- Beranda
- Stories from the Heart
Berbeda Agama
...
TS
natgeas2
Berbeda Agama
~Berbeda Agama~
Saya cuma seorang anak penjual pastel yang mencoba mencari peruntungan untuk mengubah nasib dimulai dengan kuliah di Universitas Gedhe Mbayare, salah satu kampus tertua di yogyakarta bahkan di indonesia. Langkah yang cukup berani menurut saya, karena bagi seorang anak penjual pastel yang penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari, tidak sedikit yang mencibir bahkan memandang rendah bahwa saya dan keluarga tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya.
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata

Daftar Karakter :

Arjuna
Karakter saya, ya bisa dilihat potongan saya seperti gambar diatas, tinggi, tegap, kepala cepak. ya walaupun gak mirip-mirip banget sama pak miller, tapi karena banyak orang yang bilang saya mirip pak miller ini, maka saya pasang saja foto pak miller sebagai representasi diri saya.

Ibu&Ayah
Ibu saya bernamaSri Hartuti, ayah saya bernama lengkap Hendrikus Leon. ibu ras jawa, ayah ras indonesia timur. mereka berbeda agama, walaupun pas nikah ayah pindah menjadi muslim, tak beberapa lama setelah menikah ayah kembali ke keyakinan asalnya. Ayah saya dulunya pengusaha kontraktor di bidang maintenance elektrikal, namun saat ini nganggur. ibu saya penjual pastel yang dititipkan di setiap warung sarapan pagi disekitar rumah.
Adik-Adik
Saya punya dua adik, satu bernama Desi, perempuan usianya lebih muda dari saya yang lebih mirip ayah saya warna kulitnya sehingga sering dipanggil Rihanna, dan satu lagi Henrysepuluh tahun lebih muda dari saya, walau secara kasat lebih mirip ayah, namun warna kulitnya mengambil warna kulit ibu.

Annisa
Perempuan idaman saya, berjilbab walaupun menurut sebagian manhaj tidak syar'i jilbabnya. wajahnya teduh, adem. siapapun yang memandangnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah sendu-sendunya. pipinya bisa sangat merah jika tertawa dan malu.

Ibu dan Ayah Annisa
Ayahnya bernama santoso, seorang pengacara yang cukup terkenal di jakarta. ibunya, kita panggil saja ibu. ayahnya merupakan teman baik ayah saya dan ibunya merupakan teman satu kampung masa kecil ibu saya.

Dhanin
Walaupun wajahnya agak oriental, namun dhanin bukan lah ras china atau keturunan. dia lahir bandung, besar dijakarta. ayahnya seorang kristen yang taat dan seorang pengusaha besar yang bergerak dibidang properti dan perkebunan sawit. ibunya meninggal karena kecelakaan tragis di satu ruas jalan tol saat mengendarai mobil saat dhanin masih kecil.
Ayah Dhanin
Telah dijelaskan sebelumnya. oh iya tambahan, walaupun pengusaha yang bergerak dibidang properti, sebenarnya beliau adalah sarjana kedokteran hewan. keahlian bisnisnya didapat dari orang tuanya yaitu kakek dhanin yang berasal dari sumatra barat yang mempunyai bisnis kelapa sawit dan neneknya aseli bandung pengusaha properti yang masih merupakan keturunan raden patah.

Felisiana
Seorang wanita aseli solo. wajahnya khas wajah aseli cantiknya seorang wanita jawa. siapapun yang didekatnya pasti jatuh cinta dibuatnya. ayah dan ibunya adalah seniman internasional dibidang seni lukis dan fashion designer. entah mengapa dia berkuliah dijurusan teknik tidak mengikuti kedua orang tuanya.

Fauziyyah
Perempuan cantik berjilbab syar'i, walaupun kelakuannya agak sedikit maskulin. perbedaan keyakinan tidak menghalanginya menjadi "Teman baik" felisiana.
Yusuf
Teman felisiana dari SMA dulu, agak kemayu walaupun laki-laki. namun cukup bersih dan rapih dalam segala hal terutama perawatan wajah.

Annchi / Angchi
Seorang wanita chinese yang energik. salah satu anggota resimen mahasiswa kampus. kakeknya seorang pedagang terkenal dikawasan malioboro dan saya bekerja paruh waktu disana. oh iya dia menyukai salah satu teman kos saya.

