Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#3837
The Gifted Cannot Choose The Gift Part 6
Dua jam telah berlalu semejak kita berangkat dari kedai di Tokin, arah yang tortera di layar helm gw mengarahkan ke sebuah penginapan di pegunungan Yuzuruha, yang mana dari ketinggian ini gw data melihat keseluruhan daerah Tokushima, daerah tujuan kita sebenernya. Gw memakirkan motor gw lalu bergegas check in di penginapan itu dengan Asahi.

‘Waah kamarnya luas ya. Jadi kamu mau Kasur kiri atau kanan Di?’ Tanya Asahi

‘Terserah. Kau pilih dulu aja, gw tinggal ambil sisa nya.’

‘Okee. Ku ambil yang deket jendela.’ Ucap dia singkat sambil melempar tubuhnya ke kasur
‘Jadi? Kita kesini mau ngapain? Tokushima masih satu stop lagi lho’

‘Gw baru sadar pas ditengah jalan tadi, kalau gw cuma tau informasi aja, belum punya rencana apapun untuk step selanjutnya. hahaha.’

‘Hmm jadi kamu pilih tempat ini buat mikir? Mumpung pemandangannya menghadap Tokushima, supaya kita bisa dapet gambaran lebih baik… hmm pilihan yang bagus’

‘yep yep. Jadi dimana letak rumahnya?’

‘Kamu liat gunung di depan itu?’

‘Yes’

‘Itu gunung Bizan. Rumahnya ada di sisi kiri belakang gunung itu. Dari perspektif kita’

‘Hooo.. terus apa yang bisa lo deskripsikan tentang keluarga itu.’

‘Tipikal keluarga tua. Punya pengaruh besar di prefektur ini, bisnis, politik, kamu bisa sebutkan semuanya’

‘Luas rumah? perkiraan aja, gausah terlalu detail.’

‘Kalau rumah saja kira kira 2 hektar. Dengan template mendekati persegi, dan rumah posisi sekitar 2/3 kali dari jarak gerbang.’

‘Hmm…’

‘Lagipula tumben tumben kita dapet kerjaan buat nyari orang.’

‘Well itulah kenapa gw seneng dapet kerjaan ini. Itu artinya orang yang kita cari itu bukan orang biasa.. antara kita selamatkan, rekrut, atau…’

‘Atau…..?’

‘Eksekusi’

‘Iya ya Aku juga jadi semangat gini.. jadi apa rencanamu untuk nanya informasi Anak itu ke mereka?’

‘Entah.. gw ada beberapa cara sih.. tapi yang paling gw suka ya, gw confront di kamarnya pas malem malem.’

‘He? Ga ada cara lebih normal lagi apa?’

‘Well itu cara paling cepet dan efisien.’

‘Gak gak gak. Gak boleh. Kita cari cara yg lebih normal lagi…’

‘Yah ga asyik lu.’

‘Gini.. informasinya sih keluarga itu menerima siapa saja yang ingin mencari anak mereka itu. Jadi dari situ kita bisa masuk dan bertemu mereka.’

‘Ookay..’

‘Biar Aku yang terlihat memimpin, kamu jadi partnerku saja nanti.’

‘Ha?’

‘Kita seperti ingin cari tau deskripsi anaknya dan detail detail lainnya. Dan disitu kamu jalanin keahlian kamu dalam mengambil informasi apapun dari rumah mereka.’

‘Ouukay. kederangannya seru. Kita pake rencanamu aja.’ Ucap gw

‘Ya lah. Dari pada rencanamu apa apan taauk. Mengundang chaos aja.’

‘Hey disaat Seperti inilah kita bebas Asahi. Kita tidak Terikat Aturan apapun.’

‘Hah kamu ini sama aja kayak Timur dan Ion, trio pembuat masalah.’ Keluh dia Sambil menggelengkan kepala.

Sehari setelah menyusun rencana di tempat peristirahatan itu. Kami pun langsung beranjak ke Tokushima, kaki Gunung Bizan. Gak sampai 45 menit kami pun Sudah sampai di depan sebuah rumah besar. Sebuah rumah tradisional yang Sudah berumur berabad abad sepertinya, kami turun dari motor dan bersiap siap, tidak lupa gw menyuruh motor gw untuk pergi mencari tempat parkir.

‘Oke Siap ya Di. Jangan lupa Kalau Aku Kana dan kamu?’

‘Iori. nama gw Iori disini.’

‘Nice. Kita masuk.’

