Sekali perbaikan, skripsi gw layak cetak. Pembimbing pertama yang notabene dosen sastra, berkeras supaya gw mengganti motto di bagian muka. Doi minta supaya gw pilih quotation yang lebih berkelas daripada kata-kata Alfred di Batman Begins. Even, disodorkannya pilihan dari era Elizabethan sampai ilmuwan terkenal modern era. Dan semua gw tolak. Kalimat Afred saat Bruce jatuh ke sumur penuh kelelawar itu buat gw bermakna banget. Terserah deh kalau kesannya receh untuk kelas karya tulis ilmiah.

Pemberkasan...
How i do hate this kinda thing. Selama hidup gw, paling sebel bagian mengumpulkan berkas. Begitupun untuk syarat wisuda. Mulai dari pengumpulan struk SPP dari awal semester,KHS sampai bukti sebar skripsi kudu gw kumpulkan. Yang terakhir ya belum lah, kan baru masuk percetakan. Itupun kudu disetor ke Kepala Jurusan, dan bisa dibongkar lagi kalau ada yang kurang pas.

Didit paham banget kalau gw letoy di urusan berkas memberkas. Jadilah dia bantuin gw mengumpulkan, fotokopi sampai antar jemput legalisasi. Dia tahu banget, kalau gw dibiarin sendiri untuk urusan ini, bisa gagal wisuda gw.

Selain karena gw malas, kendala lain adalah sulitnya menemui orang-orang yang dimintai tandatangan ini. Ada yang memang sibuk,namun ada juga yang sok sibuk.

Contohnya siang ini...
Disinilah gw, gedung akademik program studi gw. Ngapain,La? Nungguin Kepala Program Studi gw yang sedang sibuk main bridge di komputer. Nyebelin,kan? Padahal gw deket sama ini dosen. Otak cespleng, ga kebanyakan aturan soal pakaian, obyektif dan menguasai bidangnya...dan teman diskusi yang asik. Tapi begitu doi menjabat jadi KaProg..aiiih dia seperti Power Ranger.

Sudah tiga hari gw nungguin. Pagi katanya siang. Siang gw datang,dia sudah pulang. Ketemu besok lagi,katanya sore aja. Dari siang gw nunggu, eh pintunya masih dikunci aja. Awas aja hari ini gagal maning. Inipun asap mulai keluar dari segala lubang hidung dan telinga,saking jengkelnya.

"Knock..knock," itu suara gw nggetok bapak itu...eh ngetuk pintu bapak itu,maksudnya.
"Come in...Qylla...how is life?," sapanya.
"Nothing's special,sir. Busy?," tanya gw.
"A bit..." jawabnya sambil mengaduk kopinya.
"We have appointment if you remember," kata gw.
"Oh really?," jawabnya sambil berjalan menuju komputernya. Oh no...gaming lagi pasti.
"Been waiting for you these three days...well..your signature to be more precise," kata gw...mulai panas...
"Hahaha...take it easy, Qylla. What batch are you in?," tanyanya. Gw sebutkan tahun angkatan gw.
"Wah masih baru,kok. Yakin nih skripsinya bawa faedah?," katanya.
"You can check it you own,sir," kata gw.
"Unfortunately...i'm none of your advisors nor examiner...it's not my authority...," katanya sambil menggeser mousenya..menampakkan layar yang menunjukkan dia sedang...main game...scrabble kali ini.
"Since those with the authority you don't posses have approved that my script is beneficial...i think, i have answered your previous question,sir," jawab gw..makin panas.
"Well...what should i sign actually?," tanyanya.

Gw sodorkan form A sebagai tanda daftar wisuda. Diliriknya sekilas sebelum kembali fokus ke layar komputer biadab itu.

"Ooh..it can wait...," katanya acuh.
"Pardon me...?," tanya gw.
"I'm busy right now..see me this afternoon," jawabnya. Not again..ga bakal. Now or never...ga mau lagi gw buang waktu. Gw dengar dia bakal berangkat jadi pembicara nasional di kampusnya di Malang sana lusa. Sementara senin depan pendaftaran terakhir wisuda. Ini sudah Rabu. Sore ini skripsi gw ambil dari percetakan dan besok pagi gw setor ke pembimbing dan penguji (yang susah dicari) untuk ditandatangani sebelum ada akhirnya gw setor ke Kepala Jurusan.

"Well..i can help you do what you're focusing on...while you help me on what i asked for, does it sound fair,sir?," tanya gw. Ini nekat sebetulnya.
"You mean?," tanyanya sambil menaikkan alisnya.
"Scrabble,right? If i win against you...would you sign my form right away? It's urgent,sir. I know you as a great lecturer..a nice discussion partner...but i haven't known you as a decent leader. Well..it's your time to show me since with or without your signature, i'm gonna come to GSG for graduation," jawab gw...nekat. gw siap andai dia meledak..atau paling parahnya ngusir gw dari ruangan.