Valerie
Agamis, professional, Pekerja Keras dan cantik, kombinasi sempurna dari seorang wanita idaman untuk pria yang mencari seorang istri, minus, menurut saya ya, walaupun sebenarnya bukan poin minus, pandangan islam dan politiknya bisa dibilang garis keras (PKS)
Band Saya

Ini adalah band saya yang beranggotakan enam orang,
Intan: Vokalis, badannya tinggi putih, rambutnya agak ikal dibawah dan panjang terurai, suaranya kayak mulan jameela.
Galih : Gitaris yang skillnya setingkat paul gilbert. mantap lah pokoknya ni orang.
Adi: Tambun, gemuk berkacamata, gak ganteng, tapi dialah otak dibalik semua lagu band kami.
Tanco/Ardi: salah satu personil paling tampan, putih ganteng, cuma sayang agak telmi.
Arrie: Drummer bermuka arab, walau aselinya dari sumatra utara medan.

Temen-temen Kos
Putra : Jawa timur, kalo ngomong kaya ngajak berantem bagi yang baru kenal, tapi sebetulnya baik.
Viki : Bocah gamers dari tangerang. pinter boy.
Mas Peri : Jenius. namanya memang benar2 hanya PERI, di KTPnya juga begitu, chinese.
Didit
Ternyata saudaranya fauziah, ga ada yang spesial

Myrna
Saudara kembarnya indra, campuran sunda banjarmasin, wajahnya ayu dan sangat putih, putihnya putih bening ya, bukan kaleng-kaleng apalagi pake pemutih yang bikin muka kaya zombi, macem orang-orang kota lah, dia nih cantiknya 100% natural.
Indra
Saudara kembarnya myrna, wajahnya mirip, ini laki-laki tapi cantik kalo saya mau bilangg, bersih, pinter, kutu buku, tapi doyan mabok, aduh susah dah dibilanginnya

Ciput
Si gingsul yang keibuan, pengertian dan penengah konflik yang handal
Nanti saya update lagi kalau ada tokoh-tokoh baru yang masuk dalam cerita, hehehe.. sementara itu dulu. mohon maaf jika ada kesalahan link pada index yang saya buat, karena baru dalam perapihan. biar enak dibaca awal-awalnya seperti thread2 yang lain hehehe...

