Hypnophobia & Kisah Cintaku

Beranda

...

Stories from the Heart
Hypnophobia & Kisah Cintaku

rullyrullzzz

09-11-2017 07:57

Hypnophobia & Kisah Cintaku

Thanks to agan kkaze22untuk cover-nya

HYPNOPHOBIA & KISAH CINTAKU

Gak nyangka ini tulisan ane bisa masuk rekomendasi Deretan Cerita Penuh Cinta (MADING SFTH)di hari Valentine 2019

Thanks untuk para kaskus officers dan pembaca setia yang selalu meramaikan trit ane

NB: Buat yang minat baca-baca di ponsel android, bisa donlot app-nya gratis di link ini.

Assalamualaikum para rekan penggemar, penghuni dan silent reader di SF SFTH ini. Sudi kiranya semua untuk membaca kisah hidup sahabat baik ane, yang kini orangnya masih hidup, sudah menikah dengan salah satu wanita yang nanti akan ane share satu-satu disini.

Hidupnya memang unik karena penyakit yang dia derita, Hypnophobia. Yaitu suatu gangguan psikologis, yang menyebabkan penderita akan kesulitan untuk tidur dengan enak, nyaman dan tenang jika tidak ada yang menemaninya. Dalam kasusnya, dia kesulitan tidur jika malam saja. Agak berbeda dengan Insomnia yang memang susah tidur saja.

Bagaimana ane bisa mengenal dia?Dia adalah teman sejak SMP. Masuk SMU dan kuliah bareng, kos juga berdekatan. Bedanya, dia lebih tampan dibanding ane dan wanita yang berdekatan dengannya biasanya punya daya tarik diatas rata-rata wanita umumnya. Jadi, para wanita yang nanti ane share disini, ya memang menarik seperti apa adanya. Bahkan, saat ini rumah kami pun hanya kisaran 4-5 km saja bedanya. Keluarga ane kenal dengan keluarganya, bahkan istri ane dan istrinya pun berteman baik. Bisa ane bilang, istrinya cantik banget gan.. kadang suka ngiri juga sih ngeliatnya emoticon-Hammer (S)

Bagaimana ane bisa tahu banyak mengenai detail kata-kata, kalimat perbincangan dan lainnya? Ane sahabat baiknya, gan. Tempat dia menceritakan keluh kesahnya, tangisnya kala galau, tawanya kala senang dan berbagi rejekinya kala dia ketimpa durian runtuh. Walau ane dan dia sangat dekat, kami bukan gay ya gan hahaha... emoticon-Ngakak (S)

Jadi persentase kebenaran dan fiksi dalam cerita ini bagaimana? Bisa ane katakan 60-70% jalan cerita adalah seperti adanya, mengenai percakapan antara teman ane dengan para pelaku lain disini adalah yang benar TS dan ane ingat serta "bumbu" untuk membuat bacaan jadi menarik.

Jadi tolong ane minta perhatian rekan semua, untuk tidak kepo - membocorkan nama tempat kerja - identitas temen ane - identitas pelaku lainnya dalam cerita ini - dan sejenisnya. Mari kita nikmati saja apa yang akan ane share, jika mau tanya-tanya atau mencocokkan informasi bisa PM ane dan kalau tidak mencurigakan ane akan bantu jawab dengan sopan. Sesekali ane akan muncul di dalam cerita sebagai cameo sahabatnya tokoh utama.

Ane juga membuka diri untuk kritik, saran, cara penyampaian tulisan, apa yang perlu di-edit dan lainnya agar membuat tulisan jadi semakin enak dibaca. Patut diingat, ane gak ngincer apa-apa dengan sharing ini. Cuma mau share aja, bahwa penyakit aneh itu ada dan siapapun bisa mengidapnya. Syukurilah hidup kita yang sehat baik fisik atau mental. Tapi ane gak nolak kalau ini mau di-rate bintang dan dikirim cendol.

NB: Ilustrasi penampakan dari para wanita yang pernah mengisi hatinya dan memberi dampak berarti dalam hidupnya, tapi dalam keadaan di edit secukupnya ada di post index bawah. Yang bisa nebak benar minimal 5 dari 6 penampakan, akan dapat PM dari ane dan Insya Allah ada hadiahnya 1 (satu) unit mechanical keyboard. Ane gak akan publish nama-namanya di-trit (misal: penampakan pertama si A, penampakan kedua si B dan seterusnya). Silakan para pembaca menebak sepuasnya, boleh by PM atau sebut aja di post masing-masing. Hadiah akan diundi ketika cerita berakhir.

