- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#3853
The Gifted Cannot Choose The Gift Part 8
Tanpa Menunggu balasan dari kita wanita itupun beranjak dari tempat duduk dan keluar dari restoran ini. Kami perhatikan dia berjalan menuju stasiun bus dan menaiki bus itu. Tinggal gw dan Asahi yang harus cepat cepat menghabiskan pesanan yang sudah kami pesan, karena kalau kami tinggal, mubazir. Kami pun memacu motor kami menuju tempat tujuan, dan benar adanya, terlihat seperti sebuah gudang tua, namun cahaya terang terlihat dari dalam menandakan ada orang disana. Gw pun menoleh ke kanan dan ke kiri melihat lingkungan sekitar yang dipenuhi dengan hutan belantara yang membuat gw terkekeh. Setelah Asahi turun dari kursi belakang, gw langsung merebahkan tas gw di atas jok motor, gw cek satu persatu perlengkapan keselamatan gw, dan setelah puas dengan kelengkapan itu, gw pun langsung memasukan semuanya kedalam tas dan menggendongnya.
‘Asahi, kali ini lo jaga diluar, jaga supaya orang suruhan orang tua dia gak ganggu nanti.’ Ucap Gw ke Asahi
‘Oke, pokoknya kalau kamu merasa kamu gak sanggup, cukup ketok atau gedor apapun tiga kali dan aku akan masuk Tanpa ragu.’
‘Oke oke.’
Gw pun menggendong tas gw lalu berjalan kedepan pintu masuk gudang/rumah itu, tidak lupa gw memencet interkom untuk memberitahu kedatangan gw yang dibalas dengan ucapan yang mengundang gw untuk masuk kedalam. Dan benar saja perkiraan gw, ini adalah sebuah gudang tua yang sudah di sulap menjadi sebuah kamar Bertipe studio yang sangat luas, bayangin lapangan basket tapi isinya adalah perabotan rumah semua, Flooring kayu yang indah, perabotan yang minimalis, man, Wanita ini punya selera interior yang tinggi. Gw pun berjalan ke sofa yang bentuk nya menyerupai huruf C, yang mana Sudah di tempati oleh Wanita itu di satu sisinya, gw pun duduk di sisi yang berlawanan.
‘Selamat datang di rumahku yang sederhana ini, tuan?’ Ucap Wanita itu Sambil sedikit merundukan kepalanya
‘Ah, ya kita belum sempat berkenalan, saya Adi, dan yang diluar adalah Asahi.’ Ucap gw
‘Hmm jadi kalian memang berdua saja ya? menarik.’
‘Yep. Sebenernya hanya saya saja yang ingin mencari kamu, tapi, lebih banyak yang ikut lebih menyenangkan bukan?’
‘Hahaha, dan perkenalkan, saya Ai, nama saya panjang dan tidak terlalu penting, tapi semua orang yang mengenalku memanggilku Ai.’
‘Yep. Seperti yang diinformasikan.’
‘Hahaha. Silahkan diminum teh nya.’
Gw melihat ke arah meja diantara kami, Disana terletak secangkir teh hangat, tanpa ragu gw menegak teh itu sampai hampir habis dalam tiga kali tegukan, sehabis itu gw letakkan cangkir teh itu, yang dalamnya menyisakan teh sedalam seperlima jari kelingking. Gw pun tersenyum ke arah Wanita itu, lalu mengambil sesuatu dari tas gw, sebuah bola kecil, seukruan kelereng, berwarna silver dan mencemplungkannya ke arah teh yang baru gw minum. Bola itu berubah warna menajdi abu abu lalu hitam, reaksi terhadap racun. Gw bersandar sambil terkekeh kearah wanita itu.
‘Hahahaha. Menjamu tamu dengan secangkir racun? Betapa barbar nya kamu Ai.’ Tawa gw
‘Kamu tau kalau itu racun dan Kamu meminumnya tanpa ragu? Seharusnya kamu Sudah tidak bisa bergerak sekarang.’ Ucap Ai serius
‘Badan gw sudah immune terhadap racun, gak heran karena gw dulu selalu mengkonsumsi racun dalam dosis kecil setiap Hari selama 10 tahun. Jadi ini yang menyebabkan 5 squad atau 60 orang ga berhasil menjemput kamu? Menarik’
‘Jadi apa yang kamu mau sekarang?’