Quote:
Diubah oleh natgeas2 03-01-2020 21:28
8
105.7K
694
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natgeas2
#514
Gelap
Masih terasa kesal merlihat myrna sangat bermanja-manja dengan kekasihnya yang sudah dua hari berada disini seperti melupakan rehan yang sudah dua hari ini tidak datang semenjak kami mengantarnya pulang kerumah malam itu. iya ya, saya munafik memang menggunakan rehan untuk mengalihkan perasaan cemburu setengah mati sebagai tameng. ya saya memang cemburu tapi sedikit lah, masih banyak perempuan yang menyukai saya bukannya sombong, jadi gapapa lah seorang myrna tidak menyukai saya, hah!
sudah dua hari ini rehan tidak tampil di kelas, kabar memang simpang siur, tapi ada yang menyebutkan bahwa rehan tidak diperbolehkan lagi datang karena pulang terlalu malam terakhir kali itu. makanya, saya agak sedikit pikiran jangan2 rehan dimarahi orang tuanya. usut punya usut ternyata rehan hanya tinggal dengan ayahnya. ibunya pergi meninggalkannya katanya sih menikah lagi dengan seorang pengusaha asal sukabumi. ayahnya pun hanya seorang buruh tani yang mengelola kebun pak usup mantan kepala desa 10 tahun yang lalu.
"kamu ga khawatir jun?" tanya ciput yang sekarang saya panggil richa.
"khawatir sih cha, cuma ya gimana, saya mau nyamperin juga ga enak" jawab saya sambil membereskan buku yang berserakan
saat itu waktu menjelang magrib, hanya tersisa saya, richa mahendra dan lala yang sedang merapihkan pos belajar selain myrna dan pacarnya yang sedang bersenda gurau juga di sisi lain pos.
"rehan?" celetuk lala yang kaget melihat rehan berada didepan pintu," ayo masuk" ucap lala menghampirinya dan menggandengnya masuk.
"embung" rehan seperti menahan langkahnya
"rehaaannnn!!! kamana budak eta!!" teriak seseorang dengan keras dari luar yang disusul dengan rehan langsung masuk merangsek kedalam bersembunyi dibalik badan myrna.
"ada apa sih?" tanya saya dalam hati.
seorang pria dengan tubuh tinggi tegap membawa pacul masuk kedalam pos belajar sambil berteriak-teriak nama rehan. semua orang kecuali saya mungkin sudah tau bahwa itu ayahnya rehan yang terkenal kasar dan tempramen. saya yang tidak kenal dan memang tidak takut langsung menghampiri bapaknya rehan tersebut dan memintanya untuk diam.
bukannya diam, bapaknya rehan dalam bahasa sunda mulai memaki-maki saya dengan kata-kata kasar. menurut penuturan richa yang juga bisa bahasa sunda, ayahnya rehan kesal karena rehan selalu pulang sore dan tidak pernah membantunya di ladang seperti biasa selepas pulang sekolah semenjak kedatangan tim KKN ini. menurutnya kerjanya hanya main saja dan rehan mulai jadi anak yang pembangkang.
tak sampai disitu, ternyata ayahnya rehan terus memaki-maki semua orang sampai myrna pun ikut kena makiannya. tapi yang saya aneh, myrna sampai dikatai anak setan dan sumpah serapah macam-macam sampai membawa ayahnya myrna juga. apa hubungannya ayahnya myrna sama myrna? bukannya sudah cerai lama? bukannya myrna tinggal dengan ibunya.
saya yang sudah tersulut emosi ingin menghajar ayahnya rehan dengan boghem mentah yang sudah saya siapkan dari tadi di tahan oleh richa. myrna pun tampak tertunduk ketika ayahnya rehan menarik rehan dengan paksa dari belakang myrna. rehan menjerit dan menangis teriak seperti meminta tolong agar dia tidak dibawa oleh ayahnya, namun kami semua terdiam mencoba untuk menahan diri tidak masuk kedalam urusan rumah tangga sebuah keluarga.
akhirnya, kami hanya melepaskan rehan begitu saja dan melihatnya meronta-ronta menarik diri ketika dia diseret paksa ayahnya untuk pulang.
"sabar jun" ucap richa pelan di belakang saya sambil menahan kepalan tangan saya.
"yaudah lah ga usah diurusin, orang ayahnya juga ngelarang, lagian kamu ngotot banget sih ngajarin dia" celetuk pacarnya myrna setelah ayahnya rehan pergi dan suara tangisan rehan tidak terdengar lagi.
"eh elu kok ngomongnya gitu" ucap saya yang agak sedikit ga enak mendengar suara sumbangnya.
"kenapa? elu mau jadi jagoan? mau jadi pahlawan gitu?"
"udah cukup a, mas juna, ga usah diterusin" myrna langsung pergi ngeloyor keluar pos belajar yang diikuti dengan pacarnya dibelakangnya sambil menatap mata saya sinis.
