agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
PENGHUNI VILLA PUTIH
PART 1

Sore itu langit terlihat sangat gelap, awan hitam memenuhi angkasa. Kilat sambar menyambar, membuat ciut nyali setiap yang mendengarnya. Ratih menghidupkan perapian untuk mengusir hawa dingin yang semakin terasa menggigit. Alunan suara Diana Ross terdengar menghentak dari gawai hp-nya. Tiba tiba matanya menangkap sekelebat sosok yang berjalan cepat.

"Bi Surti ....bi... belum tidur ?."

Tak terdengar jawaban. Beberapa menit kemudian terdengar suara pisau yang bersentuhan dengan talenan dari arah dapur. Ratih beringsut dari duduknya berjalan kearah dapur, ia heran sedang apa bi Surti selarut ini. Sebelum memasuki dapur, ia melintasi kamar bi Surti, dilihatnya bi Surti sedang tertidur dengan lelapnya. Desss....jantung Ratih berdetak cepat, tubuhnya mulai bergetar.

"Siapa yang ada didapur, malam malam gini?,"

Ratih sampai di dapur, dilihatnya ada sosok gadis tengah membelakanginya. Rambutnya dibiarkan tergerai.

"Eh...apa itu Tiwi ya. Tadi dia bilang dia terjebak macet, koq sudah sampai, lewat mana ia masuk?."

Belum lagi tanyanya terjawab, terdengar suara bel pintu dipencet orang. Bi Surti terlihat bangun dan merapikan pakaiannya.

"Eh..nyonya, sedang apa disitu?."
"Gak apa2 bi. Tolong lihat bi, siapa yang datang !."

Ratih menyusul bi Surti kearah pintu. Dari balik pintu terlihat Tiwi sedang merapikan rambut panjangnya yang basah oleh hujan. Ratih tak bisa menyembunyikan kebingungannya, dia hanya diam mematung melihat saudara sepupunya itu

"Haii..haii....halloo ..non ...!!." Tiwi menggoyang2kan tangannya didepan muka Ratih.
"Kamu kenapa sih, kayak lihat setan aja. Ini aku saudara sepupu kamu, Tiwi." lanjut Tiwi sambil menggerak2kan hidungnya. Tingkah yang selalu ia lakukan jika melihat saudara sepupunya ini bersedih, dan biasanya Ratih akan tertawa terbahak2, tapi kali ini ia tidak bergeming. Tiwi mencubit lengan Ratih, terdengar suara Ratih mengaduh.

"Aduuhhh...apa apaan sih kamu Tiwi. Sakit tau."
"Kamu yang apa apaan, dari tadi bengong aja." gerutu Tiwi.
"Ada apa sih Rat ? Koq lo sampe bengong gitu?" lanjut Tiwi.
"Ah..gak apa apa Wi. Yuk masuk!!.

Tiwi mengikuti Ratih berjalan ke ruang makan. Dan mereka terlihat makan dengan lahapnya. Sesekali terdengar tawa mereka memecahkan keheningan malam.

"Wi...lo tidur ama gue aja ya, mas Herman gak kesini. Jadwalnya lagi padet katanya."

"Jiaahh...pengantin baru, dianggurin." ledek Tiwi
"Apaan sih lo." ujar Ratih sambil mencubit pinggang Tiwi.

Malam mulai menyelimuti bumi, halimunpun mulai turun. Udara bertambah dingin, Ratih melirik sepupunya yang sudah sedari tadi tidur mendengkur. Sedang ia sendiri belum bisa memejamkan mata. Sudah ia coba untuk menutup mata, tetap saja ia tak bisa tidur. Pikirannya dihantui oleh bayang sosok gadis yang lihat didapur tadi sore. "Siapa gadis itu ya?," pertanyaan itu menghantui pikirannya. Tengah ia melamun tiba2 lampu kamar mendadak mati, dan perlahan dari balik tirai terlihat sesosok tubuh wanita, tidak begitu jelas terlihat, berdiri dan berjalan menghampirinya, wajahnya tertutup oleh rambut yang menjuntai, ketika tiba2 wajah itu ada dihadapannya dan tetes darah menerpa wajahnya, Ratih berteriak, tapi ia tidak dapat mengeluarkan suaranya, lehernya seperti kaku dan semua organ tubuhnya tak dapat digerakan. Ratih terus berteriak, hingga tiba2 tubuhnya terasa ada yang mengguncangnya.

"Rat...Ratih, Ratih bangun...bangun."

Ratih membuka matanya, dilihatnya Tiwi sudah duduk disampingnya, sambil memegang tangannya.

"Hey...lo kenapa sih, teriak2 gitu?, lo ngimpi apa?," Tiwi memberondongnya dengan pertanyaan.

"Nggak Wi." Ratih gak mau bercerita, karena ia tau sepupunya itu sangat penakut dan dia bakalan minta pulang kalau dengar cerita Ratih.

"Makanya kalo mau tidur tuh baca doa dulu, jangan baca komik," Tiwi meneruskan celotehnya.
"Nih..minum dulu," ujarnya sambil menyodorkan segelas air.

