Kaskus

Story

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


Sebelumnya ane Mohon izin kepada para sesepuh di Forum SFTH, ane mau sharing cerita fiksi yang ane dapet dari wangsit di alam mimpi semalem berhubung kisah hidup ane nggak menarik buat di share jadi ane share cerita fiksi. 
ane mohon maaf juga bila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati agan-agan yang baik dan penulisan yang berantakan karena ini pertama kalinya ane menulis wangsit yang ane terima ke dalam sebuah karya tulis.
Spoiler for Sinopsis:



Spoiler for INDEX:


Spoiler for Penampakan:



Mohon Commentnya ya gan, biar ane semangat Update wangsit nya emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace

Ane mau ngucapin terima kasih banyak buat Agan-agan yang baik hati yang udah ngasih Cendol Manis, Semoga Rezeki Agan-agan yang baik hati semakin Berlimpah ......emoticon-thumbsup emoticon-Salaman emoticon-Smilie emoticon-Smilie emoticon-Smilie
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK

Akhirnya kisah ini selesai dengan meninggalkan banyak misteri yang belum terkuak, untuk itu nantikan kisah selanjutnya di novel lanjutan cerita ini
Spoiler for Sudah Terbit:


Follow Instagram Martincorp_Official di : Martincorp69

Kunjungi juga Wattpad ane di Link : PACARKU KUNTILANAK
Polling
0 suara
Siapakh Karakter Favorit Agan ?
Diubah oleh Martincorp 09-01-2020 12:25
habibhievAvatar border
aji601602662Avatar border
dukronisirya115Avatar border
dukronisirya115 dan 260 lainnya memberi reputasi
247
592.1K
2.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#1233
BAGIAN 54
SUMADRA
part 3


Lima hari sudah Asnawi tidak masuk kuliah, dia setiap hari menghabiskan waktu cuma berduaan sama Hayati. Setelah Hayati menerima serangan moster kyubii 100%, dia menjadi semakin sayang dengan Asnawi. bahkan dia sama sekali tidak ingin jauh jauh darinya. Mengingat Asnawi sudah kembali pulih, Hayati ingin mengajak Asnawi untuk mendatangi tampat dirinya mati. Dia juga penasaran dengan perkataan Bendoro yang menyebutkan bahwa ada rahasia tentang dirinya di tempat itu.

“mas.....sekarang aku udah siap buat ngedatengin tempat aku mati dulu”

“wahh..serius nih....bagus dong, jadi aku bisa bayar janjiku yang udah aku bilangin ke kamu pas pertemuan pertama kita dulu”

“iya mas ku..aku udah siap mental sekarang, aku udah nggak trauma lagi”

“Hayati.....setelah aku bisa dapetin jasadmu, aku akan menguburkan jasadmu di pemakaman keluarga ku, abis itu aku mau ngajak kamu ke rumah ku di Sukabumi.....akan kukenalin kamu sama Bapak, Ibu dan sama Teteh ku yang cantiknya sama kaya kamu..hmmm...kamu pasti bakalan cepet akrab sama tetehku soalnya di itu dokter muda...pasti dia bakalan banyak nanya sama kamu...abis itu aku mau nikahin kamu, aku mau ajak kamu hidup di kampung....kebetulan kambing yang dikasih pamanku dulu sekarang udah beranak banyak dan berjumlah 10...aku akan bertani dan kamu bekerja dirumah....setiap hari kita akan hidup bersama tanpa ada yang menggangu...jauh dari keramaian kota”

“benarkah itu mas?..........huft huft..aku kan hantu mas, gimana sama perbedaan kita?”

“bener banget sayangku......aku udah nggak peduli lagi sama perbedaan kita, aku pengen hidup selamanya bareng kamu Hayati....kamulah harta paling berharga dalam hidupku”

“mas Nawi....huft...huft..huft...aku bahagia banget mas.....aku..aku...aku bahagia mas ku akhirnya kita bakalan hidup bersama selamnya tanpa gangguan dari siapapun...makasih banget mas ku....kamu juga hartaku paling berharga mas ku sayang”

Keesokan harinya. Asnawi dan Hayati pergi ke wilayah Sumadra untuk mencari sisa jasad Hayati. Asnawi menyiapkan beberapa peralatan seperti sekop kecil, lampu senter dan kain kafan yang berfungsi untuk membungkus sisa jasad Hayati. Jarak dari Bandung menuju Sumadra sangat jauh, mereka harus menempuh jarak puluhan Km dalam waktu 5 jam. Sesekali mereka berhenti di tengah perjalanan hanya sekedar untuk berisitrahat sambil menikmati pemandangan alam yang sangat indah. Setelah senja menjelang, akhirnya mereka sampai di lokasi yang diduga tempat Hayati terbunuh tiga puluh tahun yang lalu. Mereka melihat sebuah bangunan bekas pabrik tua yang sudah terbengkalai. Pabrik itu terletak di tengah tengah perkebunan teh. Sementara di sisi lain, terdapat sebuah jurang yang cukup dalam dan terjal. Dibawah jurang itu terdapat pohon beringin besar dan sangat rindang. Hayati tampak ketakutan ketika melihat bangunan dan tepian jurang itu, dia ingat dengan hal hal yang sangat buruk dimasa lalu.

Asnawi memarkirkan motornya di depan bangunan pabrik. Dia mulai menyalakan senter untuk mencari jalan setapak menuju dasar jurang. Sambil berpegangan tangan dengan Hayati, mereka menyusuri jalan setapak yang cukup terjal dengan hanya disinari oleh sinar senter. Udara dingin di Sumadra mulai menusuk kulit, Hayati seperti sangat ketakutan ketika mereka telah sampai ke dasar jurang. Di dasar jurang itu terdapat lahan kosong yang tidak ditanami tanaman kebun. Mereka melangkah dengan pelan sambil mencari pijakan kaki yang tepat, karena banyak sekali tanaman ilalang yang menutupi jalan setapak.