‘Sebuah cerita, kenapa kamu kabur, apa yang keluargamu sembunyikan, dan APA yang kamu sembunyikan.’
‘Kamu kesini cuma untuk mendengar sebuah cerita?’
‘Yep. Rutinitas sehari hari membuatku sangaat bosan, bisa gila, ini adalah sebuah momen untuk refreshing, pariwisata, jadi… coba untuk sedikit menghibur oke?’
‘Hahahahaha. Menarik, menarik sekali. Oke Aku akan cerita. Kamu tau kalau keluargaku adalah keluarga besar? Keluarga tua? Mereka punya pengaruh besar di negara ini, makanya mereka bissa ngerahin orang orang itu untuk mencari ku. Dalam keluarga semua adalah tentang bisnis, Aku dididik untuk melanjutkan semua bisnis orang tua ku, Aku hidup dalam jadwal ketat. Hmm itu sih adalah hal biasa. Yang paling menjijikan adalah betapa busuknya garis keturunan, dan kelakuan keluargaku. Mereka semua, termasuk aku adalah produk incest. Aku.. kakekku…. Kamu tau lah… aku tau itu salah, semua ini tidak benar, tapi tidak ada yang bisa menolongku? ayahku, ibuku? Mereka sama sama busuknya. Mereka punya semuanya, aku tidak bisa lepas dari mereka, Aku sudah menggunakan berbagai cara, termasuk bunuh diri, mereka pun tidak mengizinkan Aku untuk membunuh diriku sendiri. Itu alasanku kabur dari mereka.’ Ucap dia dengan lirikan tajam diakhir katanya.
‘Hmmm gw gak nyangka dapet cerita begini, tapi… Apakah semua itu benar?’ Tanya gw
‘Kamu adalah kelompok ke enam yang meragukan omonganku, dan lihat mereka ada dimana sekarang? Setidaknya kamu mau duduk dan mendengarkan layaknya orang yang beradab.’
‘Ugh.. gw bakal membenci diri gw sendiri untuk mengatakan ini, tapi… apa kamu ada bukti?’
‘Ada, semua ada di laci bawah kasur ku. Mereka yang datang bertujuan untuk menghancurkan barang bukti itu.’
‘Ohya? Dan kenapa kamu jujur memberi Tahu informasi ini ke gw?’
‘Aku merasa kamu jujur kalau kamu bukan utusan keluargaku.’
‘Hooo. lalu? Bagaimana kamu bisa menghabisi 60 orang itu? Seorang wanita? Seorang diri? Melawan 60 orang professional? Butuh sebuah keajaiiban.’
‘Memang, memang sebuah keajaiban. Adi.. Apakah kamu percaya dengan tuhan? Atau kepercayaan lain?’
‘Gw Percaya dengan tuhan.’
‘Baguslah, karena aku jadi lebih gampang untuk menjelaskannya. Aku berdoa kepada seseorang, meminta sebuah permintaan, permintaan yang mana dikabulkan dan terus kugunakan sampai sekarang.’
‘Seseorang? Permintaan?’
‘Ya seorang pria, bukan orang jepang, ia mengunjungi rumahku untuk bertemu ayahku, kita bertemu saat ia Menunggu kedatangan ayahku di ruang tamu. Disaat itu dia tau apa yang ku alami, penderitaanku, ia menawarkan sebuah jawabn, ia memintaku untuk menyebutkan satu harapan, satu permintaan, dan dia mengabulkannya.’
‘Lo…. Lo sadar apa yang telah lo minta? Lo sadar apa yang telah lo lakuin?’
‘Aku sadar, dia memberikanku sebuah berkah, sebuah keajaiban, sebuah kekuatan untuk lepas dari semua ini. Aku minta agar Aku punya “kekuatan” untuk melawan semua orang yang ingin menyakitiku. aku.. aku tidak mau merasakan itu lagi. Perasaan tidak berdaya itu Sudah hilang!’
‘Tidak ada permintaan yang gratis, tidak ada sesuatu Tanpa konsekuensi, apalagi dengan orang yang kau minta itu. Lo sadar, lo telah melanggar sebuah pakta yang sangat sakral, sangat tua. Untuk bersekongkol, menggunakan, memperbudak, dari “mereka” di Dunia lain.’
‘Pakta? Pakta apa?’
‘Pakta Raja Sulaiman. Ugh fuck! Tentu aja lo ga tau, tidak akan ada yang memberi taumu tentang semua ini.’