Spoiler for Daftar calon Pemenang hadiah undian:

ID: @soygeboy

ID: ahdilfajri

ID: alfiaaano

ID: amik22

ID: andreasihaloho

ID: anug

ID: arkana20

ID: Anyaa351

ID: azka1603

ID: berodin

ID: bhonchos

ID: d6572sam

ID: dadidudedooo

ID: deadrose

ID: elkhoir

ID: emzehd26

ID: exist

ID: febyolaaldo

ID: gamaukurus

ID: gendhenx

ID: hideto14

ID: indahmami

ID: jems04

ID: kkaze22

ID: kevinaufal

ID: liverhampton23

ID: loongbeach77

ID: masjun22

ID: memeraldi

ID: m08o.fahlevi

ID: natlerz

ID: nawiligo

ID: nuosei

ID: oceu

ID: optimusnexus

ID: padrik

ID: pato07

ID: phetotmania

ID: rdwbw

ID: rechtmasta

ID: senvi.nurci

ID: setan.keder

ID: setangkaidaun

ID: simjin

ID: strobo

ID: terasq

ID: thegreatkhan

ID: titahbayu

ID: wattari

ID: w2b.millenial

Sedikit legend untuk range waktu:

Misal disebut "Early/Awal - Januari", maka rentang waktu antara 1-10 Januari pada bulan dimaksud.
Misal disebut "Mid - Januari", maka rentang waktu antara 11-20 Januari pada bulan dimaksud.
Misal disebut "Late/Akhir - Januari", maka rentang waktu antara 21-31 Januari pada bulan dimaksud.

Karena sepertinya TS sulit mengingat tanggal pasti dari banyak kejadian dalam kisah ini.

Cast (Up to Part 131):

Agung ....................................... Teman Ibey di kantor barunya
Akbar ........................................ Pacar dari Anna
Aldi ........................................... Teman Ibey di kantor barunya
Anggi ....................................... Woman of Interest
Alfian ........................................ Teman kuliah Anna & Anggi
Anna ......................................... Woman of Interest
Avia .......................................... Kakak dari Anggi
Benny ....................................... Kakak dari Anna
Bila ........................................... Sahabat dari Anggi
Bu Ani ...................................... Asisten Rumah Tangga Ibey
Bu Diah .................................... Atasan Ibey di Kantor
Cici ........................................... Pacar Rully
Dila .......................................... Pacar Victor di Bandung
Daud ......................................... Teman Ibey di kantor barunya
David ......................................... Kakak Ipar Anggi
Diana ........................................ Teman Ibey di kantor barunya
Dokter Arifin ............................. Ahli Terapi Hipnotis
Elan ......................................... Kakak Angkat dari Anggi
Erik ........................................... Mantan Pacar Anggi
Fahri ......................................... Teman Kantor Ibey
Farah ........................................ Istri Benny
Fauzan ..................................... Teman Anggi
Febri ........................................ Woman of Interest
Ferdi ........................................ Teman Kantor Ibey
Hafizah .................................... Sahabat dari Anggi
Hardi ........................................ Adik Laki-laki dari Ibey
Ibey ......................................... Tokoh Utama
Kang Deden ............................ Tetangga Rumah dari Ibey
Krisna ...................................... Teman Ibey di kantor barunya
Lani .......................................... Adik Dila di Bandung
Layla ....................................... Anak dari Kak Avia dan Kak David
Lisa ......................................... Teman Ibey di kantor barunya
Izza ......................................... Woman of Interest
Marissa ................................... Teman Ibey di kantor barunya
Manda ..……............................. Woman of Interest
Mas Noval ............................... Tetangga Rumah dari Ibey
Nana ....................................... Woman of Interest
Nini .......................................... Teman Kantor Ibey
Nyimas .................................... Teman Kantor Ibey
Pak Achyat .............................. Ayah Manda
Pak Danu ................................ Ayah Ibey
Pak Darno ............................... Supir Anggi di Surabaya
Pak Gondo ............................. Ayah Anna
Pak Rajo ................................. Ayah Anggi
Pak Tisno ................................ Security rumah Anggi di Surabaya
Rahman .................................. Sepupu Anna di Jakarta
Raja ........................................ Anak dari Kak Avia dan Kak David
Rama ...................................... Teman Kantor Ibey
Rani ........................................ Teman Kantor Ibey
Ria .......................................... Teman Ibey di kantor barunya
Rifki ........................................ Teman Ibey di kantor barunya
Rully ....................................... Ane
Sasha ..................................... Sahabat dari Anggi
Tante Ratna ............................ Tantenya Anggi
Teo ......................................... Teman Ibey di kantor barunya
Vera ........................................ Teman Kantor Ibey
Victor ...................................... Teman Ibey di kantor barunya
Viva ........................................ Adik Perempuan Ibey
Wilma ..................................... Teman Ibey di kantor barunya

