Tiga hari setelah kejadian di bukit, hasil TOEFL gw keluar. Lumayan lah ga perlu nyoba dua kali untuk syarat wisuda. Kelar ambil hasilnya dan minta legalisasi, gw masih ada janji dengan pembimbing untuk draft perbaikan usai sidang. Semoga ga disuruh perbaiki lagi. Karena sekarang baru jam sepuluh, sementara gw janjian pas jam ishoma...pergilah gw ke puskom.

Udah lama ga ketemu Adam. Kangen juga. Puskom adalah istananya Adam. Karena dia dikenal top banget soal jaringan, dia mulai di-hire sejak semester ini. Nah pas gw hubungi tadi katanya puskom lagi sepi, jadilah kami janjian disitu. Eits..udah ijin Gendis,loh yaaa...

Masih kurus banget, rambut agak gondrong dan kulit terangnya..plus cengiran yang selalu bikin gw kangen. Happy bener dia gw bawain siomay...tau lah ya doi perut karung.

"Qylla...uiih beres syarat wisuda lu?," tanyanya.
"Nanti siang gw setor perbaikan. Nih baru ambil toefl," kata gw.
Dilihatnya selembar kertas yang baru gw ambil tadi.
"udah gw duga..lolos lah ya,wisuda doank. Gimana si Didit?," tanyanya.
"masih...tapi yah kemarin ada sedikit masalah sih.
"Mau cerita?," tanyanya.

Adam selalu jadi tempat ternyaman untuk cerita. Gw cerita dari soal Mara yang ember sampai kesediaan Didit untuk ga membesarkan masalah.

"Ah aneh cowok lu tu. Lembek," katanya.
"yah...kaget kali dia. Dulu kan ceweknya model medali yang dipajang aja," kata gw.
"salah ndiri selera begitu amat," kata Adam.
"Judes deh lu ah," kata gw.
"eh habis wisuda, apa agenda?," tanya adam. Gw ceritaka tawaran pembimbing pertama gw.
"Bego kalau lu ga ambil. Skor lu cukup loh ini," katanya. Gw hanya mengangkat bahu.
"napa? Gara-gara Didit?," tanyanya.
"Perhaps," jawab gw.
"Eh...yang ada dia yang kudu adaptasi...bukan lu yang jadi bloon gini," katanya.
"Gw ga minat Aussie,dam. Kalau UK mau gw,"kata gw.
"Ajegileee..gw kira kenapa pula. Coba aja dulu lah..lom tentu lolos pula lu tu," katanya yang gw jawab dengan cubitan di lengan.
"sama aja,La..empat musim juga. Palinh lu takut sama winter karena lu alergi dingin. Takut bentol kan lu?," katanya makin jahil.
"Adaaaaammm..reseh amat sih," kata gw. Dan tawa Spongebobnya mebahana kemana-mana.
"lu pikirin masak-masak. Mumpung ada kesempatan. Urusan didit mah nanti dulu lah," kata Adam.
"Lu sebel banget sih sama dia," kata gw.
"Ya gimana ya...dia kan harusnya tau lu tu gimana. Ga baru-baru ini juga kan kenalnya? Ngapain aja dia dari SMA baru tau sekarang lu multitalenta," kata Adam.
"Yah gw kan ga pernah sekelas. Kalau lomba juga gw males wakilin sekolah. Itu juga iseng aja,loh," kata gw.
"Lu tu kebagusan buat dia. Pakai kaget segala, sadar dia pasarannya cewek kaya apa," kata Adam makin sewot.
"Aih udah ah...," kata gw.
"Enak aja lu udah-udah...dia tuh nurunin harga laki tau ga," kata Adam. Ih ga biasanya dia sewot awet banget gini.
"Yah kita lihat aja deh ya, bisa nepatin janjinya ga dia," kata gw.

"gw ga tahu ya,La... Gw selalu punya feel kurang baik. Entah karena gw ga ikhlas lepas lu untuk dia, entah memang ini pertanda. Lu kelewat emas untuk dia, dan ga tau kenapa gw takut lu bakal tersakiti lagi. Yang gw mau, lu siap andai itu terjadi," kata Adam.

Kalimat itu selalu gw ingat, terus menggema seperti mimpi buruk. Gw ga pernah berharap jadi nyata..tapi entah kenapa jauh di dalam hati gw...gw punya takut yang sama.