‘Hm? Aku tidak tau apa yang kamu bicarakan? Omong kosong? Jadi apa yang akan kamu lakukan? Membawaku ke orang tua ku lagi?’ Ucap Ai berdiri dari tempat duduknya.
‘Sayang sekali Ai, gw tidak bisa membiarkan lo berkeliaran begitu saja, terlalu berbahaya, gw tau sekarang gimana lo bisa ngabisin 60 orang itu.’
‘Jadi kamu ingin menghabisi aku? hm? Gara gara Aku membunuh 60 orang yang ingin menculikku?’
‘Tidak tidak, membunuh 60 orang? Itu gapapa, tapi diri lo yang sekarang, dan permintaan mu itu, harus segera di harus segera diamankan, untuk keselamatan orang lain.’
‘Hahaha menarik sekali. kamu adalah orang yang menarik Adi.’
Gawat. Itulah yang ada dipikiran gw. Sudah terlalu lama gw ga merasakan rasa seperti ini, thrill Seperti ini. Image Ai di mata gw pun semakin tidak stabil, seperti bergejolak. Bayangan itupun bergerak cepat ke arah gw dengan sebuah tinjuan. Dengan sigap gw menangkap tinjua dia dengan tangan kiri gw. Impact yang gw rasakan sangat lah luar biasa, ini bukan kekuatan anak Perempuan biasa seumurnya. Gw bisa melihat ekspresi terkejutnya walaupun tidak terlalu jelas.
‘Kamu lebih kuat dari yang lain, menyusahkan!!’
Ucap Ai, harusnya, namun suara dia sudah berbeda sekarang, suaranya seperti dua atau tiga suara yang disatukan. Gw langsung langsung melayang kan telapak tangan kanan gw ke lehernya dengan maksud untuk menetralkan dia, namun alas, dia merunduk begitu cepatnya, bukan merunduk sih, lebih tepatnya menyundul kebawah, menyundul perut gw, yang membuat gw terpental sampai tembok belakang. Pandangan gw Penuh dengan kunang kunang, Ai pun langsung loncat dari tempatnya berdiri ayng berjarak kira kira 3 meter ke tempat gw terpental, ia mendarat tepat di perut gw dengan posisi mengunci gw, tanpa ragu ia langsung mencakar dada gw sekali sebelum gw sempat meninju mukanya dengan tangan kiri gw. Ia pun terpental ke kanan, sementara gw mulai berdiri Sambil memeriksa dada gw yang tercakar. Darah, luka yang sebabkan cakar dia sangatlah abnormal, manusia normal ga akan bisa mencakar sedalam ini. Gw langsung memperpendek jarak gw, gw langung menancapkan telapak tangan kanan gw tepat diperutnya disusul dengan lipatan tangan kanan yang menyikut ke dalam ulu hatinya, cukup untuk menghentikan pergerakan dia. Terlihat mata dia yang Sudah memutih menandakan dia sudah tidak sadarkan diri, gw pun memanfaatkan moment ini untuk mengambil rantai untuk mengikatnya, sebelum mahluk apapun di dalam dia kembali mericuhkan suasana. Dan benar saja ia kembali dengan cepat beranjak dari posisinya, dan menyundul gw lagi sehinggal gw mental sampai ke tengah ruangan.
baik juga nih orang, macam banteng sradak sruduk. Belum gw sempat berdiri tiba tiba seluruh ruangan menjadi gelap. Gw langsung merasakan serangan arah kanan yan gw tangkis dengan tangan gw, dalm interval satu detik, serangan berubah datang dari arah belakang, memaksa gw untuk merunduk. Gw bukan tidak bisa bergerak dalam gelap, melainkan Ai sendiri lah yang bergerak secepat cheetah. Terpaksa gw pake sulap. Gw menyalakan sarung tangan gw, lalu mengepalkan tangan kiri gw dengan erat, satu detik, lima detik, tujuh deti, di detik kesepuluh api mulai menyala di telapak tangan gw yang mana gw lepas kan ke semua arah untuk menerangi ruangan ini, disaat yang bersamaan Ai, atau sosok Ai, datang dari arah kiri atas dengan mulut menganga menyerang tangan kiri gw, tepatnya menggigit tangan kiri gw. Api yang Belum apdam di udara membuat mata dapt melihat muka AI, muka yang entah bisa dibilang manusia atau bukan, mata nya putih, seperti orang yang tidak sadar, namun seluruh badannya mulai menghitam. Mulutnya ayng juga robek sampai ke pipinya, dengan gigi yang sudah tidak biosa dikategorikan sebagai Gigi manusia lagi. Gigi yang tadi hanya menusuk daging mulai menusuk lebihd alam, kekuatan rahang yang Amat sangat luar biasa, gw mulai bisa mendengar suara retakan tulang yang pada akhirnya, gigitannya berhasil mencabik dan memutuskan tangan kiri gw, tepat dibawah siku.
