#23 - Pernikahan Yang Batal

Rashid menekan icon berwarna merah di ponselnya. Ia baru saja mendengar cerita dari putrinya tentang bagaimana Daniel sebenarnya.
Rashid memandang foto Radine yang terpampang di background ponsel. Wajah Radine terlihat begitu cantik dimatanya. Sudah lama ia begitu memimpikan hari, saat dimana ia menyaksikan pernikahan anak wanita satu-satunya. Karena itulah ia begitu gembira saat Daniel, putra seorang pengusaha kaya, ternyata berniat serius dengan Radine. Nama besar keluarga Daniel, ditambah dengan kekayaan yang berlimpah tentu membuatnya tenang melepas Radine ke tangan lelaki tersebut. Awalnya memang Radine seperti kurang menyetujui perjodohan yang ia lakukan, tapi benar kata orang, Radine anak yang sangat berbakti pada orang tua. Ia akhirnya menyetujui pilihan orang tuanya -- Kalau itu bisa membuat mama dan papa bahagia, aku akan lakukan -- Jawabannya yang kala itu sungguh membuat hatinya tersenyum

Dan tadi Radine bercerita bagaiamana kelakuan Daniel. Tentang kejadian di club malam dan bagaimana kasarnya Daniel saat Radine menyatakan keinginannya untuk membatalkan pernikahan dengan Daniel. Lelaki tersebut berkata bahwa dirinya sudah memberi banyak harta untuk keluarga Radine, sehingga sudah seharusnya Radine dan seluruh keluarga Radine bersyukur bisa mendapat mendapat suami yang kaya raya dan bisa mengangkat martabat keluarga Radine.

Ia sungguh terkejut mendengar kata-kata putrinya. Ia tidak butuh penjelasan lebih lanjut. Ini menyangkut harga diri keluarga yang tidak bisa dibeli dengan berapa pun jumlah uang. Yang ada dihadapannya sudah cukup untuk membuatnya sadar akan kekeliruannya. Ia memang ingin menjodohkan Radine dengan Daniel yang berasal dari keluarga terpandang dan kaya raya. Masa depannya anaknya terbayang akan terjamin. Tapi bila taruhannya adalah kebahagiaan anaknya, ia tak mau melakukan itu. Ia menyetujui Radine membatalkan pernikahannya. Ia merasa tak ada satu pun alasan yang pantas bagi seorang lelaki untuk melecehkan harga diri wanita. Apalagi wanita itu adalah anaknya yang selama ini begitu ia sayangi. Karena itu ia lebih baik hubungannya dengan keluarga Kusumo menjadi berantakan daripada kebahagiaan hidup anaknya terancam.

“Ayo ma, kita kembalikan semua uang yang sudah diberi oleh Daniel” ujar Rashid pada istrinya. Walaupun wanita paruh baya itu tak banyak berkata, namun sebagai ibu ia juga sangat setuju terhadap keputusan Radine.

“Iya, kita kembalikan semua. Utuh tak berkurang satu sen pun”
Rashid lega mendengar persetujuan istrinya. Tak perlu ada perhitungan materi untuk melindungi buah hatinya.

Ibunya tersenyum, teringat kata-kata yang pernah ia pesankan pada sang putri tercintanya, "Mintalah petunjuk pada Tuhan", dan ia yakin inilah petunjuk tersebut