Kaskus

Story

aldiansyahdzsAvatar border
TS
aldiansyahdzs
Langit dan Bulan
Bisakah kita satu hari bersama, tanpa tumpukan kertas yang memenuhi meja kita?
Bisakah kau rasakan jika perasaan ini bukan hanya sekedar rekan kerja?
Bisakah kau raih tanganku, berjalan beriringan dibawah sinar senja?
Wahai Langit, kau begitu luas. Adakah satu tempat disana untuk diriku bersinar di kala kau gelap?


Langit dan Bulan

Daftar Isi


Quote:



Saran dan masukan sangat membantu dalam penggarapan. Kiranya berkenan untuk mengingatkan jika ada kekeliruan dalam menulis.

Sosial media
Instagram : aldisabihat
Twitter: aldisabihat
Diubah oleh aldiansyahdzs 10-06-2019 09:11
farrazaididAvatar border
bang.armenAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 7 lainnya memberi reputasi
8
6.1K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
aldiansyahdzsAvatar border
TS
aldiansyahdzs
#19
#12
Setelah rehat dari rutitinitas tanggung jawab. Zafira–Langit kembali harus berkutat dalam lautan kertas. Zafira sudah terlatih untuk menghitung dengan rinci laporan. Namun hari ini, Langit tidak seperti biasanya. Dari lima proposal yang masuk, satupun belum ada yang selesai direvisi. Semalam tidurnya tidak nyenyak.

Jemari Zafira lincah menekan angka-angka kalkulator. Menjumlah dan menjumlah, memastikan apa yang diperiksa tidak ada yang terlewat. Bahkan hanya seratus rupiah.

“Kamu kenapa?” Zafira menghentikan jemarinya diatas kalkulator. Merasa ada yang aneh dari Langit.
“Engga apa apa”
“Maaf aku menghambat, duluan pulang juga boleh. Aku pesenin ojek online”

Zafira mengambil proposal yang sedang direvisi oleh Langit. Lalu mengambil pensil yang sedang digenggam Langit.

“Tidur aja. Nanti kalo beres aku bangunin ya” ujarnya tersenyum.

Lima menit waktu yang dibutuhkan Zafira menyelesaikan revisi satu proposal. Tangannya meraih proposal kedua. Lalu membuka lembar pertama. Dibaca kata demi kata dengan teliti.

Clak, darah menetes. Jatuh diatas lembar proposal. Dunianya seolah melambat, seolah berputar. Ia memaksakan diri untuk melangkah menuju toilet meskipun gontai.

Selemah ini aku?

Langit terbangun. Duduk lalu memeriksa proposal pertama. Rasanya aman. Tangannya membuka lembar kedua. Membaca kata demi kata. Namun, matanya terhenti menemukan bercak darah.
Zafira menyumpal hidung dengan tissue. Berjalan kembali menuju ruangan BEM.

“Kamu kenapa?” sontak membuat Langit kaget
“Engga.” Zafira tersenyum. Menyembunyikan sakit yang dirasa.
“Kalo kamu ga apa-apa ngga akan ada tissue di hidung kamu” Zafira tidak bisa mengelak.
“Aku vertigo”

Langit menyeret kursi. Menyuruh Zafira untuk duduk. Tanpa penolakan Zafira menuruti apa perintah Langit. Langit berpindah posisi berada di belakang kursi. Mengikat rambut Zafira. Hal yang bisa ia lakukan untuk meredam pusing Zafira ada dengan memijit kepalanya.
Meskipun tidak selihai tukang pijit. Langit paham apa yang harus dilakukan. Ia mengambil minyak angin dari kotak P3K. Melumuri tangannya dengan minyak angin dan juga pada kening Zafira.

“Zaf kalo kerasa sakit bilang ya” Jemarinya memijat-mijat kening Zafira. Dari mulai putaran hingga sapuan satu arah. Mencoba mengusir pusing dari kepala Zafira.
“Kok enak ya, jadi ngantuk nih haha” ujar Zafira tertawa.
“Ke enakan gapapa tidur aja tapi nanti aku tinggalin pulang haha” balas Langit. Zafira tersenyum
Terimakasih Langit, dirimu adalah apa yang aku butuhkan. Tanpa meminta
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.