Karena tubuh gw sudah bebas dari kuncian gigitan dia, gw manfaatkan momen ini untuk menjauh dari tempat tadi. Walaupun gw sudah menonaktifkan rasa sakit tubuh gw, gw tetep bisa merasakan penurunan kondisi tubuh gw bersamaan dengan darah yang keluar dari tangan kiri gw yang terpotong ini. Gw langsung memanaskan sarung tangan kanan gw dan membakar ujung daging potongan tangan kiri gw untuk menghentikan pendarahan. Sekarang gw ngerti horror macam apa yang dihadapi oleh 60 orang yang sudah kesini lebih dulu. Gak ada cara laiin, mau gak mau gw harus pake senjata, dan harus gw selesaikan cepet, atau Ai akan kehilangan seluruh tubuhnya. Gw langsung membuka tas gw dan mengambil lima pisau, satu gw pakai di tangan kanan, dan empat lainnya gw cantolkan di paha kiri gw. Gw mendengar Langkah kaki dari kanan yang mana langsung gw tangkis, di jarak sedekat ini gw bisa melihat kalau ini adalah sebuh tendangan, gw langsung memanfaatkan kesempatan ini dan memutar telapak tangan kanan gw sehinga ujung pisau yang membelakangi arah jempol menusuk telapak kaki kanannya, tidak sampai situ, gw teruskan kekuatan tusukan itu hingga ia terbanting ke lantai dan pisau menembus sampai menusuk lantai kayu dibawah kakinya itu. Dengan cepat gw mencarbut pisau kedua dan menancapkannya ke telapak kaki kir sehingga menembus lantai juga, gw lanjutkan terus sampai tangan kanan dan kiri nya dalam kondisi yang sama. Apa yang gw lakukan anehnya membuat dia tidak bisa bergerak, ternyata di balik kesadarannya yang sudah hampir sepenuhnya diambil alih, Ai yang sebenernya tetap merasakan sakit sehingga, tubuh nya tidak dapat bereaksi. Gw langsung mengambil pisau, hmm bukan pisau, lebih tepatnya stilleto terakhir, dan menancapkannya tepat disebuah titik di dadanya. terdengar sebuah teriakan, sebuah aungan keras yang bukan dari suara manusia, suara mengerikan itu perlahan berubah dan berubah menjadi suara teriakan wanit biasa, teriakan Ai, tampaknya dia sudah kembali jadi normal.
Gw merundukan posisi gw sehingga lebih dekat dengan kepalanya, wajahnya, terlihat matanya sudah dihiasi oleh bola mata hitam kembali, menandakan ia sudah dalam kesadaran penuh seperti di awal. Gw menekankan ibu jari tangan kanan gw di sebuah titik di dahi dia, seketika tubuhnya menegang, mengejang disusul dengan teriakan yang buakn dari suaranya lagi. Saat nya mengusir tamu yang tak diundang.
‘AaaaaAaaaaaAaaaaAaaaaaa’ aungan suara dari mulut Ai bergema di ruangan ini suara yang mengerikan.
‘Gw gak tau siapa yang memaksa dirimu disini, tapi kamu sudah bebas, permintaan anak itu, untuk bisa melawan semua orang yang menyakitinya telah gagal, tidak ada lagi yang mengikatmu di tubuh anak ini.’
‘Ghhhh Khhhh Hhaa hhaaa hhaaaa…’
‘Pulanglah, Sebagai Manusia saya akan memenuhi Pakta Raja Sulaiman, pulanglah, dan maafkan anak ini, sesungguhnya dia tidak tau, akan konsequensi dan efek dari perbuatannya.’
‘Hhaaaaaaaaa…………………….’