Quote:

Intro:

(Selatan) Jakarta Mid-Desember 2005,

Aku terbangun sebelum adzan memanggil, karena memang jam biologisku jika tidur ditemani sudah bekerja seperti itu. Tidurku hanya bertahan hingga antara pukul 0400-0415 pagi kecuali jika memang lelah tak terperi. Seperti biasanya sejak beberapa bulan terakhir ini, aku tidur dengan ditemani oleh Febri. Gadis manis teman kantorku.

Hujan yang lebat semalam, membuat AC di kamarku semakin dingin. Namun hangatnya selimut dan tubuh Febri tidak dapat membuatku kembali tertidur. Sambil menatapnya, aku bersyukur bahwa tidurku masih ada yang menemani. Walau dia tidak dapat selalu hadir tiap malam. Tapi masih jauh lebih baik daripada aku tidur sendiri.

AKU:

Aku biasa dipanggil Ibey, lahir di Ibukota ini dengan asal usul ayah asli Jawa Timur dan Ibuku blasteran Jawa-Manado-Belanda. Tinggiku sekitar 172cm dengan berat badan 63kg, sekedar langsing tapi tidak kekar. Karena aku hanya gemar berolahraga bulutangkis seminggu sekali, hobi utamaku adalah di depan PC. Keluarga dan teman menilai perawakanku seperti Ronny Setiawan (almarhum vokalis Element Band).

Namun bukan itu yang jadi perhatian kerabat dan temanku. Yang paling mereka ingat dari aku adalah, penyakit Hypnophobia. Yaitu kesulitan untuk tidur sendiri, namun kasusku belum terlalu parah dan baru aku idap sejak tahun 1990an. Jika tidak ada kawan tidur, maka aku perlu menghidupkan televisi atau musik dan lampu. Yang penting ramai, baik di kamar tidur atau di ruang santai rumahku. Suatu hal yang melelahkan, karena biasanya aku baru terlelap dengan sendirinya menjelang adzan subuh.

Aku tidak merokok, tidak suka minuman keras, menghindari kehidupan malam dan sejenisnya. Karena aku khawatir jika kelelahan dan sulit beristirahat, nantinya akan menyusahkan fisikku yang memang sukar diajak kerjasama kalau malam.

Pada tahun 2005 ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi pengiriman barang asal Amerika Serikat dengan penghasilan yang cukup bagus bagi fresh graduate. Kegiatan pulang pergi dan operasional, aku menggunakan mobil buatan jerman seri A140. Dan karena sejak kuliah sudah tidak tinggal di rumah, aku pun meminjam uang pada ayahku untukmembeli sebuah rumah kecil di sekitar Bintaro. Dan setiap hari, aku percayakan kebersihan dan keteraturan rumahku pada Bu Ani, istri seorang security kompleks yang datang setiap hari pukul 08 pagi dan pulang pukul 14. Pekerjaannya tidak banyak karena aku tinggal seorang diri (dan mungkin 2-4 kali seminggu ditemani oleh Febri).

Hingga saat ini aku memang belum pernah mempunyai pendamping yang serius. Wanita seperti Febri yang menemani tidurku, bukanlah pacarku. Dia hanyalah teman, seperti segelintir wanita lain yang juga pernah mengisi waktu-waktu malamku untuk menemaniku tidur. Itu pun sifatnya sementara, namun entah dengan Febri saat ini.