"udah jun ah, jangan di ladenin, mending siap-siap solat magrib" ucap richa.
"oke cha, ga gua ladenin"
****
di pos malam hari, selagi saya ngaskus dengan internet yang seadanya di laptop dan membuka versi mobile, saya mendengar suara teriakan pertengkaran dimalam hari yang memang seharusnya senyap seperti biasanya. suara motor matic lewat di desa ini pun akan terdengar sangat bising karena memang kondisi desa ini ketika malam sangat senyap.
"ada apa sih??" gumam saya yang memang mengganggu...
pagi harinya, mobil fortuner yang biasanya terparkir di depan pos belajar sudah tak tampak. sepertinya isu semalam myrna bertengkar hebat dengan pacarnya adalah benar dibuktikan dengan ketidak hadiran pacarnya pagi ini yang biasanya mendampinginya.
myrna nampak diam saja seperti tidak semangat untuk beraktifitas. dia yang biasanya penuh ide dan semangat hari ini nampak muram, saya dan richa, sebagai anggota kelompok berusaha untuk menghiburnya namun dia tetap diam tak nampak sedikitpun kecerahan dan rona merah pipinya yang biasanya terpancar.
"mas juna, kita kerumah rehan yuk" ucap myrna pelan
"jangan dulu deh myrn, baru kemarin bapaknya marah-marah" balas saya
"aku mau minta maaf sama bapaknya" pintanya lagi
"ya emang sih, kamu salah, kita salah, semua salah, terakhir kali itu memang agak terlalu malam selesainya, aku juga mau minta maaf sama bapaknya" jawab saya
"gini aja, saya aja dulu sama juna mantau kesana, kerumah bapaknya, kamu ga usah ikut dulu myr" ucap richa menengahi,"biar ayahnya ga buruk sangka dulu, aku ngerti masalah kamu sama ayahnya"
di pikiran saya langsung bertanya tanya, ada apa memangnya? saya masih ga paham? masalah? masalah apa maksudnya, masih.... masih ga paham, di kepala saya sekarang makin penuh tanda tanya ada apa hubungan antara myrna dan ayahnya rehan sehingga sebegitu marahnya ayahnya rehan kepada myrna.
akhirnya saya dan richa pun memutuskan untuk berangkat ke rumah rehan lepas zuhur untuk mengklarifikasi dan meminta maaf kepada ayahnya rehan. biar bagaimanapun walaupun tujuan kita baik, kita cuma pendatang yang harus mengikuti angga-ungguh, ga bisa seenaknya sendiri. dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung kata pak tatang s dalam komik berjudul petruk dan gareng berpetualang di goa misterius terbitan tahun 1995.
"lah.. hujan cha, neduh dulu ya" pinta saya yang tetiba diguyur hujan deras dari langit, kamipun segera menepikan motor.
"iya jun"
sejenak kami terdiam memandangi hamparan kebun teh yang sedang dibasahi hujan yang lebat, harum teh entah kenapa semerbak bercampur bau hujan. motor kami masukan ke dalam pos kami duduk atas motor di sebuah pos penampungan daun teh beratapkan asbes dengan empat pilar mengelilingnya.
"emang ada masalah apa sih myrna sama ayahnya??" ucapku membuka pembicaraan.
"ayahnya myrna itu, nikah sama ibunya rehan," jawab richa tegas dan singkat.
okay, puzzle langsung tersusun rapih, terjawab semua rangkaian-demi rangkaian dengan puzzle terakhir yang diberikan oleh richa dengan singkat dan padat.
"oh gitu pantas saja, ribet ya hubungannya, berarti rehan itu secara ga langsung masih adiknya myrna ya??"
"iya, ibunya rehan dan ibunya myrna itu sebenarnya adik-kakak, ayahnya myrna sebenarnya diawal menyukai ibunya rehan, namun ibunya rehan malah menikah sama ayahnya rehan, entah bagaimana ceritanya, akhirnya ayahnya myrna malah menikah sama ibunya rehan dan menceraikan ibunya myrna yang masih merupakan kakaknya ibunya rehan,"
"kamu tau banyak ya??"
"aku kan orang sini jun" jawab richa.
"lah aku baru tau" jawab saya kaget.
"aku tapi tinggal di kampung seberang, agak lumayan jauh sih, cuma cerita itu sudah kesebar"
"btw kamu cantik juga ya cha, kalau aku perhatiin" tiba-tiba saja spontan saya memujinya ketika memandangnya saat bercerita tentang asal-usul myrna.
"apa sih kamu," ucapnya yang langsung membuang wajah."dah, sama myrna aja kamu"
"apa sih, kemakan gosip lala kamu nih"
"semua orang juga tau jun dari tingkah laku dan gestur kamu, kamu tuh menunjukan ketertarikan sama myrna"