Dengan hembusan terakhir itu suara aneh itupun hilang. Sekarang tinggal mencari cara agar anak ini selamat, dan bisa kembali hidup normal setelah apa yang dia dapatkan dan rasakan, karena manusia yang Sudah merasakan rasa dua Dunia yang berbeda tidak akan kembali dan menjadi manusia yang sama lagi. Sebelum itu gw mulai merilekskan badan gw, gw mulai bisa merasakan rasa sakit di sekujur tubuh gw, terutama di tangan kiri gw yang sudah tidak utuh. Gw pun merebahkan badan gw. Entah dimana diruangan ini karena ruangan Amsih gelap gulita, gw hanya bisa tertawa Sambil terbatuk batuk..
‘Asahi, kali ini lo jaga diluar, jaga supaya orang suruhan orang tua dia gak ganggu nanti.’ Ucap Gw ke Asahi
‘Oke, pokoknya kalau kamu merasa kamu gak sanggup, cukup ketok atau gedor apapun tiga kali dan aku akan masuk Tanpa ragu.’
‘Oke oke.’
Gw pun menggendong tas gw lalu berjalan kedepan pintu masuk gudang/rumah itu, tidak lupa gw memencet interkom untuk memberitahu kedatangan gw yang dibalas dengan ucapan yang mengundang gw untuk masuk kedalam. Dan benar saja perkiraan gw, ini adalah sebuah gudang tua yang sudah di sulap menjadi sebuah kamar Bertipe studio yang sangat luas, bayangin lapangan basket tapi isinya adalah perabotan rumah semua, Flooring kayu yang indah, perabotan yang minimalis, man, Wanita ini punya selera interior yang tinggi. Gw pun berjalan ke sofa yang bentuk nya menyerupai huruf C, yang mana Sudah di tempati oleh Wanita itu di satu sisinya, gw pun duduk di sisi yang berlawanan.
‘Selamat datang di rumahku yang sederhana ini, tuan?’ Ucap Wanita itu Sambil sedikit merundukan kepalanya
‘Ah, ya kita belum sempat berkenalan, saya Adi, dan yang diluar adalah Asahi.’ Ucap gw
‘Hmm jadi kalian memang berdua saja ya? menarik.’
‘Yep. Sebenernya hanya saya saja yang ingin mencari kamu, tapi, lebih banyak yang ikut lebih menyenangkan bukan?’
‘Hahaha, dan perkenalkan, saya Ai, nama saya panjang dan tidak terlalu penting, tapi semua orang yang mengenalku memanggilku Ai.’
‘Yep. Seperti yang diinformasikan.’
‘Hahaha. Silahkan diminum teh nya.’
Gw melihat ke arah meja diantara kami, Disana terletak secangkir teh hangat, tanpa ragu gw menegak teh itu sampai hampir habis dalam tiga kali tegukan, sehabis itu gw letakkan cangkir teh itu, yang dalamnya menyisakan teh sedalam seperlima jari kelingking. Gw pun tersenyum ke arah Wanita itu, lalu mengambil sesuatu dari tas gw, sebuah bola kecil, seukruan kelereng, berwarna silver dan mencemplungkannya ke arah teh yang baru gw minum. Bola itu berubah warna menajdi abu abu lalu hitam, reaksi terhadap racun. Gw bersandar sambil terkekeh kearah wanita itu.
‘Hahahaha. Menjamu tamu dengan secangkir racun? Betapa barbar nya kamu Ai.’ Tawa gw
‘Kamu tau kalau itu racun dan Kamu meminumnya tanpa ragu? Seharusnya kamu Sudah tidak bisa bergerak sekarang.’ Ucap Ai serius
‘Badan gw sudah immune terhadap racun, gak heran karena gw dulu selalu mengkonsumsi racun dalam dosis kecil setiap Hari selama 10 tahun. Jadi ini yang menyebabkan 5 squad atau 60 orang ga berhasil menjemput kamu? Menarik’
‘Jadi apa yang kamu mau sekarang?’
‘Sebuah cerita, kenapa kamu kabur, apa yang keluargamu sembunyikan, dan APA yang kamu sembunyikan.’
‘Kamu kesini cuma untuk mendengar sebuah cerita?’
‘Yep. Rutinitas sehari hari membuatku sangaat bosan, bisa gila, ini adalah sebuah momen untuk refreshing, pariwisata, jadi… coba untuk sedikit menghibur oke?’