-- to be continued .. soon --

Polling

Poll ini sudah ditutup. - 205 suara

Siapakah yang akan menjadi istri Ibey?

Febri

Anna

44%

Nana

Manda

18%

Anggi

30%

Diubah oleh rullyrullzzz 12-08-2019 02:05

JabLai cOY dan 256 lainnya memberi reputasi

239

1.6M

Kutip

7.9K

Balasan

Komentar yang asik ya

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

31.6KThread•43KAnggota

Tampilkan semua post

rullyrullzzz

28-01-2019 08:56

#4585

Part 117b, Mei 2008

Quote:

Spoiler for Lanjutan Pertemuan terakhir dengan Anggi?:

Aku hanya bisa mengela napas melihat Anggi yang masih marah seperti ini.

"Semoga kamu gak terlalu marah lagi seperti ini nanti-nanti, mungkin setahun atau dua tahun atau entah berapa lama." Kataku pelan
"Nggak! Selama kamu masih sama dia, jangan harap itu terjadi." Kata Anggi
"Apa yang ibuku bilang sama kamu kemarin itu?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan agar Anggi mengurangi sedikit tensi kebenciannya pada Anna
"Semakin aku benci kamu, maka nanti aku malah makin kangen sama kamu. Itu yang Ibu kamu ngomong... makanya aku gak bisa benci sama kamu. Aku kesel kaya gini aja, aku kangen sama kamu. Kamu gak pernah nyakitin aku ... itulah kenapa alasannya, gak ada alasan untuk benci. Sementara Anna, dia udah ngerebut kamu dari aku. Ya.. mimpi aku walaupun kamu bukan milikku." Kata Anggi meralat kata-katanya.
"Ikhlaskan kami, Gi.. aku doakan kamu di US akan menemukan pria yang jauh lebih baik dari aku dan pasti direstui keluarga kamu." Kataku lembut
"Nggak mau! Aku mau kamu, aku mau kamu saat aku pulang nanti sudah gak sama Anna lagi. Aku gak akan mau tergantung sama keluargaku nanti saat aku pulang. Aku akan cari kamu dan aku mau jadi istri kamu." Kata Anggi kembali deras air matanya.
"Jangan Gi. Aku gak mau kamu lari dari keluarga kamu, meninggalkan kebaikan mereka hanya untuk aku aja. Mau ditaro dimana ini mukaku dan keluargaku nantinya." Ujarku

Anggi pun menundukkan kepalanya dan menangis deras. Aku melirik ke dua pasang orang yang sedang meeting tak jauh dari kami, dan ya jelas mereka sedang melihat kami. Entah apa yang mereka pikirkan sekarang tapi aku gak peduli. Yang kupedulikan adalah bagaimana caranya agar Anggi gak menangis lagi. Aku gak mau membuat Anggi makin larut mencintaiku dengan tidak duduk disebelahnya.

"Jangan nangis, Gi. Hidup kamu masih panjang.. akan ada nanti waktunya kamu mampu beralih. Dua setengah tahun bukan waktu yang sebentar untuk kamu pulih, ditambah lagi siapa tau kamu nanti suka tinggal di US sana. Negara yang indah kalau kamu punya kemampuan." Ujarku berusaha menenangkan

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tetap menangis.

"Aku kangen sama mulut kamu yang selalu berusaha menenangkan aku kalau lagi begini.. pedih banget tau kalau nanti yang akan ngalamin ini semua itu Anna. Aku benci dia. Benci banget! Kenapa dulu pake kenal dia segala." Katanya
"Kapan kamu berangkat?" Tanyaku pelan, agak risih juga karena para pelayan pun juga ngeliatin kami
"Minggu depan aku berangkat.. kamu masih mau ngobrol sama aku kan?" Tanya Anggi

Dia mengangkat kepalanya dan menatapku, matanya yang merah banjir air mata. Wajah dan hidung serta bibir semua memerah. Melas juga ngeliat dia gitu, cuma aku tetap pada pendirian gak akan mau mengorbankan keindahan di depan mataku bersama Anna hanya untuk kesenangan tanpa ujung bersama Anggi.