"kalau kamu tau dari dulu, kenapa kamu ga kasih tau ke aku kalau myrna udah punya pacar"
"ga enak aku mau ngomongnya jun"
":ah kamu nih ca, jorokin orang ke jurang aja, " ucap saya dengan nada bercanda
dia pun tersenyum dan kembali menunjukan gigi gingsulnya yang indah. hahaha, tapi sungguh, kalau di perhatikan dia sangat cantik, kalah sepertinya myrna juga, bukan karena myrna sudah punya pacar dan saya menurunkan standar ya, masih lebih cantik valerie kok, annisa juga, dan felisiana, ga ada yang ngalahin deh..
"cha... kamu udah punya pacar?"
"kok nanyanya gitu jun"
"aku ga mau kaya pas sama myrna aja, mendem-mendem, eh dia udah punya pacar, sakit tau"
"maksud kamu?"
"aku mau cari istri,"
"ngomong apa sih jun, ngawur deh, kamu kena hypotermia nih, mulai meracau" sangkalnya.
"hahaha," saya hanya tersenyum.," jadi jawaban kamu apa?"
richa tersenyum kecil mirip kaya kue ciput, manis gurih sambil mendorong-dorong bahu saya
*****
saya masih marah-marah dan kesal dengan ayahnya yang tidak membukakan pintu kepada kami untuk sekedar meminta maaf. dia bersikukuh, myrnalah yang harus datang dan meminta maaf kepadanya. apa sih orang tua kok kelakukannya kaya anak-anak.
richa membuatkan saya teh manis hangat untuk sekedar menenangkan saya mungkin, karena sudah agak malam, saya memutuskan untuk menginap di rumah richa yang ternyata tak jauh dari rumah rehan. kondisi hujan yang tak kunjung reda memaksa saya untuk itu.
"sabar ya jun, memang ayahnya rehan terkenal seperti itu"
"iya gapapa cha, btw ini jadi malah nginep disini, ga enak gue jadinya sama orang tua lu"
"gapapa, udah gue bilang kok sama orang tua gue, elu bisa tidur di kamar kakak gue jun, kakak gue kan dijakarta jarang pulang kesini"
"iya cha"
Pettt, lampu tetiba mati dan pandangan seketika menjadi gelap gulita.
"cha,, gelap banget disini"
"ya begini jun kalau mati lampu, sebentar aku cari lampu tempel dulu"
tak beberapa lama, dari dapur, richa membawa lampu semprong dengan api kuning yang menyala."nah ini cukup kan jun"
"disini sering banget mati lampu ya"
"iya, namanya kampung"
"orang tua kamu udah tidur??"
"udah, kayanya keceapekan, tadi bersihin kebun sambil hujan-hujanan"
saya pindah duduk mendekat ke arah richa, memandanginya dalam terang nyala api lampu dan menatapnya tajam.
"kamu kenapa jun"
"kamu cantik"
"gembel ah, udah basi,"
saya langsung mengecup keningnya.
"ih apaan sih jun" sangkalnya
saya terus menatapnya tanpa rasa bersalah telah menciumnya, richa pun langsung mencoba beranjak namun saya menahan tangannya untuk tetap duduk dan langsung melumat bibirnya.
saya melihat matanya terpejam namun gestur tubuhnya seolah menerima ciuman bibir saya. tapi tak beberapa lama dia langsung melepaskannya
"aku bukan wanita gampangan jun" ucapnya setelah melepaskan diri dari bibir saya
"aku ga pernah menganggap kamu begitu"
"terus apa maksudnya tadi"
tak ada jawaban dari pertanyaan itu, aku melakukannya hanya karena instingku berbicara demikian dan aku yakin bahwa richa tidak akan menolaknya.
"aku memang sedikit menyukai kamu jun,"
"terus kenapa ga kita resmikan saja?? aku juga suka sama kamu"
"maksud kamu??" tanyanya heran
aku langsung memeluk dan melumat bibirnya kembali, kali ini pelukan saya di balas dengan pelukan yang erat pula dengan tangan yang melingkari pinggang saya.
kali ini saya yang berusaha melepas pelukan dan ciumannya.
"maaf" ucapnya seperti kaget ketika saya melepaskan pelukannya
"minta maaf buat apa cha?"
"kayanya ini terlalu cepat jun, aku belum terlalu kenal kamu"
"kalau gitu kita kenalan sekarang, halo nama aku arjuna"
"gariing, gariiing" celetuknya sembari tertawa lepas.
"sssttt... orang tua kamu udah tidur kan?, dah kamu tidur sana, aku juga udah ngantuk"
"iya," ucapnya dengan muka malu.
sebelum dia beranjak tidur, aku kembali menarik dan melumat bibirnya lagi sekejap, dan kemudian dia mendorong saya dan langsung lari ke kamarnya.
tak beberapa lama, sebuah sms masuk yang ternyata dari richa.
" gut nit sweet :* "
aku membalasnya dengan tambahan too dibelakangnya
hah.. indahnya malam ini, agak deg-degan gimana gitu saat menciumnya, tapi ah entah lah, saya menikmatinya
