Bukannya membela si RG, tapi omongannya masih masuk akal kok (bila dilengkapi faktor-faktor pemikiran tertentu). Salah satu faktor yang dimaksud adalah otak manusia, dimana tiap orang kualitasnya bisa berbeda-beda tergantung dengan kondisi yang ada di sekelilingnya, baik itu alam lingkungan ataupun masyarakat sekitarnya. Terkait keberadaan faktor-faktor itu, tak dapat kita tolak akan peranan Sang Maha Pencipta didalamnya.
Walau kemudian hal tersebut menyebabkan timbulnya pertanyaan tambahan ...
Apakah akal sehat dapat muncul pada seseorang yang hidup dikelilingi oleh orang koplak ?
Umpamakan ada seorang bayi yang dibesarkan bersama dengan pasien disebuah RS jiwa, akankah akal bayi itu ketika besar nanti, dapat dikatakan sehat ?
Bagaimana bila bayi itu dibesarkan ditengah kerumunan preman ?
'Nambah, kepotong sesuatu ...
Itu panjang runtutan pertanyaannya. Di tengah kerumunan orang egois, di tengah kerumunan orang serakah, di tengah kerumunan orang yang SARA abis dan sebagainya, dan sebagainya.
Namun kita belajar sesuatu pula dan menjadi tahu dari sistim persilangan genetika, ada kalanya hasil dari suatu persilangan atau keturunan dari suatu perkimpoian (tidak cuma manusia tetapi juga hewan, tumbuhan atau mahluk lainnya) bisa berbeda anatominya, warnanya, organ/jaringan yang ada di dalam tubuhnya dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orangtuanya. Itu semua ada pembuktiannya secara ilmiah, yah. Bukan sekedar omong doang, bisa dibrowsing.

Dimana itu pun kemudian dapat menentukan/berperan hingga seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi lingkungan sekitarnya terhadap diri pribadi yang bersangkutan.
Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa yang punya "bakat" orang baik, sekalipun hidup ditengah orang yang tidak baik, kemungkinannya untuk menjadi orang yang tidak baik pun ... lebih kecil persentasenya ... dibandingkan dengan orang yang memang "berbakat" tidak baik. Dikatakan/disebut berpersentase kecil menandakan bahwa orang yang bersangkutan, masih bisa terpengaruh oleh lingkungannya yang tidak baik tersebut.
Walau untuk pemikiran yang ini mungkin para ahli juga masih bingung mencari gen orang baik itu yang seperti apa, bila ... baik tidaknya seseorang (pada ranah sosial) tergantung dari persepsi orang lain terhadapnya. Kalau si A baik dan dermawan kepada si B, maka si B pun bilang bahwa si A itu orang baik. Dan sebaliknya.

Tetapi itu tentunya juga berbuntut pada pertanyaan lainnya ... Dari segala musibah yang terjadi, apakah itu kemudian dapat menjadi pertanda bahwa Tuhan itu bukan pihak yang baik ? Hayooo.....