"Iya.." Kataku sambil tersenyum berusaha menyenangkan Anggi
"Setiap hari sampai aku berangkat?" Tanya Anggi memelas
"Lebih baik jangan, Gi. Aku mesti menghormati perasaan Anna. Jika saja ada dia, kita bertiga... aku mau kalau setiap hari." Kataku tegas
"Dua setengah tahun... dua setengah tahun tanpa ketemu kamu... semoga kamu gak jadi nikah sama Anna. Itu aja harapanku. Jahat? Untuk orang seperti Anna, dia lebih jahat daripada aku." Katanya dingin
"Dia gak jahat, Gi... Kami sama sekali gak punya salah apapun terhadap kamu. Aku dan dia bersama-sama lama setelah kita gak ada perasaan lagi." Kataku
"Iya menurut kamu begitu. Menurutku nggak begitu." Kata Anggi
"Semoga kalau lebaran kalian bisa saling memaafkan ya.. Atau misal kamu bisa aja lah pulang setiap saat, Gi.. kamu mampu. Bukannya untuk ketemu aku lho ya.. tapi misal kamu mau ketemu siapa lah disini, kamu pasti bisa." Kataku mencoba bercanda
"Nggak, Bey... Kali ini aku hanya bisa pulang kalau musim panas aja. Papaku yang memastikan ini semua, gak akan bisa aku colongan kaya waktu kuliah di Surabaya." Kata Anggi.

Ujarnya sambil meletakkan telapak tangannya di wajahnya.

"Lebih baik kamu pulang, aku minta maaf mesti kembali kerja. Gak akan selesai masalah kamu dengan nangis-nangis begini, Gi." Ujarku berempati, berusaha meminta dia pulang dengan halus
"Aku masih ingin berdekatan sama kamu." Kata Anggi
"Kita masih bisa berteman. Hanya itu yang saat ini bisa kujanjikan. Aku minta kamu mengerti kalau aku sekarang sudah punya rencana dengan Anna." Kataku

Anggi tak menjawab apa-apa.

"Ayo Gi.. aku antar sampai lobi." Kataku
"Aku sebenarnya masih mau ngobrol..." Ujar Anggi menatapku lemas
"Selama kamu masih menginginkan aku, sementara aku sudah tak bisa lagi begitu... kita akan ketemu jalan buntu yang hanya akan menghabiskan waktu aja, Gi. Kita mesti tegas menyudahi ini semua." Kataku sambil berdiri
"Sebentar aku ke kasir dulu." Ujarku lagi dan segera membayar minuman barusan, kulihat Anggi sempat menyedot jus Alpukat yang kami pesan.

Lalu tak lama, aku pun berjalan berdampingan dengan Anggi yang matanya sembab dan wajahnya memerah karena abis nangis berat. Tentunya aku jadi pusat perhatian sekarang karena sedang bersama gadis cakep yang abis nangis.

"Aku balik ke atas ya, Gi. Sukses buat sekolah kamu di US, jadi lulusan terbaik, dapat jodoh terbaik dan ilmunya bermanfaat nanti buat kamu dan keluarga." Kataku ketika sudah dekat pintu lobi utama gedung.
"Jodoh terbaik aku ya kamu. Aku mesti mengubur dalam-dalam sepertinya untuk harapan satu itu." Kata Anggi sambil menatap ke lobi tempat mobil berlalu lalang.
"Doakan aku dan Anna lancar, karena dia masih mendoakan kamu. Gak sedikitpun dia membenci kamu atau menganggap kamu mantan sahabat, Gi." Kataku

Anggi diam saja saat aku berkata itu. Lalu aku pun menyodorkan tangan untuk bersalaman, mungkin untuk yang terakhir kalinya sebelum dia akan lama meninggalkan Indonesia yang mungkin saja gak akan kembali. Demi untuk menutup luka hatinya.

Aku liat dia menatapku dan berusaha tersenyum manis. Kemudian, dia menyambut uluran tanganku dan kami pun bersalaman.

"No hug?" Tanya Anggi
"Jangan, Gi. Maaf... kalau aku masih sendiri mungkin aku mau. Sekarang aku gak bisa." Kataku ramah sambil tersenyum
"This is the end?" Tanya Anggi sambil tersenyum, lagi-lagi mata itu tampak berkaca-kaca
"Maybe.. right now, it is." Kataku tegas sambil melepas genggaman jemarinya

Lalu melintaslah mobil sedan Jerman yang jadi standar kendaraan di rumahnya itu, perlahan dia beranjak berjalan meninggalkanku dengan perlahan.