Masih terasa kesal merlihat myrna sangat bermanja-manja dengan kekasihnya yang sudah dua hari berada disini seperti melupakan rehan yang sudah dua hari ini tidak datang semenjak kami mengantarnya pulang kerumah malam itu. iya ya, saya munafik memang menggunakan rehan untuk mengalihkan perasaan cemburu setengah mati sebagai tameng. ya saya memang cemburu tapi sedikit lah, masih banyak perempuan yang menyukai saya bukannya sombong, jadi gapapa lah seorang myrna tidak menyukai saya, hah!
sudah dua hari ini rehan tidak tampil di kelas, kabar memang simpang siur, tapi ada yang menyebutkan bahwa rehan tidak diperbolehkan lagi datang karena pulang terlalu malam terakhir kali itu. makanya, saya agak sedikit pikiran jangan2 rehan dimarahi orang tuanya. usut punya usut ternyata rehan hanya tinggal dengan ayahnya. ibunya pergi meninggalkannya katanya sih menikah lagi dengan seorang pengusaha asal sukabumi. ayahnya pun hanya seorang buruh tani yang mengelola kebun pak usup mantan kepala desa 10 tahun yang lalu.
"kamu ga khawatir jun?" tanya ciput yang sekarang saya panggil richa.
"khawatir sih cha, cuma ya gimana, saya mau nyamperin juga ga enak" jawab saya sambil membereskan buku yang berserakan
saat itu waktu menjelang magrib, hanya tersisa saya, richa mahendra dan lala yang sedang merapihkan pos belajar selain myrna dan pacarnya yang sedang bersenda gurau juga di sisi lain pos.
"rehan?" celetuk lala yang kaget melihat rehan berada didepan pintu," ayo masuk" ucap lala menghampirinya dan menggandengnya masuk.
"embung" rehan seperti menahan langkahnya
"rehaaannnn!!! kamana budak eta!!" teriak seseorang dengan keras dari luar yang disusul dengan rehan langsung masuk merangsek kedalam bersembunyi dibalik badan myrna.
"ada apa sih?" tanya saya dalam hati.
seorang pria dengan tubuh tinggi tegap membawa pacul masuk kedalam pos belajar sambil berteriak-teriak nama rehan. semua orang kecuali saya mungkin sudah tau bahwa itu ayahnya rehan yang terkenal kasar dan tempramen. saya yang tidak kenal dan memang tidak takut langsung menghampiri bapaknya rehan tersebut dan memintanya untuk diam.
bukannya diam, bapaknya rehan dalam bahasa sunda mulai memaki-maki saya dengan kata-kata kasar. menurut penuturan richa yang juga bisa bahasa sunda, ayahnya rehan kesal karena rehan selalu pulang sore dan tidak pernah membantunya di ladang seperti biasa selepas pulang sekolah semenjak kedatangan tim KKN ini. menurutnya kerjanya hanya main saja dan rehan mulai jadi anak yang pembangkang.
tak sampai disitu, ternyata ayahnya rehan terus memaki-maki semua orang sampai myrna pun ikut kena makiannya. tapi yang saya aneh, myrna sampai dikatai anak setan dan sumpah serapah macam-macam sampai membawa ayahnya myrna juga. apa hubungannya ayahnya myrna sama myrna? bukannya sudah cerai lama? bukannya myrna tinggal dengan ibunya.
saya yang sudah tersulut emosi ingin menghajar ayahnya rehan dengan boghem mentah yang sudah saya siapkan dari tadi di tahan oleh richa. myrna pun tampak tertunduk ketika ayahnya rehan menarik rehan dengan paksa dari belakang myrna. rehan menjerit dan menangis teriak seperti meminta tolong agar dia tidak dibawa oleh ayahnya, namun kami semua terdiam mencoba untuk menahan diri tidak masuk kedalam urusan rumah tangga sebuah keluarga.
akhirnya, kami hanya melepaskan rehan begitu saja dan melihatnya meronta-ronta menarik diri ketika dia diseret paksa ayahnya untuk pulang.
"sabar jun" ucap richa pelan di belakang saya sambil menahan kepalan tangan saya.
"yaudah lah ga usah diurusin, orang ayahnya juga ngelarang, lagian kamu ngotot banget sih ngajarin dia" celetuk pacarnya myrna setelah ayahnya rehan pergi dan suara tangisan rehan tidak terdengar lagi.
"eh elu kok ngomongnya gitu" ucap saya yang agak sedikit ga enak mendengar suara sumbangnya.
"kenapa? elu mau jadi jagoan? mau jadi pahlawan gitu?"
"udah cukup a, mas juna, ga usah diterusin" myrna langsung pergi ngeloyor keluar pos belajar yang diikuti dengan pacarnya dibelakangnya sambil menatap mata saya sinis.
