Kaskus

Story

seenueAvatar border
TS
seenue
Tak Punya Hati ?
Ada saat, dimana kehidupan hanyalah omong kosong belaka.


Spoiler for Index:


Adakah Senyum di Semarang,


Spoiler for Index:

Diubah oleh seenue 06-05-2020 14:27
ipppsssAvatar border
anton2019827Avatar border
dbase51Avatar border
dbase51 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
30.5K
264
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
seenueAvatar border
TS
seenue
#3
Malam kambali datang, yang belum datang jodoh gw. Nggak tau dia kemana! Mungkin masih polosan di depan cowok lain?.

Gw kembali diam, berfikir dan menikmati segala karunia Tuhan atas makhluk-makhluk yang terus riuh di dasar kepala. Coba saja kalau kepala ini bisa ditaruh, paling nggak! Tubuh gw nggak kena imbas dari keletihan berpikir.

Kehidupan, siapa juga yang peduli, toh—gw hari ini begini, besook begitu dan mungkin esoknya lagi sudah mati, mungkin nggak ada yang peduli. Ironi. Mungkin, gw kelamaaan jomblo kali ya!. Sampai-sampai, luntur minatnya buat ngeluarin seperma di liang lahat.

Back to topic, mungkin gw harus nyari cewe seperti yang pernah gw mimpiin!. Potretnya cantik, putih, casual, potongan pendek ala polwan dan moncongnya agak majuan dikit. Tapi, gw harap nggak moncong-moncong amat. Sebenarnya, yang moncong bukan giginya, tapi lebih kepada bentuk rahanganya. Meski sedikit, akan nampak kalau dilihat dari samping. Plusnya, jarak kulum lebih dalam daripada yang biasa, bisa jadi sampai pangkal joni. Kan keren.

Apa sih…

Sunguh menjelang malam yang absurd. Sekitar jam sepuluh gw sudah di apartemen, pas gw mau sholat! Bel pintu berbunyi. Ternyata lola, gw bisa tau karena gw pasang cctv. Setelah monitor cctv gw matikan, baru gw bukain dia pintu.

“Boleh masuk?” tanyanya memelas.

Gw Cuma bisa membuka pintu lebih lebar, setidkanya itu bahasa mengiyakan. Dia masuk langsung ke dapur, entah dia bawa apa gw belum sempet Tanya, mungkin dia sudah hafal dengan sifat gw jadi ya biasa saja, nggak di kantor nggak di luar, sanggat biasa. Meski faktanya kita nggak pernah komunikasi, yang ada baru kemaren kita agak akrab dan berlanjut tadi siang plus malam ini. Selain dia, teman-temanku sudah paham siapa gw, meski gw diam meski gw dingin meski gw acuh, tapi! ,mereka welcome. Emang dasarnya gw itu open dan begini adanya. Boleh bilang boleh, nggak bilang nggak, hidup gw sangat simple untuk ukuran manusia macam gw, yang nggak simple itu pikiran gw.

Gw lanjut sholat, meski bolong-bolong nggak apalah, namanya juga manusia absurd, gw yakin Tuhan maha maklum.

Selepas sholat, meja ruang tamu sudah penuh makanan, mulai dari kopi, kue, kerupuk, camilan dan satu yang bikin perut ini rame, pangsit mie.

“La, meski kamu baik—jangan berharap lebih, karena! Terlalu berharap tapi nggak kesampaian itu sakit”

“Aku tau!, sudah sini temenin makan”

Kita pun makan malam bersama, sebagai teman sekantor, teman nggak jelas dan teman! Teman aja.

Sembari makan, kita ngobrol ringan. Semacam weekend depan mau kenama! Makan apa! Dan—hal-hal sepele lainya, paling nggak ada yang dibicarain. Sampai akhirnya dia menanyakan hal yang cukup merepotkan, untuk sekedar di jawab ataupun dipikirkan, meski gw seoarang pemikir.

“Kira-kira, aku bukan tipe kamu ya ka!?”

“Kenapa kamu bilang seperti itu?” gw meletakkan sumpit.

“Aku memang suka sama kamu, tapi! Kalau kamu nggak menerima, bukankah suka ku sia-sia?”