‘Hahahahaha. Menarik, menarik sekali. Oke Aku akan cerita. Kamu tau kalau keluargaku adalah keluarga besar? Keluarga tua? Mereka punya pengaruh besar di negara ini, makanya mereka bissa ngerahin orang orang itu untuk mencari ku. Dalam keluarga semua adalah tentang bisnis, Aku dididik untuk melanjutkan semua bisnis orang tua ku, Aku hidup dalam jadwal ketat. Hmm itu sih adalah hal biasa. Yang paling menjijikan adalah betapa busuknya garis keturunan, dan kelakuan keluargaku. Mereka semua, termasuk aku adalah produk incest. Aku.. kakekku…. Kamu tau lah… aku tau itu salah, semua ini tidak benar, tapi tidak ada yang bisa menolongku? ayahku, ibuku? Mereka sama sama busuknya. Mereka punya semuanya, aku tidak bisa lepas dari mereka, Aku sudah menggunakan berbagai cara, termasuk bunuh diri, mereka pun tidak mengizinkan Aku untuk membunuh diriku sendiri. Itu alasanku kabur dari mereka.’ Ucap dia dengan lirikan tajam diakhir katanya.
‘Hmmm gw gak nyangka dapet cerita begini, tapi… Apakah semua itu benar?’ Tanya gw
‘Kamu adalah kelompok ke enam yang meragukan omonganku, dan lihat mereka ada dimana sekarang? Setidaknya kamu mau duduk dan mendengarkan layaknya orang yang beradab.’
‘Ugh.. gw bakal membenci diri gw sendiri untuk mengatakan ini, tapi… apa kamu ada bukti?’
‘Ada, semua ada di laci bawah kasur ku. Mereka yang datang bertujuan untuk menghancurkan barang bukti itu.’
‘Ohya? Dan kenapa kamu jujur memberi Tahu informasi ini ke gw?’
‘Aku merasa kamu jujur kalau kamu bukan utusan keluargaku.’
‘Hooo. lalu? Bagaimana kamu bisa menghabisi 60 orang itu? Seorang wanita? Seorang diri? Melawan 60 orang professional? Butuh sebuah keajaiiban.’
‘Memang, memang sebuah keajaiban. Adi.. Apakah kamu percaya dengan tuhan? Atau kepercayaan lain?’
‘Gw Percaya dengan tuhan.’
‘Baguslah, karena aku jadi lebih gampang untuk menjelaskannya. Aku berdoa kepada seseorang, meminta sebuah permintaan, permintaan yang mana dikabulkan dan terus kugunakan sampai sekarang.’
‘Seseorang? Permintaan?’
‘Ya seorang pria, bukan orang jepang, ia mengunjungi rumahku untuk bertemu ayahku, kita bertemu saat ia Menunggu kedatangan ayahku di ruang tamu. Disaat itu dia tau apa yang ku alami, penderitaanku, ia menawarkan sebuah jawabn, ia memintaku untuk menyebutkan satu harapan, satu permintaan, dan dia mengabulkannya.’
‘Lo…. Lo sadar apa yang telah lo minta? Lo sadar apa yang telah lo lakuin?’
‘Aku sadar, dia memberikanku sebuah berkah, sebuah keajaiban, sebuah kekuatan untuk lepas dari semua ini. Aku minta agar Aku punya “kekuatan” untuk melawan semua orang yang ingin menyakitiku. aku.. aku tidak mau merasakan itu lagi. Perasaan tidak berdaya itu Sudah hilang!’
‘Tidak ada permintaan yang gratis, tidak ada sesuatu Tanpa konsekuensi, apalagi dengan orang yang kau minta itu. Lo sadar, lo telah melanggar sebuah pakta yang sangat sakral, sangat tua. Untuk bersekongkol, menggunakan, memperbudak, dari “mereka” di Dunia lain.’
‘Pakta? Pakta apa?’
‘Pakta Raja Sulaiman. Ugh fuck! Tentu aja lo ga tau, tidak akan ada yang memberi taumu tentang semua ini.’
‘Hm? Aku tidak tau apa yang kamu bicarakan? Omong kosong? Jadi apa yang akan kamu lakukan? Membawaku ke orang tua ku lagi?’ Ucap Ai berdiri dari tempat duduknya.
‘Sayang sekali Ai, gw tidak bisa membiarkan lo berkeliaran begitu saja, terlalu berbahaya, gw tau sekarang gimana lo bisa ngabisin 60 orang itu.’
‘Jadi kamu ingin menghabisi aku? hm? Gara gara Aku membunuh 60 orang yang ingin menculikku?’
