukan tanpa alasan, di saat semua temen cewek gw terbagi menjadi dua kubu; cewek pelajar dan cewek dandan, Mary lebih tertarik untuk menikmati alam ciptaanNya. Disamping rajin beribadah, ikut misa tiap pagi sebelum masuk sekolah, Mary beribadah dengan cara berdoa saat tiba di lokasi tujuan perjalanannya. Begitulah caranya bersyukur pada Tuhan yang dikenalnya dengan baik.

Setelah hampir satu tahun upaya penembakanyang semuanya gagal, gw mulai berhenti berharap. Gw udah kuliah di ibu kota propinsi, 3 jam perjalanan dari kota asal kami. Gw udah mulai berhenti pulang ke kota asal, berhenti mengirim surat, kartu pos atau interlokal untuk menanyakan kabarnya. Satu hari, sepulang kuliah, gw nerima suratnya di tempat kost.. isi suratnya lumayan panjang gw ga inget lagi tapi akhirnya dia tulis:
Quote:


“Wadehell..” pikir gw.. sampe jaket pun diminta balikin. Padahal jaket itu gw anggap keramat, sebagai kenangan tentang Mary. “kalau maunya begitu, ga bakal ada yang tersisa perasaan gw buat lo.”

Gw cuma bisa mengumpat dalam hati, dan gw bertekat untuk mengembalikan jaket itu sendiri ke rumahnya.

Di hari sabtu yang ditentukan, gw pulang ke kota kelahiran. Sengaja gw berangkat pagi dari tempat kost karena gw tau jadwal sekolahnya pulang sore. Sampe rumahnya sekitar jam 3. Gw nitip jaket sama maminya dan langsung pamit mau pulang lagi. Gw puas sudah bisa memenuhi permintaannya tanpa harus repot-repot ketemu.

Quote:


Rasanya gw ga pernah lihat maminya setegas itu. Biasanya kalau pamit mau pulang, yaa pulang aja silakan. Dengan berat hati gw menunggu sampai jam 17:30 dia baru pulang.

Quote:


Dia ngambil jaketnya sambil berlalu masuk ke kamarnya. Kebetulan kamarnya di sebelah ruang tamu.

Gw terpaksa lagi, nunggu sampai dia selesai mandi. Dia keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk, menyajikan pemandangan baru yang bikin gw bengong. Mungkin sengaja dia ga ganti baju di kamar mandi dan memilih melintasi ruang tamu dengan berhanduk ria. “Too many files are open.” Kalau mau merujuk istilah Windows. Pemandangan yang membuat gw berkecamuk galau selagi menunggu dia pake baju, sebuah pertempuran antara logika dan si otong.
“Cewek yang pernah gw cintai dan inginkan.. tapi sekarang udah males.. tapi seksehh.. tapi nyebelin.. tapi bikin tegang.. tapi udah ngecewain gw.. bla bla..” Akhirnya gw bisa menenangkan diri. Gak lagi pengen cepet pulang tapi nunggu dia dengan sabar.

Quote:


Gw ga menjawab, tapi ngikutin langkahnya pergi. Di belakang rumahnya, terdapat taman di atas tebing yang dibawahnya ada sungai terbesar di kota kami. Pemandangan menghampar luas ke seberang sungai dimana sebuah perkampungan tertutupi oleh rimbunnya pohon bambu yang sejuk dipandang mata. Angin dingin mengiringi sore itu, sedingin hati gw yang sudah berhenti mengharapkannya. Dia berjalan di samping gw sambil berlari-lompat kecil kesenangan seperti anak TK.

Quote:


Pertanyaan yang sangat mudah dijawab beberapa bulan yang lalu. Gw sama sekali ga siap dengan pertanyaan itu. Gw gelagapan, teringat malam-malam yang dingin sejak tahun lalu, selalu ditolak tapi masih jalan bareng. Sampai gw berhenti berharap dan berjanji ga akan menemuinya lagi. Janji yang hari ini terpaksa gw langgar karena sebuah jaket.

Quote:


Gw mendadak lupa dengan misi gw pulang hari itu, untuk mengembalikan jaket celaka itu dan pergi sejauh mungkin setelahnya.

Quote:


Gw iyakan aja, sukur-sukur dia berhasil masuk ke kampus yang sama dengan gw. Malam itu, gw pulang dengan status tidak jomblo. Walopun waktu itu ga tau hubungan apa yang akan kami jalani hari-hari berikutnya. Gw ga ada persiapan untuk jadian pada malam itu.