"udah jun ah, jangan di ladenin, mending siap-siap solat magrib" ucap richa.
"oke cha, ga gua ladenin"
****
di pos malam hari, selagi saya ngaskus dengan internet yang seadanya di laptop dan membuka versi mobile, saya mendengar suara teriakan pertengkaran dimalam hari yang memang seharusnya senyap seperti biasanya. suara motor matic lewat di desa ini pun akan terdengar sangat bising karena memang kondisi desa ini ketika malam sangat senyap.
"ada apa sih??" gumam saya yang memang mengganggu...
pagi harinya, mobil fortuner yang biasanya terparkir di depan pos belajar sudah tak tampak. sepertinya isu semalam myrna bertengkar hebat dengan pacarnya adalah benar dibuktikan dengan ketidak hadiran pacarnya pagi ini yang biasanya mendampinginya.
myrna nampak diam saja seperti tidak semangat untuk beraktifitas. dia yang biasanya penuh ide dan semangat hari ini nampak muram, saya dan richa, sebagai anggota kelompok berusaha untuk menghiburnya namun dia tetap diam tak nampak sedikitpun kecerahan dan rona merah pipinya yang biasanya terpancar.
"mas juna, kita kerumah rehan yuk" ucap myrna pelan
"jangan dulu deh myrn, baru kemarin bapaknya marah-marah" balas saya
"aku mau minta maaf sama bapaknya" pintanya lagi
"ya emang sih, kamu salah, kita salah, semua salah, terakhir kali itu memang agak terlalu malam selesainya, aku juga mau minta maaf sama bapaknya" jawab saya
"gini aja, saya aja dulu sama juna mantau kesana, kerumah bapaknya, kamu ga usah ikut dulu myr" ucap richa menengahi,"biar ayahnya ga buruk sangka dulu, aku ngerti masalah kamu sama ayahnya"
di pikiran saya langsung bertanya tanya, ada apa memangnya? saya masih ga paham? masalah? masalah apa maksudnya, masih.... masih ga paham, di kepala saya sekarang makin penuh tanda tanya ada apa hubungan antara myrna dan ayahnya rehan sehingga sebegitu marahnya ayahnya rehan kepada myrna.
akhirnya saya dan richa pun memutuskan untuk berangkat ke rumah rehan lepas zuhur untuk mengklarifikasi dan meminta maaf kepada ayahnya rehan. biar bagaimanapun walaupun tujuan kita baik, kita cuma pendatang yang harus mengikuti angga-ungguh, ga bisa seenaknya sendiri. dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung kata pak tatang s dalam komik berjudul petruk dan gareng berpetualang di goa misterius terbitan tahun 1995.
"lah.. hujan cha, neduh dulu ya" pinta saya yang tetiba diguyur hujan deras dari langit, kamipun segera menepikan motor.
"iya jun"
sejenak kami terdiam memandangi hamparan kebun teh yang sedang dibasahi hujan yang lebat, harum teh entah kenapa semerbak bercampur bau hujan. motor kami masukan ke dalam pos kami duduk atas motor di sebuah pos penampungan daun teh beratapkan asbes dengan empat pilar mengelilingnya.
"emang ada masalah apa sih myrna sama ayahnya??" ucapku membuka pembicaraan.
"ayahnya myrna itu, nikah sama ibunya rehan," jawab richa tegas dan singkat.
okay, puzzle langsung tersusun rapih, terjawab semua rangkaian-demi rangkaian dengan puzzle terakhir yang diberikan oleh richa dengan singkat dan padat.
"oh gitu pantas saja, ribet ya hubungannya, berarti rehan itu secara ga langsung masih adiknya myrna ya??"
"iya, ibunya rehan dan ibunya myrna itu sebenarnya adik-kakak, ayahnya myrna sebenarnya diawal menyukai ibunya rehan, namun ibunya rehan malah menikah sama ayahnya rehan, entah bagaimana ceritanya, akhirnya ayahnya myrna malah menikah sama ibunya rehan dan menceraikan ibunya myrna yang masih merupakan kakaknya ibunya rehan,"
"kamu tau banyak ya??"
"aku kan orang sini jun" jawab richa.
"lah aku baru tau" jawab saya kaget.
"aku tapi tinggal di kampung seberang, agak lumayan jauh sih, cuma cerita itu sudah kesebar"
"btw kamu cantik juga ya cha, kalau aku perhatiin" tiba-tiba saja spontan saya memujinya ketika memandangnya saat bercerita tentang asal-usul myrna.
"apa sih kamu," ucapnya yang langsung membuang wajah."dah, sama myrna aja kamu"
"apa sih, kemakan gosip lala kamu nih"
"semua orang juga tau jun dari tingkah laku dan gestur kamu, kamu tuh menunjukan ketertarikan sama myrna"
"kalau kamu tau dari dulu, kenapa kamu ga kasih tau ke aku kalau myrna udah punya pacar"