“Gw nggak ngerti, gw pikir kamu juga tahu, siapa aja boleh suka kepada siapa saja, kalau serasa ya rejeki kalau nggak serasa ya.. mungkin belum, atau! Bukan,”

“Tapi ggp kan kalau aku suka kamu”

“Lebih baik jangan, nanti kamu Cuma dapet rasa sakitnya doang”

Lanjut dia berdiri, menghampiri gw yang duduk di sofa depanya. Cukup dekat untuk sekedar duduk.

“Ka, boleh aku minta sesuatu?”

“Boleh, asal jangan seperma gw”

“Hahahaha, gw tadi beli kondom kalau kamu mau, aku gpp. Gak pake kondom juga boleh”

“La, gw ini normal, gw ini bukan orang baik, meski gw mau ngelakuin gratis, tapi otak gw masih waras. Gw, seperti yang lu tau ini, sebenarnya bukan gw, dulu gw orang baik, punya cewek—tapi, gw dibuang seperti sampah, dan gw nggak mungkin akan seperti dia, termasuk ke kamu”

“Hahahaha” dia ketawa aneh.

“Sudah malem, mungkin kamu butuh pulang, tidur”

“Nginap boleh?”

“Terserah, asal nggak nganguin gw”

“Siap..”

Paginya, kita ke kantor bareng. Dia sudah bawa baju ganti ternyata, plusnya—pas gw bangun dia sudah bikin sarapan. Seingat gw, baru ini gw sarapan di rumah. Keren yak.

Karena bukan isu baru, orang-orang kantor basa-basi mengucapkan selamat pagi dan ucapan selamat lainya, gw! Biasa saja. cukup buat mereka bahagia, bagi gw sudah cukup. Mau mereka buly gw kek apa kek, kalau mereka bisa tertawa, bahagia—ya terserah, asal tidak ngangu gw, okelah. Lagian, hidup butuh berceloteh bukan?.

Hari pertama, hari kedua dan mungkin akan ada banyak hari yang tiap hari akan selalu ada kopi di meja kerja gw. Dan itu bikinan lola. Sebenarnya gw kasihan, tapi—gw nggak bisa apa-apa, bukankah gw sudah bilang, jangan sampai berharap lebih sama gw. Toh dia juga masih seperti biasa, senyum, usil, kekanak-kanakan dan kadang cari perhatian. Perlu kamu tahu, lola adalah karyawan termuda, tapi karirnya cukup bagus, dia baru dapet promosi kepala divisi pemasaran, sedangkan gw—kepala ****. Dan boleh dibilang, dia termasuk cantik untuk ukuran karyawan.

Sempet gw bertanya, apakah gw sudah mati rasa! Sampai-sampai mata gw nggak pernah peka kalau cantik itu seperti lola? Atau gimana!. Cantik itu.. mungkin semacam coli, sekali keluar! Ya sudah. Keluar saja. Beda kalau cantiknya emang cantik dan klik dengan kita, mau sampai tua juga akan tetap cantik, karena memang kita serasa. Lihat saja para p**, cantik-cantik. Tapi, ya begitu—Cuma buat pelampiasan belaka. Dan gw bukan manusia macam itu. Sebelum akhirnya hati ini berlabuh dimana, gw akan tetep seperti ini. Bodo amat orang mau bilang apa.

Mungkin, perilaku gw akan tetap seperti ini, lagian—gw kerjanya di balik layar, minim sosialisai dan nggak butuh hahahihi. Kalaupun hahahihi, cukup di dunia maya saja. Bagi gw, di dunia maya lebih luas cakupanya daripada hahahihi sama mereka dengan bahasan yang itu-itu saja dan gw beranggapan, internet, alam maya adalah nyawa pertama gw. Jadi, kalau nggak ada keduanya, gw bingung harus apa dan bagaimana.

Gw kerja, bukan cari apa-apa, lebih tepatnya mengisi waktu. Nanti, kalau sudah ada yang mengisi segenap waktu gw, gw bakal memalingkan rutinitas ini. Tapi kapan?

Nggak taulah…

Yang perlu diketauhi, jam kantor sudah selesai! Waktunya pulang.
arifbws208e
tikusil
fatqurr
fatqurr dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.