Akhirnya mereka sampai di sebuah tempat dimana terdapat sebuah pohon beringin yang sangat besar dan rindang. Hayati langsung ingat kalau pohon itu adalah tempat tinggal Bendoro waktu itu. Hayati kemudian menyusuri beberapa tempat di sekitar pohon itu, dia mencoba mengingat ingat tempat dirinya mati. Butuh waktu setengah jam hingga akhirnya dia menemukan batu besar yang dulu pernah dia hantam ketika jatuh. Mendadak Hayati memegang bagian perutnya, karena Hayati dulu jatuh menghujam batu itu dengan posisi telungkup hingga merusak rahim dan perutnya sampai terluka parah dan mengeluarkan darah yang sangat banyak.

“kamu kenapa Hayati?...sakit perut?”

“enggak mas, aku cuman inget dulu gimana sakitnya pas tubuhku menghujam batu itu” kata Hayati sambil menunjukan kearah batu itu.

“oohh jadi disitu tempat kamu mati?”

“iya mas kurang lebih disitu...yang aku inget...pas aku sekarat tiba tiba Bendoro dateng dan nawarin perjanjian”

“hmmm...okeh kalo gitu, aku akan nyoba buat nyari tulang kamu, semoga aja masih ada....kita musti membersihkan rumput sama ilalangnya terus aku mau gali tanah di sekitar batu itu”

“siap mas...aku bantuin yah”

“Hayati boleh pinjem pedang kamu...aku mau ngebabat ilalang ilalang ini”

“duhhh! Maaf mas, pedangku udah nggak ada”

“lho kok nggak ada...emang kamu kemanain”

“anuuu.....eehh..udah aku kasihin ke Cascade sebagai tanda persaudaraan kita mas”

“yaelah....hmmm...kok bisa sih ngasih pedang sakti itu ke dia?”

“soalnya dia butuh senjata yang bisa dipake buat ngelawan siluman yang menggangunya, kan dia pemburu hantu mas, jadi sering berantem sama siluman”

“hmmm...oke kalo gitu, aku pake sekop aja deh buat ngebabat tanaman liar ini”

Asnawi membabat ilalang dan rumput liar yang mengahangi batu itu dengan sekop kecilnya. Selang beberapa saat akhirnya daerah itu langsung bersih dan terlihat jelas wujud dari batu besar itu. Tak banyak basa basi, Asnawi langsung menggali tanah di sekeliling batu itu, sementara Hayati menunjuk titik tempat dimana dirinya mati. Dia mengingat dengan sangat keras. Setelah hampir satu jam Asnawi terus menggali tanah, namun hasilnya nihil. Asnawi terduduk kelelahan diatas tanah, sementara Hayati berusaha mengobati kelelahan Asnawi dengan memberikannya minum dan memijat pundaknya.

“aduh mas..kayanya jasad aku udah hancur...udah jadi tanah...bahkan tulang pun udah nggak ada”

“iya nih....udah terlalu lama soalnya, 30 tahun yah?”

“iya mas ku.....nggak tarasa, aku mati udah selama itu....mungkin kalo sekarang aku masih hidup, aku udah nenek nenek kali hehehe”

“iya yah sayang...kamu udah jadi nenek seksi hahahaha......peot peot gimana gitu”

“iihhhh mas ku ih.....sebel deh, jijay deh ngebayanginnya”

“hahahahaha...kamu lucu banget sih” kata Asnawi sambi mencubit kedua pipi Hayati sampai merah.

Setelah beristirahat beberapa menit, Asnawi memutuskan untuk mengambil enam genggam tanah yang ada di dekat batu itu. Dia menganggap kalau ditanah yang diambilnya telah mengandung saripati dari tubuh Hayati yang sudah membusuk dan menjadi tanah. Asnawi menghamparkan kain kafan yang dibawanya diatas tanah, kemudian dia mengambil enam genggam tanah itu dan disimpan diatas kain kafan. Kain kapan itu digulung dan diikat di kedua sisinya, mirip bentuk pocong. Asnawi memanjatkan doa kepada Tuhan untuk memberi keringanan dan ketenangan untuk arwah Hayati. Setelah selesai berdoa, bungkusan kain kafan itu dimasukan kedalam kantong plastik dan tidak lupa ditaburi bunga diatasnya. Asnawi menyimpannya di dalam ransel.

“nih...jasad kamu udah aku amankan...sekarang kita pulang yuk!”

“hayu mas ku....aku udah lelah nih mas”

“lelah kenapa Hayati?”

“lelah jadi kuntilanak mas...aku pengen jadi istri kamu hehehe”

“yaelah hahahaha....yaudah, minggu depan kamu ikut aku ke Sukabumi...abis itu kita langsung nyari penghulu buat nikahin kita”

“asiiiikkkk........makasih mas ku..muaahhhhhh!!”

Mereka kembali berjalan bersamaan sambil pegangan tangan menuju ke atas jurang. Malam semakin larut dan udara semakin dingin. Jarak pandang sangat terbatas karena kabut mulai menyelimuti daerah Sumadra. Dengan bersusah payah, mereka menelusuri jalan setapak yang terjal dan dipenuhi rumput liar, akhirnya mereka sampai di atas. Ketika mereka berjalan menuju tempat motor diparkirkan, tiba tiba angin bertiup sangat kencang dan muncul sesosok wanita berbaju putih dihadapan mereka. Dia adalah Bendoro.

...
rendy8est
OkkyVanessaM
rijalbegundal
rijalbegundal dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.