Asahi pun menekan bel di samping kanan pintu gerbang itu dan menjawab intercom yang keluar dari sana. Sedangkan gw sibuk mengamati lingkungan rumah dan betapa besarnya rumah ini, dan tidak habis pikir bagaimana orang bisa tinggal di ruang sebesar ini. Pintu gerbang pun terbuka lalu muncul seorang pria yang memakai kemeja putih dan celana bahan hitam.

‘Kami kesini untuk Anak sang pemilik rumah.’ Ucap Asahi ke orang it yang di balas dengan sebuah anggukan.

Kami pun mengikuti pria itu dari belakang. Gw mengamati apapun yang ada di rumah ini. Sebuah halaman hijau yang sangat indah, dengan dekorasi bebatuan yang bagus. terlihat di sebelah kiri ada sebuah kolam kecil dengan tapak tapak batu ditengahnya. Sedangkan di depan gw tampak bangunan dengan arsitektur tradisional jepang yang perlahan mulai mendekat, sebuah bangunan yang kokoh, dan keliatan betapa tuanya, sebuah klasik dari zama terdahulu. Kami pun akhirnya sampai di depan pintu rumah, langsung dibimbing ke arah yang Sepertinya ruang tamu yang di dekorasi oleh banyak seni kaligrafi di dindingnya. Sebuah meja kotak dan sepasang manusia yang gw kira adalah sang tuan rumah duduk di salah satu sisi meja kotak itu. Gw dan Asahi pun langsung duduk tepat di depan kedua orang itu. Asahi pun sedikit merundukan kepalanya yang juga gw ikuti.

‘Perkenalkan nama saya Kana dan partner saya Iori, berhadapan dengan anda keluarga x yang terhormat.’ Ucap Asahi dengan lancar

‘Selamat datang di kediaman kami nyonya Kana dan tuan Iori. Dari informasi yang kami dapat kalian juga ingin mendapatkan informasi untuk mencari Anak saya, tapi Sebelum itu, cemilan dan minuman untuk anda silahkan.’ Ucap pria yang duduk itu ditemani oleh seorang Wanita yang tersenyum disampingnya

‘Terima kasih atas jamuan tuan rumah.’ Ucap Asahi di dampingi dengan datang nya sepiring biskuit dan dua cangkir teh hangat

‘Ah tuan rumah macam apa yang tidak memperkenalkan dirinya. Perkenalkan saya Benji, dan ini Istri saya Hinako.’ Ucap pria itu diikuti dengan rundukan istrinya yang tersenyum

‘Sebuah kehormatan buat kami’ jawab Asahi lagi

‘Sekarang, terkait informasi tentang Anak saya

Nama Anak yang gw cari adalah Ai, sama seperti yang diberitahu oleh dr.Leo. Ia hilang sekitar tiga tahun lalu, bukan dua seperti yang dr.Leo bilang, ditambah dengan lamanya dia hilang kira kira dia sekarang suah berumur 16 tahun. Ia hilang secara tiba tiba pada hari sabtu musim dingin tiga tahun lalu. Seperti biasa, tidak ada yang mengetahui alasan dia hilang, bagaimana dia hilang, dan kenapa dia hilang. Tapi dibalik semua informasi yang tidak berguna ini, kami dapat satu informasi penting, Yaitu lokasi terakhir dia terlihat.

‘Informasi terakhir, dia terlihat di Minamiaizu.’ Ucap Benji Sambil meminum teh nya

‘Fukushima hm? Informasi ini Sudah berapa lama? Apakah dia sering berpindah pindah?’ Tanya Asahi

‘Tidak. Minamiazu adalah tempat terakhir dan sejak disitu ia tidak pernah pindah. Sudah 1 tahun lamanya. Semua ini dikonfirmasi sama Tentara yang kusuruh.’

‘Menarik, dan kenapa sampai sekarang anak anda tidak kembali?’ Tanya Asahi lagi

‘sudah 5 squad berisi 12 orang saya kirim, semua tidak kembali. Aku serahkan kamu untuk memikirkan sebabnya.’ Ucap Benji

‘Okay. Dan berapa imbalan yang kita dapat jika berhasil?’

‘100 juta yen’

‘500 juta Yen dan saya akan jamin Anak anda akan datang kesini, tidak ke tempat lain.’

‘Ha? Apa kau gila? Kau mengancam untuk tidak mengembalikan anaku?’