"Semoga kamu bahagia ya Bey. Kapan-kapan aku akan hubungi kamu kalau aku gak ketahan lagi kangennya, dan semoga saat itu pun lagi gak ada Anna.." Katanya dengan lugas lalu segera meninggalkanku di lobi.

Aku yang niatnya akan meninggalkan dia duluan, malah akhirnya menunggu mobil itu lepas dari pandangan. Satu lagi, perlahan-lahan masa laluku bepergian meninggalkanku. Aku jadi teringat kata-kata Anna, semua seperti sudah diatur oleh Allah. Tinggal aku yang mesti mengendalikan pilihan hidupku yang saat ini terbuka di hadapanku.
Seorang gadis baik-baik bernama Anna, yang keluarganya menerima aku dengan baik. Sehingga peluang terciptanya pernikahan antara aku dan dia begitu besar menjelang di depan nanti.

'See you, Anggi. Hanya waktu yang akan menjawab permohonanmu. Semoga kamu juga bisa menemukan pria yang akan menjagamu baik-baik nanti di sana atau mungkin saat kamu kembali lagi kesini.' Kataku dalam hati

Tentunya tak semua dan se-detail itu yang kuceritakan pada Anna, aku hanya menceritakan padanya bahwa Anggi mau pamitan dan dia tetap tak mau berbicara atau berbincang atau berhubungan dengan Anna. Aku tak mengatakan bahwa Anggi sempat bertemu dengan Ibuku, dan betapa Anggi membenci Anna karena kebersamaannya denganku.

Anna hanya menghela napas setelah mendengar ceritaku, aku jujur mengatakan padanya bahwa Anggi menangis didepanku saat pamitan.

"Jadi dia masih gak mau ngobrol sama aku ya?" Tanya Anna
"Iya.. kenyataannya gitu. Bukan aku melebihkan, karena kalau aku bohong... kamu akan tau sendiri cepat atau lambat." Ujarku
"Kalian gak ngapa-ngapain tadi kan?" tanya Anna
"Ya nggak lah, kami ngobrol di restoran kok." Kataku
"Dia nangis-nangis gitu di restoran?" Tanya Anna kaget
"Iya..." Kataku
"Dia banget sih itu... kalau mau nangis gak liat-liat tempat." Kata Anna agak sinis
"Dia berangkat minggu depan, kamu coba aja telpon atau sms. Biar dia gak mau, tapi kamu mesti tetap lebih baik dari dia dong." Kataku
"Aku pasti akan kontak dia kok. Mau dia gak jawab atau nggak, aku gak peduli. Aku tetep sayang sama dia. Temennya banyak kok, mungkin bagi dia kehilangan aku gak ngerasa apa-apa. Tapi aku sama dia udah aku anggap kaya kakak." Ujar Anna

Usia Anna dan Anggi memang beda setahun kurang, Anggi lebih tua sedikit dibanding Anna.

"Bagus deh. Btw, Sabtu ini kita ngobrol sama mama aku dulu ya. Udah nemu beberapa kan alternatif tempat yang tempo hari kita bicarakan." Ujarku mengalihkan perhatian Anna dari urusan Anggi yang udah final (paling nggak untuk saat ini).
"Oh iya.. penting itu. Kita mesti DP-DP ini itu kan ya? Sabtu baru urusan gedung dulu kan?" Tanya Anna kelihatan bersemangat.

Aku pun menyempatkan mengelus lesung pipitnya, yang timbul karena barusan dia tersenyum. Dia sama sekali gak berusaha mengelak, walaupun tau jemari nakalku mendekati wajahnya.

