madjidmsAvatar border
TS
madjidms
Si Pendengar Pasif


Semua orang pasti pernah jadi tempat curhat. Bener, kan?

Apa yang kalian lakukan saat jadi tempat curhat? Dengerin dengan sepenuh hati? Dengerin dengan setengah hati? Seperempat hati? Sepertiga hati? Atau pura-pura nggak denger?

Gue kasih jempol empat kalau kalian dengerin curhatan orang dengan sepenuh hati dan apalagi ditambah dengan saran yang membangun.

Tapi gimana sih cara menyikapi 'curhat' yang baik? Apa semua curhat harus ditimpali dengan saran? Katanya ada orang yang cuma ingin didengar?

Iya, memang benar. Berdasarkan pengamatan gue, memang nggak semua orang ingin curhatnya ditimpali dengan saran apalagi nasihat-nasihat bijak ala Mario Teguh.

Gue sering dijadikan tempat curhat orang lain. Gue termasuk tipe yang sering menggunakan sepenuh hatinya untuk mendengar curhatan orang lain. Makanya terkadang gue kasih saran juga ke orang-orang yang curhat ini. Tapi terkadang pada beberapa orang, saran dari gue ini rasanya useless. Doi malah nyerocos terus dengan nggak tau malu. Kan kesel ya. Udah luangin waktu buat dengerin, capek-capek pake hati, eh omongan gue nggak didenger.

Ya karena beberapa orang memang cuma ingin didengar, nggak pengen dinasihati.

Nah, gue punya tips buat kalian-kalian yang sering dijadiin tempat curhat, biar kalian tahu gimana cara menyikapi orang yang lagi curhat.

Oke, kita mulai!


Tips Mengenal Tipe Orang Curhat


1. Tipe Orang Butuh Saran



Tipe pertama ini adalah orang yang benar-benar sedang berada dalam kesulitan. Kalian bisa lihat ciri-cirinya dari cara dia menatap kalian. Biasanya tipe pertama ini akan menatap kalian dengan penuh harap dan melibatkan kalian secara aktif ke dalam proses curhatnya. Dia akan sering melempar pertanyaan sejenis 'gimana menurut lo?' 'apa yang gue lakuin salah?' 'gue harus gimana dong?'

Gue harap kalau kalian menghadapi tipe pertama ini kalian mendengarkan curhat mereka dengan sepenuh hati ya. Sikapi curhat mereka dengan bijak dan cobalah untuk mencari penyelesaian bersama dia.


2. Tipe Orang Butuh Pembenaran



Nggak dipungkiri memang, banyak orang yang nggak yakin dengan langkah yang dia ambil. Makanya dia curhat ke orang lain supaya dia memdapat pembenaran jadi dia bisa yakin untuk melangkah.

Kalian bisa melihat dari cara bicara dia. Biasanya tipe kedua ini nada bicaranya lebih berapi-api dan dia lebih aktif menggerakkan anggota badannya dalan proses curhat.

Untuk menghadapi tipe kedua ini, kalian cukup dengarkan dia, yakinkan dia, dan berikan respon seperlunya. Usahakan kalau mau mengkritik tindakan dia, jangan saat dia sedang curhat, karena itu percuma. Dia nggak akan mau denger pendapat yang nggak sejalan sama opini dia. Sebagai gantinya, sampaikan kritik kalian saat dia sudah lebih santai.


3. Tipe Orang Cuma Ingin Didengar



Selama gue dengerin curhat orang, gue sering ketemu dengan tipe ketiga ini. Cara mereka curhat terbilang nyantai tapi pandangan mata mereka jarang fokus ke gue. Mereka lebih sering melempar pandangan jauh entah kemana. Curhat mereka juga lebih terdengar seperti monolog.

Tipe ini cuma membutuhkan eksistensi kita di sampingnya sebagai pendengar untuk melepaskan emosi negatif yang dia pendam. Dia nggak butuh saran atau nasihat. Dia cuma ingin didengar. Kalau kalian nasihatin dia, omongan kalian nggak akan ada manfaatnya untuk dia.


4. Tipe Orang Curhat Untuk Pamer



Ada emang tipe yang seperti ini? Banyak! Jenisnya mirip seperti tipe kedua dan ketiga tapi nada bicaranya lebih percaya diri dan malah nggak terdengar seperti orang curhat.

Biasanya kalau gue udah menangkap sinyal-sinyal pamer di dalam curhatan orang, gue mulai kurangi keterlibatan hati gue disitu. Tapi gue tetep dengerin dia untuk menjaga perasaannya.


....


Nah, untuk membedakan keempat tipe ini sebenarnya lumayan tricky. Gue sendiri juga masih sering bingung dan berujung dengan sakit hati sendiri karena omongan gue nggak dihargai. Yah kan meluangkan waktu buat dengerin orang curhat juga nggak murah. Gue juga punya aktifitas lain.

Sekarang gue pun akhirnya memutuskan untuk jadi pendengar pasif. Gue akan dengarkan curhat orang tapi di awal gue hanya akan merespon singkat seperti "oh iya?" "masa sih?" "kok gitu ya?" Oh iya, respon-respon singkat ini penting untuk membuat orang yang curhat merasa 'didengarkan'.

Barulah kalau udah setengah perjalanan dan gue lihat orang ini lagi butuh bantuan banget, gue mulai mikir keras bareng dia. Gue mulai libatkan pikiran dan hati gue untuk menyikapi curhat dia. Jadi, energi gue tersalurkan dengan efektif.

Dan juga gue mengibaratkan ke diri gue sendiri. Gue juga akan merasa kesal kalau niat gue cuma ingin didengar tapi gue dinasihati. Benar nggak?


...


Oke, semua ini adalah simpulan gue sendiri dan hanya berdasarkan pengamatan pribadi gue. Gue bukan anak psikologi dan nggak melakukan studi khusus buat nulis ini. Bisa jadi simpulan gue salah dan gue sangat terbuka atas segala kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih^^
Diubah oleh madjidms 03-02-2019 01:39
0
1.2K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.7KAnggota
Tampilkan semua post
aurorheaAvatar border
aurorhea
#2
Yg serem itu, klo ada temen yg curhat hal hal yg syedih, sendu bikin gundah, efek nya ketularan gundah nya, mirip penyakit menular tapi tergantung kekebalan pendengarnya.

emoticon-Ngacir
Diubah oleh aurorhea 03-02-2019 03:37
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.