‘Bukan itu. 500 Juta Yen untuk mengembalikan anakmu terlepas dari Apakah anda punya andil atas kejadian hilangnya anak bapak atau tidak.’

‘250 juta..’ tawar Benji

‘250 juta hanya menjamin Kalau anak bapak diprioritaskan dalam keadaan hidup jika ada konflik’

‘Ugh…’

Gw pun langsung loncat ke arah kiri merusak shoji yang memisahkan ruang ini dengan ruang sebelah. Dari shoji yang roboh Karena gw slam, terlihat dua orang sedang sigap mengambil senjata dari pinggang mereka, dengan cepat gw choke leher orang yang paling dekat dengan gw sehingga dia tidak bisa bereaksi dan tersungkur, dilanjutkan dengan tendangan rendah kaki gw untuk mentackle orang yang ada di kanan gw membuat dia terjatuh dan kesempatan itu gw manfaatkan untuk mengambil senjatanya, sambil gw injakdengan kerasw dada orang yang gw tackle tadi, gw arahkan pistol yang gw genggam ke arah shoji yang mulai terbuka di kanan Asahi, tampak seorang Wanita yang juga menodongkan pistol ke arah Asahi, dan terlihat ekspresi dia yang terkejut melihat dua rekannya sudah terkapar di kaki gw. Ekspresi terkejut dengan horror Sudah terukir di wajah tuan Benji dan Nyonya Hinako.

‘Ribuan tahun dan kalian tetap saja berlaku Seperti ini. Tidak heran.’ Ucap gw

‘Drop senjata mu!’ Ucap Wanita itu teriak ke gw

‘Gw Sudah tau keberadaan kalian dari tadi, gw berusaha untuk mengacuhkan dan tidak menyangka tujuan kalian memang untuk hal seperti ini hm? Ambush?’

‘Drop senjata mu atau ku tembak temanmu ini!’

‘Dia bisa mengurus dirinya sendiri.. tenang saja’

Gw bisa melihat Wanita itu Sudah basah dengan keringat dingin. Pose dia sudah tidak solid lagi, dan ada sedikit keraguan atau ketakutan di genggamannya.

‘Tuan Benji. Apa maksud dari semua ini? Bukankah memperlakukan tamu seperti ini adalah perbuatan paling rendah seorang manusia bisa lakukan? Apakah anda tidak diajarkan bahwa hukum dalam menjamu tamu itu adalah sesuatu yang sakral?’ Ucap Asahi dingin

‘A-a-apa Apaan kalian?’ Ucap Benji dengan gemetar

‘Jadi berapa yang bisa anda tawarkan ke kita? Apa anda memang tidak punya duit untuk menebus anak anda sendiri?’ Ucap Asahi

‘250… 250 juta… saya sanggup 250 juta yen!!’ Ucap Benji menunduk

‘Okay 350 juta Kalau begitu ya.’

‘A-apa?’

‘250 juta ditambah 100 juta untuk kejadian tidak terhormat ini. Ohya dan 100 juta saya ahrap di transfer sekarang, Karena itu bukanlah imbalan untuk kami, melainkan sebuahd denda untuk anda.’

‘B-Baik lah.’

‘Kalau persilahkan kami untuk pergi’

Ucap Asahi Sambil menunduk lalu berdiri Sambil mengangguk ke arah gw. Gw lempar senjata itu ke pojokan ruangan lalu berjalan mengikuti Asahi keluar rumah ini. Tujuan utama kami untuk mengambil informasi sudah berhasil. Sekarang tinggal bergerak ke anak itu saja.

‘Hahahaha. Dapet 100 juta yen kita Di. Buat beli apa ya? makanan?’ Ucap Asahi sumringah

‘Lo tau mereka ga akan bergerak Kalo kamu gak menawar se absurd itu?’

‘Tau, tapi 100 juta Yen untuk orang yang menyebabkan 60 nyawa hilang? Ga cukup lah~’

‘Well Kalau begitu saatnya kita bergerak, ohya dan tunggu.’

Gw mengambil sebuah bola di tas gw dan menyalakan bola itu sehingga berkedip 3 kali.

‘Apa itu?’ Tanya Asahi

‘Menghancurkan barang bukti, tuh liat banyak CCTV.’

‘Jah itumah sudah mati dari sejak kita masuk Di.’ Ucap Asahi

‘What? How?!’

‘R-a-h-a-s-i-a~’ ucap dia mengejek
khodzimzz
wakazsurya77
sormin180
sormin180 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.