‘Tidak tidak, membunuh 60 orang? Itu gapapa, tapi diri lo yang sekarang, dan permintaan mu itu, harus segera di harus segera diamankan, untuk keselamatan orang lain.’
‘Hahaha menarik sekali. kamu adalah orang yang menarik Adi.’
Gawat. Itulah yang ada dipikiran gw. Sudah terlalu lama gw ga merasakan rasa seperti ini, thrill Seperti ini. Image Ai di mata gw pun semakin tidak stabil, seperti bergejolak. Bayangan itupun bergerak cepat ke arah gw dengan sebuah tinjuan. Dengan sigap gw menangkap tinjua dia dengan tangan kiri gw. Impact yang gw rasakan sangat lah luar biasa, ini bukan kekuatan anak Perempuan biasa seumurnya. Gw bisa melihat ekspresi terkejutnya walaupun tidak terlalu jelas.
‘Kamu lebih kuat dari yang lain, menyusahkan!!’
Ucap Ai, harusnya, namun suara dia sudah berbeda sekarang, suaranya seperti dua atau tiga suara yang disatukan. Gw langsung langsung melayang kan telapak tangan kanan gw ke lehernya dengan maksud untuk menetralkan dia, namun alas, dia merunduk begitu cepatnya, bukan merunduk sih, lebih tepatnya menyundul kebawah, menyundul perut gw, yang membuat gw terpental sampai tembok belakang. Pandangan gw Penuh dengan kunang kunang, Ai pun langsung loncat dari tempatnya berdiri ayng berjarak kira kira 3 meter ke tempat gw terpental, ia mendarat tepat di perut gw dengan posisi mengunci gw, tanpa ragu ia langsung mencakar dada gw sekali sebelum gw sempat meninju mukanya dengan tangan kiri gw. Ia pun terpental ke kanan, sementara gw mulai berdiri Sambil memeriksa dada gw yang tercakar. Darah, luka yang sebabkan cakar dia sangatlah abnormal, manusia normal ga akan bisa mencakar sedalam ini. Gw langsung memperpendek jarak gw, gw langung menancapkan telapak tangan kanan gw tepat diperutnya disusul dengan lipatan tangan kanan yang menyikut ke dalam ulu hatinya, cukup untuk menghentikan pergerakan dia. Terlihat mata dia yang Sudah memutih menandakan dia sudah tidak sadarkan diri, gw pun memanfaatkan moment ini untuk mengambil rantai untuk mengikatnya, sebelum mahluk apapun di dalam dia kembali mericuhkan suasana. Dan benar saja ia kembali dengan cepat beranjak dari posisinya, dan menyundul gw lagi sehinggal gw mental sampai ke tengah ruangan.
baik juga nih orang, macam banteng sradak sruduk. Belum gw sempat berdiri tiba tiba seluruh ruangan menjadi gelap. Gw langsung merasakan serangan arah kanan yan gw tangkis dengan tangan gw, dalm interval satu detik, serangan berubah datang dari arah belakang, memaksa gw untuk merunduk. Gw bukan tidak bisa bergerak dalam gelap, melainkan Ai sendiri lah yang bergerak secepat cheetah. Terpaksa gw pake sulap. Gw menyalakan sarung tangan gw, lalu mengepalkan tangan kiri gw dengan erat, satu detik, lima detik, tujuh deti, di detik kesepuluh api mulai menyala di telapak tangan gw yang mana gw lepas kan ke semua arah untuk menerangi ruangan ini, disaat yang bersamaan Ai, atau sosok Ai, datang dari arah kiri atas dengan mulut menganga menyerang tangan kiri gw, tepatnya menggigit tangan kiri gw. Api yang Belum apdam di udara membuat mata dapt melihat muka AI, muka yang entah bisa dibilang manusia atau bukan, mata nya putih, seperti orang yang tidak sadar, namun seluruh badannya mulai menghitam. Mulutnya ayng juga robek sampai ke pipinya, dengan gigi yang sudah tidak biosa dikategorikan sebagai Gigi manusia lagi. Gigi yang tadi hanya menusuk daging mulai menusuk lebihd alam, kekuatan rahang yang Amat sangat luar biasa, gw mulai bisa mendengar suara retakan tulang yang pada akhirnya, gigitannya berhasil mencabik dan memutuskan tangan kiri gw, tepat dibawah siku.