"Iya, antara yang di Senayan atau Pancoran ya? Yang di Senayan bangunan tua sih dan kalau weekend agak macet. Kita mesti milih hari Minggu kalau disitu. Sementara di Pancoran, ya ... mau gak mau hari apa aja macet tapi gedungnya baru dan lebih besar." Kataku

Memang alternatif sudah kami sempitkan jadi diantara dua gedung itu saja. Karena walaupun semua dibantu kedua orang tua kami, tetap saja ada rasa gak enak untuk membuang-buang uang begitu banyak hanya demi resepsi. Untuk acara akad dan resepsi pernikahan di Surabaya saja tempo hari kami sudah berdiskusi dengan keluarga Anna ketika di Surabaya, akan menghabiskan sekitar 200 jutaan. Mengingat Anna adalah penutup di keluarganya. Lalu di Jakarta, kurang lebih sebesar itu juga karena catering dan lain-lainnya lebih mahal di Jakarta. Namun dana sebesar itu sudah termasuk semua, tak termasuk EO. Kami memutuskan untuk tak memakai EO, karena memang saat itu peran EO belum terlalu banyak yang menjual jasanya. Sehingga kami merasa tak memerlukannya. Ketika itu yang diperlukan adalah rapat keluarga untuk menunjuk panitia. Itu baru akan kami tunjuk setelah nanti aku melamar resmi Anna sebelum Ramadhan bulan September. Panitia akan kami bagi dua, untuk acara nanti di Surabaya yang akan memegang peran kunci adalah keluarga Anna. Sedangkan saat resepsi kedua di Jakarta akan melibatkan sebagian besar keluargaku dibantu oleh keluarga Anna yang juga ada di Jakarta.

Dan saat-saat paling menyenangkan bersama Anna adalah saat-saat kami membahas rencana pernikahan ini. Terlihat sekali wajahnya jadi cerah, senyumnya tak pernah lepas sehingga itu mainan favoritku terus timbul menggoda untuk dielus. Beruntung kami dari keluarga yang gak kekurangan dana, dan dari kami sendiri pun punya tabungan sehingga semua rekanan bisa kami datangi satu-satu selama dua weekend terakhir ini.

"Beruntung papaku karyawan di BI ya.. lumayan bisa dapat diskon untuk nikahan di Pancoran itu. Kita Sabtu diundang yang siang di Pancoran dan malam di Senayan kan ya?" Tanya Anna
"Iya betul." Kataku

Kami memang diundang untuk menghadiri pernikahan orang di dua gedung itu untuk kami melihat dulu seperti apa jadinya jika kedua gedung itu full-service saat ada pernikahan.

"Gak kerasa kita udah niat banget ya mau nikah." Kata Anna sambil menarik jemariku dan digenggamnya
"Tumben kamu mesra gini?" Tanyaku

Padahal aku sudah tau, ngobrolin masalah pernikahan dengan Anna adalah pemicu mood-booster buat dia. Dia seperti melihat surga di depan mata kalau udah ngomongin pernikahan. Apalagi kami sudah akan mulai bayar-bayar DP.

"Seneng tau, cin.. Cowo mungkin mikirnya malam pertama aja kali ya. Kalau aku mikirnya banyaaaaak banget. Aduh seneng.." Katanya sambil menarik jemariku ke wajahnya yang hangat-hangat dingin
"Aku juga seneng lah. Apalagi kaya mimpi gini, gak nyangka aja mau nikah sama kamu." Kataku
"Tadinya nyangka mau nikah sama Anggi ya." Ujarnya sambil senyum-senyum menggoda
"Hahaha.. kenapa nyangkut kesana lagi sih? Gak ngerti banget ini cewe urusan romantis." Kataku gemas
"Becanda aja, Cin.. Mau liat ekspresi kamu. Ternyata kamu emang udah datar sama dia. Udah siap beneran ya nikah sama aku?" Tanya Anna
"Insya Allah siap! Gak sabar rasanya mau ehm.. tidur ditemenin kamu." Kataku yang hampir salah ngomong 'malam pertama'.

Rasanya emang gak karuan bagiku saat itu, aku belum pernah sama sekali merasakan seperti apa perempuan perawan. Semua yang kutanya menakuti aku kalau itu sakit, bikin ngilu dan perempuannya pasti nangis karena kesakitan. Membayangkan itu pada Anna bisa membuatku hilang gairah sepertinya.

"Iya .. cuma mau ditemenin tidur aja? Laki ya kalau bahas nikah itu aja yang diingat." Kata Anna nyengir
"Eh, itu salah satu lah. Kan kamu tau aku masih susah tidur. Sekarang aja masih kebangun-bangun walaupun bisa tidur. Terapi Dokter Arifin kuncinya kan kamu. Udah aku kasih tau waktu itu. Tuh.. gimana coba takdir gak baik sama kita?" Kataku meyakinkan Anna
"Iya-iya.. aku inget kok. Buat kamu apa sih yang nggak..." Kata Anna kembali tersenyum.