Selama 8 tahun pacaran, kami merayakan hari jadi kami setiap tahun (walaupun tanggalnya hanya berulang pada tahun kabisat), perayaan ulang tahun, lebaran, natalan dan tahun baruan. Kami melewati hari demi hari kuliah, di kampus yang sama, tapi beda fakultas, dengan banyak cerita; buruk, baik dan indah. Masa-masa sulit kami kuliah dengan uang saku secukupnya, tidak membuat hubungan kami rentan. Kami adalah pasangan legendaris pada masa kuliah dulu. Akhirnya Mary lulus kuliah dengan Cum Laude, pernah jadi viral di kalangan teman-teman karena mendapat IP sempurna (4.0). Gw hanya bisa menemaninya wisuda dengan status masih mahasiswa, dengan IPK yang terseret-seret. Setelah lulus, segera Mary mendapat pekerjaan di kantor pengacara di Jakarta.

Hal yang paling mencekam adalah saat terjadi kerusuhan Mei tahun 1998. Mary terjebak tidak bisa mencapai terminal bis karena kondisi yang membahayakan. Akhirnya Mary bisa pulang dengan menumpang mobil temannya ke stasiun kereta dan berhasil pulang dengan selamat. Saat itu gw masih berstatus mahasiswa dengan skripsi yang nyaris selesai, sepanjang malam berdoa pada semua Tuhan yang gw tau untuk keselamatannya. Waktu itu HP belum sebooming sekarang dan hampir setiap jam gw nelpon interlokal untuk menanyakan Mary.

Di akhir hubungan kami, gw lebih sering berperan sebagai tokoh antagonis, yaitu pacar yang posesif dan saat itu pun karir Mary sedang menanjak sehingga mengharuskan dia kost tidak jauh dari tempat kerjanya. Intensitas pertemuan kami pun semakin berkurang. Kualitas pertemuan menjadi semakin buruk karena diisi dengan perdebatan tentang perhatian yang makin terbatas untuk “kita”.
Quote:

Jleb. Yang terakhir itu benar, dan ga enak banget dibahasnya.

Pacaran kami semakin menggantung karena untuk menikah gw belum bisa menafkahi, keluarga gw menentang sementara umur makin bertambah, tapi untuk mengatakan putus jadi hal yang tabu. Sejak itu, gw mulai membuat jarak, berhenti berkeluh kesah dan berusaha menerima kondisi yang jauh dari kata “ideal”, cewek yang sukses dengan cowok pengangguran. Sampai jarak itu menumbuhkan tembok dan memutuskan hubungan kami.
-oOo-

Quote:


Selama ini gw gak sadar. Selama ini gw percaya bahwa gw yang paling menderita dengan perpisahan dan berakhirnya 8 tahun hubungan kami. Dia rela dihujat seluruh dunia (lebay sih, temen-temen gw aja yang menghujat) karena langsung punya pacar baru setelah putus dari gw.
Mary berkorban untuk melanjutkan hidup, membebaskan kita dari tanggungawab terhadap satu sama lain. Gw ga pernah tau di beberapa malam Mary menangis karena kehilangan.
-oOo-

Quote:


Dari jauh gw liat maminya sudah bersender di ranjang pasiennya. Wajahnya, walau tampak lebih tua, seperti tidak pernah berubah. Tetap seperti dulu. Senyum tipisnya tersungging seperti dipaksakan karena baru bangun tidur.

Quote:


Duh.. maminya, ada-ada aja lah, tapi oke lah, gw harus sebisa mungkin ga bikin beban pikiran. Seandainya saja dulu tidak menahan gw untuk pulang setelah gw balikin jaket, mungkin cerita kami ga akan sepanjang itu.

Quote:


Gw berusaha mengikuti maunya. Malam itu gw pulang setelah banyak ngobrol terutama tentang kemana saja gw sejak terakhir bertemu sampai maminya tidur. Dokter yang memeriksanya bilang besok sudah bisa berobat jalan dan pulang.

Gw sudah berdamai dengan masa lalu dan siap kembali pada kenyataan hari ini. Pulang ke keluarga kecil gw bersama dua anak yang lucu-lucu. Mary akan kembali sibuk dengan profesi pengacaranya, juga sebagai dosen dan melanjutkan misinya berkeliling dunia. Anak-anaknya sudah besar dan mandiri kadang Mary mengupdate status tentang prestasi mereka. Mary sekarang, seperti bintang yang tak dapat diraih, namun dapat dilihat dan disimpan di hati.

Pertemuan hari ini seperti pertemuan di Rest Area Sentul. Kami memberikan pelukan perpisahan yang tak pernah terjadi saat kami putus, empat presiden yang lalu. Sepertinya saat itu ada puluhan ninja yang mengelilingi kami sambil mengupas bawang. Cinta. Kali ini datang kembali, dengan bentuk yang berbeda dengan yang kami miliki dulu, tidak untuk saling memiliki.

Tamat.

Cerita ini adalah cerita fiktif.
Bila ada kesamaan nama dan tempat merupakan kebetulan.
Diubah oleh Erroneous 25-02-2019 12:09
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.