"ga enak aku mau ngomongnya jun"
":ah kamu nih ca, jorokin orang ke jurang aja, " ucap saya dengan nada bercanda
dia pun tersenyum dan kembali menunjukan gigi gingsulnya yang indah. hahaha, tapi sungguh, kalau di perhatikan dia sangat cantik, kalah sepertinya myrna juga, bukan karena myrna sudah punya pacar dan saya menurunkan standar ya, masih lebih cantik valerie kok, annisa juga, dan felisiana, ga ada yang ngalahin deh..
"cha... kamu udah punya pacar?"
"kok nanyanya gitu jun"
"aku ga mau kaya pas sama myrna aja, mendem-mendem, eh dia udah punya pacar, sakit tau"
"maksud kamu?"
"aku mau cari istri,"
"ngomong apa sih jun, ngawur deh, kamu kena hypotermia nih, mulai meracau" sangkalnya.
"hahaha," saya hanya tersenyum.," jadi jawaban kamu apa?"
richa tersenyum kecil mirip kaya kue ciput, manis gurih sambil mendorong-dorong bahu saya
*****
saya masih marah-marah dan kesal dengan ayahnya yang tidak membukakan pintu kepada kami untuk sekedar meminta maaf. dia bersikukuh, myrnalah yang harus datang dan meminta maaf kepadanya. apa sih orang tua kok kelakukannya kaya anak-anak.
richa membuatkan saya teh manis hangat untuk sekedar menenangkan saya mungkin, karena sudah agak malam, saya memutuskan untuk menginap di rumah richa yang ternyata tak jauh dari rumah rehan. kondisi hujan yang tak kunjung reda memaksa saya untuk itu.
"sabar ya jun, memang ayahnya rehan terkenal seperti itu"
"iya gapapa cha, btw ini jadi malah nginep disini, ga enak gue jadinya sama orang tua lu"
"gapapa, udah gue bilang kok sama orang tua gue, elu bisa tidur di kamar kakak gue jun, kakak gue kan dijakarta jarang pulang kesini"
"iya cha"
Pettt, lampu tetiba mati dan pandangan seketika menjadi gelap gulita.
"cha,, gelap banget disini"
"ya begini jun kalau mati lampu, sebentar aku cari lampu tempel dulu"
tak beberapa lama, dari dapur, richa membawa lampu semprong dengan api kuning yang menyala."nah ini cukup kan jun"
"disini sering banget mati lampu ya"
"iya, namanya kampung"
"orang tua kamu udah tidur??"
"udah, kayanya keceapekan, tadi bersihin kebun sambil hujan-hujanan"
saya pindah duduk mendekat ke arah richa, memandanginya dalam terang nyala api lampu dan menatapnya tajam.
"kamu kenapa jun"
"kamu cantik"
"gembel ah, udah basi,"
saya langsung mengecup keningnya.
"ih apaan sih jun" sangkalnya
saya terus menatapnya tanpa rasa bersalah telah menciumnya, richa pun langsung mencoba beranjak namun saya menahan tangannya untuk tetap duduk dan langsung melumat bibirnya.
saya melihat matanya terpejam namun gestur tubuhnya seolah menerima ciuman bibir saya. tapi tak beberapa lama dia langsung melepaskannya
"aku bukan wanita gampangan jun" ucapnya setelah melepaskan diri dari bibir saya
"aku ga pernah menganggap kamu begitu"
"terus apa maksudnya tadi"
tak ada jawaban dari pertanyaan itu, aku melakukannya hanya karena instingku berbicara demikian dan aku yakin bahwa richa tidak akan menolaknya.
"aku memang sedikit menyukai kamu jun,"
"terus kenapa ga kita resmikan saja?? aku juga suka sama kamu"
"maksud kamu??" tanyanya heran
aku langsung memeluk dan melumat bibirnya kembali, kali ini pelukan saya di balas dengan pelukan yang erat pula dengan tangan yang melingkari pinggang saya.
kali ini saya yang berusaha melepas pelukan dan ciumannya.
"maaf" ucapnya seperti kaget ketika saya melepaskan pelukannya
"minta maaf buat apa cha?"
"kayanya ini terlalu cepat jun, aku belum terlalu kenal kamu"
"kalau gitu kita kenalan sekarang, halo nama aku arjuna"
"gariing, gariiing" celetuknya sembari tertawa lepas.
"sssttt... orang tua kamu udah tidur kan?, dah kamu tidur sana, aku juga udah ngantuk"
"iya," ucapnya dengan muka malu.
sebelum dia beranjak tidur, aku kembali menarik dan melumat bibirnya lagi sekejap, dan kemudian dia mendorong saya dan langsung lari ke kamarnya.
tak beberapa lama, sebuah sms masuk yang ternyata dari richa.
" gut nit sweet :* "
aku membalasnya dengan tambahan too dibelakangnya
hah.. indahnya malam ini, agak deg-degan gimana gitu saat menciumnya, tapi ah entah lah, saya menikmatinya
Diubah oleh natgeas2 04-01-2020 16:29
1
Tutup