Ratih meneguk air itu dan mulai berbaring. Tiwi juga merebahkan tubuhnya dan dengkurnya kembali terdengar.
Diubah oleh agusmulyanti 08-02-2020 11:04
phyu.03
meydiariandi
nyils46
nyils46 dan 47 lainnya memberi reputasi
44
29.3K
159
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Tampilkan semua post
agusmulyantiAvatar border
TS
agusmulyanti
#11
Part - 8

Herman terbangun ketika ada tetesan air jatuh diwajahnya. Dipandangnya langit langit Villa, dia tak melihat ada genangan air disana, semua terlihat biasa saja. Hingga tiba tiba netranya menangkap bayang hitam berdiri tepat didepannya dengan senyum menyeringai...gigi giginya yang runcing dipenuhi oleh cairan yang mengeluarkan aroma busuk. Herman merasakan mual yang teramat sangat, digulingkannya badannya menjauh dari makhluk hitam jelek. Mahluk hitam itu terus memburu dan mengejarnya. Herman terus menghindar. Nafasnya tersengal sengal, keringat membasahi wajah dan bajunya. Mahluk hitam jelek itu seperti ingin menelan Herman hidup hidup. Herman terus berdoa dan tak membiarkan dirinya dipengaruhi oleh mahluk hina. Mahluk hina itu perlahan menjauh dan meninggalkan Herman yang duduk kelelahan

"Astagfirullah tempat apa ini?, mengapa banyak mahluk astral disini?."

Herman kembali menyusuri setiap sudut di Villa itu, nihil...tak ada jejak kemana Ratih dan Tiwi pergi. Herman berusaha menghubungi temannya...tapi sinyal disini teramat buruk, hingga kadang hilang kadang timbul.

Setelah sekian lama akhirnya Herman dapat menghubungi temannya.

"Assalaamualaikum.."
"Waalaikumusallam.."
"Bimo ini aku ....Herman."
"Iya Her, ada apa?, apa yang terjadi sama kamu ??,"...Her....Herman, kamu denger aku??."
"Iya Bim, Bimo!!!....Bim...tolong aku, tolong aku Bim,...aku dalam bahaya Bim."
"Herman!!!...Her...kamu dimana?? suara kamu gak jelas."
"Villa Putih...C****O."
"Herman...Her...Her...."

Herman berjalan lesu, darah masih terus menetes, merembes membasahi kemejanya. Herman menghidupkan semua lampu, dibersihkan badannya, diambilnya kaos dan celana pendek milik Tiwi. Dengan bersarungkan tirai, Herman mulai melaksanakan shalat. Tangisnya tak dapat dibendung lagi saat ia meminta, agar Ratih dan Tiwi dikembalikan padanya.

"Ya..Allah, tolonglah hambamu, bebaskan istri dan saudara hamba dari cengkraman jin dan Iblis yang hina, tolong hamba ya Allah, kasihani hamba."

Herman terus mengaji dan berdzikir, hingga kantuk membungkusnya. Entah hanya ilusi atau nyata, tiba tiba Herman berada pada suatu situasi yang benar benar berbeda. Ia seolah olah berada diantara dunia nyata dan mimpi.

Dihadapannya terbentang pemandangan yang sangat berbeda. Seorang wanita berkebaya, muda dan cantik terlihat sedang bersama seorang gadis belia yang tidak kalah cantiknya.

"Mah...papah kapan pulang ?."
"Entahlah nak, mama gak tau."
"Koq mama gak telpon?, bilang sama papa, aku juga kangen!!. Kenapa papa cuma sayang sama istri dan anaknya yang di sana, aku juga kan anaknya."
"Bella..!!!, gak baik kamu bicara seperti itu, mama gak suka."
"Mama yang gak pernah mikirin aku. Mama tau gak aku malu??, malu mah...malu diejek sama temen2, kata mereka aku anak haram, aku gak punya bapak. Apa emang betul aku ini anak haram?...betul mah...jawab??."
"'Bellaaaa...!!," sebuah tamparan mendarat di pipi gadis cantik itu. Bella mengerang menahan sakit. Dengan rasa marah Bella berlari ke kolam renang di samping Villa, dia berlari dengan marah, setan telah memperdaya gadis cantik itu, untuk menceburkan diri dan ....

BYURRR

tubuh gadis cantik itu masuk kedalam kolam, ia terlihat megap2 ditengah kolam, sebelum akhirnya diam tak bergerak. Herman berusaha menolong gadis itu, tapi sepertinya mereka berada di dimensi yang berbeda, tangannya tak bisa menyentuh Bella, meski ia berusaha sekuat tenaga. Wanita berkebaya menyusul berlari kearah kolam. Melihat Bella sudah tidak bergerak, ia menjerit dan berteriak teriak histeris, panikk...diapun menceburkan dirinya ketengah kolam.

Karena tak bisa berenang, akhirnya wanita itupun ikut tenggelam dan meninggal. Herman berteriak sekuat tenaga, tapi tak ada satupun yang mendengar. Herman diam membeku seperti patung, ia tak percaya dengan pemandangan yg ada dihadapannya. Entahlah ia harus menangis, berteriak atau apa...dunia seperti berputar.
Diubah oleh agusmulyanti 11-02-2019 07:19
a9r7a
69banditos
pulaukapok
pulaukapok dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.