Karena tubuh gw sudah bebas dari kuncian gigitan dia, gw manfaatkan momen ini untuk menjauh dari tempat tadi. Walaupun gw sudah menonaktifkan rasa sakit tubuh gw, gw tetep bisa merasakan penurunan kondisi tubuh gw bersamaan dengan darah yang keluar dari tangan kiri gw yang terpotong ini. Gw langsung memanaskan sarung tangan kanan gw dan membakar ujung daging potongan tangan kiri gw untuk menghentikan pendarahan. Sekarang gw ngerti horror macam apa yang dihadapi oleh 60 orang yang sudah kesini lebih dulu. Gak ada cara laiin, mau gak mau gw harus pake senjata, dan harus gw selesaikan cepet, atau Ai akan kehilangan seluruh tubuhnya. Gw langsung membuka tas gw dan mengambil lima pisau, satu gw pakai di tangan kanan, dan empat lainnya gw cantolkan di paha kiri gw. Gw mendengar Langkah kaki dari kanan yang mana langsung gw tangkis, di jarak sedekat ini gw bisa melihat kalau ini adalah sebuh tendangan, gw langsung memanfaatkan kesempatan ini dan memutar telapak tangan kanan gw sehinga ujung pisau yang membelakangi arah jempol menusuk telapak kaki kanannya, tidak sampai situ, gw teruskan kekuatan tusukan itu hingga ia terbanting ke lantai dan pisau menembus sampai menusuk lantai kayu dibawah kakinya itu. Dengan cepat gw mencarbut pisau kedua dan menancapkannya ke telapak kaki kir sehingga menembus lantai juga, gw lanjutkan terus sampai tangan kanan dan kiri nya dalam kondisi yang sama. Apa yang gw lakukan anehnya membuat dia tidak bisa bergerak, ternyata di balik kesadarannya yang sudah hampir sepenuhnya diambil alih, Ai yang sebenernya tetap merasakan sakit sehingga, tubuh nya tidak dapat bereaksi. Gw langsung mengambil pisau, hmm bukan pisau, lebih tepatnya stilleto terakhir, dan menancapkannya tepat disebuah titik di dadanya. terdengar sebuah teriakan, sebuah aungan keras yang bukan dari suara manusia, suara mengerikan itu perlahan berubah dan berubah menjadi suara teriakan wanit biasa, teriakan Ai, tampaknya dia sudah kembali jadi normal.
Gw merundukan posisi gw sehingga lebih dekat dengan kepalanya, wajahnya, terlihat matanya sudah dihiasi oleh bola mata hitam kembali, menandakan ia sudah dalam kesadaran penuh seperti di awal. Gw menekankan ibu jari tangan kanan gw di sebuah titik di dahi dia, seketika tubuhnya menegang, mengejang disusul dengan teriakan yang buakn dari suaranya lagi. Saat nya mengusir tamu yang tak diundang.
‘AaaaaAaaaaaAaaaaAaaaaaa’ aungan suara dari mulut Ai bergema di ruangan ini suara yang mengerikan.
‘Gw gak tau siapa yang memaksa dirimu disini, tapi kamu sudah bebas, permintaan anak itu, untuk bisa melawan semua orang yang menyakitinya telah gagal, tidak ada lagi yang mengikatmu di tubuh anak ini.’
‘Ghhhh Khhhh Hhaa hhaaa hhaaaa…’
‘Pulanglah, Sebagai Manusia saya akan memenuhi Pakta Raja Sulaiman, pulanglah, dan maafkan anak ini, sesungguhnya dia tidak tau, akan konsequensi dan efek dari perbuatannya.’
‘Hhaaaaaaaaa…………………….’
Dengan hembusan terakhir itu suara aneh itupun hilang. Sekarang tinggal mencari cara agar anak ini selamat, dan bisa kembali hidup normal setelah apa yang dia dapatkan dan rasakan, karena manusia yang Sudah merasakan rasa dua Dunia yang berbeda tidak akan kembali dan menjadi manusia yang sama lagi. Sebelum itu gw mulai merilekskan badan gw, gw mulai bisa merasakan rasa sakit di sekujur tubuh gw, terutama di tangan kiri gw yang sudah tidak utuh. Gw pun merebahkan badan gw. Entah dimana diruangan ini karena ruangan Amsih gelap gulita, gw hanya bisa tertawa Sambil terbatuk batuk..
sormin180 dan 26 lainnya memberi reputasi
27