Setelah itu kami pun pulang, tepatnya mengantar Anna pulang karena besok pagi dia mesti kembali bersiap masuk training. Dalam perjalanan pulang di mobil, biasanya kami banyak ngobrol. Tapi kali ini Anna agak banyak diam, kupikir dia mikirin acara rencana-rencana pernikahan kami.

"Aku percaya kamu sepenuhnya untuk bisa jaga perasaan kita ya, Cin." Kata Anna
"Maksudnya?" Tanyaku
"Sekuat apapun Anggi atau cewe lain menggoda kamu, jangan sampai kamu tergoda. Jangan bikin aku sedih." Kata Anna
"Iya .. aku akan jujur sama kamu kalau ada informasi yang mencurigakan hehehe.." Kataku pada Anna
"Aku gak akan bosen-bosen ngomong begini sama kamu. Kalau kamu bosen, berarti kamu bosen sama aku lho ya." Kata Anna
"Mungkin kalau aku bosen.. kamu mau ceritain ya hasil perbincangan kamu dan Manda. Aku juga udah lama gak ngobrol sama dia nih hahaha..." Kataku masih penasaran.
"Ih.. kamu. Masih penasaran banget sih. Ini aku lagi serius, kenapa kamu jadi becanda." Katanya sambil menahan tawa, padahal dia berusaha terlihat galak.
"Sampai kamu jawab, ya aku bakalan nanya terus. Btw, aku masih boleh kan ya ngobrol sama Manda?" Kataku
"Boleh kalau sama dia, sama semua juga boleh sih... tapi tetep harus izin ya kalau mau ngobrolnya sama cewe." Kata Anna
"Masa sama Manda aja mesti izin?" Tanyaku
"Iya deh kalau sama Manda bebas... tapi jangan nakal kalau ngobrol sama dia. Kami punya kesepakatan." Kata Anna bermisteri
"Tuh kan.. dipake deh senjatanya yang aku gak tau dan gak bisa korek." Kataku gemas

Setelah itu kami berdua kembali terdiam.

"Aku punya pertanyaan penting yang kurasa kamu mesti jawab ... gak sekarang juga aku mau nanya, tapi nanti." Kata Anna
"Hmmm... pertanyaan apa coba?" Tanyaku penasaran, penasaran karena dia akan menanyakan masa laluku.
"Mengenai masa lalu kamu." Jawab Anna singkat

-- to be continued soon .. --

Never Gonna Let You Go
By Sergio Mendes

I was as wrong as I could be
To let you get away from me
I'll regret that move for as long as I'm living
But now that I've come to see the light

All I wanna do is make things right
So just say the word
And tell me that I'm forgiven

You and me
We're gonna be better than we were before
I loved you then
But now I intend to open up
And love you even more
This time you can be sure

I'm never gonna let you go
I'm gonna hold you in my arms forever
Gonna try and make up for all the times
I hurt you so

Gonna hold your body close to mine
From this day on
We're gonna be together
Oh, I swear this time
I'm never gonna let you go

Looking back now
It seems so clear
I had it all when you were here
Oh, you gave it all
And I took it for granted

But if there's some feeling left in you
Some flicker of love
That still shines through
Let's talk it out
Let's talk about second chances

Wait and see
It's gonna be sweeter than it was before
I gave some then
But now I intend to dedicate myself to giving more
This time you can be sure

I'm never gonna let you go
I'm gonna hold you in my arms forever
Gonna try and make up for all the times
I hurt you so

Gonna hold your body close to mine
From this day on
We're gonna be together
Oh, I swear this time
I'm never gonna let you go

Oh
So if you'll just say
You want me too

I'm never gonna let you go
I'm gonna hold you in my arms forever
Gonna try and make up for all the times
I hurt you so

Gonna hold your body close to mine
From this day on
We're gonna be together
Oh, I swear this time
I'm never gonna let you go

Never gonna let you go
Hold you in my arms forever
Gonna try and make up for all the times
I hurt you so

Hold your body close to mine
Oh, we're gonna be together
Oh, I swear this time
I'm never gonna let you go

vertroop dan 25 lainnya memberi reputasi

Kutip

Balas

Tutup