Dari balik kacamata perseginya ditatapnya gw lama. Sebelum akhirnya..

"Hahahahaha.... Sebetulnya dari kemarin saya nunggu kamu ngotot kaya di kelas. Sudah lama ga lihat mahasiswa ngeyel satu ini, mau lihat aja segigih apa..ternyata galak juga ya. Ok,give me your form..you don't need to play against me..," jawabnya. Hah??
"Well..well...afraid,sir?," tanya gw nantangin. Becanda sih, dia ini salah satu dosen paling jempolan plus di kampusnyapun lulusan terbaik.

"hahahaha...you wish. Pembimbing kamu bilang kamu masih bimbang soal tawarannya," katanya sambil membaca form yang gw sodorkan.
"More or less," jawab gw.
"bimbang itu biasanya kalau ada pilihan-pilihan baik di depan mata. Ini menurut saya peluang baik, nah apa peluang baik lainnya?," tanyanya. Karena memang ga ada..ya gw gelengkan kepala.

"all in your hands. Tapi saya yakin, kamu akan coba. When you decide to try..come to me,"katanya.
"And it is for...," tanya gw.
"My recommendation," tutupnya sambil tersenyum.

Bilang gw beruntung..memang begitu adanya. Di kampus ini banyak yang hebat-hebat. Ada Vika di angkatan gw yang IPK tipis di bawah sempurna. Dengan American accent-nya dia bicara seolah-olah dari lahir memang itu bahasa ibunya. TOEFL? Ga usah ditanya. Dan gw dengar dia maju untuk daftar beasiswa ini. Dua dosen sudah siap dengan rekomendasi untuk cewek Batak satu ini. Kalau lu lihat orangnya,ga bakal sangka dia cerdas. Badan sama kecil kaya gw..muka sama-sama kaya anak SMP, rambut keriting sepunggung dengan kulit putih. Cenderung pendiam tapi selalu siap bantu siapapun yang membuthkan.

Ada Berlin, cewek Batak lainnya yang tekun luar biasa. Perantauan dari Jambi yang super mandiri. Kondisi deman typhus dan malaria ga membuat doi libur kuliah. Even, bisa jalan ke perpus di ujung sana untuk kumpulin bahn skripsi. Di kampus gw, yang dapat beasiswa bareng gw ngewakili Lampung ya Berlin. Makanya gw lumayan dekat sama dia. Saat ini dia jadi guru di sekolah bergengsi di provinsi gw. Belum lagi privatnya yang seabreg. IPKnya? Sedikit di bawah Vika..tapi tipis banget kok. TOEFL? Di atas Vika...jadi mereka 11-12 lah.

Tapi ga satupun dari mereka berhasil ngerayu si dosen untuk dapat rekomendasi. Makanya gw heran..kok gw si amburadul yang ditawarkan. Gw hanya berterimakasih dan bilang untuk mikir lebih serius untuk tawaran ini. Yang penting,urusan tandatangan beres dulu,lah.

Gw janjian dengan Didit di gedung rektorat. Gw kudu minta print out KHS dari awal yang hanya bisa dilakukan di operator puskom yang ada di gedung rektorat paling atas. Didit tadinya mau jemput, tapi karena doi mau ke Gedung Puskom yang ga jauh dari Rektorat..gw suruh aja dia nunggu di rektorat.

Tapi waktu gw sampai, dia belum datang. Gw langsung naik ke lantai empat...antri yang lumayan panjang. Print out sepanjang 7 semester itu gw dapat setelah tiga puluh menit antri. Dn didit masih belum datang juga. Gw pun turun. Sampai di bawah, gw lihat dia berjalan dari arah Puskom. Tergesa-gesa..kaya mau nagih utang.

"mau nagih utang,pak," tanya gw sambil cengengesan.
"hahaha..iya..," jawabnya.
"siapa yang utang?," tanya gw.
"Elu," jawabnya.
"hiiih..mana adaaa gw utang sama luuu," kata gw.
"Diiih ini lah tipe-tipe penghuni neraka. Ngutang lupa..ditagih ngeles," katanya.
"apaan sih...," kata gw. Dia memberi tanda untuk mengikutinya.

Sampai di parkiran, kami naik mobilnya.
"utang apa sih gw,?" tanya gw begitu duduk.
Dia senyum...disodorkannya secarik kertas. Angka 3,27 ada di bagian atas KHS semester tujuhnya..

Gw tersenyum..melirik berganti-gantian antara kertas itu dan wajahnya.

Senyumnya lebih lebar dari gw...dan alisnya naik sebelah menampakkan kesan nakal...yang bikin gw dag dig dug..ditunjuk-tunjuknya sebelah pipinya...

My..oh..my.... Should i?